Share

109 - Double Date

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-10-16 11:49:35

“Eh?” Zafia termangu sejenak ketika mendengar ucapan Jay baru saja.

Apakah Jay sedang melamarnya menjadi kekasih? Atau ….

“Aku hanya bercanda, Fia,” jawab Jay dengan nada santai, mencoba mencairkan ketegangan. “Kita kan bukan lagi anak SMA yang suka main-main dengan cinta. Lagipula, aku lebih suka aksi nyata daripada sekadar kata-kata manis.”

Jay tersenyum tipis, menahan gejolak di dalam dirinya. Dia tahu betul situasinya bisa jadi canggung jika dia tidak mengalihkan suasana dengan sedikit kelakar.

Zafia tertawa kecil, namun sorot matanya tak lepas dari Jay. Dia bisa merasakan getaran yang tersembunyi di balik sikap Jay yang terlihat santai. “Oh, jadi kamu lebih suka aksi, ya? Menarik.”

Jay mengangguk sembari memberikan tatapan dengan senyuman jahil. “Ya, karena bagiku … tindakan lebih bisa menunjukkan apa yang sebenarnya kurasakan. Tapi tentu aja, aku nggak mau buru-buru. Semuanya butuh waktu, ya kan?”

Dengan begitu, suasana antara mereka tetap ringan dan akrab, tanpa memaksa percaka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   110 - Panasnya Restoran Seafood

    “Double date?” Jay menoleh ke Zafia. “Kamu yakin?”Jay melihat Zafia yang menganggukkan kepala sembari mengulum senyuman manis padanya.…“Pesan aja apa yang kalian mau.” Jay mempersilakan 3 lainnya memilih menu hidangan di sebuah restoran seafood pinggir jalan yang cukup besar dan ternama.Sebagai yang mengajak keluar untuk kencan, tentu saja dia yang harus bertanggung jawab membuat tamu undangannya nyaman dan terfasilitasi semuanya dengan baik.“Sini aku tuliskan semuanya.” Zafia mengambil nota pesanan dan mulai menulis apa saja yang ingin dipesan mereka.Melihat sikap Zafia, Jay tersenyum, melihat wanita itu begitu bermental dewasa dan dia membayangkan mungkin begitulah sikap seorang ibu yang baik.Alam pikir Jay mendadak melayang ke Zafia sebagai ibu dari anak-anaknya kelak. Sungguh impian yang terlalu indah, karena setelahnya Jay segera menyingkirkan impian itu.“Oke, ini aja, benar?” Zafia selesai menuliskan pesanan mereka dan menyerahkan ke pelayan yang menunggu.Sementara itu,

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   111 - Suapi Aku

    “Aku ….” Radeva bingung sendiri.Dia tak mengira ucapannya akan menyulut emosi personal Feinata sampai sejauh itu. Apakah dia memang sudah terlalu jauh?“Udah, Fei … jangan berpikiran seperti itu.” Zafia menyentuh punggung tangan adiknya di atas meja. “Kakak ingin kamu jadi diri sendiri, nggak perlu meniru Kakak atau orang lain, siapa pun itu.”Feinata melirik Zafia dengan pandangan curiga, penuh antisipasi. Apakah kakaknya tak mau ditiru agar Zafia tak ada duanya?“Aku setuju.” Jay turun bicara. “Lebih baik kamu jadi dirimu apa adanya, itu justru lebih menarik dan genuine.”Namun, begitu Jay sudah bicara demikian, meski sama seperti Zafia, Feinata jauh lebih bisa menerimanya.Feinata menatap Jay dengan mata berbinar-binar senang. “Iya, Kak Jay. Aku juga lebih suka jadi diriku sendiri, ogah niru orang lain siapa pun itu!”Kekuatan idola hati memang dahsyat!“Nah, Radeva, nggak boleh lagi bicara begitu, yah! Apalagi ke cewek semanis adikku ini. Oke?” Zafia memberikan senyuman ke Radeva

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   112 - Tarian Sensual untuk Jay

    “Ngapain ke kelab?” sahut Radeva ketika mendengar usulan Feinata.Dengan lirikan judes, Feinata berkata ke Radeva, “Kalau kamu nggak pengen ikut, juga nggak apa-apa. Justru bagus kalau nggak ada kamu! Huh!”Feinata terang-terangan mendengus untuk Radeva.“Radeva ikut aja, yuk!” ajak Zafia.Duhai, ingin sekali Jay menjerit untuk mencegah Zafia.…Atmosfer kelab malam langsung menerpa menyapa empat orang itu ketika mereka menjejakkan kaki di sana.“Fairy Dust.” Jay membaca pelan nama kelab malam itu dan melangkah lebih masuk ke dalamnya bersama tiga lainnya.Setelah mereka memilih meja, mereka mulai memesan minuman.“Fei, jangan pesan minuman beralkohol agar kamu nggak mabuk, yah!” saran Zafia.Namun, karena tak ingin diatur-atur kakaknya seperti bocah cilik, Feinata justru bertingkah sebaliknya.“Ah, Kakak. Aku ini udah gede. Udah 20 tahun lebih! Kakak nggak perlu ngatur aku kayak aku anak kecil lagi,” sahut Feinata.Kalimat pedas Feinata untuk Zafia ternyata cukup mengejutkan Jay dan

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   113 - Zombie yang Akan Memabukkan

    “Kalau kalian nggak berani, lebih baik kita lekas pulang saja, yuk!” imbuh Jay.Karena tak ingin kebersamaan dengan Jay berlalu terlalu singkat, Feinata lekas menyahut, “Aku! Aku berani!”Jay tersenyum, ide liciknya memang sudah diperhitungkan akan sukses menjerat Feinata.“Radeva? Fia? Ikut?” tanya Jay sambil menatap mereka berdua.Baru saja Radeva hendak mengatakan sesuatu, Jay sudah memotong lebih dulu, “Oke, aku dan Fei aja kalau gitu, yah!”Ini memang sudah diatur Jay. Permainan ini memang diatur untuk dia dan Feinata saja.“Aku ikut.” Mendadak Zafia malah bersuara.“Aku juga!” Radeva tak mau tinggal diam sebagai penonton.Jiwa lelaki yang suka tantangan membara di dada pemuda itu.Jay menarik napas panjang. Tak apa. Dia sudah memiliki tindakan cadangan jika rencana inti kurang berhasil.“Oke!” Jay mengangguk tegas dan tangannya menekan tombol di meja untuk memanggil pelayan. “Berikan kami Zombie! Ukuran double.”Pelayan mengangguk dan pergi. Sedangkan Jay menahan seruan puasnya

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   114 - Tuduhan Curang

    “Atau kamu takut nyoba Zombie?” tanya Jay dengan sikap provokatif ke Feinata.Menambahkan senyum liciknya, Jay masih tetap terlihat memesona di mata Feinata yang memujanya.Maka, tak butuh menit berganti, tangan Feinata langsung meraih gelas Tiki berisi koktail Zombie dan meneguk untuk pertama kalinya.“Urgh!” Feinata terkejut dengan sensasi keras yang mengalir di tenggorokannya.“Kurang dua lagi, Fei.” Jay memberikan semangat di balik kelicikannya.Akhirnya, Feinata menahan rasa di tenggorokannya dan meneguk dua tegukan berikutnya.“Argh!” Feinata menggeram keras setelah berhasil menghabiskan tiga tegukan sebagai hukumannya.Kemudian, botol kembali diputar oleh Jay.“Fei!” Jay kembali berseru ketika ujung mulut botol terarah ke Feinata.Wajah Feinata menjadi tak enak.“Kok aku lagi?” tanya Feinata dengan nada penolakan.Jay berlagak tak tahu menahu.“Yah, nggak tau, Fei. Botolnya bilang gitu, kan? Aku cuma memutarnya aja, dan bisa dilihat sendiri hasilnya.” kilah Jay sambil mengangka

    Last Updated : 2024-10-20
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   115 - Target: Feinata!

    “Hah? Seriusan, tuh?” Feinata ikut memekik heran.Dia dan Radeva sama-sama melongo heran bercampur bingung melihat ujung mulut botol yang kini terarah ke ….“Aku lagi?” Suara Feinata bergetar.Tadi botol sudah nyaris hendak berhenti di Zafia, tapi ternyata masih bisa bergerak sangat pelan ke arah Feinata.“Kok aku lagi, sih?” Feinata memekik kesal ke Radeva. “Kamu yang benar, dong! Putar botolnya tuh yang benar!”Feinata tak sungkan lagi untuk menepuk keras lengan Radeva.“Njir! Emangnya aku dewa yang bisa menentukan hasil akhir putaran botol?” Radeva mendelik ke Feinata karena lengannya ditabok cukup keras oleh gadis itu. “Aku udah putar kencang, kamu liat sendiri, nggak sih? Kok malah bertingkah anarkis? Aneh, lu!”Dua muda-mudi itu justru mulai bertengkar, saling menyalahkan.“Hei, udah, udah!” Jay melerai kedua muda-mudi itu sebelum pertengkaran semakin menjadi-jadi.Keduanya memang sama-sama berhenti bicara meski wajah masam mereka sama-sama tak enak dilihat. Bahkan dengusan kera

    Last Updated : 2024-10-20
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   116 - Terimalah Kenyataan

    “Aku percayakan adikku ke kamu.” Zafia sempat mengatakan itu pada Radeva sebelum benar-benar pergi bersama Jay.Radeva mengangguk saja dan mulai memapah Feinata keluar dan pergi ke mobilnya sendiri.“Duduk yang manis. Aku nggak tanggung kalau kamu ntar kejedot, loh!” Radeva bicara seusai memakaikan sabuk pengaman ke Feinata di sampingnya.Sedangkan Feinata, matanya masih terbuka meski 50 persen saja, belum sepenuhnya mabuk berat.“Mau ke mana?” tanyanya lirih.Radeva menoleh ke samping sambil memutar kunci mobilnya agar mesin bisa menyala. “Ke rumahmu lah! Nggak mungkin ke rumah presiden, dong!”Terdengar nyinyir, tapi itu karena Radeva cukup kesal karena dia malah diberi tanggung jawab yang berkaitan dengan orang yang membuatnya kesal.Feinata terdiam dan tak banyak bicara seperti biasanya. Dia seperti merenung sembari mobil melaju mulus di jalanan malam Jatayu.“Nah, udah nyampe. Ini kan rumahmu? Udah sesuai sama map yang dikasi kakakmu.” Radeva menghentikan mobil di depan rumah kel

    Last Updated : 2024-10-21
  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   117 - Lamaran ala ABG

    “Kenapa? Kamu nggak takut, kan?” tanya Jay setelah mobil dia hentikan di area bukit pinggir kota. “Tenang aja, ada aku, kok!”Tatapan mereka saling bertaut dalam keremangan malam, hanya mendapatkan sinar dari rembulan dan bias lampu kota di bawah.Zafia menampilkan senyumannya sambil kemudian berkata, “Aku nggak takut suasana sepinya. Aku lebih takut sama kamu.”Mendengar selorohan wanita pujaannya, Jay tertawa ringan.“Kenapa harus takut sama aku?” Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tak perlu ada jawabannya.Sekaligus tak perlu ditanyakan, tapi Jay suka bermain kata dengan Zafia.Sedikit memiringkan kepalanya tanpa memudarkan senyuman di wajah cantiknya, Zafia menjawab, “Aku patut takut, dong, ama orang yang bisa mengatur botol sedemikian rupa macam itu boneka marionette-nya.”Sebuah sindiran yang disampaikan secara halus dan sopan, berbalut pujian secara samar pula. Inilah yang disukai Jay dari Zafia. Wanita itu mampu menyampaikan kalimatnya dengan kesan misterius dan menaikkan adren

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   201 - Bertempur Melawan Pasukan Militer

    "Rupanya sungguh Pak Mayjen Jonas Patulubi, salah satu orang kepercayaan Pak Jendral Hambali Sardi." Jek Jon terkekeh santai. Dia berdiri di depan pondok utama milik Bruno, sedangkan mayat pria itu masih di dalam sana. Di belakang Jonas, sekelompok pasukan Kostrad bersenjata lengkap berjaga dalam formasi disiplin. Jonas maju selangkah, tatapannya tajam mencoba memberikan perasaan superior ke Jek Jon. "Kamu tak perlu berpura-pura lagi, Jek Jon. Kami tau siapa kamu sebenarnya. Kamu pikir bisa menyembunyikan identitasmu selamanya? Bruno sudah memberiku cukup petunjuk." Jay dalam wujud Jek Jon, menyeringai kecil seraya berkata, "Bruno? Anda mengandalkan ucapan orang yang bahkan tak tau caranya melindungi diri sendiri? Saya berduka untuk Anda, Mayjen. Saya kira Anda lebih pintar dari itu." Kemudian Jek Jon memberikan gestur mengejek ke Jonas beserta ekspresi wajah yang tak berlebihan tapi menusuk ulu hati lawannya. Jonas menggeram pelan, menahan amarah. "Kami tau kamu adalah Ja

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   200 - Berhasil Ditaklukkan

    "Tutup moncong busukmu, Jek! Aku tak butuh belas kasihanmu!" teriak Bruno. "Lebih baik kau lekas menyerah padaku, dan PhantomClaw milikmu akan baik-baik saja!" Jek Jon terkekeh sembari dia menerima pukulan demi pukulan Bruno. Kali ini dia tidak menghindari. "Memangnya apa yang dijanjikan majikanmu mengenai aku dan PhantomClaw?" Jek Jon bertanya dengan bahasa tersirat. Dia sudah paham bahwa di balik pergerakan organisasi milik Bruno yang mengganggu PhantomClaw, pasti ada orang dengan kedudukan tinggi yang ingin dia hancur. Hanya saja, dia belum bisa memastikan orangnya. Tapi dia yakin, tak lama lagi semua tabir akan terbuka untuknya. Bruno menyeringai. "Beliau hanya meminta aku untuk mengendalikan kamu yang mirip kuda liar! Maka dari itu, Jek. Kusarankan kamu lekas menyerah dan kalian akan tetap bisa bertahan. Patuhlah!"Seraya menyerukan kata terakhir, Bruno mengirimkan pukulan tenaga dalam dari jarak 15 meter ke Jek Jon di depannya. "Apakah kepalamu terbentur meja saat kamu m

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   199 - Pertarungan Sengit

    "Oh, rupanya kau juga mampu menggunakan kekuatan semacam itu, he he!" Keluar seringaian dari Jek Jon. Bukannya gentar, dia justru terpacu untuk lekas menerjang ke Bruno. "Kemari kau, Jek Jon sampah!" teriak Bruno. Malam itu, di sebuah kedalaman wilayah yang jauh dari pemukiman penduduk di Pulau Gaharu, suasana tegang telah tercipta sejak awal. Jek Jon mengumpulkan tenaga murni, aliran chakra segera membanjiri tubuhnya, pergi ke titik-titik chakra untuk memaksimalkan potensi di setiap lini tubuhnya. "Hmph!" Jek Jon mendengus keras seraya meledakkan auranya sehingga debu di sekelilingnya mulai beterbangan. Setelahnya, dia melesat ke Bruno yang telah menanti dengan mata nyalang melotot. "Ayo! Kita tak perlu banyak basa-basi!" seru Bruno tanpa mengendurkan auranya sendiri. Jay yang sedang dalam mode Jek Jon si Raja Bengis, lekas menebaskan tangannya yang membentuk cakar. Angin energi keluar dari sana dan siap mencabik Bruno. "Apa itu basa-basi? Justru kamu yang te

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   198 - Mendatangi Markas Mafia Lain

    “Dia adalah Jay, Pa.” Zafia menjawab Tistan.Zafia tidak ingin secara gamblang mengungkap mengenai jati diri suaminya.Tapi, Tristan tidak puas dan masih bertanya, “Iya, dia adalah Jay. Tapi apakah dia juga punya identitas lain sebagai Jek Jon?”Sembari memunculkan senyumannya, Zafia menyahut, “Dia Jay, Pa. Jay Mahawira.”Usai mengucapkan kalimat itu, tampaknya tak hanya Tristan yang gemas. Yoana pun demikian.“Fia, jawab yang benar!” Yoana kehilangan kesabaran.Yoana merasa putrinya sedang menutupi sesuatu dan hal tersebut berbahaya dan menakutkan.Bagaimana mungkin sesuatu yang berkaitan dengan organisasi mafia terbesar di Astronesia tidak menakutkan?“Dia suamiku, Ma, Pa. Dia Jay Mahawira. Tentunya jawaban ini sudah lebih dari cukup, kan?” Masih dengan ketenangan yang sama, Zafia menanggapi kedua orang tuanya.Tristan menghela napas, tak tau lagi bagaimana cara berpikir Zafia. Membela suaminya sedemikian kuat di depan orang tuanya sendiri ketika sang suami terindikasi memiliki kait

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   197 - Kepanikan Orang Tua

    "Hm, lakukan evakuasi seperti biasa." Jay berbicara sambil berjalan ke arah belakang gedung NeoTech. Tidak lupa dia masuk ke ruangan khusus yang bisa menghilangkan bau dan aroma. Benar-benar ruangan steril yang dia bangun khusus untuk insiden semacam ini. Setelah itu, melalui jalan rahasia di balik dinding dapur, dia meluncur menggunakan golf car menuju kediamannya. "Jay." Muncul sosok Zafia, menunggu Jay keluar dari pintu rahasia di kediamannya, di ruang gudang bersih mansionnya.Jay bertatapan dengan istrinya. Dia sadar ada banyak hal yang harus dia ungkapkan ke Zafia. "Pastinya ada banyak hal yang perlu kamu katakan ke aku, ya kan Jay?" Zafia menatap lurus ke suaminya dengan dua lengan terlipat di depan dada. Dari kalimat itu saja Jay sudah mengerti bahwa sang istri telah mengetahui jati dirinya sebagai King Jek Jon. Bahkan Zafia bisa menemukan pintu rahasia di mansion. Tapi, mungkinkah Zafia mengetahui siapa dia dari investigasi Darius Wu? "Fi, sayang, nanti kita bicarakan

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   196 - Diburu Aparat

    Sementara itu ….Di apartemennya yang sederhana, Darius Wu sedang memeriksa dokumen tambahan ketika layar laptopnya tiba-tiba menampilkan pesan aneh.Pesan itu sederhana namun membuat darahnya membeku:“Kamu sudah terlalu jauh, Darius. Dunia gelap tidak mentolerir pahlawan.”Setelah itu, muncul gambar berikutnya di layar dia. Gambar yang menampilkan anak tidak sah Darius, yang selama ini dia sembunyikan sangat rapat dari publik. Anak yang selama ini menjadi satu-satunya ketika istri sah Darius divonis tidak subur oleh dokter tapi sang istri menolak keras pada poligami.Jika anak itu ditemukan istri sahnya, bisa dipastikan anak itu dalam bahaya. Namun, kini PhantomClaw juga sudah mengendus keberadaan si anak yang sudah Darius simpan sangat rapat.Bukankah anak itu sama saja dalam situasi bahaya?Darius tersentak, matanya menyapu sekeliling ruangan. Ketika dia bangkit dari kursinya, suara langkah kaki terdengar dari lorong luar.Pintu apartemennya dihantam keras, membuat Darius panik. D

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   195 - Kedok Terbongkar

    Jay terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Aku melindungi kotaku. Itu aja.” Setelahnya, dia memulaskan senyumannya.Tanpa menunggu jawaban Lina, Jay berjalan pergi bersama pasukannya, meninggalkan wartawati itu dengan banyak pertanyaan yang menggantung di pikirannya.* * *Langit Jatayu malam itu dihiasi sorotan lampu helikopter yang memecah gelap. Suara sirene meraung di berbagai sudut kota.Di layar-layar televisi dan media sosial, wajah Jay, CEO karismatik Supreme Group, terpampang di samping nama yang selama ini hanya terdengar dalam bisik-bisik gelap: King Jek Jon.Berita itu meledak seperti bom waktu. Detektif swasta bernama Darius Wu, seorang pria paruh baya dengan reputasi tanpa cela, baru saja mengungkapkan temuannya ke publik.“Bukti-bukti tak terbantahkan—rekaman pertemuan rahasia, transaksi gelap, dan koneksi organisasi bawah tanah—semua mengarah pada satu kesimpulan: Jay adalah sosok di balik kekaisaran kriminal yang mengendalikan bayangan Jatayu.” Seorang pembawa berita s

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   194 - Lina Menginginkan Hati Nurani Jay

    “Anda sangat berbeda dari yang dulu saya kenal.” Lina menyambung.Dia bahkan menekan perasaan rindunya akan sosok terpuji Jay dan tetap fokus pada misi kedatangannya. Menurutnya, Jay masih bisa diselamatkan.Jay bersandar di kursinya, jemarinya menyentuh dagu. “Lina, dunia ini bukan hitam dan putih. Terkadang, untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, kita harus berani melangkah di area abu-abu. Apa kamu berpikir Jatayu bisa jadi kayak sekarang tanpa pengorbanan?”Pria itu tau dengan jelas bagaimana perasaan Lina terhadapnya, dan dia mengucap salut di dalam hati atas profesionalitas Lina.“Pengorbanan siapa?” Lina menyergah. “Orang-orang biasa yang harus menanggung risiko karena permainan Anda? Atau pejabat-pejabat yang Anda tekan hingga mereka tidak punya pilihan?”Lina terkadang tak ingin percaya, bahwa pria yang dia kagumi atas keberanian, patriotisme, dan kebaikan kemanusiaannya … kini seperti monster. Atau dia saja yang tak tau bahwa selama ini Jay memang monster?Jay menatap Lina

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   193 - Lina Ingin Bertemu

    "Nggak ada pilihan lain," jawab salah satu dari mereka dengan putus asa. "Dia tau terlalu banyak. Dia bisa menghancurkan keluarga kita tanpa menyentuh kita langsung."Di markasnya, Jay menerima laporan dari Erlangga. Wajahnya tetap tenang, hanya sedikit senyum terlukis di bibirnya."Mereka menyerah?" tanya Jay, nadanya datar namun penuh wibawa.Erlangga mengangguk. "Semua target sudah menunjukkan tanda-tanda surut. Beberapa bahkan sudah mengirimkan utusan untuk berdamai."Jay menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar gelas anggur di tangannya."Pfftt!” Jay mendengus geli. “Mereka membuatnya terlalu mudah. Ketakutan memang alat yang paling kuat, Erlangga. Nggak perlu darah, nggak perlu kekerasan. Hanya sedikit sentuhan, dan mereka langsung runtuh."Dia memandang keluar jendela besar yang memperlihatkan gemerlap kota Jatayu di malam hari."Biarkan mereka tetap di tempatnya. Kita nggak butuh mereka lenyap. Kita hanya butuh mereka untuk menjadi peringatan hidup bagi siapa aja yang mencoba m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status