Share

Bab 105

Tangis Febby semakin menjadi-jadi, dengan derai air mata yang tidak terkendali. Suara tangisnya menusuk relung hati Rangga yang panik sembari mencoba meredakan keadaan.

"Sayang, jangan menangis seperti ini, cepat katakan apa yang sakit," katanya sambil berusaha menenangkan sang istri yang sedang hamil.

"Kenapa kamu pulang terlambat? Hanya sepuluh menit tapi itu seperti setahun bagiku!" Febby menjerit antara isakannya, dera rasa takut dan kekhawatiran berkecamuk dalam dadanya.

"Apakah kamu sudah tidak cinta lagi padaku? Apakah kamu sengaja mengulur waktu agar tidak harus pulang? Kamu bahkan tidak pulang saat makan siang, Rangga! Kamu benar-benar tidak peduli dengan aku," ujarnya dengan suara penuh kekecewaan mendalam.

Rangga menyeka keringat di dahinya, bingung dengan perubahan mood istrinya yang tiba-tiba.

'Mungkin ini memang sindrom ibu hamil,' pikirnya. Sebuah hal sepele kini bisa membuat Febby terguncang hebat. Dengan hati yang gundah, Rangga mencium kening istrinya dengan lem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status