Home / Romansa / Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia: Chapter 101 - Chapter 110

195 Chapters

Bab 101

"Kau mengajakku ke sini lagi?" dengus Valeria kesal setelah keluar dari dalam mobil Salvatore. Dia memandang malas ke arah mansion mewah yang selalu saja disebut sebagai markas oleh Salvatore."Kenapa? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku akan pergi mengambil barang-barang ku dan kembali ke rumah."Valeria berdecak kesal. "Tidak perlu, kau bilang masih banyak pekerjaan, bukan?""Ya, tapi aku tidak mau membuatmu merasa tidak nyaman." Salvatore melingkarkan tangannya di pinggang Valeria lalu mengecup pipinya."Sudahlah, asal tidak ada Amara, aku akan baik-baik saja.""Tenang saja, dia berada di tempat yang aman. Jadi tidak akan mengigitmu."Valeria sedikit tersenyum, agaknya gurauan Salvatore terdengar sangat kaku di telingannya. Mereka berjalan masuk ke dalam markas dengan santai."Dia memang anjing gila, jadi kau harus mengawasinya terus," balas Valeria.Salvatore hanya tertawa kecil, semakin lama semakin terlihat sisi kekanakan Valeria. Hari ini, jika bukan karena pekerjaan pentingn
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 102

"Padahal aku ingin kau menginap di mansion," ucap Salvatore saat mobilnya sudah berhenti di depan pekarangan kediaman Morreti."Ya, tapi aku ingin pulang."Salvatore tak membiarkan Valeria melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Setelah sabuk pengaman itu lepas, Salvatore mencuri satu ciuman di pipi Valeria."Selamat malam, Dolcezza."Valeria tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari mobil Salvatore. Saat mobil Salvatore perlahan meninggalkan halaman rumahnya, Valeria berdiri di depan pintu, merasa kelelahan setelah hari yang begitu penuh emosi. Namun, saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, matanya langsung bertemu dengan sosok Alessio yang duduk santai di ruang tamu, mengenakan jas kasual seolah dia pemilik rumah.Valeria langsung menghela napas berat sambil berjalan masuk. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alessio? Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak datang tanpa izin?" ucapnya dengan nada dingin.Alessio berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya. "Kenapa? Lagipula Pam
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 103

Keesokan paginya, Milan gempar dengan berita yang menyebar seperti api di dunia maya. Nama Sofia mendadak menjadi topik utama di berbagai portal berita dan media sosial.Artikel-artikel dengan judul sensasional memenuhi layar ponsel semua orang: "Putri RC Group Bermuka Dua: Kisah di Balik Topeng Anggun Sofia", "Skandal RC Group: Foto-Foto Memalukan Sofia Tersebar!", dan "Sofia: Pemimpin Perusahaan atau Tiran Kejam?".Di dalam artikel tersebut, terdapat foto-foto Sofia yang memperlihatkan perilaku buruknya—momen dia sedang memukul seorang karyawan, wajahnya yang dipenuhi amarah, hingga foto-foto yang mengisyaratkan bahwa dia sering terlibat dengan pria bayaran di waktu luangnya. Skandal ini seperti badai yang menghancurkan reputasinya seketika.Di kantor pusat RC Group, Sofia terlihat panik luar biasa. Dia melempar dokumen ke lantai dengan kemarahan tak terkendali. “Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani menyebarkan hal-hal kotor seperti ini tentangku?!” teriaknya sambil m
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 104

Valeria keluar dari lift rumahnya. Dia berjalan menuju ruang makan di mana keluarganya berkumpul. Tak hanya itu, Salvatore juga berada di sana memenuhi undangan mereka."Maaf, lama menunggu," kata Valeria duduk di kursinya."No problem, baby," kata Giulia.Salvatore menatap Valeria tanpa berkedip. Valeria selalu cantik di matanya. Valeria yang menyadari itu berbalik menatap Salvatore balik dan melemparkan senyuman manisnya.Malam itu, suasana di kediaman keluarga Morreti terasa hangat dan penuh keakraban. Lorenzo tampak begitu nyaman berbicara dengan Salvatore, seperti biasanya mereka bertemu.Mereka berdiskusi santai tentang dunia bisnis, politik, dan beberapa proyek yang sedang Lorenzo tangani. Sesekali, Lorenzo tertawa lepas mendengar komentar cerdas Salvatore, sesuatu yang jarang terjadi."Salvatore, kau benar-benar pria yang cerdas," kata Lorenzo sambil menuangkan anggur ke gelas Salvatore. "Aku jarang menemukan seseorang sepertimu .... cocok dalam diskusi."Salvatore tersenyum ke
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 105

"Jadi ..., kau ...."Valeria tidak bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja dia ketahui. Kenangan dua tahun lalu kembali menghantuinya—hari di mana dia bertemu pria yang menabraknya di depan rumah sakit.Dia mengingat betapa terpuruknya dirinya saat itu. Berat badannya jauh dari ideal, wajahnya kusam karena stres dan kurang tidur, dan dia merasa seperti tidak ada apa-apanya. Tapi, anehnya, setelah kejadian itu, dia tidak pernah lagi mengalami mimpi buruk yang menghantuinya. Namun, fakta bahwa pria itu ternyata adalah Salvatore membuatnya terkejut dan ..., takut.Pikiran-pikiran negatif mulai menyerangnya. "Bagaimana jika Salvatore hanya tertarik pada Valeria yang sekarang, bukan aku yang dulu? Bagaimana jika dia memandang rendah diriku di masa lalu?" Dia mulai merasa insecure, membayangkan Salvatore melihat dirinya dalam versi terburuknya—gemuk, tidak menarik, dan jauh dari sosok yang kini sering dipuji orang.Malam itu, Valeria mendadak berubah menjadi pendiam. Bahkan sampai Salva
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 106

Kegelisahan Sofia semakin memuncak. Pagi itu, kantornya dipenuhi oleh suara telepon yang tak henti-hentinya berdering. Para investor menuntut penjelasan, klien-klien penting membatalkan proyek, dan nama besar RC Group mulai tercoreng di seluruh Milan. Media tak henti-hentinya membahas skandal Sofia, membuatnya menjadi sorotan utama yang penuh kritik dan cemoohan.Sofia duduk di kursinya dengan wajah pucat, tangannya gemetar saat membuka laporan keuangan terbaru yang menunjukkan penurunan drastis nilai saham RC Group. Seolah semua itu belum cukup, berita tentang mantan karyawan yang mengungkapkan perlakuan kejam Sofia semakin menyebar. Beberapa korban bahkan tampil di televisi, menceritakan pengalaman buruk mereka bekerja di bawah Sofia.Giovani Ricci, memasuki ruangan CEO dengan wajah yang terlihat lebih gelap dari biasanya. Sofia langsung berdiri, tapi sebelum dia sempat berbicara, Giovani menghentikannya dengan suara keras."Apa yang kau pikirkan, Sofia? Kau sadar apa yang telah kau
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 107

Julian duduk santai di sebuah restoran mewah, mengenakan setelan kasual namun tetap terlihat mahal. Di hadapannya, Margareta sedang memainkan gelas anggur merah, senyum tipis tersungging di wajahnya.Hubungan mereka memang tak lagi sama seperti dulu, tapi keduanya masih saling memanfaatkan. Margareta membutuhkan dukungan finansial Julian, sementara Julian membutuhkan penghibur di tengah kekacauan hidupnya."Jadi, adik kecilku Sofia akhirnya kena batunya." Julian menyeringai kecil sambil menyesap minumannya. "Dia terlalu sombong. Aku tahu ini akan terjadi."Margareta menatap Julian dengan penuh minat. "Tapi bukankah ini buruk untuk keluargamu? RC Group semakin hancur, Julian. Jika Sofia jatuh, bagaimana dengan nama keluargamu?"Julian mendengus sambil mengangkat bahu. "Aku tidak peduli dengan nama keluarga. Aku sudah keluar dari perusahaan itu dan mereka juga sudah membuang ku. Lagi pula, Sofia pantas mendapatkannya. Dia selalu merasa lebih baik dariku. Sekarang, dia tahu rasanya berad
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 108

Julian mendatangi Sofia di apartemennya yang mewah namun terasa hampa sejak berita skandal itu mencuat. Sofia tampak kusut, rambutnya diikat asal, dan wajahnya penuh kemarahan yang tak bisa disembunyikan. Julian masuk tanpa diundang, menyeringai puas melihat kondisi adiknya."Wah, Sofia Ricci yang anggun dan sempurna. Sepertinya citra itu sudah hancur berkeping-keping," Julian berkata sambil duduk santai di sofa.Sofia menatapnya tajam. "Apa yang kau mau, Julian? Kalau hanya datang untuk mengejekku, lebih baik kau keluar. Jangan sembarangan masuk ke dalam rumahku."Julian tertawa kecil, lalu mengangkat tangannya seolah meminta maaf. "Pintunya tidak ditutup tadi, jadi aku masuk saja sekalian melihat keadaanmu," ucapnya. "Tenanglah, adikku tersayang. Aku hanya ingin membantu. Aku tahu kau sedang dalam masalah besar.""Membantu?" Sofia mendengus. "Sejak kapan kau peduli padaku? Kau hanya senang melihat aku terpuruk, kan?"Julian mengangkat bahu. "Tent
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 109

Antonio tiba di markas Salvatore dengan langkah tegap. Tubuhnya masih terasa lelah setelah perjalanan panjang, tapi dia tahu informasi yang dibawanya terlalu penting untuk ditunda. Begitu masuk ke ruang utama, dia melihat Salvatore duduk santai sambil berbincang dengan Valeria. Pemandangan itu membuat alis Antonio mengerut tajam."Tuan, kita perlu bicara," ujar Antonio dengan nada serius, mengabaikan keberadaan Valeria.Salvatore menoleh, mengangkat alis. "Kau kembali lebih awal, sudah dapat apa yang kau cari?"Salvatore memberikan kode ke Antonio untuk menyapa Valeria. Bagaimanapun juga, Valeria akan menjadi bagiannya, Antonio harus tahu untuk menjaga sikapnya.Antonio hanya mengangguk singkat kepada Valeria, ekspresinya tetap dingin. Valeria, yang menyadari ketegangan pria itu, hanya memberikan senyuman kecil sebelum berdiri."Sepertinya ini pembicaraan penting. Aku akan menunggu di luar," ucap Valeria sambil melangkah pergi.Setelah Valer
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 110

"Dia adikmu?" tanya Valeria setelah menghampiri Salvatore yang sudah sendirian. Valeria duduk di sampingnya.Salvatore menarik pinggangnya untuk mendekat. "Dia Antonio, bisa dibilang ..., mungkin tepatnya dia adalah teman daripada bawahan.""Kalian terlihat seperti bersaudara, dari segi wajah yang sedikit mirip, sikap pun begitu."Salvatore terkekeh. "Itu mungkin karena kita sudah terlalu lama bersama. Sejak awal, kita berdua berjalan bersama membangun semua ini. Banyak yang bilang begitu, kita memang sudah seperti saudara.""Dia adalah orang penting untukmu," ucap Valeria.Salvatore menoleh menatap Valeria. "Ya, sangat penting begitu juga dengamu, Dolcezza."Valeria memeluk Salvatore dan menaruh kepalanya di dada Salvatore. "Lain kali, ceritakan semuanya kepadaku, aku ingin tau semua tentangmu."Salvatore tersemyum lalu mengecup kepala Valeria. "Baiklah, aku pastikan tidak ada satupun yang terlewatkan."Hening setelah beberapa
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status