Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 321 - Chapter 330

344 Chapters

Bab 321

Mendengar perkataan Afkar, Mateo tahu bahwa dirinya telah ketahuan. Pernyataannya barusan sudah menjadi pengakuan secara tidak langsung.Wajah Namish berubah tegang dan mundur selangkah secara refleks. Tatapan Namish terhadap Mateo dipenuhi ketakutan dan kemarahan. Dibandingkan dengan preman yang hanya mengandalkan kekerasan fisik, Namish merasa Mateo jauh lebih mengerikan.Mencelakai orang diam-diam jelas jauh lebih menakutkan daripada pisau atau peluru.Untungnya, hari ini Afkar datang. Namish hanya bisa berharap pemuda ini bisa menyelesaikan masalah yang menghantui keluarganya ini sepenuhnya."Sebagai seorang praktisi fengsui, bukannya membantu orang menyingkirkan energi negatif, kamu malah pakai fengsui untuk mencelakai orang. Kamu nggak merasa rendahan?" tanya Afkar dengan nada dingin."Mateo, aku nggak punya dendam sama kamu. Kenapa kamu mau mencelakai keluargaku?" tanya Namish."Nggak ada dendam? Hahaha .... Apa kamu lupa semua perbuatan memalukan yang kamu lakukan di masa lalu?
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 322

"Cih! Menyelamatkan nyawaku? Itu cuma karena uang! Satu triliun! Itu jelas-jelas pemerasan! Anak kita cari masalah sama dia? Itu memang pantas untuknya!" Qaila meludah ke tanah sambil menatap Afkar dengan penuh amarah."Sudahlah, nggak perlu banyak bicara! Qaila, dua orang ini harus dibereskan, 'kan?" Yanto melambaikan tangannya, lalu menatap Afkar dan Mateo dengan senyum dingin."Benar! Si Mateo itu langsung bunuh saja! Sedangkan bocah bernama Afkar ini, beri dia pelajaran dan paksa dia kembalikan satu triliun itu!" jawab Qaila dengan gigi terkatup dan penuh kebencian."Nggak masalah!" Yanto mengangguk, lalu langsung menyerang ke arah Afkar dan Mateo tanpa basa-basi.Aura yang kuat dan menakutkan menyebar dari tubuhnya. Dia adalah seorang petarung dengan kekuatan tingkat gulita tahap akhir.Mateo mendengus dingin. Menyadari bahwa nyawanya menjadi target, dia melawan serangan itu tanpa ragu.Bum! Bum! Bum!Detik berikutnya, kedua orang itu bertarung sengit. Suara pukulan dan tendangan
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 323

Mateo menghantamkan pukulan keras ke dada Yanto, membuatnya memuntahkan darah dan terlempar ke belakang."Tingkat gulita tahap akhir puncak?" Yanto bangkit dengan susah payah dan memuntahkan darah lagi, lalu berseru dengan nada terkejut."Hanya dengan kekuatanmu, kamu pikir bisa membunuhku?" Mateo mendengus dingin dengan penuh penghinaan. Auranya yang mencekam menyelimuti seluruh area."Bu Qaila, bawa Pak Namish dan Pak Reno lari! Aku bukan tandingannya. Aku hanya bisa mengorbankan diri untuk menahannya sesaat!" Yanto mengertakkan gigi. Meskipun tahu dirinya bukan lawan Mateo, dia tetap memaksakan diri untuk menyerang Mateo lagi.Anggota Keluarga Manggala terlihat benar-benar terkejut."Mana mungkin? Yanto benar-benar bukan tandingan tukang kebun ini?" Reno tidak berani percaya bahwa perkataan Afkar sebelumnya ternyata benar."Apa yang harus kita lakukan? Cepat lari saja!" seru Qaila dengan panik, wajahnya tampak ketakutan.Dengan ekspresi putus asa, Namish menoleh ke Afkar dan bertany
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 324

"Apa kamu bilang? Kekuatanku mengecewakan? Kamu cari mati! Akan kubunuh kamu!"Kata-kata itu seolah menjadi penghinaan besar bagi Mateo. Tanpa berpikir panjang, dia menyerang Afkar dengan penuh niat membunuh."Ayah, ini kesempatan kita untuk kabur! Kamu benar-benar percaya Afkar bisa menang?" kata Reno dengan gugup."Bocah itu terlalu sombong, malah berani provokasi Mateo! Biarkan saja dia mati, setidaknya bisa ngasih kita beberapa menit untuk melarikan diri. Ayo cepat pergi!" tambah Qaila."Pergi? Ke mana? Kalau masalah ini nggak selesai, mau lari sampai ke ujung dunia pun, kita tetap akan mati! Semoga saja Pak Afkar benar-benar sekuat itu."Saat itu, Mateo sudah berada di depan Afkar dan melayangkan pukulan ke kepala Afkar dengan kekuatan penuh.Kata-kata Afkar tadi tampaknya benar-benar membangkitkan niat membunuh Mateo. Pukulan itu membawa aura yang sangat kuat hingga menghasilkan suara ledakan kecil di udara dan mendekati kepala Afkar.Namun, tepat pada saat yang menentukan itu, A
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 325

Menghadapi teriakan dari Qaila, Afkar membentak dengan suara dingin, "Diam! Mau bunuh atau nggak, kamu nggak berhak merintahin aku!"Mendengar ucapannya, Qaila langsung marah. "Kalau kamu nggak mau bunuh dia, kami nggak akan bayar!"Reno juga ikut menimpali, "Kamu sendiri sudah bilang kamu kerja untuk orang yang membayarmu. Kalau kamu nggak bunuh dia, dia bakal kembali mencelakakan keluarga kami!""Berani nggak bayar? Coba saja!" Afkar memicingkan matanya yang menyiratkan kilatan dingin. Kemudian, dia bertanya sambil tertawa sinis. "Kalau begitu aku nggak mau uangnya lagi, kalian saja yang bunuh sendiri!"Qaila dan Reno langsung ketakutan mendengarnya dan mundur beberapa langkah.Yang benar saja? Jika Afkar tidak peduli lagi, Mateo tetap bisa menghancurkan keluarga mereka meski hanya dengan satu tangan yang tersisa."Ja ... jangan!" seru Reno sambil buru-buru melambaikan tangan.Pada saat ini, Namis tidak lagi memedulikan istri dan anaknya. Dia menatap Mateo dengan ekspresi ragu-ragu d
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 326

"Apa? Kamu bilang waktu Cantika putus denganku, dia sudah hamil? Ka ... kamu anakku?" Namish bergegas berlari ke arah Mateo.Mateo menatap Namish yang mendekat dengan tatapan galak. Dia sontak mencekik leher Namish. "Kamu ini manusia sialan! Aku akan membunuhmu!"Matanya Mateo merah dan penuh niat membunuh, seolah-olah dia akan segera mengakhiri hidup Namish. Namun, dia tidak mengambil tindakan selanjutnya.Ekspresinya berubah beberapa kali. Pada akhirnya, Mateo menendang Namish hingga terjatuh dan memekik, "Pergi sana! Aku bukan anakmu! Kamu nggak pantas jadi ayahku!"Namish bangkit, lalu menatap Qaila dengan emosional. "Aku nggak pernah menyuruh orang untuk membunuh Cantika! Nggak pernah! Siapa yang melakukannya? Qaila, beri tahu aku siapa orangnya. Apa itu kamu?"Namish memekik dengan marah dan putus asa. Mata Qaila berkedip beberapa kali. Dia merinding mendengar bentakan Namish. Pada akhirnya, dia menjawab dengan murka, "Ya! Aku! Kenapa? Siapa suruh jalang itu hamil anakmu!""Kalau
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 327

Setelah meninggalkan vila Keluarga Manggala, Afkar melihat sosok yang kesepian berjalan di depannya. Lengan kanan sosok itu terkulai lemas.Saat mendengar langkah kaki di belakangnya, Mateo menoleh. Ekspresinya berubah drastis."Kamu datang untuk membunuhku?" Mateo memaksakan diri untuk berwaspada. Dia menatap Afkar dengan marah."Nggak kok!" Afkar menggeleng."Oh ya? Kamu sangat kejam sampai membuatku cacat. Kupikir kamu akan mengejarku untuk membunuhku." Seketika, tatapan Mateo menjadi suram. Ketika memikirkan lengan kanannya yang lumpuh, amarah berkecamuk di hatinya.Afkar mengangkat alisnya karena merasakan emosi Mateo. Kemudian, dia tersenyum dan bertanya, "Apa rencanamu yang selanjutnya? Kamu masih mau menghancurkan keluarga mereka?""Aku nggak punya rencana apa-apa, juga nggak bisa kembali ke sekte lagi. Guruku menganggapku bodoh dan mengusirku. Kalau menghancurkan keluarga mereka, hehe ... apa gunanya ...."Afkar cukup terkejut mendengarnya. Mateo yang kelihatannya berusia 30-a
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 328

Setelah menggoyangkan lengannya, Mateo merasa lengannya bukan hanya sembuh, tetapi juga menjadi lebih kekar dan kuat! Ternyata kekuatannya ...."Ini ... aku sudah mencapai tahap revolusi? Bukan cuma sembuh, tapi juga menerobos?" Mateo membelalakkan matanya dengan ekspresi tidak percaya!Detik berikutnya, matanya memerah karena gembira. Air matanya mulai mengalir! Dia menangis karena terharu!"Terima kasih, Pak! Mulai hari ini, kamu adalah guruku! Aku akan menuruti perintahmu!" Mateo tiba-tiba berlutut di hadapan Afkar. Suaranya serak dan emosional.Afkar memanyunkan bibirnya dan merasa geli di dalam hati. Kenapa pria ini cengeng sekali? Dia menyahut, "Aku bukan gurumu. Sebaiknya kamu bekerja untukku!""Tapi ingat, aku bukan cuma bisa meningkatkan kekuatanmu, tapi juga bisa membuatmu cacat lagi! Kalau kamu berkhianat dariku, kamu tahu akibatnya!" Afkar melambaikan tangan dengan serius, lalu memberi peringatan.Usia Mateo lebih tua beberapa tahun darinya. Afkar tidak mungkin menerimanya
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 329

Pukul sembilan malam, Afkar tiba di Hotel Royal. Hotel ini milik Fadly dan bukan bagian dari aset Keluarga Safira.Fadly datang bersama dua orang kepercayaannya, yaitu Jarel dan Elang, yang sudah menunggu di depan."Kak Afkar!""Pak Afkar!"Begitu melihat Afkar, mereka langsung serentak menyapa."Gimana hotel ini? Suka nggak?" tanya Fadly yang menghampiri dan merangkul bahu Afkar."Bagus, cukup bagus." Afkar mengangguk."Kalau begitu, hotel ini untukmu! Mulai sekarang, kamu pemiliknya!" Fadly tertawa dan mengayunkan tangannya.Afkar tampak terkejut. "Untukku? Aku nggak mau! Aku nggak punya waktu untuk mengelolanya dan aku juga nggak bisa.""Memangnya aku menyuruhmu mengelolanya sendiri? Untuk apa ada manajer di sini? Kamu cuma perlu duduk dan menunggu uang mengalir!""Aku nggak mau tahu! Kamu harus terima! Kalau nggak ... aku akan bilang ke kakakku kamu diam-diam pergi ke tempat pijat!" ucap Fadly dengan tegas."Dasar berengsek! Kenapa kamu jadi jahat begini?" maki Afkar sambil tertawa
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 330

Wanita ini bernama Verica. Dia juga teman sekelas Afkar saat SMA. Sejak dulu, dia memandang rendah Afkar. Atau lebih tepatnya, sebagian besar teman sekelas saat itu meremehkan Afkar.Saat berusia 18 tahun, orang tua Afkar menghilang sehingga sumber keuangan terputus. Untuk membiayai sekolah dan hidupnya, Afkar menjadi pesuruh mereka. Bahkan celana dalam, sepatu kotor, dan kaus kaki beberapa siswa laki-laki pun dicuci olehnya. Hal ini membuat banyak teman sekelas memandang Afkar dengan sebelah mata.Namun, hal ini tidak berlaku untuk Wulan. Saat itu, Wulan tidak merendahkan Afkar dan malah sering membelikannya makanan. Itu sebabnya, ada rumor yang mengatakan Wanda tertarik pada Afkar.Namun, Afkar sangat minder saat itu. Meskipun diam-diam menaksir Wulan, dia sama sekali tidak berani menunjukkannya."Mungkin Jatmiko lupa! Afkar, kita teman sekelas, ikut saja. Sudah lama sekali kita nggak bertemu. Lagian, jarang-jarang bisa kumpul begini!" ajak Wulan dengan antusias. Tatapannya yang inda
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status