Home / Romansa / Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

190 Chapters

71. Kalau Waktu Bisa Diputar Ulang

Louis mendesah tak percaya. Ia kini mengerti apa yang menyebabkan Sky menghilang. Itu bukan karena keegoisan ataupun ketidakpedulian sang wanita, tetapi karena kebodohannya sendiri. "Astaga, Sky," erang Louis sembari menjepit pangkal hidungnya. Matanya terpejam sesaat. "Kau tahu?" ia kembali memandangi sang wanita. "Yang kubicarakan saat itu bukan kamu. Aku bahkan tidak tahu dengan siapa aku tidur." Sky berkedip sendu. "Waktu itu, aku mana sempat berpikir? Kudengar, kau menyebutku wanita murahan karena sudah tidur denganmu. Kau membenciku, dan mengatakan bahwa aku berkebalikan dari wanita impianmu." "Tidak," sangkal Louis sambil menggeleng cepat. Ia genggam tangan Sky lebih erat. "Aku bukan membicarakan dirimu, tapi perempuan berambut merah itu." Alis Sky tertaut. "Perempuan berambut merah? Orang yang memapahmu keluar dari bar itu?" Mata Louis melebar. "Ya! Perempuan itulah yang ditunjukkan oleh si wartawan. Aku mengira kalau aku sudah tidur dengannya. Karena itu, aku s
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

72. Tertangkap Basah

"Tidak, Sky," geleng Louis, diiringi helaan napas berat. Ia takut kalau Sky menarik diri darinya. Ia tidak mau berpisah. "Bukan kau yang jahat, tapi aku. Aku jahat karena menjadikan Grace pelarian. Tapi aku akan lebih jahat lagi kalau aku mengabaikan kamu dan Summer," lanjutnya, mengharapkan pengertian. Sedetik kemudian, ia memindahkan tangannya ke pundak Sky. "Jadi, kau tidak perlu khawatir. Aku akan bertanggung jawab penuh soal ini. Aku akan mengakhiri hubunganku dengan Grace secara baik-baik, memastikan tidak ada media yang menyalahkanmu, dan menebus apa yang telah kuperbuat kepadamu." Sky menggeleng tak mengerti. "Bagaimana dengan impianmu untuk punya istri yang ideal? Aku tidak jamin bisa memberikan banyak keuntungan untukmu dan perusahaanmu. Aku bukan pebisnis." "Bisakah kau berhenti memikirkan soal istri yang ideal? Aku mengarangnya untuk mengintimidasi si Rambut Merah itu. Aku sengaja menyebutkan hal-hal yang menurutku mustahil dicapai olehnya," Louis mengernyit. "T
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

73. Mempertahankan Harga Diri

Louis menghela napas berat. Ia tidak mungkin putus dengan Grace di hadapan banyak orang. Harga diri wanita itu bisa terluka. "Ace, ini sudah malam. Kita sebaiknya tidak mengganggu yang lain. Bagaimana kalau kita bicara di tempat lain saja, hmm? Kau mau kita bicara di kamar?" Louis menunjuk ke belakang dengan menggunakan ibu jarinya. Grace mendengus terluka. "Kau lebih khawatir mengganggu yang lain dibandingkan mengusik pikiran dan perasaanku? Apakah kau sudah tidak menganggapku kekasihmu lagi? Sebenarnya, apa yang mau kau katakan?" Louis menghela napas berat. Ia baru sadar bahwa emosi sang kekasih memang sulit untuk dikendalikan, dan ia sering kewalahan menghadapinya. Mengapa selama beberapa bulan ia bisa tahan bersamanya? Apakah karena memang mereka jarang berjumpa? Ataukah ia dibutakan oleh tujuan semunya? "Ace," ia mengumpulkan segenap kesabaran, "tolong jangan memperumit keadaan. Kita bisa menyelesaikan ini—" "Kaulah yang memperumit keadaan, Louis. Sebelumnya kita baik-
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

74. Ancaman Grace

Wajah Sky memucat. Ia tidak mengira bahwa hal itu bisa terkuak. Padahal, selama ini, ia sudah menyimpannya dengan sangat rapat. "Tidak. Itu tidak benar. Maksudku, memang benar aku sempat meminjam uang kepada rentenir. Tapi aku sudah melunasinya. Aku sudah tidak terlilit utang, dan aku tidak pernah bermaksud untuk menggerogoti harta Louis," terangnya dengan suara tipis dan serak. "Benarkah?" tanya Grace dengan nada meragukan. "Memangnya dari mana kau mendapat uang? Orang tuamu tidak tahu kau punya utang, bahkan setelah hubungan kalian membaik. Kau selalu berpura-pura oke di depan mereka. Kau tidak pernah menerima uang dari mereka." "Pikirmu aku tidak bisa berjuang?" timpal Sky geram. Air matanya membutir karena terdesak tekanan. "Aku sanggup menghidupi putriku sendiri. Aku bisa bekerja keras. Kau pikir selama ini aku hanya berpetualang, jalan-jalan keliling dunia menghabiskan uang orang tua dan bersenang-senang?" Sambil menahan getaran di bibir, Sky menggeleng lambat. "Aku
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

75. Lemparkan ke Publik

Semua orang terdiam. Alis mereka berkerut. Otak mereka sibuk menerka apa yang Grace rencanakan. "Apa maksudmu, Grace? Untuk apa kita membuka masalah ini kepada publik? Ini masalah pribadi. Biarkan saja tetap menjadi privasi. Kenapa malah membongkarnya?" Louis menggeleng tak habis pikir. "Kau lupa dengan apa yang sedang terjadi di luar sana?" Grace meruncingkan telunjuk ke arah pintu utama. "Publik masih bertanya-tanya tentang hubungan kita, Louis. Mereka penasaran tentang siapa perempuan murahan yang berani mendekatimu." Sambil menaikkan alis, Grace menurunkan nada bicara, "Kenapa tidak kita beberkan saja kebenarannya? Kita umumkan bahwa Sky adalah perempuan dalam skandalmu lima tahun lalu, dan putrinya adalah darah dagingmu. Biar publik yang menentukan apa keputusan yang harus kau ambil selanjutnya." Sambil meninggikan sebelah alis, Grace berbisik, "Kalau mereka bilang aku harus mengalah, aku terima. Berarti memang akal sehatku sedang sakit, sehingga aku tidak tahu mana ya
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

76. Bertanggung Jawab

Mengetahui keberadaan gadis kecil itu, Grace mendesah cepat. Ia silangkan tangan di depan dada, bertanya, "Sejak kapan kau di sini?" Nada bicaranya sama sekali tidak ramah. Summer menggigit bibir. Ia agak kesulitan untuk menahan emosi. "Maaf, Nona Evans. Aku tidak sengaja mendengarkan perbincanganmu di telepon. Bisakah kamu membatalkan rencanamu? Aku tidak tahu video apa yang kau maksud, tapi aku tidak mau Mama dan Paman Louis mendapat masalah," pintanya dengan suara kecil yang menyayat hati. Sayangnya, Grace sama sekali tidak peduli. Raut wajahnya tetap dingin. "Kau berani menghalangi rencanaku? Apakah kau tidak sadar? Bukan aku yang memberi mereka masalah, tapi mereka sendiri yang membuatnya. Semua kekacauan ini tidak akan terjadi kalau ibumu tidak merebut Louis dariku." Summer berkedip pelan. Ia takut air matanya jatuh kalau pelupuknya bergerak cepat. Ia tidak mau terlihat lemah. "Bisakah kamu berhenti menyalahkan Mama? Mama sebetulnya tidak bersalah. Akulah yang salah. A
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

77. Kebohongan Summer

Sky terbelalak saat mendapati pintu kamar tamu yang terbuka. Apalagi, begitu ia memeriksa, tidak ada siapa-siapa di dalam. "Di mana Summer? Kenapa dia tidak ada di sini?" gumamnya heran. "Ponselku juga tidak ada di sini," timpal Louis sembari meletakkan buku-buku yang Summer pinjam, kembali ke atas meja. "Apakah dia terbangun karena teleponku berbunyi? Petugas keamanan pasti berusaha menghubungiku untuk memberitahukan tentang kedatangan Grace tadi." Alis Sky berkerut. "Kalau Summer terbangun karena suara ponselmu, itu berarti dia keluar untuk mencarimu." Sedetik kemudian, Sky terkesiap. Sebelah tangannya terangkat menutupi mulut. "Mungkinkah ... tadi dia pergi ke lantai atas untuk mengembalikan ponselmu? Apakah dia mendengar omongan Grace? Dia melihat pertengkaran kita?" Membayangkan kemungkinan tersebut, wajah Louis ikut tegang. Ia tidak berani menerka seberapa banyak yang telah Summer dengar. Ia belum siap kalau Summer tahu yang sebenarnya. Momennya belum tepat. "Kura
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

78. Video Skandal yang Tersebar

Dalam video itu, Louis sedang dipapah menuju ke sebuah kamar hotel oleh seorang perempuan berambut merah. Tak lama setelah mereka melewati pintu, Sky menyusul masuk. Wajahnya tampak jelas karena si editor video sengaja memperbesar layar saat ia menghadap kamera. Kemudian, tayangan video berpindah ke dalam kamar. Louis sedang berbaring di atas ranjang. Tubuhnya bergerak-gerak tak nyaman. Tangannya terus menarik kerah baju seolah berusaha melonggarkannya. Jarinya sesekali mencoba untuk mencopoti kancing di situ, tetapi gagal. Di dekat pintu, Sky tampak sedang mengobrol dengan si Rambut Merah. Wajahnya kini tidak terlihat karena posisinya berdiri membelakangi kamera. Namun, saat ia menyerahkan beberapa lembar uang, momen itu terekam jelas. Louis mengernyitkan dahi menyaksikannya. "Kenapa Sky memberi gadis itu uang?" gumamnya heran. Sedetik kemudian, ia berdecak kesal. "Itu bisa menimbulkan kesalahpahaman yang fatal." Setelah menghitung uang tersebut dan mengangguk, si Rambut Mer
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

79. Berpacu dengan Waktu

Setelah beberapa jam duduk di depan komputer, Louis akhirnya bisa meregangkan otot-otot. Ia memutar kepala, merentangkan tangan selebar-lebarnya, serta menggerak-gerakkan pinggangnya. Ia tampak lesu dan lelah. Namun, ketika pandangannya kembali ke monitor, semangatnya bangkit. Senyum miring terukir di wajahnya. "Mari kita periksa sekali lagi apakah video itu masih ada," gumamnya sembari meraih ponsel. Mendapati video skandalnya di urutan trending pertama, ia mendengus kecil. "Ternyata dia tidak mengindahkan peringatanku. Baiklah, kalau begitu," Louis meletakkan telunjuknya di atas tombol enter pada keyboard komputer, "selamat menyesali keputusan bodohmu." Begitu ia menjatuhkan telunjuk, monitor besar di hadapannya itu langsung menunjukkan angka persen. Dimulai dari nol lalu perlahan meningkat. Saat indikator tersebut mencapai 100%, layar ponselnya berubah biru. Tidak ada satu pun video yang terlihat di sana. Melihat itu, Louis mendesah lega. "Misi pertama sudah terlak
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

80. Terlalu Jauh

"Louis, apa yang kau lakukan di sini?" bisik Sky sambil melirik jam. "Kau tidak tidur? Kenapa kau berpakaian seperti ini? Kau mau ke mana?" "Aku membangunkanmu?" Louis malah mengalihkan pembicaraan. Ia elus pipi Sky dengan ibu jari, tatapannya mendadak penuh kasih. "Ya. Kau tiba-tiba mencium keningku. Padahal, kau sudah berjanji untuk tidak menyentuhku selama kau masih kekasih Grace." Wajah Louis berubah kecut. "Maaf, aku tidak bermaksud membangunkanmu. Aku juga tidak bermaksud ingkar janji. Aku hanya mau pamit." "Kau mau ke mana?" Sky mengulang pertanyaannya dengan penekanan lebih. "Ada yang harus kuurus di M City." Sky terbelalak. "M City? Apakah ... itu ada hubungannya dengan skandal kita?" Louis mengangguk. "Kau tidak perlu khawatir. Aku akan meluruskan semua kesalahpahaman. Masalah ini akan segera berakhir, dan namamu akan kembali bersih." "Bagaimana caranya? Apa yang kau rencanakan?" Louis berdesus. Ibu jarinya berpindah ke bibir Sky. Ia terlihat seperti
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status