Home / Romansa / Hasrat Terlarang Tuan CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Hasrat Terlarang Tuan CEO: Chapter 101 - Chapter 110

125 Chapters

Bab 101

Ruang makan di kastil Toussaint pagi itu ramai sekali. Acara makan pagi kali ini diselenggarakan secara tidak formal. Bahkan, anak-anak juga diizinkan untuk ikut makan bersama."Natalie!" Catherine berseru riang saat melihat sahabat yang kini telah menjadi kakak iparnya itu memasuki ruangan. "Sini! Duduklah bersama kami! Kau juga, Dietrich!"Maka, Natalie dan Dietrich duduk bersama dengan Catherine dan keluarga kecilnya, setelah berkeliling mengucapkan salam pada meja-meja lain yang berisi para tetua."Bonjour—Selamat pagi," sapa Natalie. Wanita itu tampak cerah dengan sebuah senyuman yang sungguh menampilkan kebahagiaan.Catherine kesulitan berdiri untuk menyapa, jadi Natalie merunduk untuk mencium kedua pipi sahabatnya itu."Pagi, Nat. Apakah tidurmu nyenyak?" Catherine bertanya.Natalie melirik Dietrich. Dietrich berdeham dengan wajah merona sedikit.Natalie tergelak ringan. "Well, ya. Kami tidur nyenyak. Bagaimana denganmu?"Catherine menunjuk perutnya. "Tidak senyenyak dirimu, te
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 102

Tidak pernah terbayangkan dalam hidup Dietrich bahwa dia akan menikahi Natalie. Apa lagi, akan bertemu dengan keluarga Bibi Stéphanie dengan maksud dan tujuan ingin meminta maaf karena telah membawa putri berharga mereka kawin lari di Las Vegas. Sekarang, semuanya menjadi runyam. Bahkan, pria tampan itu terancam akan memiliki lebih banyak lebam pada wajah dan rahangnya.Namun, Dietrich tidak peduli. Lelaki itu dikenal sebagai makhluk egois yang mementingkan penampilan tampannya di atas segalanya. Tetapi, sungguh. Kali ini dia tidak peduli apakah dia akan dipukul sampai habis atau apa pun—karena Dietrich benar-benar merasa pantas untuk mendapatkannya."Mon Amour ...." Dietrich meraih tangan Natalie.Natalie—yang tengah memperhatikan ponsel dan menggulir pemberitaan heboh di media tentang pernikahannya yang batal dengan Douglas Kennedy—menoleh. "Mmm?""Kira-kira Nathaniel akan memukulku berapa kali?" Dietrich memandang Natalie was-was. Sebelah tangannya menyentuh pipinya yang memiliki b
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 103

Monako di musim dingin terasa sangat nyaman bagi Dietrich. Udara di sini relatif hangat—dibandingkan bumi belahan utara tempat dia biasa tinggal. Monte Carlo, sebuah kota yang memiliki kediaman Princess Stéphanie di dalamnya, adalah salah satu tempat yang dapat dikatakan memiliki kenangan-kenangan indah untuknya.Well, kecuali saat Natalie mengembalikan cincin pemberiannya di pinggir pantai. Dietrich jelas membenci saat itu.Kediaman Princess Stéphanie sangat terkenal. Meski rumah itu milik pribadi, Mr. Casiraghi setuju membukanya untuk umum dalam perayaan-perayaan tertentu. Misalnya saja, acara ulang tahun sang istri di tanggal tiga belas September atau, perayaan hari jadi pernikahan mereka berdua.Dietrich selalu datang dengan keluarganya. Tidak ada alasan untuk tidak datang. Dietrich dan papanya, Anthony Toussaint, jelas kalah telak jika Catherine sudah merengek atau Lady Louise yang mengomel karena tidak ingin ketinggalan acara temannya.Dietrich melenggang bebas ke mana pun di ru
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 104

Dietrich tersenyum lega. "Papa Casiraghi, kau memang yang terbaik."Mr. Casiraghi terkekeh senang. "Ayo, kemarilah. Kita duduk dan minum cokelat panas bersama. Di luar sana dingin sekali. Paling tidak, di dalam rumah harus hangat."Dietrich dan Natalie ikut duduk di sofa-sofa besar bersama keluarga Natalie yang lain. Pintu telah ditutup dan perapian elektronik sudah dinyalakan. Cokelat panas—seperti yang dijanjikan oleh Mr. Casiraghi—terhidang tak lama kemudian.Princess Stéphanie merangkul Natalie. "Apakah kalian merekam proses pernikahannya? Sejak dulu, aku menganggap pernikahan private adalah yang terbaik. Sayang sekali aku tidak bisa melakukannya, karena aku adalah anak raja. Namun, aku senang Natalie bisa melakukan itu denganmu, Dietrich," ucap Princess Stéphanie.Kalimat itu sontak membuat Dietrich hampir tersedak cokelat panas. "Bibi—maksudku, Mama Stéphie—serius?"Princess Stéphanie terkekeh. "Ya. Aku sebetulnya tidak terlalu suka jadi tontonan. Natalie pun begitu. Benar, ‘kan
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 105

Dietrich tenggelam dalam lamunan, sampai saat ia dan Natalie telah berdua saja di dalam kamar yang dulunya adalah kamar pribadi perempuan itu. Natalie sibuk sendiri merapikan barang-barang lama yang menurutnya tidak patut dilihat oleh Dietrich. Menyembunyikan tumpukan buku harian di sebuah laci besar, misalnya.Sementara itu, pikiran Dietrich melayang pada kata-kata Nathaniel. Ah, sial. Lelaki itu berpikir dengan begitu arogan, bahwa semua yang dilakukannya selama ini sudah cukup rapi. Tetapi, ternyata, ada orang lain yang dapat mengendusnya."Dietrich?" Natalie memanggil pelan. "Apakah kau keberatan dengan boneka-boneka ini? Kamar kita berdua tidak seharusnya diisi dengan boneka, ya?" Wanita cantik itu menunjuk sederetan boneka Barbie lengkap dengan rumah besarnya di salah satu sisi ruangan.Natalie memang sudah meninggalkan Monte Carlo sejak lulus sekolah menengah. Dia menghabiskan masa remaja akhir dan masa dewasa awalnya di Paris. Bersekolah bersama kedua sahabatnya, Catherine dan
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 106

"Ayo kita buat rencana honeymoon," kata Dietrich pada keesokan harinya. "Mama Stéphie dan Papa Casiraghi sudah memberikan izin padaku untuk membawamu pergi, Mon Amour ."Pria itu menggotong sebuah gulungan besar bersama Gabriel yang ternyata adalah sebuah peta dunia berukuran super besar. Kedua lelaki tampan itu menggelarnya di ruang tengah. Ruangan di mana Natalie dan seluruh keluarga yang lain sedang berkumpul.Princess Stéphanie berdiri dengan antusiasme tinggi. "Bulan madu! Wah, itu terdengar menyenangkan sekali, Dietrich! Bagaimana cara kalian memilih tempat tujuan wisata?"Dietrich dan Gabriel saling berpandangan, kemudian sama-sama mengangguk."Kita serahkan semuanya pada Natalie," jawab Gabriel yang membuat Natalie membelalakkan mata."Aku?" Nat menunjuk dirinya sendiri. "Tapi—"Dietrich menghampiri sang istri, kemudian tersenyum manis sambil mengulurkan tangan. Saat Natalie meletakkan tangan di dalam genggamannya, Dietrich membawa perempuan cantik itu berdiri dan melangkah me
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 107

Dietrich dan Natalie memilih untuk berbulan madu ke Caracas, ibu kota Venezuela. Tempat ini terletak di Lembah Cerro Avila, yang pegunungannya menjulang setinggi 8.000 meter dari permukaan Laut Karibia. Salah satu jet Lexstream milik Toussaint mendarat di bandara Simon Bolivar—dan pada saat turun dari pesawat, pasangan pengantin baru itu disambut dengan cuaca yang relatif hangat.Pernah dihuni oleh Suku Indian Toro Maimo, kota Caracas didirikan oleh bangsa Spanyol pada tahun 1567. Ada banyak tempat yang dapat dikunjungi oleh Dietrich dan Natalie untuk berjalan-jalan, tetapi hal yang paling pertama dan utama, tentu saja mereka berdua diantarkan langsung menuju salah satu resort terbaik di sana ... Patricia Royal Resort Caracas.Tempat itu merupakan resort modern yang cantik yang terletak di Caracas. Salah satu daya tarik utamanya adalah kolam renang outdoor dan restoran. Tempat ini memiliki pemandangan kota dan Gunung El Avila yang sangat indah.Dietrich cukup puas dengan pemilihan lok
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 108

Natalie berusaha bangun perlahan-lahan. Perempuan cantik itu sudah pernah bangkit secepat kilat, dan langsung merasa pusing tujuh keliling. Sebuah pengalaman menyebalkan yang tidak ingin ia ulangi lagi."Dietrich?" Suara Natalie agak menggema di seluruh suite.Namun, tidak ada sahutan.Wanita itu beranjak menuju sisi kamar yang lain ... dan menemukan bahwa ruangan itu sama sekali kosong. Lalu, Natalie bergerak untuk memeriksa balkon dengan hasil yang sama.Natalie mulai panik. Perempuan itu hendak berderap menuju nakas dan mengambil ponsel, tepat ketika pintu suite terbuka dari luar. Kemudian, sosok tinggi tegap Dietrich mulai terlihat."Dietrich!"Lelaki itu mengangkat kedua alis saat menyadari bahwa sang istri tampak seperti akan menangis. "Nat? Hei. Apa yang terjadi?""Dari mana saja kau?" Natalie menghambur ke pelukan sang suami, kemudian memberengut sembari membenamkan mukanya di dalam dekap hangat pria itu.Dietrich tertegun sejenak. Natalie bukan perempuan manja. Tidak pernah s
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 109

Ada banyak sekali hal tak terduga di dunia ini. Namun, salah satu hal paling tak terduga bagi Pablo Moreno adalah ketenangan Natalie Casiraghi. Lelaki itu ingin mengulang sekali lagi apa yang tadi sudah dikatakannya, tetapi sesaat kemudian, Natalie mendahuluinya."Senang sekali dapat bertemu lagi denganmu di sini, Pablo. Sudah lama kita tidak berjumpa, ya ‘kan? Lima tahun?"Bahkan, kalimat pertanyaan singkat yang terdengar tanpa makna itu diucapkan dengan begitu ringan.Pablo melirik Dietrich Toussaint sekilas—dan langsung menahan diri agar tidak gemetar. Pria itu marah. Marah besar. Hanya saja, berbeda dengan dulu, kali ini si presdir tampan terlihat lebih dapat menguasai diri.Pablo Moreno berdeham sedikit lalu mengembalikan perhatian pada Natalie. "Enam. Enam tahun. Aku terakhir menemuimu di Covent Garden, London, enam tahun lalu."Natalie mengangguk sopan. "Kau adalah teman yang baik, Pablo. Sudah lama tinggal di Venezuela?""Enam tahun." Pablo menjawab. Ada sekilas nada getir dal
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 110

Pada saat Natalie membuka mata di pagi hari, Dietrich rupanya sudah rapi. Lelaki itu telah menanggalkan segala jenis pakaian musim dinginnya semenjak tiba di Venezuela. Lantas kini ia tampil sangat santai dalam balutan kaus serta celana training."Bonjour—Selamat pagi." Lelaki itu menghampiri tempat tidur, kemudian duduk di sisi ranjang. Ia merendahkan tubuh untuk mengecup perut istrinya yang semakin hari mulai tampak lebih menonjol daripada sebelumnya. "Bagaimana kabar bayi kita hari ini?"Natalie tertawa pelan melihat itu semua. Perutnya terasa geli saat bibir Dietrich mendarat di sana. Namun, wanita cantik itu merasa gembira. Mood yang baik adalah awal yang baik bagi semua hal. "Bayimu baik-baik saja. Dia hanya merasa sedikit lapar.""Kau atau bayi kita yang merasa lapar?" Dietrich mendongak sedikit dari atas perut Nat agar dapat melihat wajah cantik sang istri lebih jelas.Natalie tertawa lagi. "Baiklah. Aku. Aku yang lapar. Nafsu makanku semakin meningkat akhir-akhir ini, mungkin
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status