Share

Bab 106

Mereka duduk berdampingan di atas ranjang, saling berpelukan dalam keheningan. Sang istri, Febby, menolak untuk mandi sebelum pukul tujuh malam; sebuah ngidam tak biasa yang dipicu oleh silau cahaya matahari yang menembus ruang kamar mandi.

Ketika sinar itu menyerang pandangannya, ia tiba-tiba merasa mual dan tak terkendali.

"Sayang, sebenarnya tugasku di kota ini sudah selesai, tapi aku bisa tinggal lebih lama jika itu membuatmu nyaman. Aku akan berada di sini, menemanimu sampai anak kita lahir," ucap Rangga, mengusap lembut perut istrinya dengan penuh kasih.

"Kita pulang saja, Sayang. Tadi Mama menelepon, katanya Kak Rossa sudah pergi dari rumah. Mama memintaku untuk kembali dan membayarkan kartu kreditnya," jawab Febby dengan suara yang serak.

Ada kekhawatiran yang mendalam tentang kembali dan berada di bawah satu atap dengan ibunya, tempat yang penuh kenangan pahit dan manis masa kecilnya.

"Kamu yakin? Pulang dalam kondisi hamil seperti ini dan menghadapi semua sifat kasar Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status