All Chapters of Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa: Chapter 31 - Chapter 34

34 Chapters

Bab 31

Ego siapa yang diberi makan? Di sini, Sena hanya diam duduk di sofa tunggu rumah sakit. Matanya yang hendak terpejam nyaris gagal. "Kenapa semua ini terjadi!" pekik Sena. [Mas, aku pengen ketemu sama kamu.] Aisha. Nama yang enggan Sena ingat dalam benaknya, malas dan kesal jika mengingat Ann terus saja menjodohkannya. "Lihat, wanita ganjen yang sengaja mengirimiku pesan. Pasti kamu kan yang nyuruh dia seperti ini!" gerutu Sena. "Tidak, dia menyukaimu, Sena. Ceraikan aku dan menikahlah dengannya," ucap Ann dengan mudahnya. "Aku mencintaimu, bukan wanita lain!" seru Sena semakin keras. "Kita tidak mendapatkan restu sekarang," ucap Ann dengan menatap wajah Sena tegas. "CK" Sena berdecak kesal. Ann menatap sosok suaminya dengan senyuman tipis, setelah malam itu perasaannya kian menguat. Namun, ada hal yang tidak bisa ia paksakan pada Sena. "Sena ...," panggil Ann. "Aku tidak ingin mendengar permintaan ceraimu berkali-kali, aku tidak mau, Ann!" tegas Sen
Read more

Bab 32

"Rafael, apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?" todong Adi saat menantu laki-lakinya itu memasuki ruangan. "Aku? ada apa, Ayah?" Rafael menunjuk dirinya sendiri dengan penuh tanya. Sesaat kemudian, ia menatap Ann yang sibuk berbicara ditelepon. Hanya beberapa hari ia tidak menampakkan diri dihadapan ayah mertuanya. "Aku hanya sibuk ada proyek, memangnya apa yang dikatakan Dewi pada ayah?" Rafael membalikkan tanya. "Sena yang mengatakan kamu menyembunyikan sesuatu," jawab Adi. Matanya sontak membelalak lebar, apa pun yang terjadi saat ini. Mau tidak mau ia harus melenyapkan Sena. "Ayah, aku serius hanya ada pekerjaan di luar kota. Apa iya ayah tidak percaya denganku?" Rafael masih berusaha membolak-balik perasaan Adi. Meski Ann menatapnya dengan tajam, ia hanya bisa menundukkan kepalanya. "Aku tidak paham apa yang dikatakan Sena tadi, sebenarnya aku ragu akan apa yang diucapkannya. Tapi, kenapa dia sangat yakin?" Adi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, semb
Read more

Bab 33

"Jangan sampai Rafael tahu identitas Sena, itu akan membahayakan Ann dan Dewi, Mas," bisik Ratih. "Tapi, Rafael juga bagian dari keluarga kita," elak Adi dengan tatapan tajam. Tidak paham dengan jalan pikir Ratih, Adi malah terus-menerus meyakinkannya untuk mengungkap sosok Sena sebenarnya. "Mas, tolong kali ini saja. Aku melakukan ini untuk anak-anak kita," ucap Ratih dengan tatapan mata yang haru. Adi hanya mengangguk. "Terima kasih, Mas." *** Setelah dirasa sudah cukup pulih, Adi boleh pulang dan dilanjutkan rawat jalan di rumah. "Ann, kamu akan tinggal di rumah ayah, kan?" tanya Adi menatap anak sulungnya. "Maaf, Ayah. Aku harus pulang ke rumah suamiku, mungkin lain kali aku akan menginap," jawab Ann dengan ulasan senyum. "Oh gitu, oke." Dengan bantuan Ratih, kursi roda Adi melewati koridor-koridor rumah sakit yang kini ramai. Bisa bernafas lega rasanya, Adi kembali melihat dunianya. "Ayah, kalau sudah sampai rumah kabari ya. Aku harus ke kantor
Read more

Bab 34

'Anak bodoh!' gumam Ratih dalam batinnya. Dua pasang mata melirik ke sumber suara, menatap dengan lekat suara yang sangat dikenal. Diam dalam sejenak dan berisik di kepala. Ratih tersenyum. "Jelas-jelas dia mencintaimu, Rafael. Iya 'kan Dewi?" ujar Ratih dengan menatap anaknya. "Iya, Bu. Aku sangat mencintai Mas Rafael suamiku," dengan senyuman di bibirnya. Sontak, Dewi berlari menghambur pada pelukan Rafael. Meski tidak mendapatkan balasan dari yang memiliki tubuh. "Ya sudah, ibu pamit ya. Kalian bisa lanjutkan dulu," pamit Ratih. "Iya, Bu." Ratih beranjak meninggalkan Dewi dan Rafael, mengelus dadanya dan memaki dalam batinnya. "Untung saja semuanya berjalan dengan lancar. Apa yang harus aku lakukan lagi?" gumam Ratih. *** Ann berjalan dengan cepat memasuki ruangan yang selalu tertutup. "Reni, Sena di sini, kan?" tanya Ann dengan tatapan tajam. "Tuan tidak di rumah, Nona. Bukannya pergi bersama Nona ya," ucap Reni dengan menundukkan kepalanya.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status