Home / CEO / Hasrat Terlarang Tuan CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Hasrat Terlarang Tuan CEO: Chapter 81 - Chapter 90

101 Chapters

Bab 81

Tidak tahu bagi orang lain. Namun, musim dingin kali ini benar-benar membekukan tulang-tulang Dietrich. Tidak secara harfiah. Tuduhan Catherine padanya menimbulkan efek yang luar biasa. Perlahan, tetapi mematikan. Setiap sel dalam tubuh lelaki tampan itu tersentak dengan kengerian luar biasa. Kengerian karena jika apa yang dituduhkan oleh si adik memang benar—dan Catherine bukan tipe orang yang bisa menuduh tanpa bukti yang kuat—maka tamat sudah semuanya. Itu artinya dia memang bersalah.Dietrich ingat malam itu. Pun malam-malam lain yang sama. Sudah terlalu lama dirinya memimpikan tubuh molek Natalie Casiraghi. Ramping, tetapi berisi di tempat-tempat yang pas. Sudah terlalu lama dia membayangkan dapat menyatukan diri dengan sosok cantik itu. Sudah terlalu lama.Si presdir tampan tidak ingat sejak kapan tepatnya. Namun, perlahan tapi pasti, dia memiliki pandangan yang lambat laun berbeda tentang Natalie Casiraghi. Gadis itu tumbuh menjadi wanita yang memesona. Wajahnya kecil, kedua ma
Read more

Bab 82

Dietrich menyentuh Natalie. Dietrich yakin dia telah melakukannya. Demi Tuhan! Dia tidak akan bersikap berengsek dan mengambil keuntungan, meski saat itu dia mabuk, tetapi entah kemujuran atau kesialan bagi Di karena ternyata Natalie juga menunjukkan antusiasme yang sama.Tampaknya hasrat gadis itu sama besarnya. Sama ... liarnya. Dietrich menjadi tak tahan lagi. Ketika melihat Natalie berada di puncak, lelaki tampan itu kehilangan seluruh kendali diri."Natalie ...." Lelaki itu berbisik penuh hasrat. "Berikan dirimu malam ini. Aku ingin berada di dalam dirimu. Mon Amour—Cintaku."Natalie terlihat telah mencapai puncak berkali-kali di bawah jemari dan lidah Dietrich. Di yakin itu karena jarinya merasakan sendiri kedutan di lembah lembab Natalie. Gairah perempuan cantik itu tampak berada di titik tertinggi. Getaran pada tubuh ramping Nat seakan menunjukkan gelenyar nikmat juga tampak lemas, dan di bawah sana begitu basah. Seolah tubuh itu sudah siap untuk mengarungi babak percintaan se
Read more

Bab 83

Natalie tersengal-sengal. Dietrich tak menyadari ada air mata yang sedikit keluar dari mata Natalie yang terpejam kuat, dikiranya hanyalah peluh keringat, kemudian Di larut dalam euforianya sendiri. Ia bahkan tak ingat apa lagi mendengar rintihan serta permohonan yang keluar dari mulut wanita itu.Dietrich tersadar saat seluruh rasa sakit Natalie mulai berganti dengan kenikmatan tiada tara karena jerit kesakitan wanita itu telah berubah menjadi jeritan erotis yang semakin membangkitkan gairah Dietrich.Gerakan Dietrich semakin lama semakin brutal, sehingga Natalie mulai merasa ini semua tidak dapat ditahannya lagi."Dietrich ... pleaseee …," desah gadis itu penuh urgensi.Dietrich balas bertanya dengan suara parau yang menimbulkan getaran-getaran aneh di tubuh Natalie. "Katakan apa yang kau inginkan, Nat ...."Natalie menggeleng frustrasi. Kemudian, Dietrich menyeringai dan memberikan penawaran. "Kau ingin aku bergerak lebih cepat? Mungkin, membuatmu sampai ke puncak lagi? Mmm?"Natal
Read more

Bab 84

Pagi itu, Natalie muntah hebat. Dia sendirian di kamar hotelnya yang senyap dan dia tidak bisa merasa lebih beruntung lagi. Itu artinya, seluruh keluarga besarnya tidak ada di sini. Tidak bersamanya. Jika Natalie boleh menebak, mungkin sang mama sedang menggelar pesta lain. Sebuah pesta yang khusus didatangi oleh kerabat dekat untuk merayakan pernikahan si putri bungsu.Nat menekan tombol flush lalu bangkit dan berjalan dengan berpegangan pada dinding. Kepalanya agak pusing karena bunyi klakson kendaraan di kejauhan—New York City jelas dijuluki kota yang tidak pernah tidur bukan tanpa alasan.Wanita cantik itu duduk sendirian di tepi ranjang. Hatinya dipenuhi banyak sekali hal. Natalie menghela napas dalam-dalam, lalu meletakkan tangan di perut bagian bawahnya sendiri. Ini adalah hari yang besar. Akan menjadi hari bersejarah di mana dia akan menikah. Mon Dieu. Natalie merasa begitu yakin selama ini, tapi mendadak dia ragu.Apakah dia sudah melakukan sesuatu yang benar? Atau tidak? Nat
Read more

Bab 85

"Bagaimana, Lapochka—Sayang? Apakah kau berhasil meyakinkan Natalie untuk membatalkan pernikahannya?"Vladimir berdiri di lobi hotel, langsung bergegas menghampiri istrinya yang berjalan agak lambat karena membawa dua hasil cinta mereka di perutnya.Catherine menghela napas. Sudut-sudut bibirnya agak turun. "Tidak ...."Vladimir dapat ikut merasakan kekecewaan yang menghantam sang istri. "Natalie benar-benar keras kepala, ya?"Catherine mengangguk.Vladimir memeluk Catherine erat. "Tidak apa-apa. Kau sudah mengusahakan yang terbaik. Mmm? Jangan sedih lagi, Sayang. Jika Natalie memang ditakdirkan untuk bersama dengan Dietrich mereka pasti akan bersama, tetapi ini adalah pilihan Natalie sendiri. Kau tidak bisa memaksanya untuk menerima kakakmu. Oke?"Catherine terpaksa mengangguk lagi."Kita berangkat sekarang?" Vladimir menunjuk The Wolf yang sudah terparkir rapi di depan lobi hotel.Catherine menoleh sekali lagi pada lift yang membawanya turun ke lobi. Berharap Natalie tiba-tiba berub
Read more

Bab 86

Ketika Natalie turun dari sebuah limosin dengan bendera Monako yang berwarna merah-putih berkibar di bagian depannya, para fotografer sudah siap dengan kamera masing-masing. Blitz mulai menyorot. Cahayanya terasa membutakan sekilas. Deretan gadis-gadis cilik—termasuk Nasya dan Tata, menaburkan bunga penuh suka cita. Karpet merah telah digelar di sepanjang jalan. Gaun Natalie yang ekornya menjuntai ke belakang, menampilkan kesan anggun nan elegan.Saat Natalie dan ayahnya memasuki ballroom, semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan. Bunga-bunga terus ditaburkan. Musik lembut berkumandang. Seharusnya, Natalie menampilkan sebuah senyum cerah ceria tak tergoyahkan. Akan tetapi, netra perempuan cantik itu justru terpaku pada sosok lelaki yang berada di barisan penonton. Bukannya lelaki yang berdiri di altar dan bersiap menyambut dirinya.'Dietrich ... datang,' pikir Nat pusing.Tidak hanya sekadar datang. Lelaki itu datang dengan gaya yang memesona. Bagaimana mungkin, sebuah setelan berpot
Read more

Bab 87

"Es-tu fou?!—Kau sudah gila, ya?!" Natalie meronta hebat saat Dietrich Toussaint mengangkatnya dengan begitu mudah—seolah berat badan perempuan cantik itu hanya seringan bulu. Dia lebih terkejut lagi saat merasakan dirinya dimasukkan ke dalam sebuah mobil serupa tank dengan pengamanan super ketat."Jalan, Brody!" Dietrich berseru cepat.Natalie baru sadar di mana dia sekarang. "Kau ... memasukkan aku ke dalam The Wolf?!"The Wolf merupakan kendaraan milik Vladimir Alexandrov—yang diklaim sebagai mobil teraman di dunia. The Wolf merupakan mobil super berlapis baja senilai satu koma empat puluh sembilan juta dollar Amerika Serikat. Mobil ini dilengkapi dengan sistem keamanan canggih yang memang sangat dibutuhkan oleh mafia sekelas si empunya.Mobil ini dapat menahan serangan bom penghancur dan tembakan senjata api. Sudah diuji coba sendiri dengan senjata milik pribadi. Pintunya berlapis baja setebal sembilan inci dan memiliki segel untuk menahan serangan senjata biologis maupun kimia. B
Read more

Bab 88

Zico dan pasukan keamanan Dimitri Wijaya membukakan gerbang untuk mobil milik Vladimir nyaris secara otomatis—meski si pemilik rumah belum tiba. Yah. Dimitri dan Olivia diundang di acara pernikahan Natalie. Mereka berdua—bersama pasukan yang lain, jelas masih berada di Carnegie Hall sekarang."Zico." Dietrich menyapa salah satu tangan kanan Dimitri Wijaya setelah membantu Natalie turun dari The Wolf."Tuan Dietrich." Zico mengangguk sopan. "Dan ... Nona Casiraghi?" Kedua alis Zico terangkat.Dietrich menyeringai."Bos Dimitri dan Nyonya Olivia pergi untuk menghadiri pernikahan Nona Casiraghi ...." Zico tampak bingung."Pernikahannya batal dan kami dikejar-kejar tikus nakal. Jadi, kami pergi kemari. Semoga Aa Dimitri tidak keberatan aku menumpang untuk sementara waktu." Dietrich berkata.Zico menyalakan alat komunikasinya, lalu sepertinya memberitahu si bos tentang situasi di sini dalam bahasa Indonesia.Sama seperti Vladimir yang mengharuskan para anggota klannya untuk fasih berbahasa
Read more

Bab 89

Rupanya, di rumah sebesar ini, Dimitri hanya memberikan satu kamar untuk Natalie dan Dietrich. Natalie berpikir bahwa Dimitri Wijaya teramat pelit. Sedangkan Dietrich bersenang-senang dengan keputusan yang diberikan mafia itu. Oh, ya. Ya. Dia sangat menantikan dapat berada di kamar ... berduaan dengan Natalie Casiraghi.Ketika pintu kamar tertutup dan Zico berjanji tidak akan ada yang mengganggu mereka berdua, Dietrich kembali pada Natalie dengan langkah perlahan bagai binatang buas mendekati mangsa."Kau pasti lelah," katanya.Natalie mundur secara refleks. Lutut bagian belakangnya membentur sisi ranjang. Sebelum menjawab, perempuan cantik itu membasahi bibir. "Well ... ya, hari ini melelahkan."Dietrich belum berbuat apa pun, tetapi napas Natalie sudah terengah. Seluruh kulitnya meremang seolah baru saja ditelanjangi oleh tatapan mata lelaki itu yang berkobar intens."Kalau begitu, biarkan aku membantumu untuk keluar dari gaun pengantin menyebalkan ini. Oops. Aku tidak bermaksud men
Read more

Bab 90

Natalie tidak tahu mengapa tubuhnya selalu bereaksi seperti ini di sekitar Dietrich Toussaint. Ini tidak benar. Sama sekali tidak benar. Namun, sialan lelaki itu. Wajahnya yang setampan malaikat jelas berbanding terbalik dengan otak liciknya yang penuh tipu daya setan. Apa lagi, jemari pria itu. Panjang, kuat, indah, dan sungguh membuat Natalie tergila-gila jika sudah digunakan untuk menyentuh.Sungguh. Perempuan cantik itu ingin menampik dan mengelak dari pesona seorang Dietrich. Namun, dia gagal total.Pada saat melihat Dietrich membuka tuksedonya, napas Natalie tercekat di tenggorokan. Lelaki itu memiliki badan atletis bagai pahatan patung Dewa Yunani kuno. Pemandangan yang dihasilkan oleh si presdir tampan begitu erotis, sampai seluruh tubuh Natalie gemetar penuh antisipasi.Terlebih ketika tangan Dietrich hendak membuka ritsleting celana panjang, Natalie terkesiap kecil. Perempuan itu memalingkan wajahnya yang merona—masih berusaha bersikap sopan.Dietrich tertawa pelan. "Kau sud
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status