All Chapters of Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Chapter 31 - Chapter 40

250 Chapters

31. Wedding Gallery

“Dengarkan instruksi saya baik-baik!” seru Ezra saat bus mini yang ditumpangi 10 mahasiswanya masuk ke area parkir Harraz Mall.Hari yang Gauri hindari selama satu minggu terakhir tiba. Wanita muda itu masih bersandar lemah pada kursi bisnya.Helen yang duduk di sebelah Gauri menyikut tangannya supaya Gauri menegakkan punggung.“Aww!” desis Gauri dramatis.“Dengarkan instruksinya. Jangan sampai nilai kita jelek!” bisik Helen galak.Gauri memutar bola matanya. Namun, wanita itu akhirnya memasang indra pendengarannya lebih tajam.Dalam kunjungan perusahaan, Gauri dipasangkan dengan Helen untuk mengerjakan laporan. Helen sangat bersemangat karena dia bisa membuat laporan sambil belanja.“Mohon kerjakan laporan dengan benar, amati apa yang ada di sana dengan detail seperti yang sudah dipelajari di kelas. Saya sudah membagikan rute masing-masing kelompok, kan?” Ezra melakukan kontak mata dengan setiap mahasiswanya.“Sudah, Pak!” jawab para mahasiswa hampir bersamaan.“Ada pertanyaan?” tany
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

32. Umpan Baru

“Cincin dan pakaianmu memang cantik, Amora. Tapi kedua hal itu tidak bisa menutupi kebusukan hatimu,” tukas Gauri tersenyum masam.Senyum di wajah Amora memudar mendengar ucapan Gauri yang berani.Sementara Helen membeku dan memilih mundur beberapa langkah.Gauri yang dikenal hangat, tiba-tiba mengeluarkan aura dingin saat bertemu Amora.“Berani sekali kamu bicara seperti itu. Dasar wanita tidak berguna!” umpat Amora sambil melempar topi yang dia pegang ke tubuh Gauri.Gauri dengan tenang mengambil topi itu dan memakainya kembali.“Untuk apa kamu datang ke sini?” tanya Amora, matanya menyalang penuh amarah.“Bukan urusanmu.” Gauri memutar tubuhnya kembali.Gauri beralih pada Helen dan berkata, “Ayo, pergi dari sini!”Helen mengangguk. Namun, sebelum Gauri melangkah, Amora menahan lengannya dengan kasar.Bahkan, kuku panjang Amora sampai menggores lengan Gauri yang putih bersih.Gauri mengabaikan luka dan menatap lurus Amora.Luka yang ditimbulkan Amora di lengan Gauri tidak ada apa-ap
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

33. Lepaskan Dia

“Apa Amora belum selesai?” tanya Adam pada pengawal yang berjalan di belakangnya.Pria itu baru saja selesai menemani klien yang akan membuka outlet di Harraz Mall dan berniat kembali ke ruangannya.Adam ingin melihat catatan pertemuan yang dipegang oleh Amora. Namun, wanita itu justru berhenti di booth wedding gallery.Amora sempat mengajak Adam ke sana untuk melihat pilihan vendor, dekorasi gedung, dan segala hal yang berhubungan dengan pesta pernikahan.Tentu saja Adam menolak. Itu hanya membuang waktunya yang berharga.“Belum, Pak,” sahut pengawal itu.Adam menghela napas. Sejak Arum memintanya menikah dengan Amora, wanita itu jadi tidak disiplin dalam bekerja.Bahkan, bersikap sesuka hati tanpa persetujuan Adam seperti merusak agenda kerja beberapa hari lalu.“Kalau begitu, minta orang lain untuk menghubungkan data di tablet Amora dengan komputer saya secepatnya,” perintah Adam sambil terus melangkah.Kantor Adam terletak di lantai paling atas Harraz Mall dan dia lebih senang men
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

34. Tipu Daya

“Justru karena saya ingin hidup bersama Gauri, saya bicara seperti ini. Seorang pria harus memperjuangkan gadis yang dicintai,” sahut Ezra dengan berani.Adam semakin menyipitkan matanya. Napas pria itu mulai memburu.Sementara Ezra tersenyum masam. Lalu, dia menepuk pelan bahu Adam dan pergi tanpa bicara lagi.Misinya sudah selesai. Ezra berhasil mendeklarasikan permusuhan pada Adam.“Dasar bodoh! Dia seharusnya hanya memberikan uang pada Gauri, bukan hatinya. Gadis itu hanya butuh uang,” gumam Adam sambil melangkah ke arah berlawanan.Memberikan hati untuk seseorang adalah hal yang paling Adam hindari. Hati manusia adalah bagian terlemah. Setidaknya, begitu menurut Adam.Adam tidak ingin salah mengambil keputusan hingga jabatannya goyah hanya karena dia terlalu mendengarkan hatinya.Dan, mencintai seseorang tidak ada dalam kamus Adam. Masa kecilnya sudah ditempati dengan urusan bisnis, tidak ada yang mengajarkan Adam untuk menggunakan hati.Saat Adam hampir saja menggunakan eskalato
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

35. Ruang Kerja Adam

“Betapa bodohnya dirimu, Gauri. Terhasut oleh tipu daya pria seperti Ezra. Apa saja yang Ezra katakan padamu? Apa dia yang membuatmu berani bercerai denganku?” Adam menipiskan jarak dengan Gauri.Gauri mengernyit. Dia menegakkan punggung dan menahan dada Adam saat pria itu mendekat.Saat Adam mengembuskan napas di wajahnya, Gauri membuang muka. Dia tidak ingin Adam menyadari ada bekas luka di sudut bibirnya.Luka yang ditimbulkan Amora itu ternyata cukup parah. Lapisan kulit pertama Gauri tergores dan itu mengakibatkan perih yang luar biasa.“Untuk apa kalian ke sini? Apa kalian sengaja ingin membangunkan sisi iblisku? Kamu akan menyesal, Gauri!” cecar Adam sambil menjauh dari Gauri.Pria itu melangkahkan kaki dan duduk di hadapan Gauri. Dia mengangkat salah satu kakinya untuk bertumpu di kaki yang lain.Lalu, Adam merentangkan tangan dan menyandarkannya pada punggung sofa.Dari posisi itu, Adam terlihat seperti hakim yang siap menyidang segala kesalahan yang Gauri perbuat.“Ini tempa
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

36. Pertolongan Pertama untuk Gauri

“Kenapa kamu terus menyalahkan Ezra, Mas?” tanya Gauri mulai meneteskan air mata.Adam membuka mulutnya, tapi menutupnya lagi. Tatapan Gauri terlihat sangat pedih.Apalagi tangisan Gauri semakin deras. Dia meringkuk dan bersandar di dinding terdekat, menjauhi Adam.Runtuh sudah pertahanan Gauri. Gauri hanya ingin bebas dari Adam dan Amora, tapi takdir selalu membawanya ke tempat dua sejoli itu.“Gauri,” panggil Adam pelan. Pria itu sangat gusar melihat tangisan Gauri pecah.Adam menyugar rambutnya frustasi dan berkacak pinggang. Tiba-tiba Adam teringat pada malam pemerkosaan.Cara Gauri menangis sama seperti malam itu. Jeritannya, sikap menarik dirinya, dan isakannya mengundang nyeri datang di hati Adam.“Aku harus pergi ke mana supaya tidak bertemu denganmu?” Gauri bertanya dalam tangisnya.“Ke mana pun kamu pergi, aku akan selalu menemukanmu,” sahut Adam dengan datar.“Kenapa?” tanya Gauri dengan cepat, napasnya pun memburu.“Aku belum menceraikan kamu,” jawab Adam terus menatap Gau
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

37. Kesempatan dalam Kesempitan

“Kamu yang muncul ke hadapan saya terlebih dahulu, Gauri. Hidup saya kacau sejak kamu hadir di antara kami,” sergah Amora dengan tajam.Gauri mengernyitkan dahi, berusaha mencerna ucapan Amora. “Saya sudah lima tahun bekerja dengan Mas Adam. Kalau kamu tidak tiba-tiba muncul di hadapannya, saya yang seharusnya menikahi Mas Adam,” bisik Amora penuh penekanan.Gauri dapat merasakan hawa panas yang keluar dari bisikan Amora.Mendorong Amora adalah pilihan yang bisa Gauri lakukan, tapi bagaimana pun Gauri akan sekali ingat bahwa Amora sedang hamil.Jadi Gauri membisikkan sesuatu sebagai balasannya, “Saya juga menyesal, kenapa bukan kamu yang menikah dengannya waktu itu?”Amora menaikkan kedua alisnya, tidak menyangka dengan respons Gauri.Gauri tidak perlu berada dalam posisi sulit seperti ini jika tidak menikah dengan Adam. Dia tidak perlu jatuh cinta pada pria yang tidak punya hati seperti Adam.Juga, tidak perlu merasa hancur ketika memergoki Adam selingkuh hingga wanitanya hamil.“Le
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

38. Apa yang Ada di Hati Gauri?

“Cerita kita akan berakhir, Mas Adam,” desah Gauri lirih saat berhasil mendaratkan tubuhnya di sebuah kursi panjang.Setelah keluar dari ruangan kerja Adam, Gauri buru-buru pergi dan mencari area sepi di dalam Harraz Mall, koridor menuju toilet di lantai dua.Area ini adalah titik buta CCTV yang terpasang di sini. Gauri mengetahui ini karena pernah tidak sengaja mendengar percakapan Adam di telepon dengan rekan kerjanya saat mereka masih tinggal bersama.Gauri memeluk erat map yang dia bawa susah payah dari ruang kerja suaminya sambil terengah-engah. Seakan tidak memberi kesempatan bagi siapa pun untuk merebutnya.‘Sebentar lagi. Ya, sebentar lagi!’ batin Gauri bersemangat.Perlahan Gauri mulai membuka map itu dan memeriksanya.Gauri menarik napas panjang, dadanya kian terasa sesak saat dia membaca satu per satu kata di surat itu.Adam tidak bohong dan Gauri tidak salah lihat. Pria itu benar-benar sudah membubuhkan tanda tangannya di surat itu, berdampingan dengan tanda tangan Gauri d
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

39. Jejak Keganasan Amora

“Tidak perlu, Pak,” jawab Gauri tegas dan menekankan cara panggilannya pada Ezra.Gauri berusaha bersikap hati-hati. Mereka sedang melakukan kunjungan perusahaan, yang berarti ada beberapa mahasiswa yang berkeliaran di sini.Walaupun kecil, kemungkinan untuk berpapasan secara tidak sengaja itu selalu ada.Lihat saja siapa yang Gauri temui di mall sebesar ini. Dua orang yang paling Gauri hindari justru bersinggungan langsung dengannya.“Kamu serius?” tanya Ezra semakin mengerutkan dahinya.Gauri mengangguk dan berkata, “Ya, saya serius. Saya akan memanggil Amelia.”Mendengar nama Amelia disebut, ketegangan dalam wajah Ezra akhirnya mengendur.“Baiklah. Hubungi saya jika terjadi sesuatu dan tolong nyalakan nada dering ponselmu,” tukas Ezra tersenyum tipis.Gauri mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menekan layarnya beberapa kali.Lalu, Gauri menunjukkan layar ponselnya pada Ezra dan berkata, “Sudah, kan?”Ezra tersenyum dan mengangguk. Dia melangkah perlahan meninggalkan Gauri.Setelah p
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

40. Pengumuman di Harraz Mall

“Pengacara perceraian?” Gauri mengulang dua kata yang diucapkan oleh Amelia.“Ya, Nona. Anda pasti membutuhkan bantuan mereka supaya sidang perceraian Anda lancar,” jawab Amelia.Gauri terdiam beberapa saat, berusaha mencerna saran Amelia.“Apa aku membutuhkannya? Bukankah hakim hanya perlu mengetuk palu dan meresmikan perpisahan kami?” Gauri menaikkan salah satu alisnya.Untuk alasan yang Gauri tidak mengerti, dia tidak suka ide Amelia. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.Gauri sudah lama menginginkan perceraian ini. Namun, ketika Gauri memegang kunci untuk mengajukan perceraian ke pengadilan, ternyata hal itu cukup menakutkan.“Saat proses cerai, Anda tidak boleh menganggap Tuan Adam sebagai sosok suami Anda lagi. Di sidang itu, Tuan Adam adalah lawan Anda. Nona harus menyiapkan segalanya dengan matang.” Amelia memperjelas sarannya.“Sebentar, Amelia!” Gauri mengangkat tangannya ke hadapan Amelia. “Ucapanmu sangat serius dan menakutiku.”Amelia membulatkan kedua bola mat
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status