Home / Romansa / Hasrat Terlarang Tuan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hasrat Terlarang Tuan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

125 Chapters

Bab 71

"Pinjamkan aku armadamu." Dimitri Wijaya nyengir kuda pada Vladimir malam itu.Vladimir mengusap keringat di dahinya. Ini sudah masuk musim dingin—tetapi dia berkeringat! Kegiatan berlarian sepanjang malam untuk mengurus para wartawan bersama anak buahnya cukup menguras tenaga juga rupanya. Namun, seolah itu semua belum cukup, kini Dimitri menghampirinya dengan gelagat mencurigakan."Armada? Yang mana? Kau mau bertempur malam ini?" Vladimir baru saja merebahkan bokongnya di sebuah tempat duduk. Akan tetapi, sekarang dia sudah berdiri lagi.Dimitri menyeringai. "Bukan." Mafia tampan yang lebih muda setahun daripada Vladimir itu menunjuk Douglas Kennedy dengan dagunya. "Dia ingin pergi melihat kapal perangku.""Bozhe Moy—Ya Tuhanku." Vladimir menghela napas panjang. Sebelah tangan naik ke rambut untuk menyugarnya ke belakang. "Kau menjanjikan dia mengunjungi Petrichor? Malam ini juga?""Dietrich bilang, akan lebih baik jika dia dikirim sangat jauh dari sini." Dimitri mengedikkan bahu.V
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 72

"Dietrich! My Friend—Temanku!" Gabriel yang paling pertama menyambut kedatangan calon kedua mempelai.Para pengawal bertuksedo di kediaman Princess Stéphanie membukakan pintu limosin yang ditumpangi oleh Natalie dan Dietrich. Saat turun, Dietrich mengulurkan tangan pada Natalie untuk membantu perempuan cantik itu turun terlebih dulu, sebelum memeluk Gabriel sambil tertawa."Yo! Gabriel! Kau terlihat ... sangat segar." Dietrich menepuk-nepuk bahu kakak laki-laki kedua Natalie setelah mereka berpelukan sekilas."Kau juga! Tampan sekali! Sangat serasi dengan adikku, jika boleh kutambahkan!" Gabriel berganti memeluk Natalie yang wajahnya kini semerah kepiting rebus. "Kau juga tampak jauh lebih sehat daripada terakhir aku menemuimu di Paris, Natnat." Gabriel mencium kedua pipi Natalie dengan gemas.Natalie tersenyum. "Oh, cuaca di Paris—""Jangan salahkan cuaca di Paris," ucap Gabriel geli. "Cuaca di Paris terus memburuk dan semakin dingin, tetapi kesehatanmu pulih karena kau merasa gembir
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 73

"Putriku! Akhirnya kau ingat rumah!" Princess Stéphanie memasuki ruangan dengan suara sepatu yang berkelotak. Wanita paruh baya berparas ayu tersebut menghampiri Natalie dan mendekapnya lumayan lama. "Gabriel bilang kau sempat sakit. Apakah semuanya baik-baik saja? Kita perlu memanggil dokter?" Princess Stéphanie beralih pada Dietrich. "Itukah sebabnya pria baik ini mengantarmu pulang?"Natalie tersenyum dan menggeleng. "Tidak. Bukan. Aku tidak sakit. Bagaimana kabarmu, Mama?""Aku sangat sehat," ucap Princess Stèphanie dengan suara dilambat-lambatkan. Bibirnya mendekat pada telinga Natalie, sebelum ia berbisik pelan, "Kau bilang akan datang kemari dengan Douglas Kennedy? Mengapa yang datang justru Dietrich Toussaint? Apakah aku berhalusinasi atau semacamnya? Tolong katakan bahwa aku tidak berhalusinasi."Natalie terkikik. "Tidak.""Mataku minus?""Tidak." Nat menggeleng sambil tertawa sekali lagi."Kalau begitu, ini hanyalah fatamorgana?"Natalie pura-pura memberengut. "Kita bahkan t
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 74

Natalie kembali tak lama kemudian. Wanita cantik itu mengabarkan bahwa ayahnya sedang tidak ada di tempat. Sebuah perjalanan bisnis ke Italia atau semacamnya. Jadi, mereka berdua tidak dapat melakukan rencana awal mereka sekarang.Sebagai gantinya, Natalie mengajak Dietrich untuk pergi ke Pantai Larvotto. Perempuan itu memiliki sebuah restoran favorit yang selalu dirindukan setiap ia sedang berada jauh dari negaranya. Princess Stéphanie berulang kali menyarankan agar mereka tinggal lebih lama di rumah, tetapi Natalie bersikukuh untuk mengajak Dietrich berjalan-jalan."Tidak setiap hari Dietrich pergi ke Monako, Mama. Paling tidak, hari ini dia harus mencicipi salah satu suguhan Mediterania terbaik yang ada di sini," ujar Natalie saat berpamitan pada ibunya.Dietrich tersenyum manis. "Bibi Stéphanie jangan khawatir. Aku akan datang lagi nanti. Sering, aku berjanji."Princess Stéphanie memandang Dietrich dengan sorot tak rela—seolah sedang melepas putranya sendiri untuk pergi. "Tepati j
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 75

"Baik, Monsieur Randall, terima kasih."Axel Junior menutup sambungan teleponnya, kemudian menghela napas dalam-dalam. Kastil Toussaint dalam kondisi mencekam saat ini. Musim dingin tidak pernah terasa sedingin ini. Semua orang merasa khawatir juga panik.Sudah tiga hari Dietrich menghilang tanpa kabar. Namun, Kakek Auguste bersikeras untuk mencari sang cucu hanya bermodalkan orang-orangnya—tanpa melapor pada pihak berwajib.Axel masih tidak mengerti mengapa nama baik keluarga lebih penting dibandingkan menemukan Dietrich. Ini Dietrich, yang menghilang. Bukan Julien, atau Luc, atau Leroux, yang memang gemar berpesta sampai pagi. Ini Dietrich—yang kehadirannya di kantor selalu full. Tidak pernah izin, kecuali ada kepentingan mendesak.Monsieur Randall dan orang-orangnya mencari di seluruh Praha. Axel meminta bantuan pada Vladimir Alexandrov untuk mengerahkan seluruh klannya. Kemudian, baru sekarang lelaki itu dapat mengembuskan napas lega.Moira, sang istri, menghampiri Axel dengan waj
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 76

Lelaki itu mendorong Sigismund agar tidak menghalangi jalannya lalu berjalan tak tentu arah ke jalan keluar klub. Malam ini, dia mendatangi Jimmy'z—yang bisa dibilang adalah klub ikonik Monaco. Tempat ini telah menyenangkan pengunjung pesta sejak tahun 1971, dan kini menjadi lebih populer dari sebelumnya.Ada sebuah ruang yang paling disukai Dietrich di sini, yaitu ruang luar. Ruang luar inilah yang membuat tempat ini begitu mempesona—dilengkapi kanopi kaca melingkar digantung di atas tempat duduk terbuka dan Summer Bar terapung terletak di luar di lagunanya sendiri. Saat matahari terbenam, sound system menyala dan seluruh klub bermandikan cahaya merah jambu kemerahan.Sigismund dan Monsieur Randall mengikuti Dietrich, meski hal itu sulit dilakukan. Kerumunan orang di sini begitu gegap gempita. Musik menghentak sampai ingin berkata pun mereka harus melakukannya dengan tenaga ekstra.Kemudian, beberapa laki-laki berbadan besar berkerumun sembari tertawa dengan suara yang keras. Di tang
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 77

Dietrich bungkam.Ini sungguh tidak biasa karena lelaki itu jelas selalu memiliki sesuatu untuk dikatakan. Dietrich tahu siapa dirinya, di mana posisinya dan dia tahu semua perkataannya selalu didengarkan oleh seluruh anggota keluarga. Dia adalah cucu yang dibanggakan. Garis keturunannya terbaik. Ibunya adalah putri seorang Earl. Posisinya berada di atas seluruh sepupunya yang lain—di mata Kakek Auguste.Namun, kali ini dia diam. Sudah berjuta-juta kali pun Catherine berusaha mengorek keterangan darinya tentang apa yang terjadi, Dietrich tidak mengatakan sepatah kata pun.Sore itu, Dietrich duduk tak bergerak di drawing room. Nasya dan Tata sudah menjerit, tertawa cekikikan bahkan melemparkan boneka-boneka beruang tepat ke mukanya, tetapi Dietrich tetap pada posisinya semula. Pandangannya lurus ke depan memandang salju yang perlahan menumpuk di halaman samping."Nasya! Tata! Sudah, sini, Nak. Jangan ganggu paman kalian lagi. Ayo, Mama akan mengantar kalian ke playroom." Catherine meng
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 78

"Kau pasti akan kelihatan sangat cantik dalam balutan gaun ini, Natalie," ucap Catherine ketika mengunjungi sahabatnya di Paris.Natalie dan Chiara sedang berada di fitting room salah satu butik terbaik di Champs-Élysées—D&D Atelier. Kain-kain satin dan tulle termewah dihamparkan di hadapan kedua perempuan borjuis tersebut, lengkap dengan contoh-contoh gaun yang sudah jadi.Mendengar suara Catherine, Natalie menoleh. "Hei, Kitkat. Kau sehat?" Perempuan cantik itu menunjuk perut Catherine yang tampaknya semakin besar saja."Aku mengenakan penyangga di bawah sini," kata Catherine. "Di beberapa waktu, Vladimir terkadang membantuku dengan mengangkat perut bagian bawahku sambil memeluk dari belakang."Natalie tersenyum manis. "How sweet."Catherine mendesah lelah. Wanita itu menghampiri salah satu sofa beludru yang tersedia di sana, kemudian duduk bersandar sambil mengelus perut. "Kau akan merasakannya nanti, Nat. Sekitar ... tujuh bulan lagi, tapi kurasa tidak akan separah aku karena keha
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 79

Achilleas memasuki kantor Lyubova sore itu sembari menenteng sebuah papan tulis mini lengkap dengan spidol di tangan menceklis beberapa list pekerjaan yang sudah selesai."Undangan, tema dekorasi dan gaun, it's done! Sementara itu aku juga sudah menghubungi beberapa pihak katering yang memiliki reputasi paling bagus di New York," jelas lelaki berambut ungu itu ketika melewati ambang pintu. "Douglas Kennedy menginginkan pernikahan besar-besaran, tapi di sisi lain kau justru menginginkan sesuatu yang lebih sederhana. Itu yang jadi masalah."Achilleas yang masih merasa canggung di sekitar Catherine. Alhasil Si Pangeran Yunani itu memilih jalan lain yang tidak mengharuskannya berpapasan dengan Catherine untuk menghampiri Natalie."Sungguh aneh bagi seorang anggota keluarga kerajaan Monegasque untuk menyederhanakan pernikahan. Masyarakat akan berpandangan negatif."Natalie mendongak dari majalah yang memuat contoh dekorasi venue pernikahan lalu mengulum senyum. "Mengapa negatif? Menurutku,
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 80

Natalie menyandarkan punggung pada pintu kamar di apartemennya. Jemarinya mencengkeram kayu di belakangnya. Dadanya naik turun mengatur napas yang mulai sesak ditambah kakinya kini lemas tiada terkira.Perempuan hamil itu tidak sadar bahwa dirinya sudah merosot ke lantai. Punggungnya menggesek pintu dan ia kini telah terduduk di atas karpet tebal. Kegelisahan mulai melanda hatinya.Dietrich sakit apa? Apa yang sebenarnya terjadi pada lelaki itu? Mengapa Catherine sungguh tidak punya hati dan bisa-bisanya dia bicara dengan begitu entengnya seolah Dietrich sakit adalah hal yang patut untuk disyukuri?Natalie menekuk kaki untuk memeluk diri sendiri. Wanita cantik itu kini menelungkupkan wajah di atas kedua lutut. Kedua matanya mulai berlapiskan air bening bahkan memerah. Pun aliran panas itu sudah ditahannya dan berkumpul di pelupuk di sepanjang perjalanan hingga tiba. Kini aliran bening itu telah tumpah ruah membanjiri pipi tirusnya. Dadanya terasa semakin sesak membayangkan lelaki yang
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status