“Kau harus tetap sadar, Noah! Kita akan menemukan Ivy!”Ezra terus-menerus menggoyang tubuh Noah yang membeku. Ezra sudah sampai di rumah makan itu selama tiga puluh menit, tetapi Noah tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kewarasan. Akal sehat Noah seolah-olah sudah hilang. Ia terus memanggil-manggil Ivy dengan menangis hingga ia sukses menjadi tontonan banyak orang. Akhirnya, Ezra membawa ke mobilnya dengan bantuan petugas keamanan.“Sialan! Sadarlah, Noah!” bentak Ezra dengan memberi tamparan ke pipi kanan Noah. Noah akhirnya berjengit, lalu menatap Ezra. “Ezra, aku merasakan firasat buruk,” sahut Noah dengan tatapan kosongnya. “Aku merasa akan kehilangan Ivy untuk selamanya,” lanjutnya dengan lirih.Ezra memukul dashboard mobil dengan kesal. Ia sangat marah karena Noah tak bisa diajak kerja sama, tetapi di lain sisi ia pun paham dengan perasaannya. Jauh di dalam benaknya, ia pun juga merasakan hal yang sama.“Lalu apa kau akan tetap diam seperti orang bodoh di sini? Kau akan mera
Last Updated : 2025-02-12 Read more