Mark menyunggingkan senyum tipis mendengar ucapan ayahnya, Alex. Senyum itu lebih seperti tameng dari serangan emosi yang mulai bergejolak di dalam hatinya.Dengan tenang namun tegas, dia berkata, “Wanita polos atau bukan, Dania tetap istriku. Seburuk apa pun dia di masa lalu, aku tidak peduli.”Tatapan matanya menyala, penuh determinasi, menembus ke arah Alex yang berusaha menyembunyikan kemarahannya di balik wajah tenangnya. Mark tahu betul, di balik sikap dingin itu, ada ledakan amarah yang sedang menunggu waktu untuk meledak.“Kau tidak perlu mencari tahu sampai ke akar-akarnya, Ayah. Baik Dania mantan kriminal pun, aku tidak peduli. Jadi, sekarang pergilah dari ruanganku!”Mark memalingkan wajahnya, enggan berlama-lama menatap sosok ayahnya. Setiap kali Alex hadir dengan wajah penuh keyakinan, selalu ada rasa muak yang menyeruak di dadanya.Kali ini, rasa itu semakin bertambah dengan informasi yang baru saja dilemparkan kepadanya. Informasi yang sebetulnya mengguncangnya, tapi Ma
Read more