All Chapters of Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa: Chapter 101 - Chapter 110

139 Chapters

101 - Teguran dari Bos

“Mereka sudah seperti itu, kamu masih belum tau sama sekali?” Jay menatap tajam Arunika sampai membuat wanita itu tertunduk malu dan gelisah.Wajar apabila Jay gusar mengenai itu, karena dia sudah memercayakan NeoTech untuk diurus Arunika sebagai wakilnya di perusahaan.“P-Pak Jay, maafkan aku!” Arunika sampai berlutut saking takut dan malunya.Jay merupakan sosok yang dia kagumi. Dan kini, orang yang dia kagumi ternyata kecewa padanya dan menegurnya, bukankah itu memalukan sampai ke tulang?Memandang Arunika yang berlutut di depan mejanya, mata Jay berkilat dingin.“Panggil Ghea.” Jay bertitah.Arunika segera bangkit dan menghubungi Ghea untuk datang.Ketika Ghea tiba di hadapan Jay, Ghea juga menundukkan kepala karena pertengkaran antar tim tidak berhasil dia cegah.“Apakah kalian aku bayar tinggi hanya untuk makan enak dan tidur saja di sini?” tanya Jay dengan nada dingin.Arunika dan Ghea sama-sama berlutut, mereka berkeringat dingin dikarenakan kesalahannya.“P-Pak, mengenai mere
Read more

102 - Mengundurkan Diri

“Ya, aku bisa kirim file-nya sekarang. Tapi transfer dulu uangnya.” Kalista menjawab.Orang di seberang terkekeh ringan. “Nggak masalah. Tunggu sebentar.”Kalista meremas tangannya sambil matanya menoleh ke kanan dan kiri, berharap tak ada siapa pun di sekitarnya.Dia sudah memeriksanya beberapa hari belakangan ini bahwa ruangan tempatnya duduk merupakan spot yang paling sepi dan jarang sekali dilewati siapa pun, termasuk penjaga.“Udah.” Orang di seberang mengeluarkan suara kembali di ponsel Kalista. “Kamu bisa cek.”Kalista tak ragu dan memeriksa rekening banknya. Matanya berbinar menatap 3 digit yang baru saja dikirim orang itu.“Oke.” Kalista mengangguk dan mulai menyudahi sambungan telepon agar dia bisa lebih leluasa mengetik di laptop.Semua file mengenai NanoCorium dia kirim ke orang itu melalui surel.“Sori, Ar, aku harus ngelakuin ini,” bisik Kalista. “Siapa suruh kalian bikin aku keki! Si Jay juga. Bos sialan!” geramnya.Selesai. File-file penting NanoCorium berhasil dia kir
Read more

103 - Dia Malaikat Sekaligus Iblis

“Hn.” Jay mengangguk mendengar laporan anak buahnya yang dia tugaskan untuk ‘menjemput’ Kalista. “Bawa dia ke ruang khusus.”Setelah itu, Jay berbalik dan masuk ke mansionnya, diikuti Atin.Tak berapa lama, Kalista siuman dan sadar. Dia masih linglung akan apa yang terjadi padanya.“Hah? Aku … aku di mana, sih?”Dia berubah terkejut dan takut ketika menyadari dirinya diikat di kursi.“Hei! Kenapa aku diikat? Kalian siapa? Hei! Apa-apaan ini?”Kalista terus menjerit dan berteriak sambil berusaha menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, meski itu sia-sia.Hingga kemudian terdengar suara sepatu seseorang sedang menuruni tangga. Akhirnya dia paham, ini merupakan ruang bawah tanah.“P-Pak Jay?” pekik Kalista seraya memandang heran sekaligus bingung pada Jay yang datang.“Selamat datang di ruang khususku ini, Kalista. Kuharap ikatanmu nyaman.” Jay berkata sembari menyisipkan sindiran.Ketika Kalista terus saja berteriak dan bertanya, Jay hanya perlu menggerakkan tangan dengan sebuah gestur, l
Read more

104 - Libur Telah Tiba!

“Jay, kamu benar-benar tidak mengampuni bocah itu.” Atin di sampingnya berbicara ke Jay.Jay terkekeh pelan, nyaris berbisik.Kemudian dia berkata, “Sikapku dari awal selalu tegas terhadap pengkhianat, Pak Atin. Itu sudah menjadi harga mati untuk mereka. Untuk apa memberi ampun, karena namanya khianat itu merupakan penyakit bawaan, tak bisa ditumpas baik-baik kecuali mati.”Kemudian dia teringat akan Vanya, mantan istrinya.“Lihat aja, nanti juga akan ada giliran untuk Vanya.” Jay menatap ke depan dengan tatapan menahan amarah.Wanita yang pernah mengisi ruang cintanya di hati, ternyata bisa mengkhianati dia berulang kali. Pertama, mengkhianatinya untuk memasukkannya ke penjara. Saat itu Jay masih memberikan ampunan dan kesempatan pada Vanya.Tapi, pengkhianatan kedua yang paling menyakitkan, ketika Vanya memilih pria lain dan bercinta di depan mata Jay. Sudah bagus Jay masih bisa memiliki kontrol diri yang sangat hebat di hari itu.“Kalau waktu itu aku gelap mata dan mengedepankan eg
Read more

105 - Raja Bengis Penuh Perhatian

“Hn … ternyata rusak.” Jay merenung usai berbicara dengan Komandan Rahul.Dahinya berkerut memikirkan langkah berikutnya.Ketika Atin masuk membawakan surat kabar, dia melihat Bos PhantomClaw sedang diam seakan berpikir keras.“Ada apa, Jek?” tanya Atin.Maka, Jay menceritakan pada Atin sesuai yang dikatakan Komandan Rahul.“Wah, ternyata masih ada celah, yah? Apakah kita perlu membatalkan acara liburan untuk para ilmuwan? Agar mereka memperbaiki produknya?” tanya Atin.“Tidak, jangan!” jawab Jay, cepat. “Biarkan mereka berlibur sejenak.”Sesuai yang diputuskan Jay, para ilmuwan muda pun memiliki waktu cuti bersama selama 3 hari.“Yang benar? Pak Jay bolehin supercar Beliau dibawa kita untuk jalan-jalan?” Bima berseru disertai mata membelalak karena terkejut.Berita baru saja diberikan melalui telepon oleh Ghea, meneruskan dari Jay.“Benar. Supercar dan pengemudinya bisa mendampingi kalian selama cuti. Terserah akan dibawa ke mana, hanya saja tolong berhati-hati dan jangan sembrono.”
Read more

106 - Menahan Ketamakan

“Oh? Sudah ada perusahaan yang juga membuat rompi NanoCorium?” Nada suara pertanyaan Jay terkesan datar, tenang, dan santai.Memangnya dia perlu seterkejut apa ketika dia sudah mengetahui gerakan lawan bisnisnya, TechNova yang dimiliki Viktor Raditya? Yang ditawarkan Viktor adalah apa yang diberikan Kalista malam itu dan Jay telah mengetahuinya, termasuk dengan kecacatan di dalamnya.“Benar, Pak Jay.” Komandan Rahul mempertebal konfirmasi dari informasinya.Dia sama sekali tidak masalah jika membuka penawaran TechNova ke Jay karena dalam hatinya, dia sudah memilih Jay.Secara insting, dia lebih condong ke Jay karena sudah melihat sendiri bagaimana Jay mencintai tanah airnya, terutama dalam pertempuran di hutan kala itu.“Tunggu ilmuwan-ilmuwan saya menyelesaikan permasalahannya dulu, Pak Komandan.” Jay menjawab. “Kami tidak ingin tergesa-gesa. Kuharap Komandan mengerti dan bisa bersabar.”Jay percaya, Komandan Rahul tidak akan berpaling dari produk miliknya.Dia sudah menanamkan konek
Read more

107 - Kencan Bertiga

“Fei?” Jay dan Zafia sama-sama menoleh ketika sosok dari dalam rumah memunculkan dirinya.Di sana, Feinata mengembangkan senyuman pada wajahnya sambil dia berjalan mendekat. Sepertinya dia sudah mempersiapkan diri dengan baik.“Aku ikut, nggak apa-apa, kan?” tanya Feinata.Wajahnya dibuat selugu mungkin agar tidak ada penolakan dari dua orang di depannya.“Fei, ya ampun ….” Kini ada lagi yang muncul dari dalam rumah.“Selamat malam, Pak Tristan,” sapa Jay hormat pada kepala keluarga Narendra.Di belakang Tristan, ada Yoana yang ikut serta.“Malam, Bu Yoana.” Jay juga menyapa sang nyonya rumah.Tristan dan Yoana serempak membalas sapaan Jay disertai senyuman.Kemudian, Tristan fokus kembali pada anak bungsunya. “Fei, biarkan kakakmu pergi, untuk apa kamu ikut?”Tak perlu meminta ahli untuk menganalisis bahwa Tristan sedang membukakan jalan lebar bagi Zafia agar bisa memiliki hubungan yang lebih erat dengan Jay.“Ugh … Pa, aku hari ini bosan banget, ingin hiburan setelah seharian kuliah
Read more

108 - Aku Mencintaimu, Jadilah Pacarku

Zafia menoleh ke adiknya untuk berkata, “Loh, tadi kan kakak udah nawarin kamu untuk beli popcorn waktu kita beli minum ini?”Sang Ratu Kota Jatayu berusaha menahan kekesalan atas perilaku adiknya.Menggunakan wajah menyesal, Feinata beralasan, “Tadi belum kepingin, Kak. Sekarang kok mendadak ingin. Please, yah Kak, please ….”Rengekan Feinata membuat Jay emosi di hatinya. Tidak bisakah Feinata tak perlu menggunakan cara-cara culas untuk mengusir kakaknya pergi? Di sini bintang utamanya adalah Zafia, bukan Feinata!“Ya udah, aku beli dulu kalau gitu. Yang pedas atau manis?” tanya Zafia, tak mau salah.Dia mengalah lagi pada adiknya. Sudah sejak kecil dia terbiasa dididik ibunya untuk banyak mengalah pada sang adik.“Manis aja, Kak!” Feinata mulai tersenyum lebar. "Aku mau popcorn manis."Sudah terbayang olehnya, dia bisa berduaan saja dengan Jay. Meski singkat beberapa menit, tak masalah. Mungkin dia bisa menggunakan waktu singkat itu untuk memikat Jay.Zafia pun pergi keluar ruangan
Read more

109 - Double Date

“Eh?” Zafia termangu sejenak ketika mendengar ucapan Jay baru saja.Apakah Jay sedang melamarnya menjadi kekasih? Atau ….“Aku hanya bercanda, Fia,” jawab Jay dengan nada santai, mencoba mencairkan ketegangan. “Kita kan bukan lagi anak SMA yang suka main-main dengan cinta. Lagipula, aku lebih suka aksi nyata daripada sekadar kata-kata manis.”Jay tersenyum tipis, menahan gejolak di dalam dirinya. Dia tahu betul situasinya bisa jadi canggung jika dia tidak mengalihkan suasana dengan sedikit kelakar.Zafia tertawa kecil, namun sorot matanya tak lepas dari Jay. Dia bisa merasakan getaran yang tersembunyi di balik sikap Jay yang terlihat santai. “Oh, jadi kamu lebih suka aksi, ya? Menarik.”Jay mengangguk sembari memberikan tatapan dengan senyuman jahil. “Ya, karena bagiku … tindakan lebih bisa menunjukkan apa yang sebenarnya kurasakan. Tapi tentu aja, aku nggak mau buru-buru. Semuanya butuh waktu, ya kan?”Dengan begitu, suasana antara mereka tetap ringan dan akrab, tanpa memaksa percaka
Read more

110 - Panasnya Restoran Seafood

“Double date?” Jay menoleh ke Zafia. “Kamu yakin?”Jay melihat Zafia yang menganggukkan kepala sembari mengulum senyuman manis padanya.…“Pesan aja apa yang kalian mau.” Jay mempersilakan 3 lainnya memilih menu hidangan di sebuah restoran seafood pinggir jalan yang cukup besar dan ternama.Sebagai yang mengajak keluar untuk kencan, tentu saja dia yang harus bertanggung jawab membuat tamu undangannya nyaman dan terfasilitasi semuanya dengan baik.“Sini aku tuliskan semuanya.” Zafia mengambil nota pesanan dan mulai menulis apa saja yang ingin dipesan mereka.Melihat sikap Zafia, Jay tersenyum, melihat wanita itu begitu bermental dewasa dan dia membayangkan mungkin begitulah sikap seorang ibu yang baik.Alam pikir Jay mendadak melayang ke Zafia sebagai ibu dari anak-anaknya kelak. Sungguh impian yang terlalu indah, karena setelahnya Jay segera menyingkirkan impian itu.“Oke, ini aja, benar?” Zafia selesai menuliskan pesanan mereka dan menyerahkan ke pelayan yang menunggu.Sementara itu,
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status