Pagi itu, suasana kantor V-One Grup terasa sedikit berbeda. Suara langkah Mark yang tegas menggema di lorong-lorong, mengisyaratkan bahwa ia datang dengan amarah yang ditahan. Begitu tiba di ruang kerjanya, ia segera membuka pintu dengan kasar, melempar tasnya ke atas meja, dan dengan nada dingin memerintahkan, “Vicky, masuk ke ruanganku!”Vicky, yang sudah terbiasa dengan suasana tegang seperti ini, segera bergegas masuk. Namun, kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Mark terlihat sangat serius, bahkan lebih dari biasanya. Ia duduk di kursi kebesarannya, mengetuk-ngetukkan jari-jari di atas meja seraya menghela napas panjang, seakan mencoba menenangkan gejolak di dalam dadanya.“Ada apa, Tuan?” tanya Vicky dengan hati-hati.Mark memandang Vicky tajam. Matanya berkilat penuh amarah yang ditekan. “Kevin akan memalsukan data tentang kecelakaan Dania dan ibunya,” ujar Mark, suaranya rendah dan penuh ketegangan. “Entah sudah selesai atau belum, dia akan melaporkanku pada polisi terkait hal
Baca selengkapnya