All Chapters of Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata .... : Chapter 51 - Chapter 60

79 Chapters

BAB 51 Ken Gusar

"Besok beneran aku nggak perlu cuti, Mas?"Andina menatap Bram dengan tatapan serius, bukan apa-apa, besok anak nomor dua keluarga Narendra akan datang. Orang yang tak lain dan tak bukan adalah mantan calon mertua Andina. "Nggak perlu, buat apa? Malah stress kamu kalau ada di rumah. Sebisa mungkin nggak usah lah banyak interaksi sama mereka. Apalagi sama itu mak Lampir." Jawab Bram yang membuat Andina hampir terbahak. Tak perlu dijelaskan siapa yang dimaksud Bram dengan sebutan mak Lampir, tentu tak lain dan bukan adalah mama Ken. Wanita yang hampir menjadi mama mertua Andina. "Kurang-kurangin banyak ngobrol sama dia, An. Pengang omonganku, bakalan banyak kekacauan yang dia bikin. Harap-harap sih nggak lama dia di rumah." Gerutu Bram yang tumben sekali pagi ini banyak sekali bicaranya. "Udah pernah kejadian dulu?" Andina merasa bahwa Bram sudah 'kena' tidak hanya sekali, membuat suaminya ini trauma dan terus memperingati Andina agar menjaga jarak dengan mama Ken. "Sebenarnya aku
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

BAB 52 Saling Sindir

"Kamu masih betah seperti ini, Bram?"Kini meja makan keluarga Narendra hampir terisi penuh. Jika biasanya hanya lima orang yang duduk, makan di sana, kali ini ada sembilan orang. Andina menghela napas panjang, ia berusaha untuk tetap mengingat pesan yang Bram beri padanya bahkan jauh-jauh hari sebelum kedatangan mereka. "Seperti ini yang bagaimana yang Mbak maksud?"Dengan sangat santai Bram menjawab, lelaki itu seperti sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Yang Andina heran, kakak paling tua Bram, mas Dharmawan sejak awal kedatangan tidak pernah berbicara yang tidak-tidak pada suaminya, tidak seperti papa Ken yang terus menyindir dan menyerang Bram lewat candaan yang bagi Andina sama sekali tidak lucu. "Ya ngganggur, jadi beban mama kayak gini." Ucap wanita itu sambil melirik Andina dengan tatapan merendahkan. Andina kembali menghela napas panjang, kalau saja Bram tidak memintanya tetap diam, sudah Andina siram wanita itu dengan segelas air yang ada tak jauh darinya. Bukan
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 53 Satu Persatu

"Mas nggak pernah bilang kalau punya rumah sama aku." Andina protes, ia yakin masih ada banyak sekali rahasia yang Bram sembunyikan darinya. Bram menoleh, ia tersenyum simpul seraya melangkah ke arah sang istri. Dengan lembut ia mengusap kepala Andina, lalu meraih tangan istrinya dan membawanya duduk di atas ranjang mereka. "Tunggu sini sebentar!"Setelah Bram mendudukkan istrinya, ia berbalik dan melangkah menuju kabinet yang berada di dekat lemari pakaian. Ia menarik laci paling bawah, mengambil map plastik warna hitam dari sana dan membawanya ke arah Andina. "Buka coba!"Bram duduk di sebelah Andina setelah menyodorkan map itu. Andina buru-buru membuka map dan tertegun ketika mendapati dokumen dengan lambang Garuda berwarna hijau muda ada di sana. "I-ni ..." Andina kehilangan kata-kata, ia menoleh dan menatap Bram dengan penuh tanda tanya. "Hadiah pernikahan kita, ya bisa dibilang kejutan yang aku katakan kemarin." Jawab Bram sambil garuk-garuk kepala. Andina tidak menanggapi
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 54 Moving

"Sudah semua?"Bram melangkah dari kamar mandi, ia sudah rapi dengan kemeja lengan pendek dan celana jeans. Andina berdiri di depan tiga buah koper besar, hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar. Paras wajahnya begitu bahagia. Meskipun di sini Mar memperlakukan dia dengan begitu baik dan penuh kasih sayang, namun tentu saja Andina ingin berada di rumahnya sendiri, istananya sendiri. "Yuk berangkat sekarang." Bram meraih dua koper paling besar, hendak membawanya keluar kamar ketika tangan Andina mencekal tangannya. "Kenapa?""Kita nggak sarapan dulu?" Tanya Andina yang hafal betul kalau sebentar lagi adalah jam sarapan. "Nanti sarapan di rumah kita."Kening Andina refleks berkerut. Ia menatap Bram dengan tatapan tidak percaya. Sarapan di rumah mereka? Apakah .... "Yuk, udah ditunggu." Bram menarik dua koper, ia meninggalkan Andina yang masih mematung di tempatnya berdiri. Andina baru tersadar ketika Bram sudah keluar dari kamar mereka. Buru-buru Andina menyusul dan kemba
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 55 Tidak Percaya!

"Ma-Mas."Bukan salah Andina kalau dia sampai kehabisan kata-kata. Andina masih duduk di jok mobil, lengkap dengan seatbelt dan tas selempang di pangkuan. Namun matanya menatap lurus ke depan, melihat bagaimana bangunan megah itu berdiri kokoh di sana.Rumah dua lantai itu bergaya classic dengan arsitektur khas Eropa. Pagar dan gerbangnya senada dengan cat bangunan. Ada pos security yang dengan dua orang petugas yang berjaga dan membuka gerbang lebar-lebar. Ini benar rumah yang Bram belikan untuknya? "Kita nggak salah rumah kan, Bram?" Tanya Mar dengan nada tidak percaya. Rumah ini bahkan lebih mewah dari rumah keluarga Narendra! Bagaimana bisa seorang Bram me--."Tentu tidak! Selamat datang di rumah Bram, Ma. Ayo turun."Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, Bram bergegas turun. Andina dan Mar nampak saling pandang dengan tatapan terkejut. Mereka akan terus saling lempar pandangan kalau saja pintu mobil itu tidak terbuka. Nampak Bram dan seorang security sudah berdiri guna membantu
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

BAB 56 Fakta!

"Nggak mungkin! Nggak mungkin Bram bisa beli rumah ini hanya dari profit Selendra!"Gunawan menyanggah, acara sarapan pagi ini seperti acara intrograsi dan debat terbuka, namun Bram tidak peduli. Ia tetap asyik makan sementara Roy menghadapi Gunawan dan istrinya. "Selendra punya tiga cabang di kota besar yang semuanya kawasan elit. Customer kita pun kalangan high class dengan sajian premium dan harga yang bisa dibilang fantastis jika berpedoman pada UMK daerah tempat Selendra berdiri. Selain Selendra, Bram juga punya caffe dan bakery yang semua saya yang handel. Jadi apa yang tidak mungkin?" Jawab Roy dengan begitu tenang. Semua hening, Gunawan nampak saling pandang dengan sang istri, sementara yang lain menyimak dengan wajah haus akan rasa penasaran. Hanya Bram dan Dharmawan yang santai makan, lainnya masih serius menyimak Roy bersuara. "Jangan bilang kalau nama caffe-nya Lajendra?" Andina bersuara, membuat semua orang menoleh dan menatap ke arahnya. "Yak betul, Ibu. Lajendra itu
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

BAB 57 Tidak Mungkin!

"Mama nggak bakalan percaya sama apa yang aku lihat, Ma!" Desis Tamara lirih, ia makin menjauhkan diri, mencari sudut ruangan yang sepi dan bisa leluasa mengobrol dengan ibunya. "Apa? Mereka cuma ngontrak? Atau gimana?" Tanya suara itu yang makin membuat Tamara gusar. Tanpa memberi aba-aba, Tamara merubah panggilan jadi panggilan video. Tanpa menunggu lama, Sandra menerima panggilan itu, wajahnya sudah memenuhi layar ponsel Tamara. "Jadi gimana?" Kejarnya penasaran. Tamara menghela napas panjang, ia segera mengubah setelan kamera, membuat video yang ada di layar Sandra tidak penuh oleh wajahnya lagi. "Mama lihat sendiri." Ucap Tamara yang bingung harus dari mana ia menjelaskan semua ini. Dia pun masih begitu syok dan terkejut saat ini.Benar saja! Sama seperti Tamara, mimik wajah itu benar-benar terkejut dan syok luar biasa. Bukan salah Sandra kalau dia sampai seperti ini. "I-ini ...." Sandra terbata, sementara Tamara ia hanya tersenyum getir melihat bagaimana reaksi ibunya. "I
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 58 Rahasia Keluarga Narendra

"Ayo masuk dulu, Ma!"Andina menoleh, para tamu sudah pulang kecuali mama mertua Andina yang berhasil dipaksa Bram menginap semalam di sini. Andina masih berdiri di depan pintu rumah setelah mobil-mobil itu meninggalkan halaman rumah.Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, melihat dengan saksama bagaimana apik dan mewah hunian yang perhari ini akan dia tempati. Siapa sangka Andina akan tinggal di rumah semewah ini sebagai nyonya pemilik rumah? Seulas senyum terukir di wajahnya, ia menghela napas sejenak lalu membalikkan badan dan menyusul Bram berserta ibunya yang sudah lebih dulu masuk. Total ada empat pegawai yang Bram pekerjakan di rumah ini. Dua orang security, dua orang lagi yang membantu Andina mengurus rumah mereka. Setidaknya Andina jadi tidak kesepian jika Bram pergi keluar. "Mas Bram sama mama tadi kemana, Mbak?" Andina menyapa Sari, wanita paruh baya itu tengah mengelap meja makan yang tadi digunakan. "Naik ke lantai atas, Bu." Jawabnya sopan. "Jangan panggil 'bu' ah,
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 59 Sulit Percaya

Mariani menatap nanar pemandangan dari jendela kamar yang dia tempati di rumah baru anak bungsunya, Bram. Anak yang sedari dulu sekali selalu dicap orang-orang manja dan tidak mau susah-susah bekerja. Benalu dan entah apa lagi cap yang diberikan untuk anak bungsu Mariani itu dan malam ini, semua orang termasuk dia, seperti ditampar begitu keras dengan sebuah realita bahwa Bram bukan pengganguran sukses! Restoran yang pernah beberapa kali Mariani kunjungi itu rupanya milik Bram! Siapa sangka bahwa di balik semua sikap acuh Bram terhadap pandangan orang, dia mampu sesukses ini. "Huft!"Mariani mendengus perlahan, ia menundukkan kepala sembari mengingat obrolannya bersama Bram beberapa saat yang lalu. 'Mas Gun kalah main kasino beberapa milyar dalam satu malam.''Perusahaan itu sudah bukan milik keluarga Narendra lagi.'Dua kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Mariani. Ia benar-benar tidak menyangka, perusahaan yang dulu dibangun setengah mati oleh Alan, suaminya, harus bera
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BAB 60 Amarah Ibu Ratu

"GILA! SELENDRA SAMA LAJENDRA ITU PUNYA SUAMI KAMU, AN?"Clara sampai berteriak saking terkejutnya. Sementara Andina, ia melonjak terkejut sembari membalas tatapan syok yang Clara layangkan ke arahnya. "Jangan teriak begitu kenapa sih?" Protes Andina yang benar-benar terkejut dengan teriakan Clara. "RESTO EKSLUSIF LANGGANAN ARTIS LUAR NEGERI ITU PUNYA SUAMI KAMU?" bukannya menurunkan nada bicara, Clara malah berteriak lebih kencang lagi. "JACKPOT TAU NGGAK SIH, AN!" Clara histeris, sementara Andina, ia segera menonyor dahi sahabatnya itu agar segera tersadar. Entah kerasukan setan apa, Andina sendiri juga heran."Nggak usah pake teriak-teriak kenapa sih, Ra?" Andina mencebik, rasanya ia begitu gemas. "Sumpah ya, An ... Aku syok ini! Ya meskipun dari awal aku udah menduga-duga, nggak mungkin suami kamu punya income segitu nggak diputerin buat bisnis, secara dia dari keluarga pebisnis!" Clara tiba-tiba berubah ekspresi wajah, ia menatap Andina dengan mata membelalak, membuat Andina
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status