All Chapters of Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Chapter 81 - Chapter 90

265 Chapters

81. Tersudut

“Jangan sembarangan kalau bicara!” bantah Gauri. Wajah wanita itu memerah, antara marah dan malu.Kata-kata Adam menusuk tepat di ulu hatinya. Begitu pula dengan sikapnya yang mempermainkan Gauri.Pria itu yang mengajak Gauri makan siang bersama. Dia juga memesan semua makanan dan menu restoran. Namun, sekarang Gauri yang harus membayar semuanya?Perasaan iba dan hangat yang sempat Gauri rasakan saat bersama Adam kini lenyap begitu saja. Pria ini mungkin tidak sejahat iblis, tetapi dia juga tidak sebaik malaikat.“Sebagai informasi, kami hanya menerima pembayaran non-cash, Nona,” sela pelayan wanita yang sedang menunggu keputusan Gauri.Dahi Gauri mengernyit. Wanita itu menatap Adam dan pelayan itu bergantian sambil mengambil dompetnya.Gauri mengambil kartu ATM satu-satunya dan menyerahkannya pada pelayan wanita itu dengan tidak rela. Sisa saldo di kartu itu adalah uang tabungan Gauri yang terakhir. Dia akan langsung kehabisan uang setelah membayar ini semua.Namun saat pelayan wanit
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

82. Larangan adalah Perintah

“Lupakan aku, Mas,” ucap Gauri pada akhirnya.Hal itu membuat Adam mengernyit. “Apa maksudmu?”“Kamu terus mencampuri urusanku, Mas. Apakah kamu masih … ah! Aku hampir saja bertanya apakah kamu masih mencintaiku,” ucap Gauri tertawa sinis.Mereka hanya menikah kontrak. Tidak butuh cinta di dalamnya, tetapi setelah berpisah, Gauri justru merasa Adam berperilaku seperti mantan suami pada umumnya.Sering mengganggu, mengikuti, bahkan mulai menunjukan perilaku obsesif. Pria itu seharusnya diam saja dan tidak perlu berada di sekitar Gauri lagi.“Kamu tidak pernah mencintaiku. Jadi kumohon berhenti!” lanjut Gauri dengan tatapan memohon, tetapi wanita itu tidak kehilangan sisi anggunnya sama sekali.“Kenapa aku harus berhenti?” tanya Adam dengan cepat ketika pria itu mengerti apa yang Gauri maksud dengan berhenti.Berhenti menghubungi, mengikuti, dan apa pun yang membuat Gauri risih. Dadanya bergemuruh, tidak terima dengan perm
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

83. Jadi Aku

“Apa kamu bisa melakukannya?” Ezra balik bertanya sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding di dekat pintu kamar Gauri.Gauri mengepalkan tangan, mencoba menguatkan dirinya. Dia juga berusaha membuang ketakutannya.“Kenapa tidak? Kamu masih berpikir saya tidak bisa melakukan apa pun tanpa bantuan Kakek?” Gauri tidak ingin kalah, pertanyaan dibalas dengan pertanyaan.Tanpa ragu dan merasa bersalah, Ezra dengan cepat mengangguk. “Ya, tentu saja masih. Saya orang yang cukup konsisten dan saya jarang salah dalam menilai sesuatu.”Wanita cantik itu mendesah kesal. Dia menaruh tasnya di atas nakas terdekat dan duduk di salah satu kursi yang biasa digunakan untuk makan.Walaupun sudah berusaha menguatkan dirinya untuk membalas setiap ucapan Ezra, kaki Gauri semakin terasa lemas. Dia takut jatuh jika terlalu memaksakan diri. Itu hanya akan mempermalukan dirinya.Rumah Amelia bergaya terbuka dan tidak terlalu luas sehingga Gauri dan Ezra
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

84. Perancang Skandal

“Berhenti, Ezra!” pekik Gauri terus melangkah mundur.Sayangnya, langkahnya terhenti ketika tubuh Gauri menabrak meja dapur. Ezra tidak memedulikan peringatan Gauri, pria itu terus melangkah.Namun, saat Ezra hanya tinggal selangkah lagi dengan Gauri, pria itu tiba-tiba berhenti. Kedua alisnya terangkat antusias.“Saya melupakan sesuatu,” ucap Ezra sambil mengambil ponsel dari saku celananya dan membukanya. “Kita harus mendokumentasikan kegiatan kita.”Gauri menatap Ezra curiga. Apalagi ketika pria itu menaruh ponsel dalam keadaan terbalik dan mengarahkan kameranya ke wanita cantik itu.Kemudian, Ezra kembali menipiskan jarak mereka hingga tidak tersisa lagi. Gauri tersentak, dia dengan panik meraba-raba ke meja dapur di belakangnya.Saat Gauri ingin menghindari dari sana, Ezra mengurungnya dengan menaruh kedua tangan besarnya ke meja dapur. Jantung Gauri bergemuruh. Wanita itu ingin marah, tetapi tidak memiliki tenaga untuk melakukan itu.“Ezra, sadarlah!” Gauri mencoba memohon supay
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

85. 1 x 24 Jam

“Uang ini dikirim untuk keperluan apa, Pak?” tanya Ivan, manajer Bank CCA Pusat yang Adam temui di daerah Jakarta Barat. Mereka memilih berbicara di dalam mobil Adam.Adam yang sedari tadi sedang membubuhkan tanda tangan di beberapa dokumen, melirik tajam pada Ivan.“Maaf, saya harus tahu supaya ada laporan ke atasan,” lanjut Ivan langsung mengoreksi ucapannya sambil tersenyum tipis, walaupun dalam hatinya ketakutan karena aura Adam sangat dingin.“Ini utang-utang saya padanya,” jawab Adam kemudian. Pria itu menyerahkan dokumen tersebut dan menunggu Ivan yang sedang memeriksanya.“Gauri Bentlee dengan nama ibu kandung Visca Bentlee, jumlah uang yang akan ditransfer 20 miliar rupiah. Benar, Pak?” tanya Ivan memastikan sambil membaca dokumen data diri nasabah.Adam mengangguk tanpa bicara satu patah kata pun. Angka itu sebenarnya sudah jauh lebih tinggi daripada nafkah Gauri selama menjadi istri Adam.Adam sengaja menambahkan uang yang seharusnya Gauri terima sebagai istrinya berkali-k
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

86. Kesalahan Teknis

“Nona harus segera pergi!” seru Amelia setelah dia menutup pintu rumahnya, wajahnya tegang seperti sedang dikejar-kejar sesuatu. Gauri yang sedang menyiapkan makan malam spontan mengernyit. “Setelah mengajakku tinggal di sini, sekarang kamu mengusirku?” tanya Gauri sambil menatap Amelia yang masih berdiri di ambang pintu. Wajah Amelia memucat. Wanita itu segera mendekati Gauri dan membantunya menata hidangan makan malam. “Bukan begitu, Nona. Saya baru saja mendengar Tuan Thomas mengatakan sesuatu.” Amelia membenarkan ucapannya. “Kakek?” Gauri menghentikan aktivitasnya dan fokus menatap Amelia. Sudah lama Gauri tidak mendengar apa-apa dari Thomas. Amelia mengangguk. “Tuan Thomas belum tahu kalau Nona ada bersama saya, tapi beliau berjanji akan mengurung Nona Gauri di ruang bawah tanah jika kalian bertemu.” Gauri mengernyit sambil duduk di salah satu kursi. Amelia mengikutinya. “Tidak ada yang tahu di mana ruangan itu berada. Hanya Tuan Thomas yang memiliki akses masuk ke
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

87. Dari Adam Harraz

“2 miliar?!” jerit tertahan Gauri, khawatir tetangga Amelia akan mengusirnya jika mereka terlalu berisik.Amelia membuka mulutnya beberapa lama. Begitu pula dengan Gauri, hanya saja dia masih cukup sadar untuk menutupnya menggunakan salah satu tangan.Angka itu membuat jantung Gauri berdetak lebih cepat. Berbagai bayangan negatif menyerbu pikirannya.“Bagaimana kalau ini penipuan transaksi barang ilegal?” tanya Gauri sambil terus menatap layar ponselnya yang menunjukkan sisa saldo di rekeningnya.Saldo yang tertera di sana seharusnya tidak sampai dua juta karena Gauri baru saja menggunakan 12 juta untuk makan siang bersama Adam. Jika bisa meleleh, ponselnya mungkin sudah meleleh sejak tadi karena Gauri terus memelototinya.Gauri menoleh ke Amelia karena wanita itu tidak kunjung meresponsnya. Rupanya Amelia sedang menelpon seseorang.“Halo. Ya, selamat malam,” sapa Amelia sambil melirik Gauri dengan ragu. “Saya ingin menanyakan sesuatu terkait uang yang masuk ke rekening bos saya.”Gau
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

88. Direktur Operasional Baru

Adam mengernyitkan dahi kala melihat monitor pelacak terus menunjukkan bahwa Gauri masih berada di rumah yang dia datangi kemarin sore.“Jadi, dia sudah tahu tentang alat pelacak yang aku pasang di kerah bajunya ya?” tanya Adam pada dirinya sendiri sambil tersenyum miring.Pria itu menaruh tabletnya di atas meja karena mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya. Denny muncul dari sana setelah Adam mempersilakannya masuk.Pria yang bertugas sebagai sopir pribadi itu terkadang juga sering diminta untuk mengerjakan tugas sampingan. Pekerjaan yang sering dianggap mudah, tetapi hanya orang kepercayaan saja yang akan mendapat posisi itu.“Saya harap kamu membawa kabar baik!” tukas Adam tegas.“Ya, Pak. Saya sudah mencari tahu tentang Pak Ezra Damon,” sahut Denny sedikit membungkuk. “Pak Ezra sudah lama menjadi anak didik Pak Thomas sejak masih di usia sekolah, kini dia juga merangkap sebagai tangan kanannya.”“Menarik,” komentar Adam sambil tersenyum miring. “Ternyata dia bukan hanya s
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

89. Tidak Mungkin!

“Aku belum makan siang, Mas,” ujar Amora saat mereka hampir sampai di laboratorium RS Bashar.Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian Adam supaya pria itu tidak segera sampai di sana. Namun, Adam bergeming tidak memedulikannya.Jantung Amora berdebar kuat. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi setelah ini. Sementara Adam ingin segera mendapat kejelasan supaya tahu harus bertindak apa.Saat mereka sampai di koridor laboratorium, mata Adam menangkap sosok sang ibu. Ternyata Arum juga hadir di sana, padahal Adam tidak memberi tahu Arum bahwa hasil tes DNA akan keluar dari hari ini.“Mama ke sini setelah mendapat kabar dari Tian,” ujar Arum seolah tahu apa yang Adam pikirkan. Tian adalah sopir pribadi Arum. Dia pasti berkomunikasi dengan Denny.Adam mengangguk tanpa bicara. Kehadiran Arum bukan masalah untuk pria itu. Lagi pula sang ibu pasti juga ingin tahu bagaimana hasil tes DNA dari bayi yang dikandung oleh Amora.Sejak awal, Arum adalah orang pertama yang mendukung kehamilan
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

90. Adam Menggila

“Melakukan apa?” tanya Arum dengan berani. Rona wajah wanita paruh baya itu mulai kembali setelah dia menarik napas panjang.Adam mendesah. Setelah apa yang terjadi di ruang laboratorium, dia ingin segera pergi dari tempat ini. Namun, bagaimanapun Adam tidak bisa mengabaikan wanita ini.“Gauri mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan oleh beberapa asisten rumah tangga seorang diri,” jawab Adam apa adanya.“Kamu seharusnya melihat dari sisi positif, Adam. Mama hanya mengajarkan Gauri tugas-tugas seorang istri,” sahut Arum beralasan.Adam membuang muka dan berkata pelan, “Bagaimana cara mengajarkannya jika Mama tidak pernah melakukan hal yang sama?”“Kamu bilang apa, Adam?” tanya Arum mengernyitkan dahi. Dia mencoba melihat ekspresi sang anak.“Bukan apa-apa.” Adam menggeleng dan tersenyum tipis. “Kalau sudah tidak ada yang dibicarakan, aku pergi dulu.”Pria itu langsung memutar tubuhnya untuk kembali melangkah. Namun, Adam kembali berhenti dan melihat ke arah Arum.“Oh ya,
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more
PREV
1
...
7891011
...
27
DMCA.com Protection Status