Share

Bab 78

Penulis: Alana Nourah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-27 14:16:15

"Kau pasti akan kelihatan sangat cantik dalam balutan gaun ini, Natalie," ucap Catherine ketika mengunjungi sahabatnya di Paris.

Natalie dan Chiara sedang berada di fitting room salah satu butik terbaik di Champs-Élysées—D&D Atelier. Kain-kain satin dan tulle termewah dihamparkan di hadapan kedua perempuan borjuis tersebut, lengkap dengan contoh-contoh gaun yang sudah jadi.

Mendengar suara Catherine, Natalie menoleh. "Hei, Kitkat. Kau sehat?" Perempuan cantik itu menunjuk perut Catherine yang tampaknya semakin besar saja.

"Aku mengenakan penyangga di bawah sini," kata Catherine. "Di beberapa waktu, Vladimir terkadang membantuku dengan mengangkat perut bagian bawahku sambil memeluk dari belakang."

Natalie tersenyum manis. "How sweet."

Catherine mendesah lelah. Wanita itu menghampiri salah satu sofa beludru yang tersedia di sana, kemudian duduk bersandar sambil mengelus perut. "Kau akan merasakannya nanti, Nat. Sekitar ... tujuh bulan lagi, tapi kurasa tidak akan separah aku karena keha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 79

    Achilleas memasuki kantor Lyubova sore itu sembari menenteng sebuah papan tulis mini lengkap dengan spidol di tangan menceklis beberapa list pekerjaan yang sudah selesai."Undangan, tema dekorasi dan gaun, it's done! Sementara itu aku juga sudah menghubungi beberapa pihak katering yang memiliki reputasi paling bagus di New York," jelas lelaki berambut ungu itu ketika melewati ambang pintu. "Douglas Kennedy menginginkan pernikahan besar-besaran, tapi di sisi lain kau justru menginginkan sesuatu yang lebih sederhana. Itu yang jadi masalah."Achilleas yang masih merasa canggung di sekitar Catherine. Alhasil Si Pangeran Yunani itu memilih jalan lain yang tidak mengharuskannya berpapasan dengan Catherine untuk menghampiri Natalie."Sungguh aneh bagi seorang anggota keluarga kerajaan Monegasque untuk menyederhanakan pernikahan. Masyarakat akan berpandangan negatif."Natalie mendongak dari majalah yang memuat contoh dekorasi venue pernikahan lalu mengulum senyum. "Mengapa negatif? Menurutku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 80

    Natalie menyandarkan punggung pada pintu kamar di apartemennya. Jemarinya mencengkeram kayu di belakangnya. Dadanya naik turun mengatur napas yang mulai sesak ditambah kakinya kini lemas tiada terkira.Perempuan hamil itu tidak sadar bahwa dirinya sudah merosot ke lantai. Punggungnya menggesek pintu dan ia kini telah terduduk di atas karpet tebal. Kegelisahan mulai melanda hatinya.Dietrich sakit apa? Apa yang sebenarnya terjadi pada lelaki itu? Mengapa Catherine sungguh tidak punya hati dan bisa-bisanya dia bicara dengan begitu entengnya seolah Dietrich sakit adalah hal yang patut untuk disyukuri?Natalie menekuk kaki untuk memeluk diri sendiri. Wanita cantik itu kini menelungkupkan wajah di atas kedua lutut. Kedua matanya mulai berlapiskan air bening bahkan memerah. Pun aliran panas itu sudah ditahannya dan berkumpul di pelupuk di sepanjang perjalanan hingga tiba. Kini aliran bening itu telah tumpah ruah membanjiri pipi tirusnya. Dadanya terasa semakin sesak membayangkan lelaki yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 81

    Tidak tahu bagi orang lain. Namun, musim dingin kali ini benar-benar membekukan tulang-tulang Dietrich. Tidak secara harfiah. Tuduhan Catherine padanya menimbulkan efek yang luar biasa. Perlahan, tetapi mematikan. Setiap sel dalam tubuh lelaki tampan itu tersentak dengan kengerian luar biasa. Kengerian karena jika apa yang dituduhkan oleh si adik memang benar—dan Catherine bukan tipe orang yang bisa menuduh tanpa bukti yang kuat—maka tamat sudah semuanya. Itu artinya dia memang bersalah.Dietrich ingat malam itu. Pun malam-malam lain yang sama. Sudah terlalu lama dirinya memimpikan tubuh molek Natalie Casiraghi. Ramping, tetapi berisi di tempat-tempat yang pas. Sudah terlalu lama dia membayangkan dapat menyatukan diri dengan sosok cantik itu. Sudah terlalu lama.Si presdir tampan tidak ingat sejak kapan tepatnya. Namun, perlahan tapi pasti, dia memiliki pandangan yang lambat laun berbeda tentang Natalie Casiraghi. Gadis itu tumbuh menjadi wanita yang memesona. Wajahnya kecil, kedua ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 82

    Dietrich menyentuh Natalie. Dietrich yakin dia telah melakukannya. Demi Tuhan! Dia tidak akan bersikap berengsek dan mengambil keuntungan, meski saat itu dia mabuk, tetapi entah kemujuran atau kesialan bagi Di karena ternyata Natalie juga menunjukkan antusiasme yang sama.Tampaknya hasrat gadis itu sama besarnya. Sama ... liarnya. Dietrich menjadi tak tahan lagi. Ketika melihat Natalie berada di puncak, lelaki tampan itu kehilangan seluruh kendali diri."Natalie ...." Lelaki itu berbisik penuh hasrat. "Berikan dirimu malam ini. Aku ingin berada di dalam dirimu. Mon Amour—Cintaku."Natalie terlihat telah mencapai puncak berkali-kali di bawah jemari dan lidah Dietrich. Di yakin itu karena jarinya merasakan sendiri kedutan di lembah lembab Natalie. Gairah perempuan cantik itu tampak berada di titik tertinggi. Getaran pada tubuh ramping Nat seakan menunjukkan gelenyar nikmat juga tampak lemas, dan di bawah sana begitu basah. Seolah tubuh itu sudah siap untuk mengarungi babak percintaan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 83

    Natalie tersengal-sengal. Dietrich tak menyadari ada air mata yang sedikit keluar dari mata Natalie yang terpejam kuat, dikiranya hanyalah peluh keringat, kemudian Di larut dalam euforianya sendiri. Ia bahkan tak ingat apa lagi mendengar rintihan serta permohonan yang keluar dari mulut wanita itu.Dietrich tersadar saat seluruh rasa sakit Natalie mulai berganti dengan kenikmatan tiada tara karena jerit kesakitan wanita itu telah berubah menjadi jeritan erotis yang semakin membangkitkan gairah Dietrich.Gerakan Dietrich semakin lama semakin brutal, sehingga Natalie mulai merasa ini semua tidak dapat ditahannya lagi."Dietrich ... pleaseee …," desah gadis itu penuh urgensi.Dietrich balas bertanya dengan suara parau yang menimbulkan getaran-getaran aneh di tubuh Natalie. "Katakan apa yang kau inginkan, Nat ...."Natalie menggeleng frustrasi. Kemudian, Dietrich menyeringai dan memberikan penawaran. "Kau ingin aku bergerak lebih cepat? Mungkin, membuatmu sampai ke puncak lagi? Mmm?"Natal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 84

    Pagi itu, Natalie muntah hebat. Dia sendirian di kamar hotelnya yang senyap dan dia tidak bisa merasa lebih beruntung lagi. Itu artinya, seluruh keluarga besarnya tidak ada di sini. Tidak bersamanya. Jika Natalie boleh menebak, mungkin sang mama sedang menggelar pesta lain. Sebuah pesta yang khusus didatangi oleh kerabat dekat untuk merayakan pernikahan si putri bungsu.Nat menekan tombol flush lalu bangkit dan berjalan dengan berpegangan pada dinding. Kepalanya agak pusing karena bunyi klakson kendaraan di kejauhan—New York City jelas dijuluki kota yang tidak pernah tidur bukan tanpa alasan.Wanita cantik itu duduk sendirian di tepi ranjang. Hatinya dipenuhi banyak sekali hal. Natalie menghela napas dalam-dalam, lalu meletakkan tangan di perut bagian bawahnya sendiri. Ini adalah hari yang besar. Akan menjadi hari bersejarah di mana dia akan menikah. Mon Dieu. Natalie merasa begitu yakin selama ini, tapi mendadak dia ragu.Apakah dia sudah melakukan sesuatu yang benar? Atau tidak? Nat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 85

    "Bagaimana, Lapochka—Sayang? Apakah kau berhasil meyakinkan Natalie untuk membatalkan pernikahannya?"Vladimir berdiri di lobi hotel, langsung bergegas menghampiri istrinya yang berjalan agak lambat karena membawa dua hasil cinta mereka di perutnya.Catherine menghela napas. Sudut-sudut bibirnya agak turun. "Tidak ...."Vladimir dapat ikut merasakan kekecewaan yang menghantam sang istri. "Natalie benar-benar keras kepala, ya?"Catherine mengangguk.Vladimir memeluk Catherine erat. "Tidak apa-apa. Kau sudah mengusahakan yang terbaik. Mmm? Jangan sedih lagi, Sayang. Jika Natalie memang ditakdirkan untuk bersama dengan Dietrich mereka pasti akan bersama, tetapi ini adalah pilihan Natalie sendiri. Kau tidak bisa memaksanya untuk menerima kakakmu. Oke?"Catherine terpaksa mengangguk lagi."Kita berangkat sekarang?" Vladimir menunjuk The Wolf yang sudah terparkir rapi di depan lobi hotel.Catherine menoleh sekali lagi pada lift yang membawanya turun ke lobi. Berharap Natalie tiba-tiba berub

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 86

    Ketika Natalie turun dari sebuah limosin dengan bendera Monako yang berwarna merah-putih berkibar di bagian depannya, para fotografer sudah siap dengan kamera masing-masing. Blitz mulai menyorot. Cahayanya terasa membutakan sekilas. Deretan gadis-gadis cilik—termasuk Nasya dan Tata, menaburkan bunga penuh suka cita. Karpet merah telah digelar di sepanjang jalan. Gaun Natalie yang ekornya menjuntai ke belakang, menampilkan kesan anggun nan elegan.Saat Natalie dan ayahnya memasuki ballroom, semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan. Bunga-bunga terus ditaburkan. Musik lembut berkumandang. Seharusnya, Natalie menampilkan sebuah senyum cerah ceria tak tergoyahkan. Akan tetapi, netra perempuan cantik itu justru terpaku pada sosok lelaki yang berada di barisan penonton. Bukannya lelaki yang berdiri di altar dan bersiap menyambut dirinya.'Dietrich ... datang,' pikir Nat pusing.Tidak hanya sekadar datang. Lelaki itu datang dengan gaya yang memesona. Bagaimana mungkin, sebuah setelan berpot

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 126

    Monte Carlo, Monaco.Sudah hampir sebulan berlalu semenjak Natalie kehilangan bayinya. Tak ada satu hari pun berlalu tanpa ia mendapatkan surat berisi permohonan maaf—permintaan agar wanita cantik itu mau memberikan kesempatan sekali lagi pada pernikahan—yang datang bersama buket bunga dan cokelat dari Dietrich.Terkadang, buket itu juga disisipi boneka-boneka beruang mini yang dipesan khusus dari tempat Vladimir memesankan Teddy Bear pembawa tomat milik Nasya dan Tata. Boneka-boneka itu, si beruang mini, selalu memiliki tiga item dalam satu serinya. Beruang ayah, beruang ibu, dan beruang anak laki-laki. Si beruang ayah dan beruang ibu memiliki warna mata Dietrich dan Natalie. Serta, warna rambut mereka sebagai corak bulu di seluruh badan.Pada sebuah surat yang dikirimkan beberapa waktu lalu, Natalie hampir tersenyum. Hampir saja, jika perempuan itu tidak ingat bahwa dirinya sedang berada dalam masa berkabung.Mon Amour, tulis Dietrich.Jangan bersedih lagi. Musim dingin yang menyeba

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 125

    Dietrich kembali ke Brussel sendirian, setelah Natalie dibawa pulang ke Monte Carlo malam itu ... tanpa berpamitan. Seluruh keluarga Toussaint masih berada di istana musim panas Babushka. Vladimir dan Catherine berencana menghentikan pesta yang berlangsung untuk menyambut kelahiran kedua putra mereka—demi menghormati Dietrich dan menyatakan bahwa mereka turut berduka atas kehilangan yang Dietrich dan Natalie rasakan.Namun, Dietrich menolak. Fyodor dan Mykola berhak mendapatkan semua pesta itu. Begitu pula dengan Catherine—yang meski sudah memiliki empat anak, tetapi baru pertama kali merasakan bahwa pengalaman melahirkannya dirayakan. Jadi, malam itu juga Dietrich mengemasi barang-barangnya kemudian bertolak menuju bandara Pulkovo untuk selanjutnya terbang kembali ke rumah.Ke kastil Toussaint.Malam di awal bulan Januari itu gelap dan sungguh tanpa bintang. Membeku ... menggigit hingga ke dalam sukma. Dietrich menatap hampa semuanya melalui jendela pesawat—dan limosin yang dikemudik

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 124

    "Kau dengar sendiri apa yang dikatakan oleh putriku." Dietrich mendengar Tuan Casiraghi—ayah mertuanya—berjalan mendekat tatkala Natalie tertidur di dalam kamar rawat inapnya.Ya. Dietrich tidak tuli. Tentu saja dia mendengar semuanya."Kami akan membawanya pulang ke Monte Carlo," kata Tuan Casiraghi di depan semua orang. "Urusan perceraian nanti akan diselesaikan oleh tim pengacara yang kami tunjuk."Dietrich termenung. Semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar terasa bagai mimpi yang jauh—sebuah mimpi buruk. Lelaki itu mengerling pada Natalie yang masih berada di atas bed pasien, namun sosok cantik itu telah mengalihkan pandangan ke arah lain.Bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini? Bagaimana cintanya dapat menyerah pada hubungan mereka berdua di saat mereka sama-sama kehilangan?Di saat seluruh ruangan hening selama beberapa saat, Dietrich tahu bahwa semua orang sedang menunggu jawabannya. Maka, ia mengangguk. Ia tidak sanggup mengatakan apa pun. Dan ia menahan diri agar

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 123

    Derap kaki Dietrich menggema di seluruh lorong rumah sakit, diikuti langkah kedua orang tuanya—Anthony Toussaint dan Lady Louise. Raut penuh kepanikan tampak jelas di wajah pria tampan itu. Tubuhnya yang tinggi dan tegap berpacu lebih dulu dibandingkan dengan siapa pun untuk mencapai ruang operasi tempat istrinya berada.Operasi masih berlangsung. Ruang tunggu di depannya lengang. Sunyi. Seolah mengejek lelaki itu dalam keheningan yang menyakitkan."Duduklah dulu dan tenangkan dirimu, Dietrich," bujuk Anthony Toussaint. "Kita doakan saja agar semuanya berjalan lancar dan Natalie baik-baik saja."Lady Louise sependapat dengan sang suami. "Aku sudah menghubungi Stéphanie. Dia dan keluarganya sudah dalam perjalanan kemari."Kedua tangan Dietrich lari ke kepala untuk meremas rambutnya sendiri. Kemudian, turun ke bagian tengkuk, dan berakhir membentuk sebuah kepalan yang diarahkannya ke mulut pria tampan itu sendiri. Kekalutan melanda dirinya—sampai paru-parunya mulai terasa kesulitan untu

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 122

    Pada saat mobil telah berhenti di depan ruang gawat darurat rumah sakit, Natalie tidak sempat berpikir lagi. Segalanya terasa bagai mimpi—bagaimana dia diangkat dan diletakkan di sebuah brankar. Brankar tersebut didorong ke dalam, lalu Dokter Özge tampak berbicara dengan beberapa petugas medis dan dalam sekejap Natalie dimasukkan menuju sekat pemeriksaan.Sebuah gelengan pelan yang dilakukan oleh Dokter Özge sesaat setelah pemeriksaan menghancurkan hati Natalie bahkan sebelum sang dokter sempat berbicara."Nyonya Natalie maafkan saya. Saya tidak menemukan detak jantung janin Anda lagi." Dokter Özge berkata gamblang.Penegasan itu membuat Natalie sontak terisak. Tangisannya pecah begitu saja—tanpa bisa ditahan lagi. Ini adalah hal yang menakutkan. Tidak, bukan. Sesungguhnya, ini adalah hal yang paling ia takutkan. Bahkan sejak awal kehamilan, Natalie tidak pernah merasa percaya diri bahwa semua akan baik-baik saja. Seolah dia sudah tahu bahwa ini akan terjadi."Nyonya," Dokter Özge men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 121

    "Apa yang Anda rasakan?"Pertanyaan Dokter Özge menyentakkan Natalie kembali pada kenyataan. Wanita itu melarikan tangan ke belakang leher, lalu mengusap keringat dingin yang terus membasahi kerah sweater-nya di sana sembari menelan ludah. "Tidak ada."Dokter Özge mengangguk. "Nyonya .... Sering kali kita tidak memerhatikan. Namun, apa yang kita rasakan tidak selalu itulah yang bayi kita rasakan. Anda mungkin tidak merasa lelah ... atau mungkin tidak sadar bahwa Anda sebenarnya sedang stres. Banyak sekali hal yang bisa memicu timbulnya flek. Pemeriksaan oleh dokter Anda di Venezuela menunjukkan beberapa gejala yang tidak bagus. Namun, jangan khawatir. Bukan berarti sekarang kondisinya belum membaik."Natalie mengangguk, kemudian memejamkan mata. Sebelah tangannya mengusap lembut perutnya. Wanita cantik itu berusaha merasakan. Apa pun—entah itu hingar bingar suara musik di kejauhan, kembang api yang terus memeriahkan langit musim dingin, suhu udara yang semakin menurun seiring bertamba

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 120

    Pada saat Natalie sampai di kamar tempat Catherine dan anak-anaknya berada, Dokter Özge membuka pintu dan keluar sebelum Natalie sempat menyentuh gagang pintu. Wanita berkacamata tebal itu agak terkejut, tetapi senang melihat kedatangan Natalie."Nyonya Toussaint!" Dokter Özge berseru lalu kedua tangannya meraih pundak Natalie. "Saya mendengar banyak hal tentang pernikahan Anda yang sensasional. Selamat, Nyonya. Semoga pernikahan Anda mendapatkan keberkahan dan langgeng. Anda ingin menjenguk Nyonya Alexandrov?"Natalie tersenyum. "Terima kasih. Ya, Dok. Saya kemari untuk melihat bayi-bayi Catherine."Dokter Özge mengangguk. "Bagaimana dengan kehamilan Anda sendiri? Apakah semuanya baik-baik saja?"Natalie terdiam agak lama."Nyonya? Apakah ada yang bisa saya bantu? Anda tampak ... sedikit pucat." Dokter Özge membantu Natalie untuk duduk di sebuah kursi di lorong. "Apakah ada masalah?"Natalie menelan ludah. "Saya sempat memeriksakan kandungan sebelum terbang kemari, tetapi ... dokter

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 119

    Natalie tidak berani banyak bergerak. Dokter kandungan yang diam-diam ia temui di Venezuela meresepkan serangkaian obat penguat kandungan dan beberapa vitamin tambahan, serta memberikan saran untuk beristirahat sebanyak mungkin demi menghindari stres.Yang terakhir adalah yang paling sulit. Natalie tidak merasa stres akan apa pun, tetapi entah mengapa dokter mengatakan itu. Badannya pun tidak terasa lelah bahkan setelah perjalanan panjang dari Brussel ke New York, kawin lari ke Las Vegas, kembali ke Monte Carlo, berbulan madu ke Caracas, kemudian sekarang sedang dalam penerbangan lanjutan dari Brussel menuju St. Petersburg."Selamat datang di Rusia, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya sekalian!" Erik—tangan kanan Vladimir Alexandrov—menyambut kedatangan pesawat jet pribadi terbesar milik Alexandrov, Lexstream One, yang ditugaskan khusus menjemput keluarga Toussaint—di bandar udara Pulkovo, dengan senyum ramah yang kini tidak lagi tampak seperti seringaian beruang di mata Natalie.Dietrich men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 118

    "Vladimir Alexandrov baru saja memberi tahuku bahwa hari perkiraan lahir anak-anaknya sudah dekat. Keluarga Toussaint sudah akan berangkat ke Rusia. Tapi, aku ingin bertanya padamu dulu sebelum memutuskan apa pun. Bagaimana menurutmu? Apakah kita ikut berangkat ke St. Petersburg? Atau kita masih tinggal di sini untuk beberapa lama lagi?"Dietrich Toussaint kembali pada istrinya setelah memesan makan siang dan menerima telepon lain dari adik iparnya. Lelaki itu tampak riang. Sumringah. Senyumannya teramat lebar menandakan kebahagiaan menyambut calon keponakan-keponakan barunya.Ia menghampiri sisi ranjang istrinya, kemudian menggenggam jemari perempuan cantik itu lembut. "Mereka baru akan lahir, tetapi aku sudah tidak sabar menanti mereka dewasa. Kurasa, mereka akan sama ugal-ugalannya dengan kedua kakak mereka," ucapnya. "Dan mereka akan menjadi sepupu-sepupu yang baik untuk anak kita."Natalie menelan ludah. Sekilas, Dietrich sempat melihat kilau kesedihan di mata wanita cantik itu,

DMCA.com Protection Status