Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 301 - Chapter 310

336 Chapters

Bab 301

Di Klub Golden, semua tamu sudah diusir oleh anak buah Fadly untuk menghindari adanya korban jiwa.Kelab yang dulunya terlihat megah kini menjadi redup, seakan-akan sudah dekat dengan kehancuran.Semua pintu keluar di gedung ini telah dikepung oleh para ahli Keluarga Safira. Tidak ada yang bisa keluar lagi.Renhad membawa lebih dari dua puluh ahli Keluarga Safira beserta anggota untuk memblokir seluruh pintu kelab.Di antara para ahli ini, ada empat yang kekuatannya sama seperti Melvin, yaitu tingkat gulita. Sisanya adalah ahli tingkat eksplisit. Di kota besar, kekuatan seperti ini sangat menakutkan.Sebagai keluarga besar yang terkemuka di Kota Nubes, malam ini Keluarga Safira benar-benar menunjukkan kekuatan mereka."Fadly, keluar kamu!" teriak Renhad dengan penuh percaya diri. Ekspresinya dipenuhi kebanggaan, seolah-olah dia akan duduk di takhta dan menjadi raja dunia hitam baru di Kota Nubes.Erlin sudah memutuskan untuk mendukung Renhad menggantikan posisi Fadly. Itu sebabnya, Ren
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 302

Hinaan seperti ini akan membuat Fadly tidak bisa bangkit lagi untuk seumur hidup."Menyerah bapakmu! Aku cuma mau mengikuti Kak Fadly!" hardik Jarel tiba-tiba. Dia langsung mengeluarkan pisaunya."Kamu ingin kami mengikutimu? Jangan mimpi!""Sekalipun mati, kami tetap akan mengikuti Kak Fadly!"Para pengikut Fadly turut bersuara untuk mengungkapkan kemarahan mereka."Hahaha ...." Renhad bukan hanya tidak marah, tetapi juga tergelak. Kemudian, dia menunjuk Jarel dan lainnya sambil menatap Fadly dengan ekspresi mengejek."Fad, lihat dulu para bawahanmu. Mereka setia sekali. Masa kamu tega membiarkan mereka mati begitu saja? Kamu rasa satu perintah dariku sudah cukup untuk membunuh belum?"Begitu mendengarnya, para pengikut Fadly justru bersikap makin tegas. "Kamu kira kami bisa ditakuti?""Aku sudah lama berkecimpung di industri ini! Aku nggak takut mati!""Aku sudah lama mengikuti Kak Fadly. Kak Fadly berjasa besar bagiku. Kalau nggak ada Kak Fadly, ibuku pasti sudah lama meninggal.""M
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 303

Farel melirik ke arah kerumunan, tetapi tidak menemukan Afkar."Jangan salah paham. Aku kemari cuma untuk menonton pertunjukan. Hehe." Farel terkekeh-kekeh. Dia mendapati Afkar tidak berada di sini.Setelah mendengarnya, Renhad merasa agak lega. Kemudian, dia bertanya dengan tegas, "Kalau begitu, kenapa kamu membawa begitu banyak orang kemari? Jangan-jangan kamu ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan di tengah perselisihan internal ini?""Asal kamu tahu, Sekalipun aku menghabisi Fadly, pasukanku nggak bakal menderita kerugian. Kalau kamu berani mencari kesempatan, kita bakal sama-sama rugi. Ini nggak ada untungnya bagimu."Farel tertawa dan menyahut, "Sudah kubilang, aku cuma datang untuk menonton pertunjukan." Kemudian, dia melirik Fadly dengan tatapan nakal. "Aku dan Fadly sudah bermusuhan selama bertahun-tahun. Sebentar lagi dia akan jatuh. Aku tentu harus melihatnya dong! Hahaha!"Renhad terkekeh-kekeh mendengarnya. "Kuharap begitu."Di sisi lain, ekspresi Fadly dan para bawah
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 304

Lantas kenapa Afkar malah datang sendirian?Tebersit kilatan dingin pada tatapan Farel. Dia teringat pada pesan Bayu sehingga berkata dengan nada datar, "Pak Afkar, aku bisa membantu Fadly kali ini kalau kalian butuh bantuan. Asalkan dia memanggilku Kak Farel dan membawa bawahannya mengikutiku, aku jamin mereka semua akan selamat hari ini.""Aku juga bisa membagi beberapa wilayahku kepadanya supaya dia masih bisa menjadi pemimpin. Gimana?"Begitu mendengarnya, ekspresi Fadly langsung menjadi masam. Dia memekik dengan marah, "Farel, jangan mimpi! Aku nggak mungkin mengakuimu sebagai kakak atau bosku!""Fadly, sekarang kamu sudah jatuh. Ini adalah pilihan terbaik untukmu," ujar Farel.Sementara itu, Renhad berkata dengan wajah murung, "Pak Farel, sepertinya kamu benaran ingin ikut campur urusan kami."Viola menggertakkan giginya dan menegur, "Pak Farel, sebaiknya jangan ikut campur urusan orang lain."Jesslyn tampak cemas. Dia khawatir Farel akan memerintahkan pasukannya untuk menyerang
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 305

"Aku ngerti. Aku nggak bilang kamu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja, kamu memang nggak perlu repot-repot."Afkar mengangguk, lalu meneruskan dengan serius, "Tentunya, kalau kamu punya niat lain hari ini, kamu bisa bergabung dengan Renhad untuk melawan kami. Nggak masalah."Begitu mendengarnya, ekspresi Farel langsung menjadi suram. Dia mendengus dengan kuat. "Pak Afkar, kali ini kamu agak keterlaluan."Barra yang berdiri di samping menggertakkan giginya dan menyahut, "Kamu bilang bergabung dengan Renhad untuk melawanmu? Pak Afkar, kamu sangat nggak tahu diri.""Pak Farel, karena Afkar begitu nggak tahu diri, untuk apa membantunya lagi? Kita bawa saja pasukan kita pergi dari sini!"Renhad pun tersenyum dingin melihat situasi yang memanas. Tadi Farel terlihat seperti ingin ikut campur. Hal ini membuat Renhad agak khawatir.Bahkan dalam hatinya, Renhad sudah menyusun rencana. Jika Farel bersikeras membantu Afkar dan Fadly, Renhad akan membawa pasukannya pergi dan melep
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 306

Daripada Afkar berjuang sampai mati untuk dirinya, Fadly lebih memilih menyerah!Saat ini, Afkar mendekati para ahli Keluarga Safira. Fadly hanya bisa menyaksikan dengan tidak berdaya.Sosok yang tegap itu kini malah terlihat kecil dan lemah. Fadly merasa terharu, tetapi dia tidak ingin Afkar mempertaruhkan nyawa untuknya.Namun, tiba-tiba terdengar suara Afkar yang lantang dan tegas. "Fadly! Ingat baik-baik! Manusia harus berjuang di kehidupannya! Kalau kehilangan keberanian sekali, kamu akan menjadi lemah untuk selamanya!"Dengan tatapan mendominasi, Afkar mengamati sekeliling. Kemudian, dia meneruskan dengan nada meremehkan, "Lagian, sekelompok orang ini cuma manusia lemah! Mereka nggak bakal bisa apa-apa!"Ucapan Afkar ini sontak membuat hati Fadly bergetar. Dia merasa darahnya bergejolak hebat.Sejak kecil, Fadly dimanjakan dan hidup dalam kemewahan. Meskipun menjadi pemimpin mafia selama bertahun-tahun, dia tidak pernah bertarung mati-matian. Dengan kata lain, Fadly belum pernah
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 307

Afkar hanya mendengus saat berhadapan dengan Melvin dan 24 ahli Keluarga Safira yang maju untuk menyerangnya. Tatapannya tajam dan dipenuhi semangat tempur yang luar biasa.Afkar mengangkat kaki kanannya yang membawa kekuatan besar, lalu sontak menginjak dengan keras. Duar .... terdengar gemuruh yang menggelegar!Pada saat yang sama, Melvin dan para ahli Keluarga Safira yang sedang maju tiba-tiba terbang ke udara dan terhempas satu per satu.Bup! Bup! Bup! Sekelompok orang itu memuntahkan darah, termasuk Melvin dan 4 ahli bela diri tingkat gulita!Seketika, terlihat kabut darah yang menyelimuti sekeliling. Begitu melihat ke tanah, terhampar retakan besar yang mengerikan seperti jaring laba-laba! Sungguh kekuatan yang mengerikan!Glek! Glek .... Semua orang hanya bisa terdiam melihat pemandangan ini. Orang-orang menarik napas dalam-dalam dan menelan ludah saking kagetnya.Buk! Buk! Buk! Para ahli Keluarga Safira terhempas dengan kuat di lantai. Suara tubuh yang jatuh ke lantai tanpa hen
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 308

"Kak ... Kak Afkar, aku ... aku adik iparmu! Kamu nggak boleh membunuh kami!" seru Viola sambil mundur ketakutan. Di saat seperti ini, dia malah memanggil Afkar dengan sebutan kakak.Afkar menatap mereka dengan tatapan tenang. Saat berikutnya, tatapannya dipenuhi ejekan. "Kalian seharusnya bersyukur karena kalian kerabat Felicia. Kalian juga harus bersyukur karena Fadly masih baik-baik saja. Kalau nggak, kalian pasti sudah mati sekarang! Pergi sana!"Setelah mendengar bentakan Afkar, Renhad sekeluarga pun bergidik ketakutan. Mereka merasa sangat lega karena selamat dari kematian. Kemudian, mereka bergegas melarikan diri. Bahkan, mereka tidak sempat menghiraukan para ahli Keluarga Safira yang terluka parah. Bawahan mereka yang berjumlah 400 hingga 500 orang itu pun hanya bisa bertatapan dengan ketakutan."Pergi sana! Bawa saudara-saudara kalian yang bodoh itu pergi juga!" perintah Afkar sambil melambaikan tangan kepada para bawahan Renhad. Mereka pun merasa lega. Beberapa yang berbaik h
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 309

Di vila Keluarga Subroto.Farel dan Barra kembali. Wajah mereka masih dipenuhi keterkejutan sekaligus kelegaan. Untung saja, mereka tidak benar-benar menyinggung Afkar!Bayu, Tara, Heru, dan Karen sedang duduk di ruang tamu. Mereka menikmati teh sambil menunggu kabar. Semua orang penasaran dengan hasil malam ini."Karen, kamu menang," ujar Farel sambil tersenyum getir. Suaranya terdengar agak lesu."Menang?" Karen mengangkat alisnya, lalu tersenyum. "Sudah kuduga! Aku sudah bilang, 'kan?"Karen bertanya dengan penasaran dan antusias, "Afkar benaran mengalahkan semua ahli Keluarga Safira sendirian? Pertempurannya pasti sangat sengit dan mengagumkan, 'kan?"Bayu dan Tara juga menatap Farel dengan tatapan penasaran. Apa benar Afkar berhasil melakukannya sendirian? Mereka juga ingin mengetahui kejadian spesifiknya.Namun, Farel hanya tersenyum getir dan menggeleng. "Memang mengagumkan, tapi nggak terlalu sengit."Farel menjulurkan satu jarinya. "Satu tendangan! Cuma dengan satu tendangan,
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 310

Musaf si berengsek ini tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya sebelumnya!"Barra, bawa dia pergi! Jangan sampai aku melihatnya lagi!" pekik Farel sambil menunjuk Musaf dengan penuh amarah.....Keesokan pagi.Mungkin sebagai hadiah atas kontribusi Afkar semalam, Felicia akhirnya melepaskan Afkar hari ini. Dia tidak menyiksa Afkar di perusahaan.Setelah mengantar Felicia ke perusahaan, Afkar pergi ke daerah pegunungan di pinggiran kota dan mendaki ke puncak gunung, tempat dia membuat terobosan malam itu.Energi spiritual di kota dan di pegunungan berbeda. Meskipun sama-sama tipis, perbedaan tetap ada.Setelah menembus tingkat pembangunan fondasi, Afkar yang tidak mengalami hambatan pun melanjutkan latihan dengan penuh semangat.Peristiwa semalam membuat Afkar semakin sadar betapa pentingnya kekuatan. Meskipun sekarang adalah masyarakat peradaban, hukum alam yang berlaku tidak pernah berubah, yaitu yang kuat yang bertahan dan yang lemah yang punah.Sayangnya, di dunia modern ini, en
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status