Home / Fantasi / Kultivator Inti Semesta / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kultivator Inti Semesta: Chapter 81 - Chapter 90

304 Chapters

Bab 81

Dalam upaya untuk mengakhiri hidupnya, Wang Lee mencoba meledakkan tubuhnya. Namun, Xiao Tian lebih cepat, menyegel energi dalam tubuhnya agar tidak bisa meledak. “Apakah aku sudah mengizinkanmu untuk mati sekarang?” tatapan Xiao Tian penuh dengan nafsu membunuh. Dengan senyum pahit, Wang Lee menjawab, “Lepaskan ikatan ini, dan aku akan menceritakan apa pun yang Tuan Muda ingin tahu tentang keadaan Kerajaan Wang saat ini.” “Ceritakan, siapa orang-orang misterius itu, dan ranah apa yang mereka miliki!” perintah Xiao Tian tegas. Setelah ikatan dilepaskan, alih-alih menjawab, Wang Lee hanya tersenyum kecil. “Tuan Muda, selamat tinggal.” Tanpa peringatan, ia menggigit sesuatu di dalam mulutnya. Seketika, tubuhnya berubah menjadi hijau gelap, dan ia pun mati dalam sekejap. “Sial, dia sudah menyiapkan racun di mulutnya,” kata Xiao Tian dengan geram. “Aku tidak menyangka mereka akan begitu setia kepada Wang Chong, hingga rela mati.” Dengan gerakan tangan, tubuh Wang Lee menghilang seolah
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 82

“Makhluk kecil, apakah kau berpikir tubuh ini adalah tempat yang pantas bagimu?” Suara agung dan penuh wibawa menggema di lautan jiwa Xiao Tian. Suara itu begitu dahsyat hingga tubuh jiwa itu gemetar ketakutan. Lalu, di hadapannya muncul sosok raksasa, sebuah makhluk yang sangat menakutkan. Makhluk itu berbentuk naga, namun tubuh dan sayapnya diselimuti oleh api yang berkobar serta petir yang menyambar-nyambar, menciptakan pemandangan mengerikan yang membuat udara seakan bergetar di sekitarnya. Makhluk jiwa yang sebelumnya tampak begitu dominan kini tidak lebih dari seekor tikus got kecil yang ketakutan, terpojok oleh tatapan seekor singa yang siap menerkam. Rasa takut yang luar biasa melingkupi dirinya. “Mengapa ada makhluk menakutkan seperti ini di dalam tubuh seorang manusia? Apakah anak ini sebenarnya perwujudan monster?” Makhluk jiwa itu ambruk di tempatnya, tubuhnya bergetar hebat. Dia sama sekali tidak pernah menduga bahwa tubuh Xiao Tian menyimpan kekuatan yang begitu menaku
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 83

Tanah leluhur Sekte Awan Berkabut benar-benar seindah namanya. Tempat ini terletak di puncak gunung yang melayang di udara, diselimuti oleh lapisan awan tebal yang tampak seperti hiasan alami yang mengelilinginya dengan lembut. Awan-awan tersebut tidak hanya menambah keindahan pemandangan, tetapi juga menciptakan suasana magis, seakan-akan gunung itu berada di antara dimensi lain. Setiap kali seseorang menginjakkan kaki di tanah ini, mereka langsung terpesona oleh pemandangan spektakuler yang menghampar di hadapan mereka, serta energi spiritual yang sangat melimpah di udara. Energi tersebut terasa menyegarkan, seperti aliran angin lembut yang membangkitkan semangat dan menenangkan jiwa. Tanah leluhur ini adalah tempat yang megah dan penuh dengan misteri. Di sekelilingnya, terlihat makhluk-makhluk spiritual berterbangan dengan anggun di langit, masing-masing memancarkan aura kuno dan kekuatan yang luar biasa. Mereka bukan hanya makhluk biasa, tetapi penjaga setia sekte yang telah ada
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 84

Xiao Tian telah keluar dari gua itu, melanjutkan perjalanannya menuju kota Wuyu, tempat di mana ia dilahirkan. Namun, perjalanan menuju kota Wuyu tidaklah dekat. Dinasti Ming, dengan wilayahnya yang jauh lebih luas dibandingkan Dinasti She, membuat perjalanan ini memakan waktu yang tidak singkat. Setelah terbang selama beberapa hari, pandangan Xiao Tian tertuju pada sebuah kampung kecil di bawah sana. Kampung itu tampak sederhana dan sunyi, cocok untuk singgah sejenak dan beristirahat. Ia pun memutuskan untuk turun dan beristirahat di kampung tersebut. Kampung itu tampaknya hanya dihuni oleh orang biasa, tanpa seorang kultivator pun. Namun, dengan kekuatan Mata Langit miliknya, Xiao Tian dapat melihat jauh lebih dalam, menembus apa yang tersembunyi. Bahkan kultivator yang mencoba menyamarkan kultivasinya dan mengubah penampilannya tidak bisa luput dari penglihatannya. Tatapan Xiao Tian tertuju pada seorang pria paruh baya yang tampak sederhana, namun ada sesuatu yang menarik perhat
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 85

Wang Zhen hanya bisa terdiam mendengar keteguhan hati keponakannya. Ia tahu, perjalanan ini bukan hanya soal balas dendam, melainkan perjalanan untuk mengembalikan kehormatan keluarga mereka. Namun, di balik keteguhan itu, tersirat bahaya besar yang mengintai. Wang Zhen sadar, Xiao Tian mungkin akan menghadapi musuh yang lebih besar dan kuat dari yang ia bayangkan. Wang Zhen menggelengkan kepalanya dengan berat hati. “Tuan Muda, bukan maksudku melarangmu membalaskan dendam orang tuamu. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Kekuatan Kerajaan Wang telah berubah drastis. Dulu, mencapai ranah Raja Bela Diri sudah dianggap luar biasa sulit, tapi sekarang, bahkan ranah setengah Kaisar Bela Diri seolah mudah ditembus. Mungkin ini alasan mengapa banyak bawahan setia ayahmu yang akhirnya berkhianat—kultivator mana yang tidak ingin menjadi lebih kuat?” Xiao Tian menyadari kebenaran kata-kata pamannya. Meski Kerajaan Wang pernah menjadi salah satu kekuatan utama di Dinasti Ming, dulunya h
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 86

Tanpa menunggu perintah lebih lanjut, beberapa penjaga meniup terompet besar. Suara terompet itu adalah tanda peringatan bagi seluruh kerajaan bahwa musuh telah menyerang. Kerajaan Wang kini dalam ancaman serius. Namun, sebelum bala bantuan atau para tetua kerajaan tiba, Xiao Tian sudah menerobos masuk ke dalam kota. Gerakannya begitu cepat dan tak terbaca, seperti bayangan gelap yang melayang tanpa suara. Setiap langkahnya membawa kematian. Tanpa sepatah kata pun, dia menghabisi para penjaga dengan dingin. Slash— Slash— Pedang karat misterius di tangan Xiao Tian berkilauan samar saat dia meretas tubuh-tubuh para penjaga menjadi beberapa bagian. Setiap tebasan yang dia lakukan begitu sempurna dan mematikan, tak ada yang bisa melawan. Darah berceceran di sepanjang jalannya. Setelah semua penjaga terbaring tak bernyawa, Xiao Tian mengarahkan pedangnya ke arah gerbang kota yang menjulang tinggi. Baang— Satu tebasan lagi, dan gerbang yang kokoh itu hancur berkeping-keping, terbuka l
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 87

Dengan gerakan yang mantap, Xiao Tian menarik pedang karat misterius dari sarungnya. Pedang itu berkilauan samar di bawah sinar matahari, mengeluarkan aura kebiruan yang berbaur dengan kabut hitam yang mengelilinginya. “Sekarang kau bisa memakan jiwa dan darah sepuasmu! Mari kita bekerjasama,” kata Xiao Tian, berbicara kepada roh artefak pedangnya dengan tenang. Suara roh artefak bergema di dalam pikiran Xiao Tian, “Tuan, kekuatanku terbatas ketika menghadapi kultivator nyata. Aku membutuhkan tubuh fisik untuk bisa menggunakan kekuatan sejatiku. Namun, tidak mungkin aku menggunakan tubuh Tuan sebagai wadah.” Xiao Tian tersenyum tipis. “Tak masalah. Mereka hanya raja bela diri dan setengah Kaisar Bela Diri peringkat dua dan tiga. Jumlah mereka tak penting. Di hadapan kultivator dengan ranah yang jauh lebih tinggi, mereka semua tak lebih dari semut. Sekarang saatnya aku menguji teknik pedang yang kulatih selama lima tahun!” Tubuh Xiao Tian mulai bergetar, mengisi udara di sekitarnya
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 88

Dengan sekejap, Xiao Tian menghentakkan kakinya dan melesat ke arah Jenderal Wang, kecepatan gerakannya begitu mematikan. Dia mengayunkan pedang karat misteriusnya dengan teknik Pedang Tanpa Bayangan yang mengerikan, membuatnya seolah-olah menghilang dari pandangan. Jenderal Wang, yang awalnya meremehkan kekuatan Xiao Tian, tiba-tiba merasakan rasa takut yang tak terduga. Mata Wang melebar saat aura pedang Xiao Tian mendekatinya, menyadari bahwa bocah yang ia anggap remeh itu ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia bayangkan. Klang— Klang— Klang— Pedang Jenderal Wang beradu dengan pedang Xiao Tian, menahan setiap tebasan dengan susah payah. Namun, seiring dengan benturan demi benturan yang terjadi, retakan mulai muncul di pedang Jenderal Wang, memperlihatkan kelemahan yang semakin membesar. Meski tampak seperti pertarungan seimbang, kenyataannya Xiao Tian sedang menyusun rencana lain. Xiao Tian sebenarnya bisa saja membunuh Jenderal Wang saat itu juga. Bukan karena ia ragu ata
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 89

“Hahaha! Sujudlah! Maka aku akan memberitahumu,” ejek pria berjubah hitam itu, tertawa terbahak-bahak seolah mempermainkan perasaan Xiao Tian. “Katakan!” Amarah Xiao Tian semakin meluap, tak dapat lagi ditahan. “Yo, yo, yo, aku takut!” balas orang itu dengan nada merendahkan. “Tenanglah, aku akan memberitahumu agar kamu tidak mati dengan rasa penasaran. Jasad ayahmu sudah habis dimakan oleh anjing pelacak. Wang Chong memberikan jasadnya kepada anjing-anjing kerajaan. Sementara itu, tubuh ibumu… oh, kami menjadikannya hadiah untuk dinikmati. Harus kukatakan, tubuh ibumu memang luar biasa, meskipun sudah mati. Begitu nikmat! Hahaha!” Pria itu sebenarnya berbohong, mengucapkan semua itu hanya untuk membangkitkan kemarahan Xiao Tian. Dia yakin bahwa dalam keadaan marah, Xiao Tian akan mudah dikalahkan. Namun, dia tidak menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal. Setiap kata yang diucapkannya membuat Xiao Tian terperangkap dalam amarah yang tak terbayangkan. “Aku akan membunu
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 90

Setelah kotak itu lenyap, tubuh Xiao Tian juga menghilang tanpa jejak, berteleportasi jutaan mil jauh dari kota Wuyu, meninggalkan keheningan dan kehancuran yang ditinggalkannya. Keberadaannya, seperti angin malam, tak terduga dan tak terlihat, namun dampaknya akan selamanya mengukir sejarah. Xiao Tian muncul di kedalaman hutan, dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan suara alam yang tenang. Ia melangkah menuju sebuah gua yang tersembunyi di antara semak-semak. “Setidaknya di tempat ini, tidak akan ada binatang yang akan memakan jasadnya,” gumamnya dengan nada tegas. Setelah ucapan itu meluncur dari bibirnya, aura api dan petir yang melingkupi tubuhnya perlahan menghilang. Kelelahan melanda, dan dalam sekejap, Xiao Tian tertidur lelap. Di kedalaman jiwanya, terletak sebuah tempat yang disebut dantian—ruang rahasia bagi mereka yang memiliki garis darah khusus. Di sana, tersembunyi seekor binatang raksasa yang dikelilingi oleh api dan petir, menatap Xiao Tian dengan sinar mata yang
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status