Share

Bab 83

Author: Alana Nourah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Natalie tersengal-sengal. Dietrich tak menyadari ada air mata yang sedikit keluar dari mata Natalie yang terpejam kuat, dikiranya hanyalah peluh keringat, kemudian Di larut dalam euforianya sendiri. Ia bahkan tak ingat apa lagi mendengar rintihan serta permohonan yang keluar dari mulut wanita itu.

Dietrich tersadar saat seluruh rasa sakit Natalie mulai berganti dengan kenikmatan tiada tara karena jerit kesakitan wanita itu telah berubah menjadi jeritan erotis yang semakin membangkitkan gairah Dietrich.

Gerakan Dietrich semakin lama semakin brutal, sehingga Natalie mulai merasa ini semua tidak dapat ditahannya lagi.

"Dietrich ... pleaseee …," desah gadis itu penuh urgensi.

Dietrich balas bertanya dengan suara parau yang menimbulkan getaran-getaran aneh di tubuh Natalie. "Katakan apa yang kau inginkan, Nat ...."

Natalie menggeleng frustrasi. Kemudian, Dietrich menyeringai dan memberikan penawaran. "Kau ingin aku bergerak lebih cepat? Mungkin, membuatmu sampai ke puncak lagi? Mmm?"

Natal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 84

    Pagi itu, Natalie muntah hebat. Dia sendirian di kamar hotelnya yang senyap dan dia tidak bisa merasa lebih beruntung lagi. Itu artinya, seluruh keluarga besarnya tidak ada di sini. Tidak bersamanya. Jika Natalie boleh menebak, mungkin sang mama sedang menggelar pesta lain. Sebuah pesta yang khusus didatangi oleh kerabat dekat untuk merayakan pernikahan si putri bungsu.Nat menekan tombol flush lalu bangkit dan berjalan dengan berpegangan pada dinding. Kepalanya agak pusing karena bunyi klakson kendaraan di kejauhan—New York City jelas dijuluki kota yang tidak pernah tidur bukan tanpa alasan.Wanita cantik itu duduk sendirian di tepi ranjang. Hatinya dipenuhi banyak sekali hal. Natalie menghela napas dalam-dalam, lalu meletakkan tangan di perut bagian bawahnya sendiri. Ini adalah hari yang besar. Akan menjadi hari bersejarah di mana dia akan menikah. Mon Dieu. Natalie merasa begitu yakin selama ini, tapi mendadak dia ragu.Apakah dia sudah melakukan sesuatu yang benar? Atau tidak? Nat

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 85

    "Bagaimana, Lapochka—Sayang? Apakah kau berhasil meyakinkan Natalie untuk membatalkan pernikahannya?"Vladimir berdiri di lobi hotel, langsung bergegas menghampiri istrinya yang berjalan agak lambat karena membawa dua hasil cinta mereka di perutnya.Catherine menghela napas. Sudut-sudut bibirnya agak turun. "Tidak ...."Vladimir dapat ikut merasakan kekecewaan yang menghantam sang istri. "Natalie benar-benar keras kepala, ya?"Catherine mengangguk.Vladimir memeluk Catherine erat. "Tidak apa-apa. Kau sudah mengusahakan yang terbaik. Mmm? Jangan sedih lagi, Sayang. Jika Natalie memang ditakdirkan untuk bersama dengan Dietrich mereka pasti akan bersama, tetapi ini adalah pilihan Natalie sendiri. Kau tidak bisa memaksanya untuk menerima kakakmu. Oke?"Catherine terpaksa mengangguk lagi."Kita berangkat sekarang?" Vladimir menunjuk The Wolf yang sudah terparkir rapi di depan lobi hotel.Catherine menoleh sekali lagi pada lift yang membawanya turun ke lobi. Berharap Natalie tiba-tiba berub

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 86

    Ketika Natalie turun dari sebuah limosin dengan bendera Monako yang berwarna merah-putih berkibar di bagian depannya, para fotografer sudah siap dengan kamera masing-masing. Blitz mulai menyorot. Cahayanya terasa membutakan sekilas. Deretan gadis-gadis cilik—termasuk Nasya dan Tata, menaburkan bunga penuh suka cita. Karpet merah telah digelar di sepanjang jalan. Gaun Natalie yang ekornya menjuntai ke belakang, menampilkan kesan anggun nan elegan.Saat Natalie dan ayahnya memasuki ballroom, semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan. Bunga-bunga terus ditaburkan. Musik lembut berkumandang. Seharusnya, Natalie menampilkan sebuah senyum cerah ceria tak tergoyahkan. Akan tetapi, netra perempuan cantik itu justru terpaku pada sosok lelaki yang berada di barisan penonton. Bukannya lelaki yang berdiri di altar dan bersiap menyambut dirinya.'Dietrich ... datang,' pikir Nat pusing.Tidak hanya sekadar datang. Lelaki itu datang dengan gaya yang memesona. Bagaimana mungkin, sebuah setelan berpot

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 87

    "Es-tu fou?!—Kau sudah gila, ya?!" Natalie meronta hebat saat Dietrich Toussaint mengangkatnya dengan begitu mudah—seolah berat badan perempuan cantik itu hanya seringan bulu. Dia lebih terkejut lagi saat merasakan dirinya dimasukkan ke dalam sebuah mobil serupa tank dengan pengamanan super ketat."Jalan, Brody!" Dietrich berseru cepat.Natalie baru sadar di mana dia sekarang. "Kau ... memasukkan aku ke dalam The Wolf?!"The Wolf merupakan kendaraan milik Vladimir Alexandrov—yang diklaim sebagai mobil teraman di dunia. The Wolf merupakan mobil super berlapis baja senilai satu koma empat puluh sembilan juta dollar Amerika Serikat. Mobil ini dilengkapi dengan sistem keamanan canggih yang memang sangat dibutuhkan oleh mafia sekelas si empunya.Mobil ini dapat menahan serangan bom penghancur dan tembakan senjata api. Sudah diuji coba sendiri dengan senjata milik pribadi. Pintunya berlapis baja setebal sembilan inci dan memiliki segel untuk menahan serangan senjata biologis maupun kimia. B

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 88

    Zico dan pasukan keamanan Dimitri Wijaya membukakan gerbang untuk mobil milik Vladimir nyaris secara otomatis—meski si pemilik rumah belum tiba. Yah. Dimitri dan Olivia diundang di acara pernikahan Natalie. Mereka berdua—bersama pasukan yang lain, jelas masih berada di Carnegie Hall sekarang."Zico." Dietrich menyapa salah satu tangan kanan Dimitri Wijaya setelah membantu Natalie turun dari The Wolf."Tuan Dietrich." Zico mengangguk sopan. "Dan ... Nona Casiraghi?" Kedua alis Zico terangkat.Dietrich menyeringai."Bos Dimitri dan Nyonya Olivia pergi untuk menghadiri pernikahan Nona Casiraghi ...." Zico tampak bingung."Pernikahannya batal dan kami dikejar-kejar tikus nakal. Jadi, kami pergi kemari. Semoga Aa Dimitri tidak keberatan aku menumpang untuk sementara waktu." Dietrich berkata.Zico menyalakan alat komunikasinya, lalu sepertinya memberitahu si bos tentang situasi di sini dalam bahasa Indonesia.Sama seperti Vladimir yang mengharuskan para anggota klannya untuk fasih berbahasa

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 89

    Rupanya, di rumah sebesar ini, Dimitri hanya memberikan satu kamar untuk Natalie dan Dietrich. Natalie berpikir bahwa Dimitri Wijaya teramat pelit. Sedangkan Dietrich bersenang-senang dengan keputusan yang diberikan mafia itu. Oh, ya. Ya. Dia sangat menantikan dapat berada di kamar ... berduaan dengan Natalie Casiraghi.Ketika pintu kamar tertutup dan Zico berjanji tidak akan ada yang mengganggu mereka berdua, Dietrich kembali pada Natalie dengan langkah perlahan bagai binatang buas mendekati mangsa."Kau pasti lelah," katanya.Natalie mundur secara refleks. Lutut bagian belakangnya membentur sisi ranjang. Sebelum menjawab, perempuan cantik itu membasahi bibir. "Well ... ya, hari ini melelahkan."Dietrich belum berbuat apa pun, tetapi napas Natalie sudah terengah. Seluruh kulitnya meremang seolah baru saja ditelanjangi oleh tatapan mata lelaki itu yang berkobar intens."Kalau begitu, biarkan aku membantumu untuk keluar dari gaun pengantin menyebalkan ini. Oops. Aku tidak bermaksud men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 90

    Natalie tidak tahu mengapa tubuhnya selalu bereaksi seperti ini di sekitar Dietrich Toussaint. Ini tidak benar. Sama sekali tidak benar. Namun, sialan lelaki itu. Wajahnya yang setampan malaikat jelas berbanding terbalik dengan otak liciknya yang penuh tipu daya setan. Apa lagi, jemari pria itu. Panjang, kuat, indah, dan sungguh membuat Natalie tergila-gila jika sudah digunakan untuk menyentuh.Sungguh. Perempuan cantik itu ingin menampik dan mengelak dari pesona seorang Dietrich. Namun, dia gagal total.Pada saat melihat Dietrich membuka tuksedonya, napas Natalie tercekat di tenggorokan. Lelaki itu memiliki badan atletis bagai pahatan patung Dewa Yunani kuno. Pemandangan yang dihasilkan oleh si presdir tampan begitu erotis, sampai seluruh tubuh Natalie gemetar penuh antisipasi.Terlebih ketika tangan Dietrich hendak membuka ritsleting celana panjang, Natalie terkesiap kecil. Perempuan itu memalingkan wajahnya yang merona—masih berusaha bersikap sopan.Dietrich tertawa pelan. "Kau sud

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 91

    "Natalie ...." Dietrich tersenyum lembut. "Natalie-ku yang cantik."Perempuan itu berguling, gemetar dengan sisa-sisa pelepasan, menelusup masuk ke dalam pelukan Dietrich. Tangan rampingnya mencari pegangan, mengusap dada bidang sang presdir dengan tenaga yang nyaris tidak ada."Apakah kau baik-baik saja?" Dietrich berbisik. "Apakah aku menyakiti bayi kita?"Natalie menggeleng, tidak memercayai dirinya sendiri untuk berbicara."Itu bagus," gumam Dietrich. "Sekarang tidurlah."Natalie mendongak. Mulutnya membuka dengan sejuta pertanyaan tak terucap. Kedua manik keabuannya terbelalak tak percaya.Dietrich tergelak pelan. "Ada apa? Kau menginginkan lebih?"Pipi Natalie bersemburat merah jambu. "Kupikir, well …. kau belum—?" Natalie melirik kejantanan Dietrich yang besar dan berotot—mengacung tegak ke angkasa. Perempuan cantik itu hampir menjerit saat melihatnya, tetapi ia buru-buru mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia bukan perawan yang tidak berpengalaman lagi. Natalie sekarang adalah

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 104

    Dietrich tersenyum lega. "Papa Casiraghi, kau memang yang terbaik."Mr. Casiraghi terkekeh senang. "Ayo, kemarilah. Kita duduk dan minum cokelat panas bersama. Di luar sana dingin sekali. Paling tidak, di dalam rumah harus hangat."Dietrich dan Natalie ikut duduk di sofa-sofa besar bersama keluarga Natalie yang lain. Pintu telah ditutup dan perapian elektronik sudah dinyalakan. Cokelat panas—seperti yang dijanjikan oleh Mr. Casiraghi—terhidang tak lama kemudian.Princess Stéphanie merangkul Natalie. "Apakah kalian merekam proses pernikahannya? Sejak dulu, aku menganggap pernikahan private adalah yang terbaik. Sayang sekali aku tidak bisa melakukannya, karena aku adalah anak raja. Namun, aku senang Natalie bisa melakukan itu denganmu, Dietrich," ucap Princess Stéphanie.Kalimat itu sontak membuat Dietrich hampir tersedak cokelat panas. "Bibi—maksudku, Mama Stéphie—serius?"Princess Stéphanie terkekeh. "Ya. Aku sebetulnya tidak terlalu suka jadi tontonan. Natalie pun begitu. Benar, ‘kan

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 103

    Monako di musim dingin terasa sangat nyaman bagi Dietrich. Udara di sini relatif hangat—dibandingkan bumi belahan utara tempat dia biasa tinggal. Monte Carlo, sebuah kota yang memiliki kediaman Princess Stéphanie di dalamnya, adalah salah satu tempat yang dapat dikatakan memiliki kenangan-kenangan indah untuknya.Well, kecuali saat Natalie mengembalikan cincin pemberiannya di pinggir pantai. Dietrich jelas membenci saat itu.Kediaman Princess Stéphanie sangat terkenal. Meski rumah itu milik pribadi, Mr. Casiraghi setuju membukanya untuk umum dalam perayaan-perayaan tertentu. Misalnya saja, acara ulang tahun sang istri di tanggal tiga belas September atau, perayaan hari jadi pernikahan mereka berdua.Dietrich selalu datang dengan keluarganya. Tidak ada alasan untuk tidak datang. Dietrich dan papanya, Anthony Toussaint, jelas kalah telak jika Catherine sudah merengek atau Lady Louise yang mengomel karena tidak ingin ketinggalan acara temannya.Dietrich melenggang bebas ke mana pun di ru

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 102

    Tidak pernah terbayangkan dalam hidup Dietrich bahwa dia akan menikahi Natalie. Apa lagi, akan bertemu dengan keluarga Bibi Stéphanie dengan maksud dan tujuan ingin meminta maaf karena telah membawa putri berharga mereka kawin lari di Las Vegas. Sekarang, semuanya menjadi runyam. Bahkan, pria tampan itu terancam akan memiliki lebih banyak lebam pada wajah dan rahangnya.Namun, Dietrich tidak peduli. Lelaki itu dikenal sebagai makhluk egois yang mementingkan penampilan tampannya di atas segalanya. Tetapi, sungguh. Kali ini dia tidak peduli apakah dia akan dipukul sampai habis atau apa pun—karena Dietrich benar-benar merasa pantas untuk mendapatkannya."Mon Amour ...." Dietrich meraih tangan Natalie.Natalie—yang tengah memperhatikan ponsel dan menggulir pemberitaan heboh di media tentang pernikahannya yang batal dengan Douglas Kennedy—menoleh. "Mmm?""Kira-kira Nathaniel akan memukulku berapa kali?" Dietrich memandang Natalie was-was. Sebelah tangannya menyentuh pipinya yang memiliki b

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 101

    Ruang makan di kastil Toussaint pagi itu ramai sekali. Acara makan pagi kali ini diselenggarakan secara tidak formal. Bahkan, anak-anak juga diizinkan untuk ikut makan bersama."Natalie!" Catherine berseru riang saat melihat sahabat yang kini telah menjadi kakak iparnya itu memasuki ruangan. "Sini! Duduklah bersama kami! Kau juga, Dietrich!"Maka, Natalie dan Dietrich duduk bersama dengan Catherine dan keluarga kecilnya, setelah berkeliling mengucapkan salam pada meja-meja lain yang berisi para tetua."Bonjour—Selamat pagi," sapa Natalie. Wanita itu tampak cerah dengan sebuah senyuman yang sungguh menampilkan kebahagiaan.Catherine kesulitan berdiri untuk menyapa, jadi Natalie merunduk untuk mencium kedua pipi sahabatnya itu."Pagi, Nat. Apakah tidurmu nyenyak?" Catherine bertanya.Natalie melirik Dietrich. Dietrich berdeham dengan wajah merona sedikit.Natalie tergelak ringan. "Well, ya. Kami tidur nyenyak. Bagaimana denganmu?"Catherine menunjuk perutnya. "Tidak senyenyak dirimu, te

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 100

    Namun, apa yang dilakukan oleh Dietrich selanjutnya justru membuat Nat semakin gelisah. Kepalanya menjadi pening dengan serbuan sensasi yang melandanya bertubi-tubi. Dietrich membisikkan kalimat-kalimat lembut yang nyaris tak terdengar di telinga Nat—di atas perut wanita itu. Sepertinya, Dietrich sedang memberikan salam pada anak mereka dan hal itu membuat Natalie begitu tersentuh hingga hampir menangis. Kemudian ciuman Dietrich bergerak semakin ke selatan menuju area kewanitaannya yang telah basah."Let me kiss you—Biarkan aku menciummu ...." ucap Dietrich di antara paha Natalie yang merapat dengan kaku. "Let me love you, Nat—Biarkan aku mencintaimu, Nat ...."Natalie terisak keras di saat Dietrich benar-benar membuka dirinya. Mulut pria itu terasa panas di bawah sana. Bibirnya lembut dan basah membelai bagian luar labia Natalie hingga kepala perempuan cantik itu terlempar ke kanan dan ke kiri.Cairan kewanitaan Natalie mengalir semakin banyak. Akan tetapi, Dietrich melakukan hal gi

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 99

    Tidak ada percakapan yang terjadi saat Dietrich dan Natalie bergerak menuju kamar mereka di quartier kamar tidur anggota keluarga. Bulan yang tersamarkan oleh awan menggantung rendah di langit Belgia. Sinarnya menembus jendela-jendela kaca kuno besar di salah satu sisi koridor. Membaur layaknya cincin asap besar di kegelapan malam musim dingin.Tangan Dietrich dan Natalie saling bertaut. Sesekali mereka menoleh untuk melemparkan sebuah senyuman satu sama lain. Pipi Dietrich merah sebelah. Rahangnya terasa kaku, dan wajah Natalie masih menampakkan sisa-sisa air mata. Namun, itu semua tidak menghalangi mereka untuk berbahagia.Saat sampai di depan pintu ganda yang menghubungkan dua kamar terbesar di kastil ini, jantung Natalie mengentak cepat. Ini bukan kamar Dietrich yang dulu—jelas bukan kamar yang sama dengan kamar Dietrich yang dimasukinya diam-diam bersama Catherine di masa remaja.Kamar ini ... adalah kamar The Lord and The Lady of The House."Dietrich ...." Tangan Natalie dengan

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 98

    Dietrich dan Natalie pergi ke Brussel di saat salju turun semakin tebal di akhir tahun. Para paparazzi sudah tidak tampak di sekitar apartemen Dietrich di Paris—sepertinya mereka pulang ke tempat asal masing-masing untuk liburan natal dan tahun baru. Pada saat Dietrich dan Natalie keluar dari gedung apartemen, rasanya sejuk sekali. Seolah mereka berdua baru saja menghirup udara kebebasan.Monsieur Randall mengantarkan mereka berdua menuju Charles de Gaulle. Kemudian, saat mendarat di Brussel, Paman Axel mengirimkan sebuah Rolls Royce yang mengantarkan mereka langsung menuju kastil Toussaint."Dietrich aku gugup sekali ...." Natalie berbisik pelan saat mobil yang mereka berdua tumpangi memasuki pintu gerbang kastil.Dietrich mengangguk pada sang istri. Tangannya meremas tangan Natalie pelan. "Aku juga. Tapi, jangan khawatir. Kita bisa menghadapi ini bersama-sama.""Kuharap mereka tidak terlalu marah.” Natalie balas meremas tangan suaminya.Dietrich tidak menyukai raut cemas di wajah Na

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 97

    [From: Catherine To: Dietrich Kami semua sudah kembali ke Brussel. Pulanglah, Di, dan bawa istrimu ke rumah. Tunggu. Kau benar-benar sudah menikah dengan Nat?]Dietrich mendapatkan pesan tersebut beberapa hari kemudian. Dia dan Natalie sudah tinggal cukup lama—bersembunyi, meski tempat persembunyian itu tidak dapat dikatakan terpencil—dari semua hal yang memusingkan. Keduanya mematikan ponsel selama berhari-hari. Pun dengan sengaja tidak menyalakan ponsel dan tidak keluar dari apartemen untuk menghindari para pencari berita.Saat dirasa seluruh kontroversi sudah mulai mereda, Dietrich baru membuka ponsel dan menemukan pesan dari sang adik.Jemari lelaki itu dengan cepat mengetikkan balasan.[To: Catherine From: Dietrich Ya. Aku sudah menikah dengan Nat. Apakah Kakek marah besar? Bagaimana dengan suamimu? Kennedy sekarang memusuhi kita? Lalu ... apakah Bibi Stéphanie murka?]Balasan Catherine datang dengan agak terlalu cepat.[From: Catherine To: Dietrich Kakek, Papa, Paman

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 96

    Natalie tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini, tetapi saat membuka mata dan melihat Dietrich yang tertidur pulas setelah penerbangan panjang belasan jam menuju Paris, perempuan itu baru sadar bahwa dia sekarang sudah menikah. Ini sudah hampir 24 jam berlalu, tetapi Natalie masih belum menyangka bahwa dirinya sekarang sudah berstatus menjadi istri pria yang sejak dulu ia impikan ini.Dia sedang mengandung anak dari Dietrich.Masa depan memang sebuah misteri, tetapi apa yang akhir-akhir ini terjadi benar-benar menjungkirbalikkan dunia Natalie tanpa sisa.Pun tentang pernyataan cinta Dietrich .... Entahlah. Natalie tidak bisa berpikir jernih sekarang. Wanita itu menggigit bibir. Ia ingin memercayai suaminya. Namun, rasanya benar-benar sulit. Benarkah Dietrich merasakan hal yang sama untuknya? Atau ... pria itu hanya ingin sekadar menenangkan dan memaksanya masuk ke dalam jurang pernikahan yang sama-sama tidak mereka inginkan pada awalnya?"Hei, kau tidak tidur?" Suara parau khas

DMCA.com Protection Status