Rangga, didampingi Arka, perlahan melepaskan jasnya dan membuka kemeja, mengungkapkan bekas luka cambukan di punggungnya, saksi bisu kekejaman yang pernah dilakukan oleh Brian pada masa kecilnya. Setiap jalur merah itu memori kejam ketika ia diculik pria itu, sementara kedua orang tuanya dibunuh dengan cara diracun dalam kebrutalan oleh Brian. "Luka ini tetap ada, menyala dalam tubuhku sebagai monumen atas keadilan yang masih harus kutuntut!" suara Rangga bergema dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Brian, mendengarkan, merasakan jantungnya memompa deras, hampir keluar dari dada. Keinginan untuk melarikan diri membakar sanubarinya, tetapi dengan polisi yang sudah mengepung, escapism itu hanyalah mimpi semu. "Dan lihatlah, di lengan kiri serta kakiku terpatri bekas operasi. Aku mengalami patah tulang ketika kau melemparku ke jurang, dan ajaibnya, aku bisa bertahan," Rangga menatap dalam ke arah Brian, api keadilan berkobar dalam irama nafasnya. "Kau tak akan bisa melarikan diri
Baca selengkapnya