Semua Bab Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Bab 11 - Bab 20

28 Bab

11. Jalan Keluar

“Syarat apa, Kek?” tanya Gauri semakin menegakkan punggung.Gauri sedikit merasa bersyukur karena dia tidak perlu menjelaskan kondisi rumah tangganya pada Thomas.Walaupun Gauri menginginkan perpisahan dengan Adam, bukan berarti Gauri juga ingin Adam hancur. Thomas pasti akan melakukan sesuatu.Menyakiti hati satu-satunya keluarga Thomas berarti sama saja menghina Keluarga Uno. Efeknya tidak akan biasa-biasa saja.“Sebelumnya saya akan bertanya, apa setelah datang ke rumah ini kamu masih belum ingin tinggal di sini?” Thomas mengangkat kedua alisnya dan memajukkan tubuhnya.“Belum.” Gauri menggunakan suara lembut dengan nada sesopan mungkin supaya tidak menyinggung Thomas.“Kalau begitu, kamu harus sering mengunjungi saya, minimal seminggu dua kali. Itu syarat dari saya,” ucap Thomas dengan tegas.Thomas mengulurkan tangannya ke arah Bergas, seperti meminta sesuatu. Bergas mengeluarkan sebuah dompet berwarna hitam dan memberikannya pada Thomas.Kini giliran Gauri yang mengangkat kedua
Baca selengkapnya

12. Kartu Sakti

“Apakah kamu bisa mencarikan tempat tinggal yang baru untuk aku malam ini juga, Amelia?” tanya Gauri pada Amelia setelah mobil mereka keluar dari gerbang rumah Thomas.Setelah menemukan kesempatan untuk keluar dari rumah Keluarga Harraz dan membayar biaya penalti, Gauri tidak ingin kembali lagi.Pergi dengan tangan kosong bukan masalah untuk Gauri. Dia pun masuk ke rumah itu dengan tidak membawa apa-apa.Gauri tidak perlu tetap berada di rumah itu hanya untuk menunggu Adam menandatangani surat perceraian.Amora pasti akan sering datang ke rumah Adam. Gauri tidak ingin menyakiti hatinya sendiri dengan bersikap bodoh.Mengingat nama Amora, hati Gauri mendadak terasa sesak. Padahal Gauri sudah mencoba mengabaikannya.Gauri memukul pelan dadanya untuk meredakan sesak. Amelia dan Santo spontan melirik Gauri dari kaca spion tengah.“Saya bisa carikan tempat tinggal untuk Nona.” Amelia menjawab pertanyaan Gauri sebelumnya dan mengeluarkan ponsel. “Nona baik-baik saja?” tanyanya.“Apa Nona pe
Baca selengkapnya

13. Griya Tawang

“Pelayan? Chef? Bahkan orang yang akan menyiapkan bathtub dan pakaianku?” Gauri melebarkan kedua bola mata cokelatnya yang indah.Gauri berhenti mencatok rambut dan memutar tubuhnya menghadap Amelia.Belum sempat Gauri beradaptasi dengan griya tawangnya, pagi ini Amelia mengabarkan bahwa beberapa pekerja telah datang untuk memenuhi segala kebutuhannya.Jantung Gauri rasanya hampir lepas. Gauri ingin mencari ketenangan. Dia tidak akan merasa nyaman jika dikelilingi oleh banyak orang di rumahnya sendiri.“Tidak, Amelia. Ini terlalu berlebihan!” seru Gauri sambil merentangkan tangannya beberapa detik.Kali ini Amelia keterlaluan.“Nona, Anda har—”“Begini saja.” Gauri memotong ucapan Amelia. “Aku tidak keberatan jika memakai jasa pelayan untuk membersihkan griya tawang dan memasak, asalkan mereka tidak menginap. Untuk bathtub dan memilih pakaian, aku bisa sendiri. Apa kamu tidak percaya selera fashionku?”Ditanya seperti itu oleh Gauri, Amelia hanya bisa membisu. Wanita itu tidak mungkin
Baca selengkapnya

14. Tetangga Baru

“Kamu Gauri, kan?” tanya pria yang memakai kemeja biru muda itu sambil mendekat. Saat pria itu menipiskan jarak dengan Gauri, Amelia refleks menghalaunya. Namun, ketika melihat siapa pemilik wajah itu, Amelia menurunkan tangannya.Begitu pula dengan Gauri yang tadi bersikap waspada. Wanita cantik itu kini membalas senyuman pria berwajah teduh.“Bapak… Pak Ezra?” Gauri membulatkan mata dan menunjuk pria itu dengan jari lentiknya.Baik Gauri maupun Amelia mengetahui bahwa Ezra adalah orang kepercayaan Thomas. Ezra bukanlah ancaman seperti Adam. Gauri tidak perlu menjaga jarak aman darinya. Jadi Amelia mundur beberapa langkah untuk memberikan privasi pada nonanya. “Ternyata benar kamu Gauri. Kamu jauh lebih cantik dari terakhir kita bertemu.” Ezra memuji sambil memberikan senyuman hangat yang disukai Gauri. Sebenarnya Gauri sudah cantik natural. Walaupun lebih sering tampil dengan pakaian lusuh dan tanpa riasan, Gauri tetap mampu memikat mata pencinta visualisasi. Sehingga dengan ri
Baca selengkapnya

15. VIP

“Ibu Niya dan Pak Faisal tidak bisa datang?” Gauri mengulang informasi dari Amelia. Gauri sampai di restoran bintang lima, Chef’s Territorial tepat pada pukul satu siang. Restoran yang menyediakan menu makanan Jepang, Korea dan Indonesia ini memiliki ruangan VIP.Sayangnya, kedua orang yang sangat ingin Gauri temui justru sedang tidak bisa datang.Gauri yang sudah terlanjur di jalan tidak bisa membatalkan begitu saja. Lagipula Gauri masih bisa bertemu dengan Revi.“Anak bungsu mereka sakit. Mereka menyampaikan permohonan maaf pada Nona,” sahut Amelia yang berjalan di belakang Gauri.“Oke,” sahut Gauri singkat.Saat Gauri sampai di depan sebuah pintu yang tertutup, Amelia dengan sigap membukanya. Revi yang sudah lebih dulu sampai di sana menoleh begitu mendengar suara pintu yang dibuka. “Gauri!” sapa Revi dengan riang. Gadis muda itu bangkit dari kursinya dan berlari memeluk Gauri.Untuk sesaat, Gauri tersentak. Tubuh kecilnya terdorong ketika Revi berhambur ke pelukannya.Amelia ha
Baca selengkapnya

16. Lembaran Baru

“Bagaimana kalau akhir pekan ini? Keluarga besarku ingin bertemu denganmu.” Amora membelai lengan Adam yang duduk di sebelahnya. Setelah berhasil membujuk Adam untuk menemaninya melakukan pemeriksaan kehamilan, Amora merasa berada di atas angin. Memperkenalkan Adam di depan keluarga besarnya adalah impian Amora sejak lama. Sebagai calon nyonya besar Keluarga Harraz, dia harus melakukan itu. Adam melirik Amora melalui sudut matanya dan menggenggam tangan Amora. Lalu, Adam membawa tangan itu ke pangkuan pemiliknya. “Itu tidak perlu,” sahut Adam sambil menggeleng. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Itu berarti Adam sudah berada di rumah sakit ini selama 30 menit. Mereka sedang menunggu resep vitamin kehamilan. “Mas Adam,” panggil Amora melembutkan suaranya. Dia kembali menyentuh lengan Adam. “Jangan panggil saya dengan panggilan seperti itu dan ketahui batasanmu, Amora!” seru Adam dingin. Nada itu membuat Amora menarik tangannya dan berdeham. “Tidak ada yang mengena
Baca selengkapnya

17. Menjadi Pahlawan Lagi

Gauri spontan melebarkan kedua bola mata indahnya. Namun, dia buru-buru mengerjap. Lalu, menggeleng.“Bahas yang lain saja,” sela Gauri tidak ingin membahas topik Adam lebih lanjut. “Bagaimana hubunganmu dengan Kakek? Saya belum mengerti.”“Saya bertemu dengan Kakek saat masih duduk di bangku sekolah. Waktu itu saya memenangkan lomba gambar mesin tingkat SMP yang diadakan oleh Uno Rekayasa Industri. Sejak saat itu, Kakek tertarik dan percaya pada kemampuan saya,” jawab Ezra sambil menyuap makanannya lagi.“Gambar mesin tingkat SMP? Bukannya itu materi untuk mahasiswa? Saya dengar beberapa mahasiswa jurusan Teknik Mesin harus mengulang mata kuliah itu berkali-kali sampai akhirnya lulus,” sahut Gauri menatap Ezra dengan penuh kagum.Gauri mengetahui hal itu dari Thomas saat mereka berbincang untuk mengakrabkan diri.“Tidak serumit yang dipelajari di tingkat universitas,” ujar Ezra balas menatap Gauri.“Tapi kenapa kamu menjadi Kepala Jurusan Bisnis dan Manajemen? Bukankah seharusnya kam
Baca selengkapnya

18. Janji Jari Kelingking

“Ummh,” erang Gauri sambil memijat batang hidungnya.Perlahan kesadaran Gauri kembali. Dia merasakan hawa dingin menusuk kulitnya dan aroma obat tercium kuat.“Gauri!” seru Ezra. “Kamu sudah sadar?”Suara Ezra membuat Gauri membuka mata. Gauri merasa silau saat matanya menangkap cahaya.Gauri menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan. Rupanya dia sedang berada di IGD sebuah rumah sakit.Pergerakan tangan kirinya terhambat karena selang infus dipasang di sana. Saat Gauri berusaha bangun, dia mengerang lagi, “Aaargh!”“Hati-hati, Gauri. Tubuhmu masih lemah,” ucap Ezra memperingati Gauri sambil menyentuh bahunya.Ezra dengan sabar membantu Gauri untuk kembali berbaring dan membenarkan posisi kepala wanita itu.“Apa yang terjadi?” tanya Gauri kebingungan. Kepalanya terlalu sakit jika digunakan untuk berpikir.“Kamu tiba-tiba sesak napas, lalu pingsan. Kamu membuat saya khawatir, Gauri. Kakek bisa membunuh saya jika terjadi sesuatu denganmu,” jawab Ezra sambil menyelimuti Gauri.Gauri ter
Baca selengkapnya

19. Permintaan Kakek

“Hari ini kelas terakhir selesai jam berapa?” tanya Ezra sesaat setelah selesai memarkir mobilnya.Sejak satu minggu lalu Gauri memulai perkuliahannya. Beberapa kali Gauri berangkat atau pulang bersama Ezra jika kebetulan bertemu.Amelia sudah tidak terlihat di sekitar Gauri. Kini penjagaan Gauri dilakukan dengan jarak jauh.Gauri tidak ingin teman-teman barunya merasa tidak nyaman jika melihat Amelia. Cukup Ezra saja yang menjadi korban kecurigaan Amelia.“Seharusnya jika sesuai jadwal sekitar pukul dua siang,” jawab Gauri sambil memeriksa jadwal kuliah di ponselnya.Wajah Ezra yang riang berubah menjadi masam. “Saya ada kelas sampai malam.”“Tidak apa. Saya bisa pulang sendiri,” sahut Gauri sambil tersenyum.Setelah itu, mereka keluar dari mobil dan berjalan secara terpisah. Ini adalah syarat dari Gauri saat Ezra mengajaknya ke kampus bersama.Saat berada di kampus, mereka harus meminimalisir pertemuan yang disengaja. Gauri tidak ingin terlibat skandal apa pun selama berkuliah di si
Baca selengkapnya

20. Ada yang Hilang

Gauri berkali-kali membuka mulut, lalu menutupnya kembali. Dia tidak boleh salah memilih kata.“Akhir-akhir ini Mas Adam sibuk. Saya akan coba mengajaknya,” jawab Gauri setelah menimbang alasan mana yang lebih terpercaya.Nyatanya, kesibukan Adam memang bukan sebuah kebohongan. Pria itu selalu sibuk.Pergi pagi dan baru pulang malam hari. Terkadang Adam juga pulang tengah malam.Tanpa perlu tidur satu kamar dengan Adam, Gauri mengetahui hal itu. Cukup dengan melihat apakah Adam hadir saat makan malam atau tidak.Jika tidak hadir, kemungkinan besar Adam belum pulang. Gauri pernah mendengar dari Arum bahwa tidak jarang Adam juga harus menghadiri makan malam bisnis.“Baiklah. Jaga dirimu baik-baik, Gauri,” pesan Thomas, perlahan pria tua itu bangkit dari duduknya.Melihat Thomas mulai berjalan ke arah mobilnya, Gauri tergerak untuk menggandeng tangan sang kakek dan menyandarkan kepalanya di bahu Thomas.“Kakek juga. Jaga diri baik-baik. Saya hanya punya Kakek di dunia ini,” ucap Gauri sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status