Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 311 - Chapter 320

336 Chapters

Bab 311

Wajah Namish seketika menunjukkan kepanikan, lalu tersenyum dan berdalih, "Sebentar lagi musim gugur, dua kolam itu menarik nyamuk, bukan? Jadi, aku suruh orang untuk menutupnya.""Oh, begitu ya ...." Mateo mengangguk, menatap Namish dalam-dalam, lalu tidak berkata apa-apa lagi.Detik berikutnya, dia mengeluarkan sebuah desain dan meletakkannya di depan Namish. "Pak Namish, halamanmu ini luas sekali, harus diatur dengan baik! Ini adalah desain baru yang kubuat untukmu. Coba lihat, apakah tata letaknya memuaskan? Maksudku, di kedua sisi pintu masuk utama manor ini, pasanglah dua patung hewan pembawa rezeki, lalu ...."Mateo mulai menjelaskan idenya kepada Namish.Namun, pikiran Namish benar-benar kacau. Dia sama sekali tidak mengerti tentang hal ini. Yang ada di pikirannya hanyalah kekhawatiran dan kecurigaan. Dia merasa Mateo pasti ingin memasang fengsui buruk untuk mencelakai keluarganya."Pak Namish, gimana menurutmu?""Pak Namish? Lagi mikir apa?" tanya Mateo setelah selesai menje
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 312

Afkar mengusap kepala Shafa dan menenangkannya dengan lembut."Bu Laura, orang tua Shafa sudah datang," kata Nia sambil melirik Afkar dan memberi tahu ibu muda berambut ikal itu.Kepala sekolah paruh baya menatap Afkar dengan ekspresi datar, lalu segera menggantinya dengan senyum lebar dan berkata kepada wanita itu, "Bu Laura, pihak kami memang ada kekurangan dalam pengawasan. Saya meminta maaf atas hal itu. Namun, tanggung jawab lebih besar ada di pihak sana. Bukankah begitu?"Laura, wanita muda berambut ikal itu, melangkah mendekat, lalu menunjuk Afkar dan bertanya dengan nada ketus, "Gimana sih kamu mendidik anakm? Masih kecil sudah belajar mukul orang! Mau jadi apa dia nanti? Lihat, anakku sampai babak belur begini!"Sambil berbicara, dia menarik anak lelakinya, Conan, ke depan untuk menunjukkan kondisinya kepada Afkar. Anak lelaki bernama Conan itu memang terlihat lebam di hidung dan wajahnya."Papa, dia yang narik rokku duluan," kata Shafa dengan wajah sedih sambil melambaikan ta
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 313

Laura menatap Afkar dengan penuh amarah dan berkata dengan tajam, "Dengar nggak? Minta maaf sekarang, atau tampar dirimu sendiri beberapa kali! Atau mau aku sendiri yang turun tangan?"Sambil berbicara, Laura menunjuk hidung Afkar dengan sikap mengancam, seolah siap untuk menampar kapan saja."Papa! Shafa bikin masalah, ya? Kalau begitu, Shafa minta maaf saja ke Conan ...." Shafa yang memeluk kaki Afkar dengan panik, berkata dengan suara pelan. Meskipun merasa tertekan, dia lebih tidak ingin ayahnya dipermalukan di depan umum.Mendengar ucapannya, Laura tertawa sinis. "Dengar nggak? Anak kecil saja lebih tahu diri daripada kamu!"Conan semakin sombong. Dia menunjuk-nunjuk ke arah Shafa sambil berkata, "Hah! Berani lawan aku? Papa dan mamaku lebih hebat daripada papamu!"Kepala sekolah dan Nia memandang Afkar dan Shafa dengan wajah puas. Bagi mereka, ini semua terjadi karena Shafa yang membuat mereka harus meminta maaf setengah mati kepada Laura.Afkar menggenggam tangan kecil Shafa, la
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 314

Namun, di detik berikutnya ....Bahkan sebelum mereka sempat mendekati Afkar, satu per satu satpam itu langsung terlempar ke udara. Adegan ini membuat Laura dan Tarno terkejut. Mereka langsung berhenti bergerak. Conan langsung melompat ketakutan dan bersembunyi di belakang kedua orang tuanya.Kepala sekolah dan Nia juga menunjukkan ekspresi terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa ayah Shafa ternyata begitu tangguh."Kamu ... kamu masih berani mukul orang? Apa kamu tahu ...." Dengan wajah muram, Tarno mencoba berbicara.Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Afkar sudah melayangkan tamparan keras. Tarno terlempar ke lantai dan berputar-putar sebelum akhirnya terjatuh. Bahkan beberapa giginya copot dan berdarah.Afkar sebenarnya sudah menahan tenaganya. Jika tidak, tamparan itu cukup untuk membuat Tarno pingsan atau bahkan lebih buruk lagi."Kamu cari mati! Aku ...." teriak Laura penuh kebencian begitu melihat suaminya dipukul.Plak!Namun, Laura juga menerima tamparan keras
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 315

Mengingat Shafa akan merasa sedih mendengar dirinya dikeluarkan, Afkar merasa marah. Afkar tidak keberatan jika kepala sekolah itu tidak berpihak padanya saat dia berkonflik dengan Tarno tadi. Namun kini, kepala sekolah itu malah mau mengeluarkan Shafa untuk menyenangkan hati Tarno dan istrinya."Shafa tenang saja, Ayah nggak akan biarkan kamu dikeluarkan! Percaya sama Papa ...," hibur Afkar dengan suara lembut."Ya! Papa, Shafa nggak mau dikeluarkan. Aku mau sekolah ...," ucap Shafa dengan mata berkaca-kaca dan wajah memelas."Haha ... nggak akan dikeluarkan? Kamu lagi bohong anakmu ya? Asal tahu saja, kalau kamu berani mukul kami, anakmu pasti akan dikeluarkan dari sekolah ini!" ejek Laura sambil tertawa setelah mendengar ucapan Afkar."Sialan, sudah nyinggung aku, masih berani mau sekolah di sini? Jangan mimpi!" maki Tarno."Pak Afkar, nanti datang ke kantor kepala sekolah, aku akan kembalikan semua uang sekolahnya padamu. Mulai besok, anakmu nggak usah datang lagi!""Sekolah ini ng
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 316

"Kamu bilang apa? Kamu mau telepon Pak Namish? Kamu pikir kamu siapa?" Kepala sekolah mendengus sambil melipat tangan di dada."Pura-pura saja! Ini trik yang biasa digunakan orang-orang dari kalangan bawah!" Nia juga memandang Afkar dengan tatapan merendahkan."Hahaha! Kamu punya nomor pamanku? Ayo, aku kasih nomor dia! Hubungi dia, aku mau lihat apakah dia mau repot-repot menjawab teleponmu!" Tarno tertawa terbahak-bahak, seolah-olah mendengar lelucon terbesar dalam hidupnya.Afkar mengabaikan ejekan mereka, lalu mengambil ponselnya dan langsung menelepon."Masih mau pura-pura?" Kepala sekolah mencibir lagi.Namun pada saat itu, suara dering ponsel terdengar nyaring di luar kantor.Ternyata, Namish sudah berada di lokasi. Setelah mendapat informasi dari orang kepercayaannya bahwa Afkar sedang berada di TK Asri, dia langsung bergegas ke sana."Halo? Pak Afkar! Akhirnya kamu mengangkat teleponku." Suara seorang pria paruh baya terdengar dari luar dengan sangat sopan dan penuh hormat. "A
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 317

"Paman ... nggak ada apa-apa! Cuma salah paham ...." Tarno tidak bodoh, mana mungkin dia tidak bisa melihat bahwa Namish sedang ingin memohon sesuatu pada Afkar."Betul, cuma salah paham! Nggak ada apa-apa ... nggak ada apa-apa ...." Laura ikut mengangguk, matanya tampak menghindari tatapan Namish."Pak Namish, ini cuma pertengkaran anak-anak saja," tambah kepala sekolah dengan panik dan mencoba meredakan situasi."Oh, cuma salah paham? Kalian tadi bilang mau mengusir anakku dari sekolah, mau bikin aku nggak bisa hidup di Kota Nubes, 'kan?" kata Afkar dengan nada datar."Kepala sekolah ini bilang anakku adalah anak dari keluarga nggak punya sopan santun dan harus dikeluarkan. Sekarang tiba-tiba bilang nggak ada apa-apa?"Mendengar hal itu, ekspresi Namish berubah drastis dan terlihat marah besar.Plak! Plak!Dua tamparan keras mendarat di wajah Tarno dan Laura."Dasar bodoh! Kalian berani ngancam Pak Afkar?" teriak Namish marah.Tarno dan Laura memegangi pipi mereka, wajah mereka berub
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 318

"Kami salah! Tolong maafkan kami ... huhu ...." Laura mengusap air matanya sambil memohon dengan nada penuh kesedihan.Conan yang sejak tadi ketakutan, mendekati Shafa dengan wajah penuh rasa bersalah dan takut untuk meminta maaf.Namun, Afkar mengangkat tangannya dengan wajah dingin dan sedikit kesal. "Anaknya nggak perlu. Kalau dia nggak bisa bersikap baik, anakku bisa mengurusnya sendiri."Meski marah, Afkar tidak mau membuang energi untuk berdebat dengan seorang anak kecil."Benar, benar! Terima kasih, Pak Afkar!" Tarno dan Laura mengangguk-angguk sambil membungkuk."Conan, cepat ucapkan terima kasih sama Paman!"Conan menundukkan kepala, lalu membungkuk dengan sopan, "Terima kasih, Paman! Shafa, aku minta maaf ....""Nggak apa-apa ...." Shafa yang sebelumnya menangis di pelukan ayahnya, sekarang tersenyum kecil dan menggelengkan kepala.Namish yang berdiri di sisi Afkar, menatap Lasti dan Nia dengan serius, lalu bertanya, "Pak Afkar, bagaimana Anda mau menangani dua orang ini?"Me
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 319

Dengan wajah penuh kebencian, Lasti berteriak, "Kenapa aku dipecat? Kalau bukan karena kamu mukul orang, aku juga nggak akan mengeluarkan anakmu!"Dia menoleh kepada Namish dan melanjutkan, "Pak Namish! Aku nggak tahu kalau dia itu teman Bapak. Keponakanmu dipukul dan aku membantu Keluarga Manggala. Apakah itu salah? Kenapa aku langsung dipecat?"Nia juga tidak mau kalah. "Benar! Kenapa kami nggak diberi kesempatan sedikit pun?"Namish mengerutkan alisnya dan mendengus, "Oh? Kalian masih merasa benar?""Memang begitu, Pak Namish! Meskipun kami salah, kesalahan kami nggak seberat itu sampai harus dipecat. Benar nggak?" Lasti memberanikan diri untuk bertanya dengan nada sedikit menantang.Afkar tertawa dingin, lalu menatap mereka dengan pandangan penuh penghinaan. "Kalian mau ngomong soal keadilan sekarang?""Waktu kalian dengan mudahnya memutuskan untuk mengeluarkan anakku hanya untuk menyenangkan Keluarga Manggala, apa kalian peduli soal keadilan saat itu?"Afkar berbalik menatap Namis
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 320

"Ditambah kali ini aku membantumu, totalnya Keluarga Manggala harus membayarku 400 miliar!"Mendengar hal itu, Namish mengumpat Reno dalam hati dan merasa anak itu benar-benar pembuat masalah. Wajahnya sedikit berkedut, lalu dia berkata, "Empat ratus miliar lagi? Pak Afkar, apa ini nggak terlalu ... mahal?""Hm! Aku juga merasa itu agak mahal, jadi lupakan saja," jawab Afkar sambil mengangguk dan tersenyum dingin, kemudian berbalik hendak pergi.Namish terkejut dan wajahnya berubah panik. Dia tidak menyangka Afkar tidak akan menawar atau bernegosiasi sama sekali dan langsung meninggalkannya.Sebenarnya, harga 400 miliar untuk menolong anaknya dan dia sendiri tidak terlalu mahal. Namun, naluri seorang pebisnis membuatnya secara otomatis mencoba menawar. Siapa sangka, Afkar sama sekali tidak bermain sesuai aturan itu."Nggak! Nggak mahal! Empat ratus miliar! Empat ratus saja! Pak Afkar, tolong bantu aku! Tolong selamatkan keluargaku!"Namish memohon dengan putus asa. Pengalaman buruk seb
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status