Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Menikahi Billionaire Bodoh: Chapter 131 - Chapter 140

145 Chapters

131. Nona Telah Kembali

Ketika mobil Xavier memasuki gerbang rumah mewah mereka, suasana langsung berubah. Para asisten rumah tangga sudah berdiri di depan pintu untuk menyambut kedatangan Nona dan Tuan Muda, segera bayi kecil yang juga akan menjadi Tuan di rumah itu.Kasih melihat ke sekeliling. Tak hanya para asisten rumah tangga dan juga penjaga kediaman suaminya, namun juga ada Wibowo dan Sania."Silakan, Tuan dan Nona. Selamat datang kembali," sambut Johan sembari membukakan pintu untuk sang Nona.Kasih mengangguk. "Terima kasih."Kini Xavier menggendong putranya, sementara Kasih berdiri di sebelahnya."Biarkan aku yang menggendongnya," bisik wanita itu."Biarkan aku saja. Kamu berjalanlah bersamaku. Lagi pula luka jahitmu masih belum sembuh," ucap Xavier dengan penuh perhatian. Pria itu mengulurkan tangan kirinya pada Kasih.Dan dengan senang hati Kasih menyambut uluran tangan suaminya. Kini mereka berdua berjalan memasuki rumah."Selamat datang kembali, Nona Kasih!" seru salah satu asisten rumah tangg
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

132. Tiga Tamu Tak Diundang

Sekembalinya sang Nona Muda ke dalam kediaman Xavier, membuat suasana yang tadinya suram menjadi lebih berwarna. Apa lagi dengan kehadiran bayi laki-laki yang menggemaskan yang langsung menjadi kesayangan semua orang."Lihatlah! Tuan Muda benar-benar manis seperti Nona. Oh ya. Haruskah kita memanggil Tuan Xavier Tuan saja? Sekarang sudah ada Tuan Muda yang lebih muda," ucap seorang asisten rumah tangga yang sedang mengerumuni bayi laki-laki itu.Kasih terkekeh pelan mendengarnya. Dia menatap wajah asisten rumah tangganya yang ia kenal. Dirinya bersyukur karena mereka masih mau melayaninya setelah dirinya memutuskan untuk melarikan diri. Dan mereka pun tak membahas hal itu lagi, seolah benar-benar tak pernah terjadi."Nona ... Kami benar-benar senang Nona Kasih kembali.""Itu benar. Hanya Nona yang pantas menjadi majikan kami. Kami benar-benar khawatir saat Nona Kasih pergi.""Iya, Nona. Lain kali kalau Nona memerlukan sesuatu, panggil saja kami. Kami dengan senang hati akan menjadi pe
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

133. Nama

Obrolan berlangsung hangat, tetapi ketika Harun mulai berbicara lebih banyak, Xavier tak bisa menyembunyikan kecemburuannya. Kasih, yang duduk di sampingnya, menyadari perubahan ekspresi suaminya. "Ada apa?" Kasih berbisik pelan pada suaminya.Xavier menoleh. "Tidak ada apa-apa," jawabnya agar sang istri tidak curiga. Bagaimana pun, sebelumnya dia pernah menyelidiki Harun yang pernah menyukai sang istri.Lita merasakan tatapan tajam sang Tuan Muda pada Harun. Gadis itu kemudian menggenggam tangan Harun dengan lembut.Harun, yang tampaknya mulai peka, segera menenangkan suasana. "Jangan khawatir, Pak Xavier. Saya tahu tempat saya. Sata tidak akan merebut istri orang karena saya sudah memiliki pacar," ujarnya."Itu benar." Lita mulai menyandarkan kepalanya pada bahu Harun.Kasih menatap tak percaya pada pengakuan Harun. Bahkan kini terang-terangan pemuda itu menggenggam tangan Lita dan mereka berdua terlihat mesra."Jadi ... Selama aku pergi, kalian jadian?" tanya wanita muda itu."Ya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

134. Acara yang Berubah Menjadi Petaka

Cahaya matahari pagi menerangi rumah mewah Xavier yang dipenuhi dengan dekorasi elegan. Hari itu adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Xavier dan Kasih. Mereka mengadakan acara pemberian nama untuk putra pertama mereka, Aidan Zenorich.Para tamu mulai berdatangan mulai dari keluarga dekat, rekan bisnis Xavier, dan sahabat-sahabat Kasih. Semua orang menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan itu atas kehadiran buah hati mereka yang tampan.Kasih terlihat anggun dalam balutan gaun pastel sederhana, sementara Xavier berdiri di sisinya dengan setelan jas yang membuatnya tampak semakin berwibawa. Aidan yang masih kecil terlelap dalam gendongan Kasih, sesekali menggerakkan tangan mungilnya, membuat semua orang tersenyum, ikut bahagia.Acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh seorang tokoh agama. Setelah itu, Xavier berdiri di hadapan tamu undangan untuk mengumumkan nama putranya."Mulai hari ini, nama anak kami adalah Aidan Zenorich," ujar Xavier dengan suara penuh kebanggaan. "Nama
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

135. Menyelamatkan Aidan

Xavier mengepalkan tangannya. Wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi amarah. "Aku tidak peduli siapa dia. Aku akan memastikan dia membayar mahal untuk ini. Cepat tangkap dan jangan sampai anakku terluka!" titah Xavier pada anak buahnya."Baik!"Semua anak buah Xavier dikerahkan untuk menyisir area sekitar rumah dan melacak kendaraan yang digunakan penculik. Mereka juga melibatkan pihak keamanan setempat untuk mempercepat proses pencarian."Xavi ... Bagaimana ini ...?" Wajah Kasih telihat pucat mengetahui putranya hilang. Wanita itu merasa bersalah."Maafkan aku ... Seharusnya aku tidak meninggalkannya ... Aidan ...." cicitnya dengan rasa bersalah dan khawatir yang teramat besar. Sebagai seorang ibu, tentu saja Kasih tidak mau terjadi hal buruk pada putranya."Kamu nggak salah, Sayang. Penculiknya lah yang kurang ajar. Dan akan aku pastikan dia mendapatkan hukuman dariku nanti!" tegas Xavier sembari memeluk sang istri.Beberapa jam kemudian, sebuah petunjuk baru muncul. Johan men
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

136. Interogasi

Ketika Xavier akhirnya kembali ke rumah, Kasih segera berlari menghampirinya. Tangis bahagia pecah saat ia melihat Xavier membawa Aidan dalam pelukannya."Aidan!" Kasih segera memanggil nama putranya dan bergegas memeluk bayi mungil itu."Aidan sepertinya haus dan merasa tidak nyaman," ucap Xavier mencemaskan putranya."Kalau begitu aku bawa Aidan ke kamar. Terima kasih, Xavi. Kamu telah menyelamatkan putra kita," ujar Kasih sambil memeluk Xavier dan Aidan sekaligus."Aku akan memastikan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi. Sekarang istirahatlah di kamar. Aku akan meminta orang untuk memperketat penjagaan dan membiarkan para tamu pulang ke rumah masing-masing," kata Xavier dengan suara tegas. Kasih mengangguk. Dia segera masuk ke dalam kamar diantar oleh dua sahabat baiknya, Irene dan Lita. Sementara Harun masih berhadapan dengan sang Tuan Muda yang dingin."Kamu sebaiknya pulang," ucap Xavier mengusir teman sang istri."Saya masih menunggu Lita, Tuan," sahut Harun."Terserah,
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

137. Pencarian Pelaku Utama

"Zero ...." gumam pria itu.Xavier dan Johan saling berpandangan. Nama itu seperti tidak asing dalam pikiran Xavier. Pria itu terdiam sejenak, seolah menggali informasi mengenai nama tersebut. Namun meski terdengar seperti familiar, Xavier benar-benar lupa."Apakah Anda mengenal nama samaran itu, Tuan?" tanya Johan yang menyadarkan bosnya.Xavier menggeleng pelan. "Aku tidak tahu," jawabnya."Kalau begitu saya akan menyelidikinya," ucap Johan sembari memberikan instruksi pada anak buahnya."Katakan saja siapa dan bagaimana orangnya!" Xavier mencoba menekan sanderanya lagi."Tuan ... Sepertinya tidak akan mudah. Dia sendiri belum pernah bertemu dengan orang yang menyuruhnya," ucap Johan mencoba menenangkan sang bos yang emosi.Setelah mendengar pengakuan itu, Xavier keluar dari ruangan dengan ekspresi dingin, meninggalkan Johan untuk menangani pria tersebut. Dia berjalan menuju kamarnya untuk menemui sang istri dan putranya yang berhasil selamat.Di sisi lain, Kasih yang masih berada d
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

138. Mencari Zero

Xavier memulai harinya lebih awal dari biasanya. Pagi itu, setelah sarapan bersama Kasih, ia langsung masuk ke ruang kerja untuk mendiskusikan rencana bersama Johan. Nama 'Zero' terus menghantui pikirannya sejak pengakuan terakhir dari pelaku penculikan. Apalagi dengan dugaan keterlibatan nama itu dalam kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya beberapa tahun silam. Xavier tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja."Johan," panggil Xavier tegas, "Kita tidak bisa membuang waktu. Aku yakin 'Zero' bukan nama sembarangan. Ini bukan hanya soal Aidan, tapi juga keluargaku.""Benar, Tuan," jawab Johan, mencatat setiap arahan yang diberikan. "Apa langkah pertama kita?"Xavier berdiri dan memandang ke luar jendela. Ia kemudian menghela napas panjang sebelum berbalik. "Aku ingin kamu menyisir setiap data yang kita miliki—mulai dari bisnis ayahku hingga jaringan sekarang. Cari tahu siapa saja yang pernah berurusan denganku atau keluargaku dan memiliki hubungan dengan nama ini,
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

139. Orang di Balik Zero

Hari itu, Xavier memutuskan untuk fokus pada penyelidikan mendalam terkait pamannya, Haris, seperti yang diusulkan Johan dan Bagas. Meski hatinya berat, Xavier tahu bahwa untuk melindungi keluarganya, ia harus bersikap netral dan tegas, bahkan jika itu berarti mencurigai kerabatnya sendiri.Di ruang kerjanya, Xavier mengumpulkan Johan, Bagas, dan beberapa tim penyelidik terbaik yang ia percayai. "Kita perlu mengumpulkan semua informasi terkait Om Haris. Mulai dari rekam jejak bisnisnya, interaksi dengan keluargaku, hingga pergerakan terakhirnya dalam beberapa bulan ini," perintah Xavier dengan nada tegas.Johan mengangguk. "Kami akan menyisir setiap dokumen, email, hingga rekaman CCTV yang berkaitan dengannya, Tuan. Jika ada koneksi antara Pak Haris dan 'Zero,' kami pasti menemukannya dan memberikan bukti itu pada Anda.""Ya. Aku percaya pada kalian," sahut Xavier sembari mengangguk.Salah satu penyelidik segera mengakses arsip bisnis Haris dan menemukan bahwa Haris pernah terlibat da
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

140. Orang di Balik Zero [Bagian 2]

"Xavi, sebaiknya kamu istirahat dulu," ucap Kasih dengan lembut."Maaf, Sayang. Tapi aku harus segera menyelesaikan masalah ini. Aku ingin kita bertiga aman," balas Xavier sembari memeluk sang istri. Lalu pria itu mencium lembut bibir Kasih."Kalau begitu tetaplah hati-hati, Xavi. Kamu juga jangan sampai kelelahan ...." ucap Kasih lagi. Wanita itu memang benar-benar perhatian pada suaminya.Xavier mengangguk. "Pastinya. Kamu juga istirahatlah. Maaf karena aku tidak bisa ikut menjaga Aidan malam ini," ucapnya."Aku mengerti, Xavi. Yang penting kamu jaga kesehatanmu dan semoga masalah ini segera berakhir," ucap Kasih penuh harap.Malam itu, Xavier memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan tanpa menunggu waktu lebih lama. Ia tahu bahwa kebenaran sudah ada di depan mata, tetapi harus digali lebih dalam untuk memastikan semua bukti tidak terbantahkan. Ia memanggil Johan dan Bagas ke ruang kerjanya di tengah malam."Johan, Bagas, kita harus memanfaatkan momen ini. Om Haris pasti tahu bahwa
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status