All Chapters of Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Chapter 41 - Chapter 50

265 Chapters

41. Berpindah Tangan

“Sekali lagi! Pemberitahuan atas nama Ibu Gauri Bentlee, dimohon segera datang ke ruang sumber informasi. Terima kasih!” Gauri mendengar namanya di seluruh penjuru mall.Tidak hanya di dekat lobi utama, tapi juga di sekitar lobi timur, tempat Amelia membawanya.Lobi ini lebih sepi dibanding lobi utama karena merupakan tempat angkut penumpang khusus transportasi umum seperti taksi daring.“Di mana mobilnya?” tanya Gauri saat sampai di luar lobi timur.Namun, alih-alih menjawab, Amelia justru memberhentikan sebuah taksi dengan warna biru langit dan meminta Gauri masuk ke sana.“JCrown Tower, Pak,” ucap Amelia yang duduk di depan pada sopir taksi.Lalu, Amelia beralih pada Gauri yang duduk di belakang dan berkata, “Maaf, Nona. Kita tidak bisa menggunakan mobil yang biasa Nona pakai. Santo memberi info bahwa ada mobil mencurigakan yang mengikutinya sejak keluar dari area parkir.”Gauri mendesah dan bersandar lelah. Lalu, Gauri melepas jaket dan topi yang ternyata sia-sia dia pakai untuk p
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

42. Membuat Amora Diam

“Terserah apa katamu. Aku akan membawanya ke Pengadilan Agama, Mas. Tolong siapkan diri dan jangan menghalangiku!” Gauri menutup telepon sebelum Adam sempat berbicara lagi.Gauri menghela napas. Lalu, dia melangkah ke kamar mandi dan mulai melepas satu per satu pakaiannya.Kepalanya butuh sesuatu yang dingin dan segar. Pikirannya butuh beristirahat sejenak.Setelah selesai mandi, Gauri beristirahat dengan berbaring di ranjangnya. Hari masih sore, tapi pendingin ruangan di kamarnya seakan mengajak Gauri untuk terpejam.Ting!Gauri terbangun saat mendengar notifikasi di ponselnya. Matanya menyipit dan tangannya meraba daerah sekitar untuk mencari ponselnya.“Jam berapa ini?” tanya Gauri pelan.Gauri berhasil meraih ponselnya. Jam baru menunjukkan pukul tiga pagi.‘Siapa yang mengirim pesan sepagi ini?’ batin Gauri sambil membuka kotak pesan.Pesan dari nomor tidak dikenal. Mata Gauri spontan melebar ketika membaca pesan itu.[Foto terlampir][Mas, aku dan bayi kita baik-baik saja. Oh ya
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

43. Reputasi Adam

“Saya bisa bicara dengan Bapak?” tanya Gauri setelah sampai di kampus. Dia baru saja mengetuk pintu ruangan Ezra.Sejak peringatan dari Helen beberapa hari lalu, Gauri mulai mengurangi intensitas bertemu dengan Ezra. Terutama setiap kali Gauri ada kesempatan berangkat atau pulang bersama Ezra, Gauri akan menolak dengan sopan.Gauri tidak bisa membahayakan karier Ezra jika pria itu tersandung kasus karena rumor dengannya. Padahal mereka tidak ada hubungan apa-apa.Namun, kali ini Gauri merasa perlu untuk bicara secara langsung. Ada hal penting yang harus Gauri beri tahu pada Ezra.“Ya silakan, Gauri,” jawab Ezra dengan senyum lebar yang mengembang dengan baik di pipinya.Melihat wanita secantik Gauri di pagi hari adalah cara terbaik untuk memulai hari. Ezra tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada fisik Gauri.Apalagi penampilan Gauri semakin mirip dengan anak perempuan para konglomerat yang selalu memakai barang-barang mewah.Gauri mendekat dan duduk di kursi hadapan Ezra. Punggung
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

44. Pengatur Rencana yang Baik?

“Papi?” sahut Gauri sambil mengernyit.Wanita cantik itu terus menatap sosok Rusdi yang tiba-tiba hadir di rumah Thomas. Terlebih lagi, saat Gauri berada di sana.“Rusdi!” seru Thomas bangkit dari duduknya dengan antusias.Namun, karena Thomas memakai tongkat, Rusdi mendekat terlebih dahulu dan memeluk Thomas.“Rasanya sudah lama tidak melihatmu, Rusdi!” tambah Thomas setelah pelukan mereka terlepas.Gauri mengangkat kedua alis melihat keakraban antara Thomas dan Rusdi.‘Apa ini?’ batin Gauri penuh dengan banyak pertanyaan.Thomas kembali duduk di sofanya. Sementara Rusdi duduk di sebelah Gauri.“Apa kabar, Gauri?” tanya Rusdi karena Gauri masih membeku di tempatnya.“Ah!” Gauri mendesah, tersadar dari lamunannya. Dia buru-buru menyalami Rusdi dan mencium punggung tangannya.“Baik, Papi,” jawab Gauri kemudian.“Kamu pasti bingung melihat saya datang ke sini?” Rusdi menebak dengan tepat.Gauri menoleh pada Thomas, sang kakek hanya menunjuk Rusdi dengan dagunya.Seolah meminta Gauri unt
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

45. Langkah Awal Balas Dendam

“Apa Kakek dan Papi akan percaya dengan yang saya katakan?” Gauri bertanya memastikan, menatap Thomas dan Rusdi bergantian.Ini hal yang sulit Gauri ungkapkan.Namun, jika ada pihak yang terus memaksa Gauri untuk kembali ke keluarga suaminya, Gauri bisa apa selain mengungkapkan kebenaran?“Katakanlah,” sahut Thomas, kali ini mewakili Rusdi.Gauri menarik napas panjang dan menghapus air matanya.“Ini mungkin sulit dipercaya, tapi Mama Arum, selalu meliburkan ART di rumah Adam dan meminta saya untuk mengambil alih semua pekerjaan mereka,” jawab Gauri mulai bercerita.“Arum?” Rusdi mengernyitkan dahi.Gauri dapat melihat Rusdi merasa ragu, tetapi wanita muda itu tetap mengangguk dan lanjut bicara.“Selama ini, itu bukan masalah bagi saya, Papi. Saya seorang istri dan menantu, mengerjakan pekerjaan rumah adalah hal dasar yang memang seharusnya saya lakukan. Namun, bagaimana dengan perintah Mama yang menyuruh saya memanggilnya ‘Nyonya’, sementara sekretaris Mas Adam boleh memanggilnya ‘Mam
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

46. Kemampuan Gauri yang Luar Biasa

“A-apa?” Gauri mendadak kehilangan kata-kata.Thomas mengabaikan Gauri. Pria tua itu kembali duduk di sofa dan mulai menekan layar ponselnya.Gauri mendekat, duduk di sebelah Thomas. “Kakek?”“Ini penghinaan, Gauri! Kita tidak bisa diam saja!” tukas Thomas terus mengernyitkan dahi dan menatap ponsel.“Tapi saya belum pantas untuk memegang jabatan itu, Kakek. Saya bahkan belum lulus sarjana, masih banyak yang harus saya kuasai,” ucap Gauri cepat sambil menahan tangan Thomas yang hendak menghubungi seseorang.Thomas menghela napas. Akhirnya pria itu kembali menaruh ponselnya di atas meja.“Kamu pikir saya tidak pernah mengawasimu, Gauri?” tanya Thomas sarkas, menatap cucunya tajam.Gauri terdiam. Perlahan, Gauri melepas genggamannya pada tangan Thomas.Ada sedikit perasaan tidak enak yang merayap di hati Gauri ketika menatap mata Thomas.“Saya mungkin tidak tahu apa yang terjadi padamu dan Adam, tapi saya tahu bagaimana kemajuan belajarmu di kampus. Ezra rutin melaporkannya pada saya,”
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

47. Lobi JCrown Tower

Gauri balas tersenyum lebih tulus. Dia menyugar rambutnya ke belakang telinga. “Oke!”“Sebentar lagi akan ada kompetisi tingkat nasional untuk mahasiswa jurusan Bisnis dan Manajemen, Ikatan Bisnis Indonesia yang mengadakannya. Tolong persiapkan diri kamu untuk mengikuti kompetisi tersebut, Gauri,” pinta Ezra menatap Gauri dengan serius.Tanpa Gauri sadari, posisi duduk Ezra semakin dekat dengannya.“Maksud Pak Ezra, IBI? Ikatan pebisnis yang diketuai oleh Kakek?” tanya Gauri memastikan.Ezra mengangguk. “Kamu sudah tahu banyak tentang kakekmu ya?”“Wah! Rupanya Kakek ingin menguji kesabaran saya!” Gauri tersenyum sinis.Seharusnya Gauri sadar bahwa orang seperti Thomas tidak akan diam saja saat mengalami penolakan.Uno Rekayasa Industri berhasil mengantarkan Thomas menjadi konglomerat nomor satu di Indonesia. Tidak mungkin Thomas tidak bereaksi apa-apa saat Gauri menolak jabatan yang ingin diserahkan padanya itu.“Kompetisi ini cukup penting untuk nama baik universitas. Jadi, saya har
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

48. Dua Bola Api di Tangan Adam

“Aku akan menghubungi pengacara perceraian!”Suara Gauri menggema di kepala Adam sejak wanita itu meninggalkannya di lobi JCrown Tower. Darah dalam tubuh Adam mendidih, tidak terima dengan keputusan Gauri yang semakin menjadi-jadi.Tin! Tin!Adam menekan klakson mobilnya saat kemacetan lalu lintas ibu kota menjebak perjalanannya menuju rumah.“Sialan!” umpat Adam sambil memukul kemudi mobil kesayangannya.Sore itu Adam sengaja mengosongkan jadwal dan pergi tanpa sopir ke JCrown Tower untuk mengambil kembali surat persetujuan perceraian yang ada di tangan Gauri.Namun, Gauri justru bersikap berani. Bahkan, menampar pipinya saat Adam berusaha mendekat, mengklaim apa yang masih menjadi miliknya.Gauri sudah berbuat terlalu jauh dengan menolaknya. Hal itu sama saja dengan menjatuhkan harga diri Adam di depan umum.“Kamu milikku, Gauri!” geram Adam menatap tajam apa saja yang ada di depannya.Adam akhirnya sampai di rumah setelah terjebak macet beberapa lama. Pria itu memarkir mobilnya di
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

49. Pembagian Aset

“Apa maksudmu, Mas? Pembagian aset?” tanya Gauri mengernyitkan dahi. Gauri menarik lengan jas Adam supaya pria itu menghadapnya. Namun, Adam hanya meliriknya sekilas dan kembali menatap tajam Riana. Kehadiran Adam membuat perasaan Gauri tidak tenang. Apalagi setelah pria itu mengatakan hal konyol di depan pengacaranya. “Ibu Riana pengacaraku, Mas. Bicaralah pada pengacaramu jika butuh sesuatu,” tukas Gauri kesal karena Adam tidak mendengarnya. Gauri menatap Adam dan Riana bergantian. Wajah Riana terlihat canggung di bawah tatapan Adam. “S-silakan duduk dulu, Pak Adam,” ucap Riana menunjuk kursi yang masih kosong dengan telapak tangannya sambil tersenyum ramah. Hal itu membuat kerutan di dahi Gauri semakin dalam. Apakah mengurus perceraian bisa seperti ini? Adam perlahan duduk sambil merapikan jasnya. Dia melirik Gauri yang masih menatapnya dengan sinis beberapa detik sebelum kembali menoleh pada Riana. “Ibu Gauri, silakan duduk juga,” ucap Riana ketika melihat Gauri mas
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

50. Amunisi Sebelum Berperang

“Apa kamu tidak bisa bernapas tanpa menghina orang lain, Mas?” tanya Gauri tersenyum miring.Adam menoleh dan menatap tajam Gauri.“Aku bicara fakta,” sahut Adam singkat.Gauri mendesah. “Tidak! Aku tidak mau ada pembagian aset! Aku tidak butuh uangmu, Mas!”Adam menatap tajam Gauri. Begitu pula Gauri yang menatap Adam balik.Sejak berpisah rumah, Adam dan Gauri justru jadi sering berbicara. Sehingga kini Gauri sudah tidak terlalu merasa terintimidasi dengan Adam.“Maaf,” sela Riana ragu-ragu. “Saya harus pergi. Ada pertemuan lain yang harus saya hadiri. Saya harap pertemuan berikutnya Ibu Gauri dan Pak Adam sudah menemukan kesepakatan.”Gauri mengangkat alis. Wanita itu sangat ingin mengajukan protes.Namun, melihat Riana sangat gelisah di bawah tatapan Adam, Gauri menutup mulutnya. Gauri harus mengganti pengacara yang tidak terintimidasi oleh Adam.Riana pergi. Kini hanya tersisa Adam dan Gauri yang duduk saling berhadapan.“Apa yang akan kamu lakukan tanpa uangku, Gauri? Terus menj
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status