Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa: Bab 41 - Bab 50

89 Bab

Bab 41

"Bisa-bisanya aku keceplosan, perduli setan dengan Ann. Yang aku tahu sekarang, Dewi harus mendapatkan Sena!" gumam Ratih seraya berjalan menemui anaknya. Matanya membelalak lebar saat membuka pintu, tanpa basa-basi ia ingin memaki anaknya. "Kalian ini-" ucapannya terhenti. Sontak ia menutup pintu kembali, sadar jika itu ranah privasi Dewi dan Rafael. "Goblok!" umpatnya keras. Alih-alih mencari rencana mendekati Sena, Dewi malah bermesraan bersama Rafael. "Bagaimana jika Adi benar-benar bangkrut?" tanya Ratih pada dirinya sendiri. Bayang-bayang akan menjadi melarat seolah membuat Ratih pusing tujuh keliling. Tidak siap jika ia harus kembali menjadi wanita miskin. Sudah cukup 25 tahun itu baginya, setelah menikah dengan Adi. Hidupnya benar-benar mujur! "Aku bisa gila!" ucapnya memaki. *** "Mas, apa hanya aku yang merasa ada orang membuka pintu?" tanya Dewi. "Abaikan saja," bisik Rafael. Keduanya masih bergumul dengan kenyamanan, pagi ini Rafael ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Bab 42

"Tuan, Nona Ann menunggu di ruangan Anda," ucap Arka dengan membungkukkan tubuhnya. "Bukannya dia ke kantor?" tanya Sena. "Saya tidak paham, Tuan. Hanya saja ... tadi beliau datang," terang Arka. Sena bergegas memasuki ruangannya, menatap istrinya sibuk dengan ponsel. "Sayang, maaf ya!" ucap Ann. Ia tidak datang ke kantor hari ini, ia terlalu penasaran dengan apa kabar baik yang dibawa Sena. "Kamu gak ke kantor?" tanya Sena. Ann menggeleng, "Aku tadi resah saat mau ke kantor, jadi aku langsung ke sini. Hehe," ucap Ann dengan cengengesan. "Kenapa begitu, Sayang? Kamu gak usah kerja ya, bantu aku di kantor aja," pinta Sena. Ia menyelipkan anak rambut di belakang telinga Ann, lalu perlahan ia mengecup bibir Ann dengan lembut. "Aku tetap ingin bekerja, apa kamu kurang puas?" Ann mendongak pada Sena. "Puas?" tanya Sena dengan raut bingungnya. "Hehehe, kamu kan udah investasi di perusahaan aku," terang Ann. Sedangkan Sena hanya terkekeh, otaknya benar-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Bab 43

"Saya yakin pasti akan lebih tampan dari ini, karena Mbak juga cantik," ucap ibu itu. "Ibu bisa aja," kekeh Ann. Setelahnya, ia menatap Sena yang masih menatapnya tajam. Ada apa dengan pria itu? "Kenapa, Sena?" tanya Ann. "E-enggak," jawab Sena. "Mas Sena, ini pesanannya, Saya yakin anak kalian akan sangat cantik dan tampan," ucap Pak Sugi mengikuti pembicaraan mereka. "Iya kan, Pak Sugi. Mas Sena ini juga sangat tampan, apalagi Mbaknya," timpal ibu. Sena dan Ann hanya mengulas senyum, entah ke mana arah pembicaraan ini akan berhenti. "Kami makan dulu, Bu," ucap Sena lembut. "Ya, Mas." Sena dan Ann menikmati setiap bakso yang keduanya makan. Ann terkesima, rasa bakso itu unik berbeda dari bakso pada umumnya. "Kamu kapan kenal Pak Sugi?" tanya Ann. "Sudah lama, memangnya kenapa, Sayang?" Sena membalikkan tanya pada istrinya. "Enak baksonya," dengan senyuman cerah Ann menatap Sena. "Iya, tapi ini cemong cintaku!" Jari Sena mengusap sisa kecap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Bab 44

"Tuan muda, maaf saya telah membuat keributan di kantor," ucap Arka setelah berhasil mengusir Arno. "Ya, jadwalku hari ini cancel semua. Aku tidak ingin bertemu banyak orang!" tegas Sena. Setelahnya, ia beranjak begitu saja. Meninggalkan Arka yang masih mematung, ia seolah akan berbicara tapi entah apa karena belum sempat. "Tuan, ke mana?" tanya Arka. "Cari angin!" singkat. Benar, Sena mengendarai mobilnya dengan santai. Mengingat beberapa kalimat yang ia utarakan pada Ann. Tidak ada kalimat yang salah menurutnya. "Kenapa?" tanya Sena dengan memukul stang mobilnya. Helaan nafas gusar. Berkali-kali, Sena melewati jalan-jalan yang sama. Tapi, ia hanya berpikir di mana letak kesalahannya tadi. "Aku harus menjemput, Ann!" tegasnya. Ia langsung mengemudikan mobilnya ke arah kantor Ann. Meski setibanya di kantor ia harus menunggu cukup lama. "Ini Ann gak pulang apa gimana sih?" tanya Sena. Sudah setengah jam dari jam pulang kantor, tapi Sena tidak melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Bab 45

"Terima kasih ya, Lena. Sampai jumpa besok, kamu gak mau mampir dulu?" Ann menoleh pada Lena. "Gak deh, aku mau kabarin hts-an aku dengan segera!" ujarnya. "Gila!" hardik Ann keras. "Udah dulu ya, aku duluan!" seru Lena dengan buru-buru. "Hati-hati!" Ann berjalan memasuki kawasan rumah megah Sena, beberapa mata menatapnya dengan tajam. "Sena, ada apa dengan orang-orang di sini?" tanya Ann dengan raut kebingungannya. Bahkan Sena menatapnya tajam, seolah siap melahap Ann hidup-hidup. "Pantas kamu bertanya seperti itu?" tanya Sena dengan nada yang cukup tinggi. "Aku bertanya, kalau kamu gak mau jawab ya udah. Gak usah marah-marah begitu! Aku tidak tuli," pekik Ann dengan nada lebih keras. Ia berjalan masuk tanpa memedulikan suaminya, kesal bukan main! Tubuhnya sudah lelah setelah bekerja, baru saja me-time malah dibuat kesal. "Ann, kamu dari mana saja sih?" tanya Sena sesaat setelah ia masuk ke kamar. "Kalau kamu mau marah aku lagi malas nanggapi!" peki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Bab 46

"Tapi aku suka ...," Sena menjeda ucapannya. Naasnya, ia mendapatkan tatapan tajam dari Ann. "Aku suka sama kamu, jangan negatif thinking dong sama aku. Yuk turun, kita sudah sampai," ajak Sena. Kini keduanya berjalan beriringan, meski Ann enggan digandeng oleh Sena. "Kamu mau apa? beli semua!" ujar Sena dengan lantang. "Borong semua mbak, lalu sebagian bisa dibagikan pada orang-orang," ucap Ann. Mata Sena menatap Ann dengan tiba-tiba, sebenarnya bukan masalah baginya. "Kenapa, kamu gak suka?" tanya Ann mendongak pada suaminya. "Suka, kamu lakukan aja yang kamu mau. Aku ikut dan akan aku bayar," ucap Sena. Seorang kasir wanita itu tersenyum pada Ann dan Sena. "Semoga rezeki mas dan mbak selalu dilancarkan, kami akan membantu membagikan ice creamnya," ucap kasir itu. "Terima kasih atas doa baiknya, Mbak," ucap Ann dengan balasan senyum. Ia hanya meminta dua cone ice cream untuk dirinya sendiri, dan Sena hanya meminta satu. Ia sudah terlalu bahagia at
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Bab 47

"Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus bisa menguras harta Sena!" tegas Ratih. Setelah mengucapkan itu, ia melenggang pergi entah ke mana. Dewi masih termangu pada isi pikirannya. "Kalau bisa tukar tambah orang tua, mungkin sudah aku lakukan sejak lama!" gumam Dewi. Semalaman tidurnya terganggu, hingga pagi itu manik matanya melihat sebuah mobil yang terparkir. Asing! "Wah, kesempatan bagus!" gumam Dewi. Matanya melihat Sena keluar dari mobil dengan setelan jas. "Pantas saja ibu memaksaku, ternyata dari kejauhan saja sudah tampan. Aura uangnya sangat kentara, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Dewi pada dirinya sendiri. Tanpa basa-basi, ia mulai berdandan. Merapikan pakaiannya. "Mas Sena!" seru Dewi tatkala melihat Sena berjalan. "Ya?" Sena menoleh pada adik iparnya, matanya menatap Dewi dengan penuh tanya. "Sama siapa, Mas?" tanya Dewi. Enggan memberikan jawaban, Sena berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Dewi. "Mas!" seru Dewi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Bab 48

"Tumben, ada apa, Ann?" tanya Sena. Seharusnya ia tidak mempertahankan itu, tapi apa boleh buat? "Tidak apa-apa, aku hanya ingin." Singkat jawaban Ann yang membuat Sena tersenyum. "Kamu rindu sama aku? Kita pagi tadi juga sarapan bersama loh!" celetuk Sena. Ann tersenyum, "Aku tahu, kalau kamu tidak mau ... harusnya tidak perlu datang ke kantorku dan katakan kamu menolak ajakanku," papar Ann. "Bukan begitu juga, jujur aku senang kamu mengajakku bertemu siang ini. Aku ingin bicara," ucap Sena. Meski negosiasinya dengan Adi lagi-lagi gagal, tapi ia tidak boleh mengacaukan makan siang itu. "Tapi, Sena. Ada apa dengan pakaianmu hari ini?" tanya Ann. Beberapa kali ia mengamati kemeja Sena yang sedikit lusuh bahkan acak-acakan. "Ke mana kamu pergi sebelum ke kantorku?" tambah Ann. "Rumah ayahmu," singkat. Hanya itu yang bisa ia utarakan, selebihnya tentang keanehan Dewi tidak mungkin ia utarakan. "Apa kalian berantem? atau ... ya, itu urusanmu dengan a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Bab 49

"Semua ini terjadi seperti beberapa bulan lalu, dan bodohnya... Hahaha," Ann terkekeh saat tiba di parkiran kantor. Ia tergopoh-gopoh saat berlari keluar, nafasnya tersengal-sengal. "Ini benar-benar gila!" umpatnya. Dari belakang, Ann mendengar suara Sena berteriak memanggil namanya. Perduli setan, ia tidak ingin lagi mendengar apa pun. "Ann, kamu gak papa?" tanya Sena saat melihat Ann terduduk diam. "Kamu bisa melihatku tanpa harus bertanya 'kan?" ketus Ann. "Sayang, ayo aku obati kakimu. Setelah itu kita pulang," ajak Sena dengan meraih tangan Ann. "Basi, aku bisa pulang sendiri. Untuk apa aku pulang bersamamu. Sudah, kamu tidak ada bedanya dengan bajingan itu!" pekik Ann. Sena menghela nafas gusar, ia ikut terduduk di parkiran. Menatap nanar wajah istrinya yang penuh dengan kekesalan. "Kamu percaya sama aku?" tanya Sena lembut. "Tidak lagi!" pekik Ann. Ia beranjak begitu saja, memberhentikan taxi dan meninggalkan Sena sendirian. "Keluarga Adi mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya

Bab 50

"Selamat datang, Sayang. Ini apartment milikmu!" seru Sena saat keduanya tiba di apartment. Ann melangkah masuk ke dalam, interiornya memang sangat memanjakan mata. Ia saja langsung suka pada dekorasinya. Definisi tempat yang sangat nyaman. "Kenapa tiba-tiba memberikan apartment?" tanya Ann. "Kalau kamu suntuk dan tidak ingin pulang ke rumah, tempat ini bisa menjadi tempat yang nyaman untukmu," ucap Sena dengan senyuman. "Oh, oke. Aku mau tidur!" tegas Ann. Entah langkahnya ke mana, ia hanya melenggang ke sembarang arah. "Ann, kamarnya di sebelah sini," tunjuk Sena Padaa satu ruangan yang tidak jauh dari ruang tamu. 'Sialan!' umpat Ann dalam hatinya. Ann berjalan menuju tempat yang ditunjuk Sena, matanya membelalak saat Sena mengikuti langkahnya. "Ini kamarku, kenapa kau juga masuk ke sini?" tanya Ann dengan ketus. "Hehehe, hanya ada satu kamar di apartment ini," dengan mengulas senyumnya. Mendengar itu, Ann hanya bisa pasrah. Memang Sena membeli ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status