Share

Bab 72. Di Bawah Selimut Putih

Matahari belum tampak, tapi dua pasang mata itu sudah terbuka.

Dua insan saling mendekap di bawah selimut putih tanpa sehelai benang pun. Mereka masih menikmati sisa rasa cinta yang selama beradu hangat.

Bara mengecup rambut istrinya berkali-kali. Akhirnya ... dia mendapatkan raga dan hati Alya.

"Terima kasih sudah menerima hatiku, Al."

"Terima kasih telah mencintaiku, Mas."

Bara semakin mengeratkan pelukannya. "Aku berharap di sini segera datang buah cinta kita, Sayang."

"Amin," cicit Alya. Dia tersenyum di sandaran dada bidang suaminya. Rasanya sungguh bahagia, seorang pria dengan tingkat harta dan tahta tinggi menginginkan anak dari rahimnya.

"Aku ingin punya lima anak. Jika pria pasti akan tampan sepertiku, dan jika wanita pasti akan mewarisi kecantikanmu."

"Lima?" Alya melipat bibirnya.

Mereka terus tersenyum-senyum sendiri karena gejolak kebahagiaan yang terus meluap.

Sekian saat.

Seketika Alya teringat sesuatu. Dia lantas mendongak. "Bukankah Mas mau mengakui sesuatu? Sekarang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status