Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Menikahi Billionaire Bodoh: Chapter 121 - Chapter 130

145 Chapters

121. Aku Menyesal

Melalui rekaman CCTV yang didapat, akhirnya Xavier menemukan fakta bahwa salah satu nama yang mencuat adalah Vincent, mantan saingan Xavier di dunia usaha. Wanita yang berada di dalam rekaman video itu adalah Erika, adik kandung dari Vincent dan juga wanita yang dulu pernah mengejar Xavier."Dia ... Erika ...." gumam Xavier.Johan langsung ikut memeriksanya lagi dan benar itu merupakan Erika. Bahkan kini pria itu mulai menyelidiki plat nomor mobil yang dibawa."Sial ... Ini pasti karena Vincent masih dendam padaku!" geram Xavier."Cepat selidiki apakah Vincent bekerja sama dengan Jeremy!" titah pria tampan itu.Vincent pernah kalah telak dalam persaingan tender beberapa tahun lalu karena strategi brilian Xavier. Kekalahan itu menghancurkan reputasi Vincent dan membuatnya kehilangan banyak klien besar. Kini pun meski Vincent sudah membuka cabang perusahaan, namun tetap saja dirinya masih berada di bawah Xavier.Johan bergerak cepat demi menemukan keberadaan sang Nona Muda yang hilang.
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

122. Dua Dunia Berbeda

Kasih berdiri di depan sebuah kelas kecil, memegang buku cerita bergambar sambil tersenyum lembut. Di depannya, sekelompok anak-anak duduk di atas karpet berwarna cerah, menatap penuh antusias padanya."Apa kalian siap untuk mendengarkan cerita hari ini?" tanya Kasih dengan suara hangat.Anak-anak kecil itu semuanya mengangkat tangan tinggi-tinggi. "Saya!"Kasih mengangguk sambil tersenyum. "Baiklah. Ibu senang melihat semangat kalian. Sekarang duduk yang rapih dulu. Oke?""Oke!"Kasih tertawa kecil, merasa senang dengan hangatnya semangat anak-anak didiknya. Sudah empat bulan ia bekerja di taman kanak-kanak di kota kecil itu. Awalnya, ia hanya berniat membantu sementara, mencari kesibukan untuk mengalihkan pikirannya dari luka masa lalunya dan juga melupakan suaminya. Tapi seiring berjalannya waktu, Kasih merasa menemukan tempat di sini—dikelilingi oleh anak-anak yang polos dan penuh rasa ingin tahu.Namun, kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Kasih sadar bahwa waktu cutinya semak
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

123. Satu Bulan Sebelum Persalinan

Kasih duduk pada sebuah kursi kayu di dalam kontrakan kecilnya, menatap ke luar jendela yang langsung menghadap tembok dengan cat warna biru yang sudah pudar. Perutnya yang semakin besar membuat setiap gerakan terasa berat. Dengan satu tangan mengelus lembut perutnya, ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan pikiran yang terus berkecamuk."Bunda menyayangimu, Sayang. Tumbuhlah menjadi anak yang baik dan sehat ...." gumam Kasih dengan penuh harapan.Kontrakan kecil dan sederhana itu jelas jauh berbeda dengan kediaman Xavier yang megah, tetapi cukup untuk dirinya dan calon buah hatinya. Tidak ada perabot mewah, hanya beberapa peralatan penting yang ia beli dengan uang tabungan dan hasil bekerja sebagai guru TK selama empat bulan terakhir.Kini, kontrak mengajarnya telah habis, dan Kasih harus segera mencari pekerjaan baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setelah persalinan yang hanya tinggal kurang dari satu bulan lagi."Semoga uang tabunganku cukup ...." gumam Kasih sembari meng
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

124. Keputusan di Saat Kritis

Dengan tubuh gemetar, Kasih berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia memeriksa keadaannya."Apa aku akan melahirkan ...?" gumamnya sembari memegangi perutnya yang besar.Wanita itu berjalan perlahan mengambil tas yang telah ia siapkan untuk persalinannya. Dia pun berjalan menuju ke rumah sang pemilik kontrakan yang berada di sebelahnya. Diketuknya pintu rumah itu pagi hari dengan Kasih yang mencoba tetap berdiri."Nak Kasih, ada apa?" tanya Sari.Dengan wajah pucatnya, Kasih menjawab. "Maaf mengganggu, Bu. Tapi saya sepertinya mau melahirkan," jawabnya.Sari terlihat kaget. Lalu wanita itu segera memanggil suaminya. "Pak! Nak Kasih mau melahirkan!" serunya."Maaf merepotkan," cicit Kasih."Tidak. Kemarikan tasnya. Kita segera ke rumah sakit sekarang juga!" ujar Sari panik sambil membantu Kasih berjalan ke luar rumah. Sementara suaminya bergegas mengeluarkan mobilnya.Kasih merasa tubuhnya lemah, tetapi ia berusaha kuat. "Terima kasih atas pertolongan Bapak dan Ibu," gumamnya pelan. "J
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

125. Menjemput Kasih

Mendengar kabar tersebut, Xavier spontan berdiri dari duduknya. Pria itu menatap tajam ke arah Johan yang berdiri dihadapannya."Jangan bercanda!"Johan menggelengkan kepalanya. "Saya tidak bercanda, Tuan. Saya tidak berani ...." ucapnya tegas namun penuh kehati-hatian."Nona Muda ... benar-benar sudah ditemukan," lanjut Johan.Xavier mengangkat kedua alisnya, matanya menyiratkan campuran antara harapan dan ketidakpercayaan. "Apa katamu?" tanyanya lagi dengan suara bergetar, sesuatu yang jarang terjadi dari seorang pria yang dikenal dingin dan penuh wibawa seperti dia."Kami telah menemukan Nona Kasih, Tuan," ucap Johan meyakinkan. Xavier masih menatapnya."Tim kami baru saja melacak aktivitas transaksi kartu debit Nona beberapa menit yang lalu. Lokasi terakhirnya adalah sebuah rumah sakit di luar kota," jelas Johan dengan ekspresi wajah seriusnya."Rumah sakit?" tanyanya, bingung. "A-apa yang dia lakukan di sana?" Xavier mulai cemas dengan keadaan sang istri yang sudah hampir lima bu
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

126. Setelah Masa Kritis

Kata-kata itu membuat hati Xavier mencelos. Ia mendekap bayinya lebih erat, berusaha menenangkan dirinya. Bayinya yang awalnya menangis, kini mulai terdiam setelah dipeluk ayah kandungnya. Di saat seperti itu, waktu terasa berjalan begitu lambat."Sisi ...." gumam Xavier memanggil nama istrinya.Pria itu menoleh menatap ke arah pintu ruang operasi. Rasa khawatirnya benar-benar berkecamuk. Tak tenang, gelisah, bahkan rasa takutnya telah mengganggu dirinya. Setelah cukup lama berpisah, dia tak ingin kehilangan istrinya lagi.Sari yang melihat kekhawatiran di wajah Xavier, akhirnya mendekat. "Tuan, saya yakin Nak Kasih wanita yang kuat. Dia pasti akan baik-baik saja," ucapnya mencoba menenangkan.Namun, Xavier hanya bisa diam. Kekhawatirannya begitu besar membuat dia terduduk dan menangis memeluk putranya yang mulai tertidur."Sisi ...." gumam Xavier lagi. Pria itu menyembunyikan wajahnya yang menangis.Hampir satu jam berlalu, dan akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter kel
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

127. Kita Harus Pulang

Sebelum Kasih dipindahkan, Xavier menemui Sari dan suaminya untuk berterima kasih. Tentu saja pria itu tak hanya memberikan ucapan terima kasih. Dia pasti akan membalas budi pada pasangan paruh baya yang telah membantu persalinan istrinya.Beberapa waktu kemudian, Kasih dipindahkan ke ruangan rawat yang lebih luas dan nyaman. Saat bayi mereka tertidur di box kecil di sudut ruangan, Xavier kembali mendekati Kasih. Kali ini, ia tidak bisa lagi menahan air matanya. "Sisi ... aku tahu aku sudah membuatmu sangat terluka," ucapnya dengan suara serak. "Aku tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menebus semua dosaku padamu, tapi aku bersumpah akan melakukan apa saja untuk menebusnya. Aku akan menjadi suami yang lebih baik, ayah yang layak untuk anak kita. Jadi tolong beri aku kesempatan," pintanya dengan air mata yang membasahi kedua pipinya.Kasih memandang Xavier, matanya berkaca-kaca. Ia bisa melihat ketulusan di mata pria itu, tetapi luka di hatinya terlalu dalam untuk sembuh begitu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

128. Ketulusan Seorang Ayah

Wanita itu menatap ke arah Xavier. Pria itu pun tengah duduk diam di hadapan bayinya. Lalu saat Kasih memerhatikan lebih tajam, wajah tampan itu terlihat basah dan meneteskan air.Xavier pun mengelap wajahnya dengan tisu. Bukannya marah, pria itu malah tersenyum tanpa menyadari bahwa Kasih memerhatikannya diam-diam."Kamu jahil ke Ayah, Jagoan. Hangat begini, kamu pasti sangat bersemangat," ucap Xavier dengan senyuman.Kemudian pria itu mulai mengelap dan membersihkan pantat putranya. Dengan sabar Xavier mengganti popok bayinya dengan yang bersih. Lalu pria itu mengusap lembut bayinya agar kembali tertidur. Setelahnya baru dia pergi ke luar kamar untuk memindahkan popok yang telah kotor.'Ternyata dia masih sama. Tapi ... Kenapa dia tega memperkosaku waktu itu? Kenapa?' gumam Kasih dalam hati kembali merasa sedih.Malam itu Xavier kembali masuk ke dalam kamar dan membetulkan selimut Kasih. Dia sendiri memilih tidur di samping putranya yang terlelap di dalam box bayi. Posisi tidurnya p
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

129. Kamulah Ibu Peri-ku

Dekapan itu semakin erat. Seolah Xavier tak ingin melepaskan wanita yang paling ia cintai di dunia ini. Hanya Kasih lah satu-satunya orang yang mampu mencairkan gunung es di dalam dirinya."Maafkan aku, Sisi ... Hukumlah aku, tapi jangan pergi lagi dariku ...." pintanya dengan tangisan yang terdengar menyayat hati.Kasih terdiam. Wanita itu sebenarnya juga tak ingin seperti ini. Namun rasa cintanya yang pernah tumbuh di dalam hati untuk Xavier, tak bisa ia lupakan begitu saja."Kamu berengsek ...." katanya tiba-tiba."Iya. Aku berengsek. Aku hanya laki-laki pengecut dan bajingan yang memperkosa seorang gadis remaja yang sedang dalam pengaruh obat tidur. Aku berengsek! Hukumlah aku ...." sahut Xavier semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Kasih. Baru kali ini pria itu menangis tersedu-sedu setelah berhasil menemukan keluarga kecilnya.Keduanya terus berpelukan. Kasih sendiri tidak lantas melepaskan suaminya. Wanita itu menbairkan Xavier memeluk dan menangis di sana.Hingga se
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

130. Aku Bersyukur Pria Itu Kamu

Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai kontrakan kecil tempat Kasih dan bayinya tinggal. Xavier duduk di meja kecil di sudut ruangan, matanya tak lepas dari istri dan anaknya. Ia sudah berhasil membujuk istrinya. Hari ini, ia akan membawa Kasih dan bayi mereka kembali ke rumah."Sisi ...." panggil Xavier lembut, memecah keheningan pagi. Pria itu telah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua sebelum pergi.Kasih, yang sedang menyusui bayi mereka, menoleh. "Ada apa?" tanyanya dengan ekspresi yang lebih lembut. "Makanlah dulu sebelum melakukan perjalanan ," ucap Xavier dengan lembut. Pria itu membawakan sepiring nasi sayur mendekat ke arah tempat tidur Kasih."Iya. Sebentar, ya? Aku masih menyusui," sahut wanita cantik itu.Xavier segera duduk di samping Kasih. "Aku akan menyuapimu," ujarnya lembut.Kasih sedikit kaget. Lalu wanita itu menoleh menatap suaminya. Xavier tersenyum sembari mendekatkan sendok ke mulut Kasih."Kamu fokus menyusui anak kita saja.
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status