Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 118: Tetap Lindungi Dania

Share

Bab 118: Tetap Lindungi Dania

last update Last Updated: 2024-10-16 10:00:43

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari telah lama menyapa, tetapi sinar yang lembut tak mampu menghangatkan hati Mark yang kini duduk di ruang interogasi, menanti hasil dari pertemuan dengan pengacaranya.

Ruangan kecil itu terasa sempit dan penuh tekanan, meski di luar tampak cerah. Mark duduk dengan tenang, punggungnya tegap, meskipun beban yang ia pikul kini jauh lebih berat dari yang bisa dilihat.

Sorot matanya tajam, mencerminkan kedewasaan dan ketenangan yang menjadi ciri khasnya, bahkan dalam situasi sesulit ini.

Langkah Vicky yang tegas dan cepat akhirnya terdengar memasuki ruangan. Mark langsung menatapnya, seolah menunggu kabar yang ia sudah tahu takkan mudah didengar.

Begitu Vicky mendekat, Mark mengajukan pertanyaan yang pertama kali muncul di benaknya.

"Bagaimana kondisi Dania?" tanya Mark dengan nada rendah namun penuh perhatian. Ada kecemasan yang tak dapat ia sembunyikan.

Meski ia sendiri sedang dalam masalah be

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
MAIMAI
cepat di urus bersama pengacara deh mark, biar cepat bebas dan kembali ke dania.
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
jadi bagaimana dania akan membuat mark keluar?atau apa yg mark akan lakukan,toh dia baru dapat pedingatan dan blm siap apa2 kemarin
goodnovel comment avatar
Widia Anaska
jangan terlalu dipikirin yg bisa bikin kamu drop Mark kamu harus lebih kuat dari Dania kalo Dania aja bisa survive kamu jg harus lebih bisa kuat.. cepetlah tuntaskan masalah ini kasian Dania yg sedang hamil tapi harus menghadapi masalah sendirian
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 119: Mark bukan Pembunuh

    Merry berdiri di ambang pintu, wajahnya tampak bimbang namun penuh tekad saat dia menatap Dania yang tengah bersiap. "Nona Dania. Nona mau pergi ke mana?" suaranya terdengar seperti bisikan angin lembut yang mencoba menghentikan badai.Dania yang tengah memegang tas tangannya, menoleh dengan sorot mata yang tak terbaca. Bibirnya mengulas senyum tipis, namun ada sesuatu di dalam matanya yang seolah hendak berteriak dalam diam."Aku harus pergi ke rumah Bibi Angel, Merry. Aku sudah memberitahu Vicky. Tapi, dia sedang berada di kantor polisi. Jadi, aku pergi sendiri saja."Nada bicara Dania terdengar tegas, tapi tak bisa menyembunyikan kegelisahan yang menggelayut di hatinya.Merry menggelengkan kepalanya perlahan, bibirnya mengatup rapat sebelum ia kembali berbicara, suaranya rendah dan penuh permohonan, seakan-akan sedang melawan ketakutan yang hanya dirinya yang mengerti."Sebaiknya tunggu Tuan Vicky datang dulu, Nona. Saya dilarang membiarkan Anda pergi sendiri. Mohon, Nona, jangan m

    Last Updated : 2024-10-17
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 120: Badai sedang Menghantam

    Matahari sore yang menyelinap dari balik jendela rumah Angel tampak redup, seakan tahu betapa suramnya pertemuan yang sedang terjadi di dalam.Dania tidak menunggu lama setelah mobil berhenti di depan rumah. Dengan langkah cepat dan penuh tekad, dia memasuki rumah itu, diikuti oleh Vicky yang tetap setia mendampinginya.Sejak hari pertama ia mengenal Mark, Vicky selalu ada, dan kini pria itu menjadi sandaran yang bisa diandalkan di tengah badai yang menimpa keluarganya.Dania menatap ruangan itu dengan dingin, kenangan masa kecilnya yang pernah bahagia di tempat ini terasa begitu jauh.Semuanya kini berubah menjadi puing-puing perasaan yang tertinggal. Sesosok wanita duduk di sofa ruang tengah, menanti dengan sikap yang penuh ketenangan, seolah sudah tahu badai apa yang akan datang menghampirinya.“Bibi Angel.” Suara Dania terdengar serak, dipenuhi dengan amarah yang sudah lama tertahan. Ia menatap bibinya dengan datar, tidak ada sedikit pun kehangatan dalam tatapan itu.Angel mengang

    Last Updated : 2024-10-17
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 120: Hanya ingin Memeluk Dania

    Ruang investigasi itu terasa dingin, sepi, dan menekan. Hanya deru napas Mark yang terdengar di tengah ketegangan yang menggantung di udara.Sean duduk di hadapan keponakannya, menatapnya dengan ekspresi datar namun penuh kehati-hatian, seolah ia sedang menimbang-nimbang kata-kata yang harus ia ucapkan."Apakah semua ini ada hubungannya dengan ayahmu?" Sean memulai, suaranya terdengar pelan namun langsung menusuk inti permasalahan. "Apakah dia belum bisa menerima kenyataan?"Mark mengangkat kepalanya, menatap pamannya dengan mata yang penuh kemarahan yang terpendam. "Kumpulkan saja bukti-bukti validnya, Sean," jawabnya tanpa basa-basi. "Agar kau tahu apa yang diinginkan Ayah dengan memenjarakanku."Sean menyandarkan tubuhnya ke kursi, tatapannya masih tertuju pada Mark, mencoba membaca ekspresi yang tersirat di wajahnya."Bukti yang Alex layangkan ke polisi benar-benar palsu, kan, Mark?" tanyanya, meskipun jauh di dalam hatinya ia sudah tahu jawabannya.Mark mengangguk perlahan, kelel

    Last Updated : 2024-10-18
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 121: Aku memang Bodoh

    Rumah besar itu berdiri megah, namun sepi dan dingin seperti benteng yang tak lagi dihuni oleh kehangatan. Sean melangkah masuk, derap langkahnya terdengar tegas di sepanjang lantai marmer yang memantulkan bayangannya.Amarah yang menggelegak di dalam dadanya membuat setiap gerakannya tampak tajam dan penuh emosi yang ditekan. Tatapannya menusuk ketika ia memasuki ruang tamu, di mana adiknya, Sarah, menunggunya.Sarah berdiri di sudut ruangan, tampak ragu namun berusaha menyembunyikan kegelisahannya. Wajahnya pucat, seolah ia sudah tahu apa yang akan datang.Matanya bertemu dengan mata Sean yang penuh dengan kemarahan yang hanya ia kenal terlalu baik. Sebelum Sean sempat bicara, Sarah mencoba untuk menenangkan suasana dengan suara lembutnya.“Aku baru saja hendak menjenguk Mark di kantor polisi,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan.Sean berhenti di depannya, tatapannya dingin, dan suaranya keluar dengan kegetiran yang tidak bisa ditahan lagi. “Dan ini, yang kau inginkan?” tanya Sea

    Last Updated : 2024-10-18
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 122: Jangan Ikut Campur

    Kevin duduk di kursi kulit mewahnya, tubuhnya bersandar santai, tetapi senyum licik yang menghiasi wajahnya menyiratkan kemenangan besar yang baru saja ia raih.Layar komputer di hadapannya menampilkan berita utama yang menghantam nama Mark tanpa henti—bulir-bulir penghinaan, tuduhan, dan skandal bertebaran di media, membuat Mark seolah-olah sudah divonis sebagai penjahat meski persidangan belum dimulai.Suasana ruang kerja Kevin yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan aura kemenangan yang mendidih, seolah menegaskan bahwa momen yang ia tunggu selama ini akhirnya tiba.“Kau sengaja bermain-main denganku, Mark,” gumam Kevin pelan namun penuh kebencian, matanya memicing tajam menatap nama Mark yang terpampang di layar. “Maka akan kubuat dirimu hancur ... hancur sehancur-hancurnya karena telah membuatku malu!”Ucapan itu disertai tawa kecil yang getir, bibirnya menyunggingkan senyum licik. Dalam pikirannya, Mark bukan hanya musuh biasa—dia adalah penghalang besar dalam hidupnya, orang

    Last Updated : 2024-10-19
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 123: Akan Selalu Melindungi Dania

    Ruang rapat V-One Group terasa sunyi, meski diisi oleh beberapa orang penting. Aura ketegangan menggantung di udara, menekan setiap individu yang hadir.Semua mata tertuju pada Sean, yang duduk di ujung meja besar dengan sikap tenang namun tegas. Kegentingan situasi sudah cukup jelas, bahkan sebelum pertemuan ini dimulai.Mark, sang CEO, keponakan kesayangan Sean, kini sedang dipenjara, dan desakan dari berbagai pihak agar perusahaan mengganti direksi semakin tak terbendung.Sean menghela napas pelan, menyatukan jemarinya di atas meja. Ia memahami kekhawatiran yang melanda para investor, kolega, dan rekan bisnis lainnya. Namun, Sean tidak akan membiarkan kepercayaan terhadap Mark hancur begitu saja hanya karena satu tuduhan keji.“Aku sudah mendengar permintaan dari investor, customer, dan kolega lainnya mengenai masalah ini,” Sean memulai dengan suara tenang namun mantap.Matanya menyapu wajah-wajah di depannya, satu per satu. “Dan tujuh puluh persen dari mereka tidak percaya jika Ma

    Last Updated : 2024-10-20
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 124: Diary Milik Mark

    Dania membuka pintu perpustakaan besar di rumah megah suaminya, Mark. Langkahnya terhenti sejenak, mengamati ruangan yang asing baginya, meskipun ia telah tinggal di rumah itu hampir setengah tahun.Rak-rak tinggi berisi deretan buku tebal tentang bisnis dan investasi, buku-buku yang selama ini menjadi dunia Mark. Namun baginya, semua itu hanya tumpukan kata-kata yang tidak ia pahami.“Hampir setengah tahun aku tinggal di sini, tapi baru kali ini aku menginjakkan kaki di perpustakaan ini,” gumamnya, lalu menghela napas panjang. Ruangan ini begitu sunyi, menciptakan atmosfer yang mendalam dan penuh kenangan.Dania melangkah ke meja di tengah ruangan, penuh dengan buku dan catatan yang tampak baru saja disentuh.Tangannya terulur, mengusap pelan lembaran-lembaran tulisan tangan Mark, seolah ingin merasakan kehadiran suaminya melalui coretan tinta itu. Perasaannya campur aduk; kerinduan yang mendalam dan kekosongan yang tak bisa ia isi tanpa kehadiran Mark.Sebuah buku kecil di antara tu

    Last Updated : 2024-10-20
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 125: Aku bukan Pembunuh!

    Waktu sudah menunjuk pukul tujuh malam, malam yang terasa lebih mencekam dari biasanya. Di balik tembok-tembok penjara yang dingin dan suram, Alex datang menghampiri Mark seorang diri, tanpa penjaga atau pengawal yang biasanya mengiringinya.Wajahnya menampilkan senyum licik, seolah ia telah memenangkan permainan yang selama ini ia ciptakan dengan cermat. Di hadapan Mark, ia duduk dengan santai, memancarkan aura superioritas yang memuakkan.Mark, duduk di sisi lain, tak sedikit pun menoleh pada ayahnya. Ia menatap kosong ke dinding di depannya, memandang kebebasan yang kian jauh dari jangkauannya. Sementara itu, Alex menatap putranya dengan penuh rasa bangga palsu.“Sangat mudah untuk keluar dari sini, Mark,” ucap Alex perlahan, nadanya penuh tipu daya. “Tinggal patuh saja padaku, maka semuanya akan kembali seperti semula. Namamu akan bersih, seolah ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.”Sebuah senyum sinis terlukis di wajah Mark. Ia mendengar tawaran itu, tetapi baginya

    Last Updated : 2024-10-20

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   END~

    Satu tahun kemudian ….Clara berdiri di depan jendela apartemen milik Stevan. Lalu pria itu menghampirinya dan memeluk wanita itu dari belakang dan mencium pipinya dengan lembut.“Hi, Stev.”“Hm. Kau tahu? Apa yang sudah ayahmu bicarakan tadi di ruang meeting?” ucap Stevan dengan suara beratnya.“Apa?” tanyanya ingin tahu.Stevan menghela napasnya dengan panjang. “Dia menagih cucu padaku.”Clara yang mendengarnya sontak tertawa. Ia kemudian membalikan badanya dan menatap Stevan.“Lalu, apa jawabanmu?” tanyanya kemudian.Stevan mengendikan bahunya. Ia lalu mengambil sesuatu di dalam saku celananya dan membukanya.Sontak Clara menutup mulutnya dengan mata membola melihatnya. “Stevan ….”“Clara. Kita sudah melewati perjalanan yang cukup panjang. Aku telah mencintaimu sejak kau masih remaja, aku telah menyayangimu sejak kau lahir ke dunia. Aku tahu, kau adalah takdir yang telah Tuhan tentukan untukku.“Meski us

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Permintaan Clara

    Tiba-tiba, suara dentingan terdengar. Begitu cepat. Tanpa Emma sadari. Mike menendang meja. Meja menjadi miring lalu membuat pisau di tangan Emma terpental.Tring! Pisau menjauh dari Emma. Stevan bergerak dalam hitungan detik.Ia meraih lengan Emma, memelintirnya ke belakang, membuat wanita itu berteriak kesakitan.Clara tersungkur ke lantai saat Stevan berhasil menjatuhkan Emma.Napasnya memburu. "Mmmh ..." mulut itu terikat. Clara tak bisa bicara apapun.“Permainanmu selesai,” desisnya.Emma menatapnya, matanya dipenuhi amarah dan kepedihan.“Tapi aku mencintaimu …”Stevan memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam.“Tidak, Emma.” Ia menatapnya tajam. “Ini bukan cinta, tapi obsesi. Aku tidak pernah mencintaimu dan kau salah mengartikan semuanya. Bahkan kau pun tahu sejak dulu pun aku hanya mencintai Clara.”“Sekali lagi kutegas

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Ancaman Gila

    Emma menyimpan pisaunya kembali, tetapi sorot matanya tetap menakutkan. Clara menelan ludah dengan susah payah, merasakan jantungnya berdegup begitu keras seakan ingin menerobos keluar dari dadanya.Keringat dingin mengalir di pelipisnya, membasahi kulitnya yang sudah pucat.Emma berjalan ke pintu dengan langkah santai, seolah semua ini hanya permainan baginya. Namun, sebelum keluar, ia berhenti dan berbalik."Oh, dan satu hal lagi, Clara …"Clara menahan napas, tubuhnya menegang. Tenggorokannya terasa kering, seolah ada simpul yang mengikatnya erat dari dalam."Aku ingin dia melihatmu dalam keadaan paling menyedihkan sebelum akhirnya aku menghilangkanmu dari dunia ini."Senyuman Emma penuh kepuasan, seperti seorang seniman yang baru saja menyempurnakan mahakaryanya yang keji.Kemudian, dengan gerakan lambat yang disengaja, ia mendorong pintu gudang hingga tertutup dengan suara berderak, menggema di ruang kosong yang dingin.

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Sudah Dalam Perjalanan

    "Hahaha, lelaki lemah. Kau mau apa? Menangisi wanitamu? Kau memang pantas ku buang sebagai rekanku. Aku tidak suka lelaki lemah sepertimu." Emma merasa menang. Desain tawanya begitu liar."Clara? Ini berbahaya, Emma. Kendalikan dirimu!""Mike, aku ... Aku hanya mengajaknya bermain. Kau tahu, dia selalu menghalangi jalanku. Aku hanya ingin memberinya pelajaran." Suara Emma santai tanpa rasa bersalah sama sekali."Emma, jangan lakukan ini!" suara Mike meninggi, tangannya mengepal. "Kau sudah cukup membuat kekacauan!""Oh, Mike, kau selalu terlalu baik l… atau terlalu bodoh? Aku ingin melihat sampai sejauh mana kau dan Stevan bisa melindungi wanita ini. Sekarang dia ada di tanganku. Jika kau ingin menolongnya, ajak Stevan dan temui aku."“Apa yang kau lakukan pada Clara?” Mike menggertakkan giginya.Tawa Emma terdengar lebih keras. "Ah, kau akan melihatnya sendiri. Aku akan mengirim lokasi. Tapi jangan terlambat… atau

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Ingin Berbagi Kebahagiaan

    Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar."Seperti yang kau minta. Semuanya akan berjalan lancar."Emma tersenyum puas. Ia meletakkan ponsel itu kembali dan merapikan rambutnya di depan cermin."Malam ini akan menjadi malam yang panjang," bisiknya.Ia meraih mantel, mengenakannya dengan gerakan anggun, lalu mengambil kunci mobilnya dari meja. Satu tarikan napas panjang, satu langkah menuju pintu.Ia keluar dari kamar, menutup pintu dengan tenang.Ponselnya ia tekan. Bukan ponsel yang biasa ia gunakan. Ponsel lain dan nomor ponsel yang baru, telah ia siapkan kemarin."Nona Clara. Apa anda putri dari Tuan Mark? Papa Anda mengalami kecelakaan lalu lintas, saya menolongnya dan tuan Mark sekarang ada di Alvarado hospital medicare center. Tolong datang segera, karena saya harus mengejar jadwal penerbangan saya.""APAA?! ba-baiklah saya segera datang. Terima kasih Nona telah menolong Daddy." Hiks."Apakah Daddy baik-baik saj

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Pastikan Semuanya Siap

    Ia memiringkan kepala, tatapannya terpaku pada sosok Stevan di kejauhan. Mata hitamnya membesar, membulat seakan ia baru saja melihat sesuatu yang indah.Jantungnya berdetak lebih cepat. Pipinya merona."Ah, Stevan …" gumamnya, suaranya terdengar seperti seorang gadis jatuh cinta. "Kau masih tampan sekali. Bahkan dari kejauhan sekalipun!"Ia menempelkan telapak tangan ke pipinya sendiri, memejamkan mata, membayangkan sesuatu.Pernikahan mereka. Stevan di altar, mengenakan jas putih. Ia di sisinya, mengenakan gaun yang memesona. Semua orang tersenyum bahagia.Ya … itulah yang seharusnya terjadi setelah ini.Emma membuka matanya, ekspresinya berubah. Rahangnya mengeras, napasnya semakin cepat."Tapi sebelum aku menjemputmu, sayang …"Tangannya menyelip masuk ke dalam tas kecilnya. Jemarinya bergerak lincah, mencari sesuatu.Lalu, sesuatu berkilau di bawah lampu. Pisau kecil dengan ukiran indah di gagan

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Jaga Clara

    Bodyguard pertama yang mencoba melawan. Namun, Randy dengan cepat menghindar dan menghantamkan pukulan yang kuat.Pria itu jatuh ke lantai mengerang. Tidak bisa bergerak. Bodyguard kedua mencoba menahan Randy. Tapi tidak berhasil.Seperti seorang pria yang sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa anaknya, Randy mengamuk, membabi buta, tidak memberi ampun.Mike tergeletak di tanah. Wajahnya penuh dengan cairan merah pekat. Dan tubuhnya semakin tak berdaya.Di sebelahnya, Randy berjongkok, memeriksa keadaan anaknya. Mike masih bernapas, meskipun dengan susah payah."Mike bertahanlah." Randy berteriak, mengguncang bahu.Mike berharap ada reaksi. Tetapi Mike tidak bergerak. Cairan merah pekat itu mengalir deras dari luka-lukanya. Dan tubuhnya terasa dingin.Emma yang masih berdiri di kejauhan, karena perkelahian bodyguardnya, menyaksikan semua amukan Randy dengan tatapan penuh kebencian."Kau akan mati, Mike. Tidak ada yang bisa m

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Semakin Menggila

    Sementara itu, di dalam mobil, Emma duduk dengan gelisah. Matanya menatap tajam ke depan, namun pikirannya jauh melayang.Botol wine di tangan kanannya hampir kosong, dan dagunya basah oleh sisa-sisa cairan yang tumpah.Ia tampak marah, kecewa, dan sangat kesal. Rasa sakit yang menggerogoti dirinya akibat kehadiran Clara begitu menyakitkan."Stevan…!" gumamnya dengan geram, suara hatinya penuh kebencian. "Kenapa dia harus ada di sana? Apa dia pikir aku tidak tahu apa yang sedang terjadi?"Emma meneguk wine lagi, tanpa peduli dengan keadaan dirinya yang semakin kacau. Ia merasakan ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi ini."Kau pikir bisa menghindar, Stevan? Tidak. Aku akan pastikan Clara tahu siapa yang sebenarnya dia hadapi. Tidak ada yang akan bisa menghalangi rencanaku!"Tangannya yang gemetar memegang kemudi, namun di dalam dirinya, ada dorongan tak terhentikan untuk melanjutkan permainan berbahaya ini.Ia tahu bahwa j

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status