Semua Bab Terjerat Gairah Pembantu Cantik: Bab 91 - Bab 100

162 Bab

Papa, Mau Ke Mana?

"Ya terus? Kenapa karena satu kesalahan yang aku perbuat kamu sampai ingin kita berpisah?" tanya Elisha."Satu kesalahan? Gila kamu!" tukas Jean tak terima."Ya terus!"Jean mendeath glare istrinya dan berucap, "Kalau mau aku jabarkan, banyak sekali kesalahan kaku itu, Sha! Apalagi perselingkuhan itu!""Tapi video itu bisa aja palsu kan? Toh wajahku nggak terlihat je—""Dita!" Saat Jean menyebut nama sahabat baiknya itu, Elisha langsung membeku. "Dita udah ngasih tau aku semuanya jauh sebelum ini, Sha. Tentang kedekatan kamu sama Bos di perusahaan kamu. Soal hubungan terlarang kalian.""Di— Dita? Kapan? Kamu pasti iseng aja kan?" Elisha memucat mendengar ucapan Jean."Saat aku nganter kamu waktu itu, Sha. Di pagi hari sebelum kita janjian untuk makan malam berdua. Dita udah ngasih tau aku semuanya, saat kamu bercanda sama Bos kamu, saat kamu masuk ke dalam mobilnya, saat kamu bermesraan di kantor. Semuanya Sha!"
Baca selengkapnya

Sudah Berakhir

Wanita 28 tahunan ini juga hanya bisa meratapi Kejadian ini sendirian di balik pintu kamarnya. Ia bisa mendengar apa yang Jean dan anaknya bicarakan. Mungkin, semuanya masih bisa diperbaiki dengan meminta maaf dan berjanji untuk berubah. Tapi nyatanya, perempuan itu hanya diam saja di tempatnya, sambil sesekali menyeka air mata yang turun di pipinya.Elisha terlalu mementingkan dirinya sendiri."Papa harus pergi sekarang. Kamu— di sini ama Mama ya!" Jean melepaskan dekapannya dan memandangi sang Papa dengan ekspresi tak rela."Papa..." Qila menggelengkan kepalanya, tangan kecilnya terus menggenggam jemari Jean erat. Dia tidak rela papanya harus pergi. "Papa jangan pergi!""Maafin Papa sayang..."Qila makin terisak. "Nanti siapa yang bakal kuncir rambut Qila? Nanti siapa yang nyuapin Qila makan? Siapa yang antar jemput Qila Pa? Terus— kalau Mama lembur Qila tidur ama siapa?" tangis bocah itu semakin menjadi.Dan tentu saja Jean ma
Baca selengkapnya

Bicara Berdua

["Nilam, kita bisa ketemu nggak? Aku pengen ngobrol ama kamu."]["Aku tunggu di taman dekat sekolahnya Qila ya."]Berbekal pesan yang Jean kirim beberapa saat yang lalu, Nilam langsung bergegas mencari taksi dan menuju ke lokasi janjian tadi. Jaraknya memang agak jauh dan jelas memakan waktu, tapi Nilam nekat datang karena khawatir dengan si Bos yang mungkin sedang tidak baik-baik saja sekarang ini.Begitu turun dari taksi yang dia tumpangi, Nilam langsung berlari kecil menuju lokasi tempat Jean berada.Gadis berhoodie oversize ini mencari-cari di mana keberadaan Jean yang katanya menunggu dirinya datang di area taman dekat sekolah Qila. Ada beberapa pengunjung yang datang ke sana, tapi ia tidak melihat keberadaan mantan Bosnya itu."Pak Jean di mana sih? Katanya duduk di deketnya air mancur, tapi ini malah nggak ada?" gerutu Nilam sambil celingukan.Sampai akhirnya, pandangan matanya tertuju pada satu titik. Di mana ada seorang
Baca selengkapnya

Aku Di sini Untukmu

"Omong-omong, habis ini bapak mau ke mana?"Pertanyaan dari Nilam itu membuat Jean langsung berpikir keras. Dia belum memikirkan hal ini."Aku juga nggak tau."Nilam membuka mulutnya. "Lah? Kok nggak tau.""Kayaknya aku mau cari kosan dulu. Terus, fokus kirim CV ke beberapa perusahaan."Perempuan berhoodie ungu itu hanya menganggukkan kepalanya. "Kenapa nggak dari dulu aja sih Pak coba kirim CV-nya?""Karena aku pikir, novel ku bakal laku, Nilam. Makanya aku nunda kirim CV dan fokus jadi freelancer," jawab Jean apa adanya. "Tapi setelah mendengar ucapan Elisha tadi, aku jadi paham kalau uang di atas segalanya. Jadi kali ini, aku bakal kerja lebih keras demi Qila.""Bapak salah! Uang itu bukan segalanya. Karena menurut saya, yang terpenting itu adalah hadirnya orang yang kita sayangi," timpal Nilam yang kurang setuju pada ucapan Jean. "Coba bapak pikir? Bapak hidup bergelimang harta tapi Mbak Qila nggak ada di deket Bapak
Baca selengkapnya

Membantu Mantan Bos

["Surya! Ini urgent banget ya! Gue nggak mau tau pokoknya! Lo harus cari kosan kosong terserah di mana."]["Tapi Non, di mana saya bisa nemuin kosan kosong malem-malem gini?"]["Gue nggak mau tau! Setengah jam dari sekarang, lo harus udah dapat kosannya! Kalo enggak! Lo gue aduin ke Mama kalo pernah bawa cewek ke rumah!"]["Aduh Non! Sadis banget sih ama saya!"]["Bodoh amat! Pokoknya lo harus segera cari kosannya! TITIK!"]"Kamu lagi chat ama siapa, Nilam? Perasaan serius banget dari tadi?""Oh? Ehehehehe—" Nilam mengangkat pandangannya dan melihat ke arah Jean yang baru selesai pesan makanan. "Ini Pak, biasa ada temen pinjem duit," kilahnya."Ya udah! Ayo cari tempat duduk!" ajak Jean sambil mendorong pelan bahu Nilam, efek perempuan itu terlalu lambat bergerak.Setelah makan malam dengan penuh drama karena Jean sempat tidak selera, akhirnya mereka berdua pun menyelesaikan makannya dan langsung membayar.Keduanya berjalan ke luar dari area warung tenda dan melangkah ke halte terde
Baca selengkapnya

Sedikit Cemburu

"Eh— Sur! Lo udah dapat kan kosan yang gue minta?""Udah No— eh— Nilam. Gue udah dapat," balas Surya super canggung. Memang dia dan majikannya ini usianya cuma beda beberapa tahun. Tapi tetap saja rasanya kurang sopan berbicara non formal dengan si majikan."Di mana?" tanya Nilam."Masuk ke mobil aja yuk! Nanti gue tunjukkin tempatnya!" ajak Surya.Setelah mendengar ucapan Surya, Nilam tanpa ragu menggandeng lengan Jean dan mengajaknya masuk ke dalam mobil mewah tersebut. Sedangkan Surya juga langsung gerak cepat duduk di kursi kemudi.Selama di perjalanan, mereka bertiga tidak banyak bicara. Apalagi Jean, dia terlalu sibuk kita jaga aku karena interior mobil mewah yang dia tumpangi kali ini. Mobil yang jauh lebih bagus dari miliknya— ups maksudnya milik Elisha.Ia melihat ke arah Nilam yang duduk bersandar sambil bermain ponsel. Gaya itu memberi kesan jika Nilam sudah terbiasa naik mobil mewah ini. Sama sekali tidak ada rasa sungkan. Padahal kendaraan mewah ini bukan miliknya.Aura m
Baca selengkapnya

Semua Demi Yang Tersayang

"Enggak! Saya nggak setuju! Saya bakal tetep bantuin bapak walaupun bapak nolak. Soalnya bapak terlalu baik selama saya kerja di rumah bapak," tolak Nilam sambil mendorong dada bidang pria yang lebih tinggi darinya ini."Nilaam.... Please..."Si empunya nama hanya menatap pria itu dengan bibir mempout sedikit dan pipi yang menggembung. Sementara Jean juga melakukan hal yang sama untuk memberi Nilam penegasan jika dia bisa melakukan semuanya seorang diri. Ia mampu dan akan berjuang untuk menjadi seorang yang sukses walaupun tidak mudah.Namun beberapa detik kemudian, sesuatu hal yang tidak terduga tiba-tiba saja dilakukan oleh Nilam. Di mana, gadis itu maju sedikit ke arah mantan bosnya, mendongkak lalu mencium bibir Jean walaupun harus sedikit berjinjit.Jean sempat terpaku, tapi pada akhirnya ia justru menahan pinggang Nilam dan balik menciumnya. Memang tidak terlalu lama, tapi cukup intens untuk ukuran dua pasang manusia yang tidak punya hubunga
Baca selengkapnya

Boleh Masuk Kan?

"Emangnya kamu mau ke mana? Ketemuan ama pacar kamu ya?"Nilam yang tadinya sibuk menuang kuah ke dalam wadah, langsung menoleh ke arah Mamanya sambil berkata, "Do'ain aja ya, Ma. Soalnya cowok yang sekarang buat dimiliki hatinya," ucapnya dramatis."Kamu ngejar-ngejar cowok sampai kayak gini?" Sang Mama agak kaget saat mendengar ucapan Nilam. "Tumben banget?""Ehehehe. Yang ini beda Mama. Makanya butuh efforts." Nilam menarik kedua sudut bibirnya. "Udah ya Ma. Aku mau mandi. Nanti keburu sore pas nyampek sana!" Setelah pamit seperti itu, Nilam langsung naik ke lantai dua dengan tidak lupa memberi kecupan di pipi sang Mama.Sementara bu Mala hanya bisa menggelengkan kepalanya karena heran dengan tingkah laku putri semata wayangnya."Punya anak satu, anehnya bukan main," gumam Bu Mala.*Sekitar jam 4 sore, Nilam tiba di kosan milik mantan bosnya. Perempuan yang hari ini mengenakan blouse warna putih dan rok circle sebata
Baca selengkapnya

Effortsnya Gak Main-main

Jean hampir jatuh tertidur saat mendengar suara ketukan pintu. Dengan setengah sadar, dia turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah bidang datar berwarna putih tersebut. Dia benar-benar tak berekspetasi tinggi tentang tamunya. Tapi begitu melihat siapa yang datang, Jean reflek tersentak kaget namun juga senang."Alo, Pak Jean?" Nilam melambaikan tangannya sambil meringis lebar. Menampilkan deretan gigi putihnya yang terawat."Ni— Nilam? Kok kamu bisa di sini? Kan— perempuan nggak boleh masuk?" tanya Jean sambil terheran-heran.Nilam tidak langsung menjawab, ia hanya mendorong dada bidang pria di depannya agar dia bisa masuk ke dalam. "Nanti saya jelasinnya sambil makan aja ya?"Jean memperhatikan perempuan berparas cantik tersebut sambil menautkan alisnya. Sementara Nilam sendiri langsung duduk di bawah dan mengeluarkan isi tas miliknya."Kamu bawa apa? Kok banyak banget?" tanya Jean sambil duduk bersila di hadapan gadis berusia 20 tahun
Baca selengkapnya

Pengorbanan Untuk Yang Dicinta

"Kamu ini! Kenapa ngomong aneh-aneh kayak gitu, hah? Nanti kalau disangka kamu beneran hamil anakku gimana?"Nilam hanya bisa meringis sambil memegangi tangan Jean yang sedang memitingnya. Enggak terlalu kuat, hanya saja karena Jean menjitak kepalanya dan memutar-mutar buku jarinya di ubun-ubun Nilam, jadi gadis itu langsung berteriak-teriak minta di lepaskan."Abisnya aku nggak tau harus ngasih alasan apa biar bisa masuk ke dalam. Jadi aku bohong aja ama dia dan pura-pura hamil.""Ya tapi itu bisa jadi masalah dong Nilam! Nanti kalau aku digosipin gimana? Kan enggak enak.""Ugh..." Nilam ngos-ngosan setelah Jean melepaskan pitingannya. Gadis itu sibuk mengatur nafas juga merapikan rambutnya. "Aku nggak mikir ke sana, kak. Yang aku pikirkan cuma cara buat ketemu kamu."Jean tersentak kecil. Ia tau Nilam tipe anak remaja yang belum bisa berpikir panjang mengenai resiko yang akan terjadi."Oke, kali ini aku maafin, tapi lain kali t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status