"Ya, kan masih hampir," Kafka membalas santai, semakin menyulut emosi Aline."Heh! Lo, tuh, ya!" Aline kembali menunjuk Kafka dengan gerakan yang lebih tajam, namun Kafka hanya mengangkat satu alisnya, tetap dengan wajah datarnya yang seolah menantang."Udah-udah, ini masih pagi loh," ucapku, mencoba meredakan ketegangan sambil memegang lengan Aline."Dia duluan, Al," Aline berkilah, memasang wajah kecutnya."Kok gue? Kan gue cuma nawarin tumpangan," Kafka menanggapi lagi, kali ini dengan sedikit anggukan.Aku menghela napas panjang, jika ini terus dibiarkan, mereka bisa sahut-sahutan sampai bel masuk berbunyi. Jam sudah menunjukkan hampir pukul enam."Kita jalan kaki aja, Kaf. Nggak apa-apa, makasih ya atas tawarannya," ujarku dengan nada tenang, mencoba menghentikan debat yang tak berujung ini."Nah kan, lo nggak denger apa yang Alsha bilang, hah!" Aline kembali membentak, kali ini dengan ekspresi yang lebih lega."Okay," Kafka mengangguk patuh, berbalik dan masuk kembali ke mobilny
Last Updated : 2024-10-06 Read more