Share

84. Perancang Skandal

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 21:36:24

“Berhenti, Ezra!” pekik Gauri terus melangkah mundur.

Sayangnya, langkahnya terhenti ketika tubuh Gauri menabrak meja dapur. Ezra tidak memedulikan peringatan Gauri, pria itu terus melangkah.

Namun, saat Ezra hanya tinggal selangkah lagi dengan Gauri, pria itu tiba-tiba berhenti. Kedua alisnya terangkat antusias.

“Saya melupakan sesuatu,” ucap Ezra sambil mengambil ponsel dari saku celananya dan membukanya. “Kita harus mendokumentasikan kegiatan kita.”

Gauri menatap Ezra curiga. Apalagi ketika pria itu menaruh ponsel dalam keadaan terbalik dan mengarahkan kameranya ke wanita cantik itu.

Kemudian, Ezra kembali menipiskan jarak mereka hingga tidak tersisa lagi. Gauri tersentak, dia dengan panik meraba-raba ke meja dapur di belakangnya.

Saat Gauri ingin menghindari dari sana, Ezra mengurungnya dengan menaruh kedua tangan besarnya ke meja dapur. Jantung Gauri bergemuruh. Wanita itu ingin marah, tetapi tidak memiliki tenaga untuk melakukan itu.

“Ezra, sadarlah!” Gauri mencoba memohon supay
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   85. 1 x 24 Jam

    “Uang ini dikirim untuk keperluan apa, Pak?” tanya Ivan, manajer Bank CCA Pusat yang Adam temui di daerah Jakarta Barat. Mereka memilih berbicara di dalam mobil Adam.Adam yang sedari tadi sedang membubuhkan tanda tangan di beberapa dokumen, melirik tajam pada Ivan.“Maaf, saya harus tahu supaya ada laporan ke atasan,” lanjut Ivan langsung mengoreksi ucapannya sambil tersenyum tipis, walaupun dalam hatinya ketakutan karena aura Adam sangat dingin.“Ini utang-utang saya padanya,” jawab Adam kemudian. Pria itu menyerahkan dokumen tersebut dan menunggu Ivan yang sedang memeriksanya.“Gauri Bentlee dengan nama ibu kandung Visca Bentlee, jumlah uang yang akan ditransfer 20 miliar rupiah. Benar, Pak?” tanya Ivan memastikan sambil membaca dokumen data diri nasabah.Adam mengangguk tanpa bicara satu patah kata pun. Angka itu sebenarnya sudah jauh lebih tinggi daripada nafkah Gauri selama menjadi istri Adam.Adam sengaja menambahkan uang yang seharusnya Gauri terima sebagai istrinya berkali-k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   86. Kesalahan Teknis

    “Nona harus segera pergi!” seru Amelia setelah dia menutup pintu rumahnya, wajahnya tegang seperti sedang dikejar-kejar sesuatu. Gauri yang sedang menyiapkan makan malam spontan mengernyit. “Setelah mengajakku tinggal di sini, sekarang kamu mengusirku?” tanya Gauri sambil menatap Amelia yang masih berdiri di ambang pintu. Wajah Amelia memucat. Wanita itu segera mendekati Gauri dan membantunya menata hidangan makan malam. “Bukan begitu, Nona. Saya baru saja mendengar Tuan Thomas mengatakan sesuatu.” Amelia membenarkan ucapannya. “Kakek?” Gauri menghentikan aktivitasnya dan fokus menatap Amelia. Sudah lama Gauri tidak mendengar apa-apa dari Thomas. Amelia mengangguk. “Tuan Thomas belum tahu kalau Nona ada bersama saya, tapi beliau berjanji akan mengurung Nona Gauri di ruang bawah tanah jika kalian bertemu.” Gauri mengernyit sambil duduk di salah satu kursi. Amelia mengikutinya. “Tidak ada yang tahu di mana ruangan itu berada. Hanya Tuan Thomas yang memiliki akses masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   87. Dari Adam Harraz

    “2 miliar?!” jerit tertahan Gauri, khawatir tetangga Amelia akan mengusirnya jika mereka terlalu berisik.Amelia membuka mulutnya beberapa lama. Begitu pula dengan Gauri, hanya saja dia masih cukup sadar untuk menutupnya menggunakan salah satu tangan.Angka itu membuat jantung Gauri berdetak lebih cepat. Berbagai bayangan negatif menyerbu pikirannya.“Bagaimana kalau ini penipuan transaksi barang ilegal?” tanya Gauri sambil terus menatap layar ponselnya yang menunjukkan sisa saldo di rekeningnya.Saldo yang tertera di sana seharusnya tidak sampai dua juta karena Gauri baru saja menggunakan 12 juta untuk makan siang bersama Adam. Jika bisa meleleh, ponselnya mungkin sudah meleleh sejak tadi karena Gauri terus memelototinya.Gauri menoleh ke Amelia karena wanita itu tidak kunjung meresponsnya. Rupanya Amelia sedang menelpon seseorang.“Halo. Ya, selamat malam,” sapa Amelia sambil melirik Gauri dengan ragu. “Saya ingin menanyakan sesuatu terkait uang yang masuk ke rekening bos saya.”Gau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   88. Direktur Operasional Baru

    Adam mengernyitkan dahi kala melihat monitor pelacak terus menunjukkan bahwa Gauri masih berada di rumah yang dia datangi kemarin sore.“Jadi, dia sudah tahu tentang alat pelacak yang aku pasang di kerah bajunya ya?” tanya Adam pada dirinya sendiri sambil tersenyum miring.Pria itu menaruh tabletnya di atas meja karena mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya. Denny muncul dari sana setelah Adam mempersilakannya masuk.Pria yang bertugas sebagai sopir pribadi itu terkadang juga sering diminta untuk mengerjakan tugas sampingan. Pekerjaan yang sering dianggap mudah, tetapi hanya orang kepercayaan saja yang akan mendapat posisi itu.“Saya harap kamu membawa kabar baik!” tukas Adam tegas.“Ya, Pak. Saya sudah mencari tahu tentang Pak Ezra Damon,” sahut Denny sedikit membungkuk. “Pak Ezra sudah lama menjadi anak didik Pak Thomas sejak masih di usia sekolah, kini dia juga merangkap sebagai tangan kanannya.”“Menarik,” komentar Adam sambil tersenyum miring. “Ternyata dia bukan hanya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   89. Tidak Mungkin!

    “Aku belum makan siang, Mas,” ujar Amora saat mereka hampir sampai di laboratorium RS Bashar.Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian Adam supaya pria itu tidak segera sampai di sana. Namun, Adam bergeming tidak memedulikannya.Jantung Amora berdebar kuat. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi setelah ini. Sementara Adam ingin segera mendapat kejelasan supaya tahu harus bertindak apa.Saat mereka sampai di koridor laboratorium, mata Adam menangkap sosok sang ibu. Ternyata Arum juga hadir di sana, padahal Adam tidak memberi tahu Arum bahwa hasil tes DNA akan keluar dari hari ini.“Mama ke sini setelah mendapat kabar dari Tian,” ujar Arum seolah tahu apa yang Adam pikirkan. Tian adalah sopir pribadi Arum. Dia pasti berkomunikasi dengan Denny.Adam mengangguk tanpa bicara. Kehadiran Arum bukan masalah untuk pria itu. Lagi pula sang ibu pasti juga ingin tahu bagaimana hasil tes DNA dari bayi yang dikandung oleh Amora.Sejak awal, Arum adalah orang pertama yang mendukung kehamilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   90. Adam Menggila

    “Melakukan apa?” tanya Arum dengan berani. Rona wajah wanita paruh baya itu mulai kembali setelah dia menarik napas panjang.Adam mendesah. Setelah apa yang terjadi di ruang laboratorium, dia ingin segera pergi dari tempat ini. Namun, bagaimanapun Adam tidak bisa mengabaikan wanita ini.“Gauri mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan oleh beberapa asisten rumah tangga seorang diri,” jawab Adam apa adanya.“Kamu seharusnya melihat dari sisi positif, Adam. Mama hanya mengajarkan Gauri tugas-tugas seorang istri,” sahut Arum beralasan.Adam membuang muka dan berkata pelan, “Bagaimana cara mengajarkannya jika Mama tidak pernah melakukan hal yang sama?”“Kamu bilang apa, Adam?” tanya Arum mengernyitkan dahi. Dia mencoba melihat ekspresi sang anak.“Bukan apa-apa.” Adam menggeleng dan tersenyum tipis. “Kalau sudah tidak ada yang dibicarakan, aku pergi dulu.”Pria itu langsung memutar tubuhnya untuk kembali melangkah. Namun, Adam kembali berhenti dan melihat ke arah Arum.“Oh ya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   91. Menertawakan CEO Dingin Harraz Mall

    “Dasar bodoh!” umpat Rusdi sambil tertawa terbahak-bahak.Pria tua itu tengah duduk di halaman belakang rumahnya saat sang cucu datang berkunjung. Sementara Adam yang duduk di sebelah kakeknya, hanya bisa mendesah kesal dan melipat tangan di depan dada.Setelah dari bandara, satu-satunya tempat yang bisa Adam pikirkan adalah rumah Rusdi. Bagi Adam, Rusdi memang menyebalkan, tetapi hanya kakeknya yang bisa diajak bicara secara sehat tanpa takut topik pembicaraan ini akan tersebar di publik.Adam menceritakan semuanya, mulai dari hasil tes DNA Amora sampai kepergian Gauri ke Amerika Serikat. Dan ternyata harapan Adam pada Rusdi terlalu tinggi. Bukannya mengucapkan sesuatu yang bijak, Rusdi justru menertawakannya.“Sudah lama kamu tidak datang ke sini dan sekalinya datang kamu justru membawa berita yang menggelikan!” sindir Rusdi masih sambil tertawa.Seorang pelayan datang bersama dokter pribadi menginterupsi pembicaraan mereka. Adam menger

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   92. Daur Ulang

    [Kapan kamu akan membayar uang sewamu? Kamu sudah menunggak selama dua bulan! Bayaran bulan ini saya tunggu sampai besok kalau tidak bayar juga, pergilah! Banyak yang ingin menyewa tempat saya!]Pesan yang dibaca oleh Amora itu seolah memiliki nada. Murni, pemilik kos yang Amora tempat itu sangat cepat naik darah.Belum lagi, Amora memang sudah menunggak biaya sewa selama beberapa bulan. Entah sudah berapa kali Murni mengetuk pintu kos Amora selama satu minggu terakhir.Oh, ralat! Bukan mengetuk, melainkan menggedor!“Aaaargh!” jerit Amora kesal sambil memaksa matanya terpejam dan memukul kepalanya beberapa kali.Sejak hasil tes DNA anak yang dikandung Amora terkuak, dunia wanita itu runtuh. Dia masih saja merasa hatinya terbakar setiap kali mengingat momen itu, terutama saat Adam juga memecatnya.Amora menatap berbagai merek mewah sepatu, tas, dan pakaian yang tersusun tidak rapi di sudut kamar kos dekat pintu. Barang-barang yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status