"Sayang, aku gerah banget. Mau mandi sekarang. Biar aku jalan sendiri saja."Alya melotot dengan wajah sedih. Sudah tahu kakinya bermasalah, tapi suaminya itu masih lupa-lupa ingat. "Mas, jangan lupa kalau kakimu masih harus ... istirahat." Nadanya melirih seolah tak tega mengingatkan kondisi kaki suami.Mata Bara melebar, hampir saja dia lupa kalau kakinya sedang tidak bisa digunakan dulu."Aku lupa, Sayang." Seketika wajah Bara sendu dan bersandar."Tidak apa, kamu memang masih butuh waktu, Mas.""Bagaimana kalau kamu yang memandikanku saja, Sayang. Sepertinya memang harus begitu." Bara menatap harap.Alya membolakan matanya. Jantungnya langsung berdetak kencang. "A-aku seka saja bagaimana? Yang penting tubuhmu segar." Bara tersenyum tipis, dalam hati dia memang sedang mengharap hal itu. "Aku tidak bisa menolak kali ini. Asal kamu tidak kerepotan, aku tidak tahan dengan tubuh kotor ini."Seka. Berarti menyentuh tubuh Bara. Meski telah jadi pasangan halal, tapi Alya masih canggung
Read more