Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku의 모든 챕터: 챕터 481 - 챕터 490

801 챕터

Bab 481

Tentu saja, Arwan tidak akan memberi tahu Denny terlalu banyak, apalagi mengatakan dia datang untuk meminta maaf kepada seseorang. Hal itu hanya akan merendahkan martabatnya. Dia hanya memberi tahu Denny, dia datang untuk memberikan hadiah kepada seseorang!"Oh? Mau kasih orang hadiah ya? Laki-laki atau perempuan, Pak?" tanya Denny yang cukup terkejut."Laki-laki, kenapa? Apa aku perlu melaporkan siapa orangnya kepadamu?" balas Arwan dengan nada tidak ramah."Bukan, bukan begitu! Hehe!" Denny terkekeh-kekeh dengan canggung. Setelah mengakhiri panggilan, ekspresi terkejut tebersit di wajahnya, lalu berubah menjadi bersemangat."Ayah, ada apa?" Wira yang melihat ekspresi ayahnya yang berubah-ubah lantas bertanya dengan bingung.Denny tersenyum dan menyahut, "Kamu tahu nggak, ternyata Pak Arwan datang untuk memberi hadiah kepada seseorang!""Kamu percaya itu? Dengan status Pak Arwan, dia sampai repot-repot datang ke sini hanya untuk memberi seseorang hadiah. Orang itu ... pasti tokoh yang
더 보기

Bab 482

Wajah Scorpion menampilkan senyuman bengis.Klang! Saat berikutnya, Afkar menggerakkan tangannya dengan ringan, membuat pisau yang berada di tangan Scorpion terlempar dan terjatuh!Telapak tangan Scorpion yang menggenggam pisau langsung robek dan berdarah. Dia merasakan kekuatan yang mengerikan mengalir melalui tangannya, membuatnya mati rasa seketika!Wajah Scorpion sontak berubah drastis, menampilkan ekspresi penuh ketakutan. Dalam situasi itu, tidak ada waktu baginya untuk mundur. Segera, dia mengerahkan Teknik Jubah Besi.Bam! Suara dentuman terdengar, lalu tubuh Scorpion terlempar akibat tendangan Afkar. Setelah jatuh ke tanah, dia memuntahkan darah dan berdiri dengan goyah!Afkar mengangkat alis, matanya memancarkan keterkejutan. Meskipun tendangan tadi dilakukan dengan santai, kekuatannya cukup besar. Seharusnya, lawannya setidaknya mengalami luka parah atau bahkan kehilangan nyawa. Namun, orang ini masih mampu berdiri?Sepertinya, pria ini adalah seorang petarung yang berfokus
더 보기

Bab 483

"Haha ... memuaskan sekali!" Saat ini, Wira tertawa puas.Denny yang masih memegang Wulan pun tersenyum dingin dan berkata, "Lebih baik kamu nggak bergerak atau aku akan langsung bunuh gadis ini!"Afkar menarik napas panjang dengan tatapan dingin. Sejujurnya, tamparan yang diberikan oleh Scorpion tadi sama sekali tidak terasa sakit.Scorpion hanya ahli tingkat eksplisit tahap akhir, mana mungkin bisa membuat Afkar kesakitan! Namun, masalahnya bukan tentang rasa sakit, melainkan penghinaan!Namun, karena Wulan sedang berada di tangan Keluarga Widjaja, bahkan dengan pistol yang diarahkan ke kepalanya, Afkar tidak berani bergerak sembarangan saat ini.Meskipun merasa kesal karena ditampar, itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keselamatan Wulan!Plak! Plak! Tidak lama kemudian, Scorpion melayangkan dua tamparan keras lagi ke wajah Afkar dengan ekspresi penuh kebencian dan kepuasan.Tadi dia dipukul sampai terlempar oleh Afkar hingga memuntahkan darah, kini dia merasa puas kare
더 보기

Bab 484

"Aku nggak percaya ini! Ah! Ah!" Scorpion berteriak dengan tidak puas, lalu menggunakan belati di tangannya untuk menusuk bagian perut dan area lemah lainnya secara gila-gilaan.Bahkan sampai akhirnya, belati di tangannya sudah melengkung dan tumpul, tetapi tetap tidak berhasil membuat Afkar berdarah."Membunuhku saja nggak bisa, masih mau jadi penjahat?" tanya Afkar dengan nada mengejek.Saat ini, Scorpion benar-benar tercengang! Wira dan Denny juga menunjukkan ekspresi seperti melihat hantu! Bahkan, Wulan menatap Afkar seperti sedang melihat makhluk aneh!Rasa khawatir dan bersalah yang sebelumnya terlihat di wajahnya perlahan menghilang. Wulan merasa lega di dalam hati."Bocah, sebenarnya siapa kamu ini?" Denny menggerakkan wajahnya yang agak kaku, bertanya dengan penuh keraguan."Aku akan bilang sekali lagi, lepaskan Wulan, maka aku akan mengampuni kalian. Kalau nggak, hari akan menjadi hari kematian kalian!" seru Afkar dengan suara dingin dan menakutkan.Mendengar ini, Denny mence
더 보기

Bab 485

Melihat perubahan ekspresi di wajah Afkar, Wira mengira bahwa dia merasa takut. Jadi, dia memanfaatkan momen ini untuk memberikan tekanan lagi, berharap bisa membuat Afkar mundur. Siapa sangka, Afkar malah memberi respons seperti itu!"Afkar, kamu benaran cari mati ya? Demi Wulan, kamu rela mempertaruhkan nyawamu?" Wira menggertakkan gigi, bertanya dengan penuh amarah.Afkar tertawa dingin dan hendak membuka mulut untuk membalas. Namun, tiba-tiba .... Tin! Tin! Tin!Terdengar suara klakson mobil yang nyaring, memecah ketegangan. Beberapa SUV dan MPV berkapasitas tujuh penumpang melaju cepat memasuki gerbang vila yang sebelumnya telah dihancurkan oleh Afkar.Dari pelat nomor di kendaraan itu, jelas terlihat bahwa mereka berasal dari Kota Palako, ibu kota provinsi.Setelah mobil-mobil itu berhenti, sekelompok orang turun. Yang memimpin adalah seorang pria paruh baya dengan aura yang luar biasa, yang tidak lain adalah Arwan!"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Arwan dengan alis berke
더 보기

Bab 486

Namun, pemandangan berikutnya membuat ketiga orang itu terkejut setengah mati.Terlihat Arwan memberi isyarat kepada bawahannya sambil menunjuk ke arah Afkar. Bawahannya langsung membawa Wulan ke depan Afkar. "Pak, orangnya kami serahkan kepadamu!"Sejak Arwan tiba, Afkar hanya berdiri di sana tanpa melontarkan sepatah kata pun. Namun, saat Wulan sudah berada di hadapannya, dia akhirnya menatap Arwan sambil mengangguk. "Terima kasih!""Sama-sama. Aku yakin, meskipun tanpa kedatanganku, kamu tetap bisa menyelesaikan masalah ini sendiri," balas Arwan dengan senyuman tipis.Wira, Denny, dan Scorpion tampak sangat terkejut!"Pak Arwan! Ka ... kamu ...." Denny berbicara dengan ekspresi kebingungan."Ke ... kenapa kamu menyerahkan Wulan kepada Afkar?" Wira juga tampak terkejut hingga kesulitan berkata-kata."Pak Afkar adalah orang yang akan kuberi hadiah. Bukankah sudah seharusnya aku menyerahkan hadiah istimewa yang kalian siapkan kepadanya?" Arwan tertawa mengejek."Apa?" Mendengar itu, ke
더 보기

Bab 487

Pada saat ini, wajah Wira dan Denny penuh dengan keterkejutan dan ketakutan.Melihat bagaimana Arwan memerintahkan bawahannya menurunkan satu per satu hadiah mahal yang tak ternilai harganya ke hadapan Afkar, mereka merasa langit seolah-olah runtuh!Orang yang hendak diberi hadiah oleh Arwan ternyata adalah Afkar. Padahal sebelumnya, ayah dan anak ini hendak menyenangkan tokoh besar itu. Siapa sangka, tokoh besar itu berada tepat di depan mata mereka.Yang lebih mengejutkan mereka adalah Arwan bukan hanya sekadar memberikan hadiah, melainkan juga meminta maaf kepada Afkar. Bahkan ketika Afkar mengatakan akan membunuh putranya, Arwan tidak berani berkata apa-apa, malah menunjukkan sikap yang sangat merendah!Sebenarnya siapa teman lama Wulan ini? Bagaimana bisa dia membuat orang penting dari Keluarga Sanjaya bersikap setunduk ini?....Tiba-tiba, Scorpion bangkit dengan cepat dan menggunakan kecepatan maksimalnya untuk mencoba melarikan diri.Benar! Dalam benaknya saat ini, hanya ada sa
더 보기

Bab 488

Siapa sangka, demi terlepas dari tanggung jawab di hadapan Afkar, Wira malah memfitnah ayah sendiri.Afkar tertawa sinis dengan sorot mata dingin. "Mengampunimu? Sepertinya sebelumnya aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu nggak menghargainya!"Sambil berbicara, Afkar mengusap pipinya sendiri, menyunggingkan senyuman jahat di wajahnya."Begini saja, tadi kamu menyuruh Scorpion menamparku 3 kali, sekarang gantian aku menamparmu 3 kali! Kalau kamu bisa bertahan, aku akan mengampunimu. Gimana?"Seketika, sekujur tubuh Wira bergetar hebat. Dia melirik mayat Scorpion dengan ekspresi penuh ketakutan. Scorpion saja mati dengan satu pukulan dari Afkar, apakah dia bisa bertahan dari tiga tamparan?Namun, saat ini dia tahu dirinya tidak punya pilihan. "Baik! Aku memang salah! Aku nggak seharusnya menyuruh Scorpion menamparmu. Aku memang pantas ditampar, pantas! Tapi, kumohon jangan terlalu kuat ...."Dengan tubuh gemetar, Wira mengangguk dan memaksa dirinya untuk tersenyum menyanjung. Sementa
더 보기

Bab 489

Ketika mendengar Afkar bertanya seperti itu, Denny segera menjawab dengan panik, "Sekalipun nyawaku besar, aku nggak akan berani membencimu. Lagi pula, tadi anak durhaka itu hampir mencelakaiku. Kalaupun kamu nggak membunuhnya, aku juga akan menghabisinya nanti!""Tindakanmu ini sudah benar! Terima kasih karena sudah membantuku membersihkan aib keluarga!"Mendengar kata-kata ini, semua orang di sekitar menunjukkan ekspresi dingin dan mengejek. Ayah dan anak ini sama-sama menunjukkan sifat mereka yang paling hina. Demi menyelamatkan nyawa masing-masing, yang satu menyalahkan ayahnya, sementara yang satu malah memuji pembunuh anaknya sendiri.Afkar tersenyum dingin. Awalnya dia berniat membunuh Denny juga. Namun, ketika dia hendak bertindak, tiba-tiba dia teringat pada Wulan."Aku bisa membiarkanmu hidup, tapi sahammu di King's Brew harus diserahkan kepada Wulan. Nggak keberatan, 'kan?""Nggak! Aku nggak keberatan! Hari ini Wulan telah mengalami trauma, sudah sewajarnya aku memberikan ko
더 보기

Bab 490

Kemudian, Fadly berjalan ke beberapa peti lain dan memeriksa isinya. Ekspresinya langsung berubah menjadi takjub.Namun, Fadly tidak bersuara. Dia hanya menutup kembali peti-peti itu, lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengangkat ke mobil dan membantu Afkar mengangkutnya ke Vila Emperor.Fadly juga meminta Elang untuk mengantar Wulan pulang, sementara dia sendiri naik ke mobil Afkar."Kak, barang-barang ini dari mana? Apa kamu baru saja merampok?" tanya Fadly yang duduk di kursi penumpang depan. Barang-barang itu setidaknya bernilai triliunan. Fadly benar-benar takjub."Itu kompensasi dari ayah Noah," jawab Afkar dengan tenang.Mendengar itu, Fadly terlihat sangat kaget. Dia menyeringai. "Sepertinya mulai sekarang, Noah nggak akan berani lagi mendekati kakakku!"Sambil berbicara, Fadly menatap Afkar dengan penuh kekaguman dan rasa hormat. Fadly sudah mendengar cerita tentang insiden penculikan Felicia oleh Noah. Melihat Keluarga Sanjaya benar-benar mengirimkan hadiah kompensasi, dia
더 보기
이전
1
...
4748495051
...
81
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status