Semua Bab The Princess Troublemaker: Bab 21 - Bab 30

78 Bab

BAB 20 : Hari Pertama MOS

DUA tahun lalu lebih-kurang.Pendaftaran calon siswa baru di Bina Bangsa telah dibuka secara online. Bagi PPDB yang ingin mendaftar sudah bisa melengkapi data dan mengunggah berkas-berkas yang tertera pada website. Seleksi awal masuknya saja cukup kapabel sekali mengurangi nyaris setengah para pendaftaran saking ketatnya. Jujur, Alvin masuk ke sana karena Susandra bilang akreditasi serta citra Bina Bangsa sudah tersohor di mana-mana. Sekolah swasta terbaik Indonesia. Bila Ibunda sudah bertitah demikian maka Alvin tentu akan melenceng dari jalur yang berbeda dengan teman-temannya yang memilih masuk SMK.Tahapan-tahapan dilalui dan setiap detiknya Alvin tidak pernah merasaㅡyeaah, bersemangat. Pemuda kelinci tersebut mudah bosan. Dia tidak suka hal-hal yang monoton. Alvin suka setiap detik hidupnya berwarna, bergerak aktif dan terlalu sayang bila dilewatkan dengan tidur. Alvin ingin yang seperti itu tetapi melihat bagaimana semua calon peserta didik baru di sekitarnya saat tes tulis. Err!
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-12
Baca selengkapnya

BAB 21 : Can She Find It?

SEPASANG mata bulat tersebut terpejam erat, napasnya mulai tidak teratur bersama kepalan tangannya yang bertengger di sisi pinggang rampingnya. Boleh tidak sih Jessica meruntuhkan Bina Bangsa sekarang alih-alih melenyapkan Alvin seorang saja? Ya Tuhan! Jessica tidak mengerti lagi bagaimana makhluk sejenis Alvin masih bisa hidup tenang setelah menghias mejanya dengan ratusan jenis bunga. Harumnya menyeruak ke seluruh penjuru kelas dan Jessica tidak bisa untuk tidak emosi sekarang.“Bangsat!” gumamnya pelan, penuh penekanan dengan killer mode on.Rosa terbahak-bahak mengejeknya dan bahkan berfoto ria di meja si Poni sementara sang tuan tengah menahan amarah. “Dia sweet juga ya, Sica? Gue jadi lo baper, deh.”Sang lawan bicara terkekeh hambar dan tersenyum sinis sebelum menarik kerah almamater Arzan yang melewati mereka guna keluar kelas. “Zan, Rosa bilang dia bakalan baper kalau lo hias mejanya pake bunga. So, besok lo bawa bunga setoko-tokonya. Nggak punya duit? Gue talangin.”Rosa melo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-13
Baca selengkapnya

BAB 22 : Her Remedy

SESEORANG pernah menciptakan sebuah konversasi bermakna bersama Jessica di suatu sore, lembayung jingga pekat menggantung manis di atas kepala. Semilir angin tertiup malu-malu membelai kulit sementara gadis berponi tersebut harus menahan sakit ketika sudut bibirnya yang berdarah ditekan menggunakan kapas alkohol. Haical geleng-geleng kepala kemudian meninggalkan dua tepukan hangat di puncak kepala Jessica bersama seulas senyum hangat yang mampu membuat si gadis tersipu sendiri.Sembari menutup kotak P3K Haical bersuara hangat seperti biasanya. “Sica?”“Apa? Mau marah? Ish! Kan aku udah bilang, dia duluan, Caaaal!” ketus Jessica, cemberut bagaikan anak kecil dan mendengus kesal. “Aku nggak suka diejek dan dipandang remeh gitu. Aku bukan cewek gampangan, ya.”Haical tertawa gemas dan mencubit pipi chubby Jessica sebagai bentuk reaksi. “Aku nggak marah tapi sedih ngeliat muka kamu luka-luka gini,” ujarnya, nadanya sedikit lebih lunak dibandingkan tadi seolah menyiratkan dengan benar kekha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Baca selengkapnya

BAB 23 : Kecelakaan

MATA setajam elang itu mengedar ke seluruh penjuru ruangan ketika keluar dari kamarnya. Semenjak pulang Alvin tidak menemukan Susandra di mana pun dan berpikir sang ibu sedang berada di kebun belakang rumah bersama Aleana. Namun tatkala menemukan sang adik baru saja keluar dari kamarnya sontak membuat si pemuda kelinci tersebut bergeming sesaat usai mengenakan jaket kulitnya. Aleana masih tetap sama seperti dulu, menggemaskan dengan pipi chubby kemerahan dan cantik mirip sang ibu.Sangat disayangkan mereka tidak bisa bermain seperti dulu lagi.Alvin bergerak canggung di posisi sementara sang adiknya terlihat biasa saja dan bergerak menuju dapur. Pemuda itu menarik napas gusar sembari mengusap wajahnya. Saat ingin memanjangkan langkah keluar dari rumah suara lembut yang jarang sekali Alvin dengan mengudar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Baca selengkapnya

BAB 24 : Rooftop Garden

ALVIN memang bukan seorang laki-laki selembut orang-orang di luaran sana. Ia terbiasa berbicara sesuka hati dan bertindak semaunya. Dengan menjunjung tinggi prinsip, “Kebebasan adalah segala-galanya untuk hidup gue yang cuma satu kali ini.” Oleh karena itu bila kini menemukan Jessica menangis terisak-isak sampai pundak sempit itu yang biasanya tegap meluruh sempurna disertai getaran hebat. Alvin merasakan hatinya tercubit, ikut merasa sakit melihat kondisi Jessica sekarang.“Jes, sumpah. Kalau lo sakit hati sama ucapan gue tadi, tabok aja gue sampe mampus, serius.” Alvin berdiri gelisah di tempatnya, bingung harus apa saat perempuan tengah menangis begini. Jika ini ibunya tentu lain cerita tetapi ini Jessica, lho. Yang bahkan masih bisa mengamuk saat Alvin dorong dari ketinggian belasan meter dari tanah. “J-jes, aduh, maaf-maaf.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-16
Baca selengkapnya

BAB 25 : Esmeralda

BISAKAH waktu berjalan lebih cepat dari apa yang tengah Jessica rasakan sekarang? Rasanya terlalu malas menghabiskan sisa sore cerah ini melangkah beriringan dengan Angello. Gadis berponi itu berharap yang datang hanyalah Demian akan tetapi malah si sulung yang datang. Walaupun sang kakak tiba bersama seraut wajah khawatir bukan main Jessica takkan luluh semudah itu.“Sica, kamu nggak papa?” adalah pertanyaan pertama Angello setelah beberapa menit dibungkam hening sepanjang perjalanan menuju kamar inap.“Aku nggak terlalu butuh Jello sama sekali, kenapa dateng?” tukas Jessica sinis.Angello menarik napas panjang, gusar sekaligus getir di saat yang bersamaan mendengar sepenggal kalimat penolakan tersebut. “Sica, kamu mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

BAB 26 : Sebuah Kombinasi

ERR!Pemandangan janggal macam apa yang disuguhkan di depan mata sekarang? Rasanya aneh sekaligus ajaib menemukan pemuda kelinci yang selalu diancam mati oleh Jessica tengah menggigil kedinginan sembari menyesap teh herbal hangat yang Chelsie seduh semenit lalu. Oke, ketiga gadis tersebut barangkali menolak percaya bahwa orang yang menyelamatkan Jessica adalah Alvin. Mereka tahu kegilaan Alvin akan tetapi tidak segila itu sampai-sampai mempertaruhkan nyawa di detik-detik terakhir mobil ingin meledak.Tetapi ini apa?!Rosa menyugar rambut panjangnya, agak terperangah dan kembali menatap Alvin dengan sorot tidak percaya. “Jadi … lo yang nyelamatin Jessica?”“Itu pertanyaan lo beberapa menit lalu,” balas Alvin malas, mendongak jengah kemudian memandang gadis chipmunk itu. “Nggak bosen?” tanyanya sarkas.“Cuma menolak percaya aja,” sahut Rosa, mengedikkan bahu kemudian sebelum berderap mendekati meja makan. “Lo 'kan rada sinting tapi gue nggak percaya lo sesinting itu.”Alvin mendengus pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

BAB 27 : Her Superwoman

JESSICA masih ingat benar dalam benak, masih segar seolah terjadi baru-baru ini. Di mana ketika gadis berponi itu berusia lima tahun seluruh waktu sang ibu tercurahkan begitu hangat untuk putri bungsunya. Semua adegan semasa itu betulan berbahagia tiada tara alih-alih remuk redam seperti sekarang; terlalu berbanding terbalik. Senyumannya sering terulas lebar alih-alih makian kasar.Sore itu tatkala Jessica cilik memiliki misi 'rahasia', katanya, untuk menjelajahi festival film kartun bergenre aksi pahlawan berhasil digagalkan lantaran hujan deras mendadak mengguyur bumi. Anginnya cukup kencang bersama derit jendela yang ikut meramaikan hari. Wajah gadis serupa boneka tersebut berlipat-lipat, muram dan mungkin suram. Ingin merajuk pun percuma, Jessica tidak bisa marah pada siapapun.Sang ibu tersenyum gem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

BAB 28 : Balasan

KETIKA matahari perlahan-lahan merangkak naik guna menyinari sebagian tempat di bumi. Cahayanya bersinar terang seakan mengetuk jendela agar tuan serta nyonya di setengah bagian dunia terjaga dan mulai menjalankan aktivitas. Seperti biasa. Seperti yang sudah-sudah. Suka tidak suka. Apapun yang disuguhkan di depan mata harus tetap dituntaskan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tanpa diduga-duga.Barangkali dunia terkadang 'semengejutkan' dan 'semisterius' itu sampai-sampai tepat pukul sembilan tatkala kelas 11 MIPA 4 tengah jam kosong lantaran guru yang bersangkutan harus menemani istrinya yang akan melahirkan. Seisi kelas dikejutkan dengan kedatangan Jessica dengan jaket denim sewarna biru laut dan tolong jangan lupakan plester karakter yang tertempel manis di pelipisnya.Seluruh warga kelas t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

BAB 29 : Bibit Bunga Matahari

BERTEMU dan kenal dengan Alvin barangkali sebuah musibah besar bagi Jessica. Laki-laki itu … luar biasa sinting. Enam belas bulan. Ratusan cara dilancarkan untuk mengusir pemuda gila itu dari hidupnya akan tetapi Alvin selalu bermunculan bagaikan jerawat pada masa period. Karena itu lah usai Jessica melayangkan bogem mentah dua sampai tiga kali lalu diakhiri dengan tendangan kasar sampai pemuda kelinci tersebut terkapar di atas tanah.Jessica memaki; tidak habis pikir. “Ke rumah sakit lo mendingan, sinting lo bener-bener nggak bisa gue hadepin lagi. F you, bastard!”Sang lawan bicara justru tertawa geli sambil menyorot dalam lurus ke angkasa biru. “Asalkan bisa berantem di kasur sama lo. Gue jabanin semua syaratnya.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status