All Chapters of The Princess Troublemaker: Chapter 21 - Chapter 26

26 Chapters

BAB 20 : Hari Pertama MOS

DUA tahun lalu lebih-kurang.Pendaftaran calon siswa baru di Bina Bangsa telah dibuka secara online. Bagi PPDB yang ingin mendaftar sudah bisa melengkapi data dan mengunggah berkas-berkas yang tertera pada website. Seleksi awal masuknya saja cukup kapabel sekali mengurangi nyaris setengah para pendaftaran saking ketatnya. Jujur, Alvin masuk ke sana karena Susandra bilang akreditasi serta citra Bina Bangsa sudah tersohor di mana-mana. Sekolah swasta terbaik Indonesia. Bila Ibunda sudah bertitah demikian maka Alvin tentu akan melenceng dari jalur yang berbeda dengan teman-temannya yang memilih masuk SMK.Tahapan-tahapan dilalui dan setiap detiknya Alvin tidak pernah merasaㅡyeaah, bersemangat. Pemuda kelinci tersebut mudah bosan. Dia tidak suka hal-hal yang mon
Read more

BAB 21 : Can She Find It?

SEPASANG mata bulat tersebut terpejam erat, napasnya mulai tidak teratur bersama kepalan tangannya yang bertengger di sisi pinggang rampingnya. Boleh tidak sih Jessica meruntuhkan Bina Bangsa sekarang alih-alih melenyapkan Alvin seorang saja? Ya Tuhan! Jessica tidak mengerti lagi bagaimana makhluk sejenis Alvin masih bisa hidup tenang setelah menghias mejanya dengan ratusan jenis bunga. Harumnya menyeruak ke seluruh penjuru kelas dan Jessica tidak bisa untuk tidak emosi sekarang.“Bangsat!” gumamnya pelan, penuh penekanan dengan killer mode on.Rosa terbahak-bahak mengejeknya dan bahkan berfoto ria di meja si Poni sementara sang tuan tengah menahan amarah. “Dia sweet juga ya, Sica? Gue jadi lo baper, deh.”
Read more

BAB 22 : Her Remedy

SESEORANG pernah menciptakan sebuah konversasi bermakna bersama Jessica di suatu sore, lembayung jingga pekat menggantung manis di atas kepala. Semilir angin tertiup malu-malu membelai kulit sementara gadis berponi tersebut harus menahan sakit ketika sudut bibirnya yang berdarah ditekan menggunakan kapas alkohol. Haical geleng-geleng kepala kemudian meninggalkan dua tepukan hangat di puncak kepala Jessica bersama seulas senyum hangat yang mampu membuat si gadis tersipu sendiri.Sembari menutup kotak P3K Haical bersuara hangat seperti biasanya. “Sica?”“Apa? Mau marah? Ish! Kan aku udah bilang, dia duluan, Caaaal!” ketus Jessica, cemberut bagaikan anak kecil dan mendengus kesal. “Aku nggak suka diejek dan dipandang remeh gitu. Aku bukan cewek gampangan, ya.”
Read more

BAB 23 : Kecelakaan

MATA setajam elang itu mengedar ke seluruh penjuru ruangan ketika keluar dari kamarnya. Semenjak pulang Alvin tidak menemukan Susandra di mana pun dan berpikir sang ibu sedang berada di kebun belakang rumah bersama Aleana. Namun tatkala menemukan sang adik baru saja keluar dari kamarnya sontak membuat si pemuda kelinci tersebut bergeming sesaat usai mengenakan jaket kulitnya. Aleana masih tetap sama seperti dulu, menggemaskan dengan pipi chubby kemerahan dan cantik mirip sang ibu.Sangat disayangkan mereka tidak bisa bermain seperti dulu lagi.Alvin bergerak canggung di posisi sementara sang adiknya terlihat biasa saja dan bergerak menuju dapur. Pemuda itu menarik napas gusar sembari mengusap wajahnya. Saat ingin memanjangkan langkah keluar dari rumah suara lembut yang jarang sekali Alvin dengan mengudar
Read more

BAB 24 : Rooftop Garden

ALVIN memang bukan seorang laki-laki selembut orang-orang di luaran sana. Ia terbiasa berbicara sesuka hati dan bertindak semaunya. Dengan menjunjung tinggi prinsip, “Kebebasan adalah segala-galanya untuk hidup gue yang cuma satu kali ini.” Oleh karena itu bila kini menemukan Jessica menangis terisak-isak sampai pundak sempit itu yang biasanya tegap meluruh sempurna disertai getaran hebat. Alvin merasakan hatinya tercubit, ikut merasa sakit melihat kondisi Jessica sekarang.“Jes, sumpah. Kalau lo sakit hati sama ucapan gue tadi, tabok aja gue sampe mampus, serius.” Alvin berdiri gelisah di tempatnya, bingung harus apa saat perempuan tengah menangis begini. Jika ini ibunya tentu lain cerita tetapi ini Jessica, lho. Yang bahkan masih bisa mengamuk saat Alvin dorong dari ketinggian belasan meter dari tanah. “J-jes, aduh, maaf-maaf.
Read more

BAB 25 : Esmeralda

BISAKAH waktu berjalan lebih cepat dari apa yang tengah Jessica rasakan sekarang? Rasanya terlalu malas menghabiskan sisa sore cerah ini melangkah beriringan dengan Angello. Gadis berponi itu berharap yang datang hanyalah Demian akan tetapi malah si sulung yang datang. Walaupun sang kakak tiba bersama seraut wajah khawatir bukan main Jessica takkan luluh semudah itu.“Sica, kamu nggak papa?” adalah pertanyaan pertama Angello setelah beberapa menit dibungkam hening sepanjang perjalanan menuju kamar inap.“Aku nggak terlalu butuh Jello sama sekali, kenapa dateng?” tukas Jessica sinis.Angello menarik napas panjang, gusar sekaligus getir di saat yang bersamaan mendengar sepenggal kalimat penolakan tersebut. “Sica, kamu mas
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status