Home / Young Adult / The Princess Troublemaker / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of The Princess Troublemaker: Chapter 31 - Chapter 40

78 Chapters

BAB 30 : Potongan Kenangan

BILA ada yang bertanya kebahagiaan itu dalam bentuk apa, maka dengan lancarnya Jessica akan menjawab Haical. Pemuda sehangat mentari itu selalu dan akan menjadi kebahagiaannya. Sukanya. Sayangnya. Cintanya. Hanya saja selepas Tuhan mengambil lelaki itu dari dekapan Haical juga membuat Jessica berjabat tangan dengan rasa pedih tak berujung. Mana ada individu yang siap dengan perpisahan menyakitkan tanpa mampu bersua selain kematian menjemput raga.Jessica ingin curang.Mencurangi Tuhan dan pergi menyusul Haical setelah dua hari terpuruk bukan main kehilangan laki-laki dari genggaman. Hatinya nyeri, merongrong bagaikan penyakit mematikan ke setiap jengkal kulit bersama air mata yang tidak pernah mau berhenti saat terjaga.Jessica ingin curang
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 31 : Deep Talk On Car

SETIAP yang bernyawa memang betul akan kembali kepada Sang Khaliq. Suka tidak suka, mau tidak mau, ingin tidaknya adalah Sang Pencipta yang mengatur kapan, di mana dan sedang apa. Jessica tidak punya pilihan selain menggenggam retakan hatinya lantaran cinta pertamanya di bawa pergi tanpa perpisahan yang layak. Jessica dipaksa untuk bangun keesokan harinya bersama perasaan kosong yang sukses menampar jiwa.Jessica tidak pernah sembuh.Lukanya masih basah, menganga lebar dan membusuk sempurna. Hanya menunggu waktu sampai dirinya lah yang dijemput. Bukankah begitu?Pemulihan yang orang-orang bilang tentang kita yang mengikuti alur takdir sembari menghitung waktu yang berlalu justru bagi Jessica sebuah lelucon belaka. Omong kosong menjengkelkan namun be
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 32 : Hujan Yang Menenangkan

SEJUJURNYA ada banyak cara untuk bahagia. Pernah ada yang berkata, “Kita cuma perlu sadar dan peka akan keadaan supaya tau kalau begitu banyak hal di dunia ini yang mampu membuat kita bahagia, tertawa atau bahkan cuma sekedar mengulas senyuman tipis. Benar. Kita cuma perlu peka terhadap keadaan.”Orang bijak barangkali mengeluarkan kalimatnya sebab bisa jadi telah menjalani terjalnya kehidupan, pahit serta manis yang disuguhkan dan harus diterima dengan lapang dada. Sepenggal kalimat yang muncul lewat pop-up notifikasi ponsel dari akun twitternya betul-betul sedang Alvin alami. Waktunya pas, batinnya terkikik lucu.Ada sebuah tempat yang cukup luas di mana di sana seluruh barang-barangㅡseperti meja, kursi, spanduk-spanduk yang tidak terpakai dan sebagainyaㅡyang rusak parah ditumpuk menjadi ko
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BAB 33 : Fever

HUJAN masih mengguyur bumi. Berduet bersama kencangnya angin, alam semesta di guncang hebat seolah tengah menghadapi kemarahan seseorang. Beberapa menit lalu terdengar berita bahwa sebuah tonggak listrik tumbang, mengalami konsleting listrik dan terjadi kebakaran yang tidak jauh dari posisi Bina Bangsa berdiri kokoh di tanah sekarang. Hembusan angin yang kuat membuat penyebaran api lebih gesit namun berterima kasihlah sebab hujan lebat ini cukup membantu pemadam kebakaran mengamankan area dalam kurun waktu satu jam. Namun tentu saja kerusakan tidak dapat di hindari dan beberapa warga sipil ada yang terluka karena berusaha memadamkan api sebelum pihak berwenang datang. Berita tersebut menjadi dengan cepat menjadi bahan perbincangan hangat warganet tetapi tidak cukup ampuh menimbun berita pingsannya seorang Jessica usai menyiksa diri dengan hujan-hujanan di lapangan utama. Apa pun yang melibatkan nama gadis tersebut memang tidak bisa di abaikan begitu saja. Selalu seru untuk di bahas da
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

BAB 34 : Kita Damai, Yuk!

PUKUL tiga sore tepat. Hujan masih mengamuk besar-besaran di luar seakan ingin meluluh lantakkan seisi bumi. Celah-celah yang tersedia membuat angin sedingin kutub itu melesak masuk dan membelai apa-apa yang dilewatinya. Masih banyak warga Bina Bangsa yang tinggal di sekolah daripada menantang diri melawan derasnya hujan yang turun. Mungkin sebagian besar dari mereka memilih mampir ke kantin guna mendapatkan segelas teh hangat atau apapun yang ampuh mengusir dinginnya hawa bumi.Namun masih ada segelintir orang yang mendekam di kelas atau berusaha pergi ke ruang kesehatan guna bergelung di dalam selimut hanya untuk menemukan pintunya terkunci rapat. Mereka mendesis kecewa sementara gadis berponi di dalam sana merasa kehangatan yang diperoleh luar biasa nyaman baginya. Pelan-pelan Jessica merangsek masuk lebih dalam pada sepasang lengan yang merengkuh tubuh. S
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

BAB 35 : Karena Suka

“TOLOL!”“Bego!”“Munafik!”“Goblok!”“Seㅡgue kehabisan kata-kata.” Daniel mengusap sekilas wajahnya, melirik Gerald dan Thomas dengan ekspresi kebingungan. “Kata apa yang cocok buat ngehina dia lagi?”Helaan napas frutasi dari kedua belah bibir Alvin lolos setelah Daniel menyelesaikan kalimatnya. Wajahnya sama murungnya dengan langit yang dikeliling awan pekat, seolah menelan semua kesedihan manusia yang ada di muka bumi ini sehingga enggan membiarkan matahari memancarkan sedikitpun sinarnya. Pemuda serupa kelinci tersebut mengerang tertahan berkali-kali, mendecak, mendeng
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

BAB 36 : Berharganya Seorang Jessica

“KARENA GUE SUKA LO.”Kalimat itu terus berputar-putar di kepala Jessica. Betulan tidak mau hilang apalagi lupa sampai-sampai suara hangat Alvin kini masih terngiang-ngiang. Jessica paham benar bahwa kegilaan Alvin memang tidak pernah pudar ataupun mau lenyap meski diruqyah sekalipun. Akan tetapi mendengar Alvin berkata bahwa pemuda kelinci itu menyukainya, justru terdengar sangat aneh bagi Jessica. Sehingga saat Demian meneleponnya beberapa sekon usai Alvin berujar demikian, Jessica pamit undur diri secepat mungkin.Namun Alvin lebih cepat ketika menggapai pergelangan tangan si gadis kala berdiri agar mereka kembali bersitatap. “Gue jujur pas bilang gue suka lo, Jessica. Bukan main-main belaka.”Nada suaranya serius bukan kepalan
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

BAB 37 : Kepanikan Malam

ARENA balap tidak pernah mengenal kata senyap. Kebisingan tersebut seolah dijaga sebagaimana mestinya, seusai di mana ia berada. Terlebih-lebih lagi dentuman musik mengisolasi mereka yang mampir dengan hanyut di dalam setiap melodi. Menemukan berbotol-botol alkohol pada bar yang disediakan untuk semua pengunjung tanpa peduli umur asalkan pemasukan terus bertambah bukanlah sesuatu yang tabu di sana. Bahkan bila terjadinya transaksi ekstasi orang-orang takkan repot-repot peduli. Toh, bukan urusan mereka.Oleh karena itu saat Thomas menenggak segelas minuman beralkohol, Alvin menggeleng pelan pada posisi. Setengah jam yang lalu kawannya menelepon untuk sekedar menghabiskan malam minggu, nongkrong di arena balap dan bau pekat alkohol telah menyelimuti temannya itu. “Mau mabok-mabokan lo? Pulang entar gimana, Mas?”
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

BAB 38 : Mengusik Jiwa

“GUE bilang juga apa!” sentak Rosa. Menyugar rambutnya kilat, memandang sahabat poninya dengan tatapan menuding dan melempar kasar bando di kepala ke atas meja. “Dia suka lo tapi denial aja. Akhirnya ngaku juga tuh bujang!” sambungnya, seolah lega mendengar kenyataan bahwa Alvin menyukai Jessica usai mendengar cerita lengkap sang sahabat.Jessica merotasikan matanya; jengkel. “Yaa, terus gue harus ngapain kalau dia suka gue? Gue harus gimana?” sahutnya. “Gue mana tau dia suka gue dalam artian itu. Selama ini 'kan gue mikir dia emang keparat gila yang suka gangguin orang seenaknya.”Sedikit banyaknya gadis berponi tersebut menyesal telah menceritakan kejadian di mana Alvin menyatakan perasaan tanpa tedeng aling-aling. Dipikir-pikir lagi seharusnya Jessica ti
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

BAB 39 : Secuil Kilas Balik

18 September 2018.Musim panas tahun itu terasa ingin melelehkan seisi bumi tanpa terkecuali. Terik mentari berdiri tegak, berani nan menantang di atas kepala seakan berusaha keras untuk menunjukkan eksistensi selagi memanggang apa-apa yang disinarinya. Manusia-manusia enggan keluar dari tempat persembunyian bila tidak begitu mendesak, barangkali juga ogah bergerak yang berarti jika nantinya mengundang kegerahan tanpa batas bersama butiran peluh. Err! Tidak dulu, deh.Setiap kali panas menyengat demikian Alvin akan selalu ingat sebuah adegan yang ringkas di dalam laci kenangan. Pukul delapan pagi tepat dan Alvin terlambat pergi ke sekolah maka dari itu satu-satunya cara agar lolos dari OSIS adalah memanjat dinding pembatas di sisi baratㅡsebab jarang yang berpatroli ke sana lantaran angker, katanya. Namun usai
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status