"Siapa dia, Mas?" Tatapan Alya langsung terarah tajam pada wanita yang bergelayut manja di lengan suaminya. Wajahnya dibuat setenang mungkin, tapi terlalu sulit. Dadanya bergemuruh cemburu kesal.Bara membelalak, lidahnya kelu sambil menatap tangan Julia yang begitu erat di lengannya. "Ehm, Sayang. Dia temanku." Tersenyum kaku, dan gelisah tak karuan melihat wajah istrinya.Julia mengangkat dagu, menatap Alya dengan senyum kecil yang penuh arti. Dalam hati, dia justru menikmati situasi ini—mengharapkan Alya salah paham, berharap emosi wanita itu meledak. 'Ah, kenapa keberuntungan memang berpihak padaku. Pertemukan pertama yang sangat mengesankan dan akan kubuat sangat terkesan,' batin Julia.Julia semakin mengeratkan genggamannya di lengan Bara, lalu berbicara dengan nada manja, “Bara, tolong antar aku pulang, ya. Aku malas naik taksi. Aku juga lagi butuh teman hari ini. Dulu kamu selalu ada setiap aku butuh. Jangan karena kamu dah nikah, kedekatan kita jadi beda. Ayolah, kita lama n
Read more