Semua Bab PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA: Bab 1 - Bab 10

55 Bab

PERNIKAHAN KONTRAK

Bab 1 - Pernikahan KontrakDito menatap lekat-lekat surat kontrak pernikahan di hadapannya, jemarinya gemetar menahan emosi. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa kehidupan sederhana yang dijalaninya akan berubah drastis hanya dalam sekejap. Namun, di sinilah dia sekarang, duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, menandatangani dokumen yang akan mengikatnya dengan Putri Sulung mereka, Sari.Pernikahan ini sama sekali tidak didasari oleh cinta. Ini hanyalah sebuah kontrak yang saling menguntungkan bagi kedua keluarga. Keluarga Wijaya membutuhkan seorang menantu pria untuk menjaga eksistensi perusahaan mereka, sementara Dito dan keluarganya membutuhkan uluran tangan untuk mengangkat mereka dari kemiskinan."Ingat Dito, ini bukan pernikahan biasa," ujar Nyonya Wijaya dengan nada dingin. "Kau hanyalah seorang teknisi sederhana yang kami angkat derajatnya. Jangan pernah lupa posisimu di sini."Dito menelan ludah dengan susah payah. Ia tahu betul bahwa keluarga Wijaya memandangnya rendah, hanya
Baca selengkapnya

INTRIK KELUARGA WIJAYA

Bab 2 - Intrik Keluarga WijayaPagi menjelang, Dito terbangun dengan perasaan campur aduk. Semalam, ia dan Sari membagi cinta yang tulus, namun Dito tahu kebahagiaan ini tidak akan bertahan lama. Keluarga Wijaya jelas memiliki rencana lain untuknya.Perlahan, Dito menolehkan kepala, memandangi wajah cantik Sari yang tertidur pulas di sampingnya. Gadis itu terlihat begitu damai, tanpa beban. Dito berharap bisa terus menjaga ketenangan ini, namun ia tahu cepat atau lambat nanti, gejolak keluarga Wijaya akan menghancurkannya.Tak lama kemudian, pintu kamar mereka terbuka, menampakkan sosok Nyonya Wijaya yang berdiri dengan angkuh. Dito dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuh Sari, berusaha melindunginya."Bangun, kalian berdua! Sarapan sudah siap," ujar Nyonya Wijaya dengan nada datar.Dito segera bangkit dan membungkukkan badan. "Ba-baik, Nyonya. Kami akan segera bersiap."Nyonya Wijaya menatap Dito dan Sari dengan dingin. "Jangan terlalu lama, ada yang ingin kubicarakan denga
Baca selengkapnya

MENYUSUN RENCANA

Bab 3 - Menyusun RencanaDito terus bergulat dengan gejolak perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. Ambisi keluarga Wijaya telah memojokkannya ke dalam situasi yang amat sulit. Di satu sisi, ia terikat dengan kontrak pernikahan yang mengikatnya pada Sari. Namun di sisi lain, Tuan Wijaya telah memberikan ultimatum yang tak dapat diabaikan begitu saja.Dito menghela napas panjang, berusaha menjernihkan pikirannya. Ia harus segera menemukan cara untuk meloloskan diri dari perangkap keluarga Wijaya ini. Jika tidak, bukan hanya masa depannya yang terancam, tetapi juga kebahagiaannya bersama Sari.Dengan langkah pasti, Dito bergegas menuju kamar Sari. Gadis itu tampak terkejut melihat Dito datang dengan ekspresi serius."Dito, ada apa?" tanya Sari dengan nada cemas.Dito menggenggam tangan Sari erat-erat. "Sari, kita harus segera pergi dari sini."Sari membelalakkan matanya, tak menyangka Dito akan berkata demikian. "Pergi? Tapi... kenapa?""Keluargamu, Sari. Mereka memiliki rencana lain
Baca selengkapnya

MENUJU KEBEBASAN

Bab 4 - Menuju KebebasanDito, Sari, dan Rudi bergegas meninggalkan kota, melaju menyusuri jalan-jalan sepi di malam hari. Mereka harus segera menjauh dari jangkauan keluarga Wijaya sebelum diketahui.Sepanjang perjalanan, Sari tampak gelisah. Bayangan tentang kemungkinan Nyonya Wijaya mengetahui kepergian mereka membuat gadis itu terus-menerus melirik ke belakang, takut dikejar."Tenanglah, Sari. Selama kita pergi dari sini, mereka tidak akan bisa menemukanmu," Dito berusaha menenangkan.Sari menghela napas panjang. "Aku... aku hanya takut, Dito. Apa yang akan Ibu lakukan jika ia tahu kita kabur?"Dito meraih tangan Sari, menggenggamnya erat. "Kau tidak perlu khawatir. Selama ada aku, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu."Di kursi kemudi, Rudi melirik sekilas ke arah pasangan itu melalui kaca spion. Wajahnya tampak khawatir."Kita harus segera sampai di tempat tujuan. Nyonya Wijaya pasti sudah menyadari kalian berdua hilang," ujar Rudi.Mereka terus memacu mobil menembus k
Baca selengkapnya

MENGEJAR MASA DEPAN

Bab 5 - Mengejar Masa DepanDi tempat lain, Nyonya Wijaya geram karena detektif yang disewanya belum juga menemukan keberadaan Sari dan Dito. Wanita itu terus menekankan untuk segera menangkap mereka berdua."Kalian harus segera menemukannya! Aku tidak peduli dengan cara apa, pokoknya bawa mereka kembali padaku!" bentak Nyonya Wijaya kepada anak buahnya.Para anak buah Nyonya Wijaya tampak ketakutan. Mereka tahu konsekuensi jika mengecewakan majikan mereka."Baik, Nyonya. Kami akan terus melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan Tuan Muda Dito dan Nona Sari," sahut salah seorang anak buah itu.Nyonya Wijaya mendengus kesal. "Kalian harus segera menemukannya! Aku tidak mau tahu, pokoknya cari sampai ketemu!"Para anak buah Nyonya Wijaya segera bergerak, melakukan berbagai cara untuk melacak keberadaan Dito dan Sari. Mereka menyebar ke berbagai negara, berusaha menemukan jejak pasangan itu.Sementara itu, Dito dan Sari mulai menjalani kehidupan baru mereka di Spanyol. Mereka mencoba
Baca selengkapnya

MASA DEPAN YANG TAK TERDUGA

Bab 6 - Masa Depan yang Tak TerdugaSementara itu, di lain tempat, Nyonya Wijaya terus berusaha mencari keberadaan Dito dan Sari. Kemarahan dan rasa frustasinya semakin memuncak setelah anak buahnya tak kunjung berhasil menemukannya."Bagaimana bisa mereka lolos dari pengejaran kita?!" bentak Nyonya Wijaya pada anak buahnya.Para anak buah itu tampak ketakutan. "M-maafkan kami, Nyonya. Kami sudah melakukan pencarian di berbagai negara, tapi mereka terus berpindah-pindah tempat."Nyonya Wijaya mendengus marah. "Kalian semua tidak berguna! Kenapa sulit sekali menemukan dua orang itu?!"Salah seorang anak buah memberanikan diri bertanya. "Nyonya, apa kita tidak bisa meminta bantuan pihak berwenang untuk mencari mereka?"Nyonya Wijaya menatapnya tajam. "Apa kau gila?! Aku tidak mau melibatkan pihak luar dalam masalah ini. Itu hanya akan memperlambat pencarian."Anak buah itu menunduk, takut membuat Nyonya Wijaya semakin marah."Kalian harus menemukan mereka, bagaimanapun caranya! Aku tida
Baca selengkapnya

Kembali ke masa lalu

Bab 7 - Kembali ke Masa Lalu Dito menatap pria itu dengan tatapan putus asa. Ia tidak bisa membayangkan jika Sari harus kembali ke dalam cengkeraman keluarga Wijaya. Apalagi sekarang Sari sedang mengandung anak mereka. "Kumohon, jangan sakiti Sari. Dia... dia sedang mengandung anak kita," lirih Dito. Pria itu tampak sedikit terkejut mendengar penuturan Dito. Namun, ekspresinya kembali datar. "Itu bukan urusanku. Yang jelas, anda harus segera ikut dengan saya," ucapnya tegas. Dito mengepalkan tangannya erat. Ia tidak punya pilihan lain selain menyerahkan diri demi keselamatan Sari dan calon anak mereka. Dengan berat hati, Dito akhirnya berjalan mengikuti pria itu. Dalam perjalanan, ia terus berdoa agar Sari dan bayinya tetap aman. Sesampainya di tempat tujuan, Dito disambut dengan tatapan dingin Nyonya Wijaya. Wanita itu tampak sangat marah. "Akhirnya kau kembali juga, Tuan Muda Dito," ujarnya dengan nada sinis. Dito menundukkan kepalanya. "Tolong jangan sakiti Sari d
Baca selengkapnya

Perjuangan Merebut Kebebasan

Bab 8 - Perjuangan Merebut KebebasanSari menatap Dito dan Nyonya Wijaya dengan pandangan penuh kekhawatiran. Tidak mungkin ia meninggalkan Dito kembali ke dalam cengkeraman keluarga Wijaya."Tidak, aku tidak bisa pergi tanpa Dito!" seru Sari dengan nada putus asa.Nyonya Wijaya memandangnya dengan tatapan dingin. "Jangan membantah, Nona Sari. Kau sudah bebas, sekarang pergilah."Sari menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Tidak! Aku tidak akan meninggalkan Dito di sini. Apa yang akan kau lakukan padanya?"Dito menatap Sari dengan lembut. "Sayang, kumohon pergilah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu dan bayi kita.""Tapi Dito, aku... aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku sangat mencintaimu," isak Sari.Nyonya Wijaya menghela napas dengan jengkel. "Baiklah, kalau begitu. Kau boleh tinggal di sini, Nona Sari. Tapi ingat, jangan pernah coba-coba kabur lagi."Sari menatap Nyonya Wijaya dengan ketakutan. "Apa yang akan kau lakukan pada kami?"Nyonya Wijaya menyeringai. "Kau akan tahu nanti
Baca selengkapnya

Rencana Pelarian

Bab 9 - Rencana PelarianSetelah pertemuan singkat dengan Dito, Sari kembali ke kamarnya. Hatinya terasa semakin berat memikirkan nasib mereka. Bagaimana caranya ia dan Dito bisa lolos dari sini?Tak lama kemudian, Nyonya Wijaya datang mengunjunginya."Nah, Nona Sari. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Nyonya Wijaya dengan nada sinis.Sari menelan ludah gugup. "A-aku baik-baik saja, Nyonya."Nyonya Wijaya tersenyum tipis. "Syukurlah kalau begitu. Aku harap kau tetap menjaga kandunganmu dengan baik."Sari mengangguk pelan. "I-iya, Nyonya. Saya akan menjaganya."Nyonya Wijaya menghela napas. "Kau tahu, Nona Sari, aku sebenarnya ingin membantu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada cucuku."Sari memandang Nyonya Wijaya dengan was-was. "Benarkah, Nyonya? Apa... apa yang Anda rencanakan?"Nyonya Wijaya menyeringai. "Tenang saja, aku hanya ingin memastikan bayi itu lahir dengan sehat. Kau tidak perlu khawatir."Sari mengepalkan tangannya erat. "Tolong, Nyonya... Jangan sakiti bayiku."Nyonya
Baca selengkapnya

Pelarian yang Menegangkan

Bab 10 - Pelarian yang MenegangkanSetelah harus meninggalkan Dito, Sari merasa hatinya hancur. Ia tidak bisa berhenti memikirkan nasib pria yang dicintainya itu. Bagaimana keadaan Dito sekarang? Apa yang akan dilakukan Nyonya Wijaya padanya?Sari menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangis. Ia tahu ia tidak boleh larut dalam kesedihan. Saat ini, yang terpenting adalah keselamatan dirinya dan bayi yang dikandungnya.Mobil yang dikendarai Bibi Amelia melaju dengan kecepatan tinggi, membelah kegelapan malam. Sari memandang ke luar jendela, melihat pemandangan pedesaan yang terlewati. Ia berharap bisa menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi.Bibi Amelia sesekali melirik Sari melalui kaca spion. Wanita itu tahu betul betapa berat dan sulit keadaan Sari saat ini."Nona Sari, saya tahu ini semua berat bagi Anda. Tapi saya berjanji akan membawa Anda ke tempat yang aman," ucap Bibi Amelia lembut.Sari mengangguk pelan. "Terima kasih, Bi. Saya percaya pada Anda."Bibi Amelia terseny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status