Aku memilih kursi yang menghadap langsung ke panggung, sementara Arshaka duduk di depanku, membelakangi panggung, seolah tidak tertarik dengan musik yang mengalun lembut."Kamu mau bahas soal apa?" tanyaku, mencoba membuka percakapan.Arshaka mengeluarkan sebuah map yang terlihat agak basah, lalu meletakkannya di atas meja. Aku menatap map itu dengan penuh tanya."Program OSIS?" tebakku.Dia mengerutkan kening, "Kenapa lo bisa mikir gitu?""Ya, kan, biasanya kamu sangat peduli sama masa depan SMAN Cendana," jawabku, sedikit tersenyum.Arshaka menggeleng pelan, "Ini lebih penting dari itu."Aku mengangkat alisku, lalu dengan penasaran mencoba membuka map itu. Namun, tangannya dengan cepat merebutnya kembali, membuatku terkejut."Lo boleh buka map ini, setelah lo udah siap nanti," katanya dengan nada misterius.Aku mendengus kesal, "Kalau aku udah siap sekarang?"Dia melotot padaku, "Please, deh, Sha, nggak usah nyebelin malam ini. Ini malem terakhir gue bisa ketemu lo," ucapnya dengan
Last Updated : 2024-10-06 Read more