Alan sudah memutuskan untuk menghadapi kedua orang tua Aisa. Dia tidak ingin disebut sebagai seorang pengecut yang bersembunyi di belakang Aisa, karena bagaimanapun dirinya adalah suami Aisa, sudah menjadi tugasnya untuk melindungi istrinya itu.“Lan, sebaiknya kamu urungkan niat kamu itu, ok? Aku akan kasih tahu Ayah dan Ibu, setelah itu kamu baru boleh menemui mereka,” bujuk Aisa sambil menggenggam tangan Alan.“Sudah aku bilang, aku tidak akan merubah keputusanku.” Alan menggenggam erat tangan Aisa.“Ayo kita berjuang sama-sama, ok?” Alan mengulum senyum, lalu mengusap puncak kepala Aisa dengan lembut.Aisa menghela nafas panjang, lalu mengangguk. Dia lalu menatap ke arah Niko dan Rendy yang duduk di kursi depan.“Nik, kita keluar sekarang,” ajak Aisa, lalu membuka pintu mobil, melangkah keluar dari mobil. Begitu juga dengan Alan, diikuti oleh Niko dan Rendy.Niko berjalan lebih dulu menuju rumahnya, sementara Alan, Rendy, dan Aisa masih diam di tempat mereka berdiri.Aisa melihat
Baca selengkapnya