Semua Bab Menikahi Billionaire Bodoh: Bab 91 - Bab 100

110 Bab

91. Harapan

Spontan Xavier membuka pintu kamar mandi. Kini dia mendapati Kasih yang sedang menunduk di depan wastafel dengan rambut panjangnya yang tergerai."Sisi?" Xavier melangkah mendekati sang istri yang sedang memuntahkan isi perutnya yang masih kosong."Kamu sakit?" tanya pria itu dengan lembut.Xavier membantu Kasih dengan menggenggam rambut panjang gadis itu agar tidak kotor. Sementara tangan yang lainnya mengusap-usap punggung Kasih dengan pelan.Kasih terus saja mengeluarkan isi perutnya hingga beberapa saat kemudian gadis itu mengusap mulutnya dengan air mengalir. Wajahnya benar-benar terlihat kacau. Tubuhnya juga terasa lemas tak bertenaga."Xavi ...." panggilnya lemas."Xavi ada di sini. Kemarilah, biar Xavi bantu," tawar pria itu sembari menggendong Kasih dengan hati-hati dan membawanya keluar dari kamar mandi.Dengan penuh perhatian Xavier membantu mengikat rambut panjang Kasih lalu pria itu memanggil seorang pelayan untuk membuatkan teh hangat dan sarapan."Kamu nggak perlu berle
Baca selengkapnya

92. Ulang Tahun Xavier

"Sisi, Sisi nggak boleh kuliah dulu. Sisi kan sudah diizinkan cuti." Pagi itu Xavier menahan sang istri yang hendak berangkat ke kampus."Xavi, aku baik-baik saja. Lagi pula aku sudah izin selama satu minggu. Aku nggak mau terlalu lama di rumah. Aku sudah sehat, Xavi," ucap Kasih dengan lembut."Nggak boleh!" tegas pria itu."Xavi, ayolah ... Aku ingin kuliah seperti biasanya. Jangan halangi aku," pinta Kasih.Xavier menatap wajah sang istri yang memohon padanya. "Boleh, ya? Lagian kan aku nggak boleh stres juga, kan? Dengan kuliah, setidaknya aku juga bisa sambil mendapatkan ilmu dan bergerak seperti olah raga," ucap wanita itu sembari mengusap lembut pipi suaminya.Xavier diam mengamati wajah sang istri. "Baiklah. Tapi janji untuk langsung pulang? Nanti biar dijemput," ucap pria itu akhirnya setuju."Iya, Xavi."Akhirnya wanita muda itu mendapatkan izin dari suaminya. Kasih segera berangkat ke kampus dan kembali mengikuti perkuliahan. Sementara Xavier kembali bekerja di perusahaan
Baca selengkapnya

93. Sejak Kapan?

Xavier terdiam saat mendengar suara benda terjatuh. Kasih pun kaget sendiri saat ia tanpa sengaja menyenggol sebuah buku di sampingnya. Segera saja wanita itu mengambilnya."Sudah dulu, Jo," ucap pria itu sebelum akhirnya memutus panggilan.Gegas saja Xavier memasuki kamarnya. Pria itu dikejutkan dengan keberadaan sang istri di dekat pintu. Kasih pun sama terkejutnya seolah wanita itu tengah dipergoki mencuri sesuatu."Ah ... Xavi ... I-itu ...." Kasih terlihat kebingungan dan ketakutan secara bersamaan.Xavier melihat sang istri yang mulai ketakutan, bahkan wanita itu tak menatapnya. Karena langkah Kasih yang tak terdengar, membuat Xavier tak mengetahui keberadaannya. Namun yang pasti, Xavier yakin jika Kasih mendengar pembicaraannya dengan Johan barusan."Apa kamu mendengar pembicaraan barusan?" tanya Xavier.Terlihat jika tubuh Kasih terlonjak kaget. Namun wanita itu memberikan jawabannya dengan mengangguk."Hahhh. Sial ...." gumam Xavier sembari memijit pangkal hidungnya.Pria itu
Baca selengkapnya

94. Permintaan Cerai

Rasa menyesal serta tidak percaya diri kembali muncul di dalam hati Kasih. Wanita itu tak ingin mengecewakan pria yang telah menjadi suaminya. Saat Kasih sedang bergumul dengan pikirannya yang kalut, Xavier menyadarinya. Pria itu pun sebenarnya juga memiliki rahasia yang mungkin bisa membuat istrinya pergi begitu saja. Namun, Xavier tak akan membiarkan wanita yang pernah ia cari itu pergi meninggalkannya. "Jika aku tidak menerimamu karena hal itu, bukankah saat bulan madu aku sudah tak mau menyentuhmu bahkan menghamilimu?" Pria itu malah memberikan pertanyaan pada Kasih. "Kasih ... Semua orang pasti punya masa lalu yang tidak menyenangkan." Xavier menggenggam tangan sang istri seolah tak mau melepaskannya lagi. 'Termasuk aku. Aku juga memiliki hal di masa lalu yang mungkin menyakitimu, Kasih ....' lanjutnya dalam hati. Kasih kembali menangis. Membuat dada Xavier bergemuruh. Bagaimana pun juga dialah yang telah merenggut paksa kehormatan Kasih saat wanita itu di ambang kesadaranny
Baca selengkapnya

95. Keputusan

Dengan langkah tergesa, Xavier mengajak Kasih menghampiri Kakek Wibowo yang hendak masuk ke dalam mobilnya. Pria tua itu menghentikan langkahnya ketika melihat cucu dan cucu menantunya berjalan ke arahnya."Ada apa ini? Kenapa kalian berlari-lari seperti itu?" tanya Wibowo heran.Xavier kini berhenti di hadapan sang kakek. Tangan kanannya menggenggam pergelangan tangan Kasih. Ditatapnya wajah tua sang Kakek dengan kedua alis saling bertaut."Kakek, batalkan persyaratan yang pernah Kasih ajukan pada Kakek," ucap Xavier.Wibowo mengernyitkan dahinya. "Apa maksud kamu, Xavi?" tanya pria itu, heran.Xavier menghela napas panjang. "Soal kesepakatan Kasih yang mau menikah denganku. Tolong Kakek batalkan mengenai perceraian kami," jawab pria itu.Wibowo mengamati wajah cucunya. Pria tua itu merasakan aura yang berbeda dari sebelumnya saat Xavier merayakan ulang tahun tadi."Dari mana kamu tahu soal itu?" tanya Wibowo sembari melirik ke arah Kasih. Lalu ia langsung mendapatkan jawabannya."Oh
Baca selengkapnya

96. Jangan Menggodaku

Malam itu Xavier merengkuh Kasih dalam pelukannya. Diciumnya bibir ranum Kasih yang terasa lembut dan juga telah menjadi candu baginya."Terima kasih karena telah membatalkan permintaan ceraimu itu, Sisi," ucap Xavier sembari menangkup wajah cantik sang istri yang kali ini tanpa riasan apa pun."Justru aku yang makasih karena kamu masih mau percaya padaku, Xavi," balas Kasih ikut menangkup wajah tampan suaminya."Maafkan aku karena aku mengajukan persyaratan seperti itu sebelum menikah denganmu," lanjutnya."Aku mengerti," sahut Xavier. Tatapan pria itu begitu lembut saat memandang kedua mata bening Kasih yang penuh dengan ketulusan dan kebaikan."Aku benar-benar beruntung diselamatkan oleh wanita sepertimu, Ibu Peri," ucap pria itu lagi.Kasih menautkan kedua alisnya. "Berhentilah memanggilku Ibu Peri. Aku bukan Ibu Peri, Xavi ...." protesnya.Xavier terkekeh pelan dengan suara tawanya yang terdengar berat dan seksi. "Tapi kamu akan menjadi Ibu Peri untuk anak-anak kita nanti.""Apa,
Baca selengkapnya

97. Kamu Canduku (21+)

Dengan tubuhnya yang tinggi, besar, dan kekar, Xavier mengungkung tubuh kecil istrinya. Pria itu lagi-lagi tersenyum penuh arti."Ta-tapi ini, kan ....""Tenang saja. Aku tidak akan menyakitimu dan waktunya akan cukup sampai kita sarapan nanti," bisik Xavier sembari mencubit pelan dagu Kasih agar wanita itu membalas tatapan matanya."Tapi nanti kamu bisa terlambat ke kantor. Kalau aku kan masuk agak siangan ...." cicit Kasih.Wajahnya yang merah padam sampai ke telinga membuat Xavier benar-benar gemas. Seolah pria itu merupakan pemangsa yang ingin memangsa kelinci manis yang tak berdaya di hadapannya."Kamu benar-benar membuatku tidak bisa menahan diri ...." ucap Xavier dengan suara dalamnya yang benar-benar seksi.Tanpa mau menunggu respon dari sang istri, Xavier mencium bibirnya dengan lembut. Memberikan sensasi kecupan yang begitu manis."Emmmhh.""Jangan khawatir. Karena tidak masalah aku berangkat siang," sahut pria itu dengan santainya.Xavier kembali mencium bibir istrinya. Pri
Baca selengkapnya

98. Kekhawatiran Istri

"Lanjutkan perjalanan kita, Pak!" titah Xavier dengan tegas."Tapi kita harus ke rumah sakit. Anda terluka, Tuan ...." ucap sang sopir terlihat khawatir bercampur panik."Tidak usah. Aku baik-baik saja," tolak sang majikan. Pria itu lalu meraih ponselnya kembali dan menghubungi seseorang."Aku butuh bantuanmu." Kedua alisnya saling bertaut seiring amarah yang muncul di dalam hatinya. Xavier berbicara dalam telepon saat sang sopir kembali melanjutkan perjalanan.Xavier mengusap pipinya yang terluka akibat pecahan kaca. Lalu ia melihat sebuah batu dengan ukuran yang cukup besar yang ada di sebelah kakinya. Pria itu pun mengepalkan kedua tangannya atas kejadian kecelakaan tersebut. Kuat dugaan bahwa kecelakaan itu memang disengaja dan Xavier adalah targetnya.Sesampainya di kantor, pria itu kembali bertemu dengan Johan dan asisten kepercayaannya itu kaget dengan luka di wajah sang direktur."Tuan ... Apa yang terjadi?" tanya pria itu."Ada yang sengaja ingin mencelakaiku. Tapi aku sudah
Baca selengkapnya

99. Istri Bos

Xavier tiba-tiba merasa was-was. "Mungkin saat pertama kali kita bertemu," celetuknya."Mungkin. Tapi bukan, deh. Seingatku sebelum itu juga pernah mencium aroma ini. Cuma siapa aku lupa ...." gumam Kasih yang sedang mencoba menggali ingatannya kembali."Kamunya yang lupa, Sisi. Lagi pula parfum seperti ini pastinya yang membeli bukan cuma aku saja," sahut Xavier. Pria itu seolah sedang menutupi sesuatu."Yah ... Mungkin juga."Kasih kembali mengusap-usap punggung suaminya. "Kamu sudah makan siang?" tanya Xavier kemudian."Emmm. Belum, sih. Hehehe ...."Xavier melepaskan pelukannya dan ia tatap wajah cantik Kasih. "Kalau begitu kita makan siang bersama di sini, bagaimana?" tawarnya."Boleh.""Baiklah ...." Tangan Xavier meraih ponselnya. "Aku akan memesankan makanan. Mau makan apa?" tanya pria itu."Apa, ya? Aku lagi pengen makan burger," jawab Kasih dengan tatapan mata berbinar."Baiklah. Kita pesan burger saja kalau begitu.""Hm!" Kasih mengangguk setuju."Maafkan aku karena untuk
Baca selengkapnya

100. Mengunjungi Jeremy

Hari-hari terus berlalu. Xavier masih terus mencari pelaku yang telah membuat masalah dengan merusak mobilnya. Namun pria itu tak kunjung mendapatkan titik temu. Seolah para pelaku memang pintar menghilangkan jejak mereka."Xavi, tidurlah, sudah larut malam," ucap Kasih yang saat ini sedang berbaring di atas tempat tidur. Wanita itu menatap ke arah suaminya yang masih bertahan duduk di kursi kerjanya.Xavier menoleh menatap sang istri. Pria itu kemudian meletakkan buku catatan miliknya ke dalam laci rahasia."Apakah kamu juga sedang menyelidiki kematian kedua orang tuamu?" tanya wanita itu.Merasa tak tega karena istrinya terus khawatir, Xavier memilih segera menghampiri Kasih dan duduk di sebelahnya."Aku hanya sedang membaca catatan lamaku. Tak kusangka bahwa kamu bisa menemukan laci rahasia itu, Sayang," ucap pria tampan itu sembari mengusap lembut pipi istrinya."Maaf kalau aku lancang, Xavi ....""Tidak apa-apa. Kamu itu istriku. Silakan saja melakukan apa pun yang kamu mau," sah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status