Seorang lelaki tua di antara mereka berdiri dan mengamati Xiao Tian dengan penuh kecurigaan. “Anak muda, apakah kamu benar-benar tidak tahu? Berita tentang hilangnya kota Wuyu sedang menjadi perbincangan hangat di seluruh Dinasti Ming. Bukan hanya manusia, bahkan binatang buas pun mengetahuinya.” Suara orang tua itu tegas, tetapi di balik ketegasan itu, tersimpan rasa khawatir, seolah takut jika Xiao Tian adalah perampok yang menyasar kampung mereka. “Aku tidak tahu apa-apa. Aku baru keluar dari hutan setelah tersesat cukup lama, jadi aku ketinggalan berita,” jawab Xiao Tian dengan wajah polos, berusaha meyakinkan mereka. Melihat bahwa Xiao Tian tidak tampak sebagai ancaman, lelaki tua itu mengundangnya untuk duduk dan mulai menceritakan semuanya. Meskipun Xiao Tian telah mendengar kabar tentang keadaan kota Wuyu, ia masih belum mendapatkan gambaran jelas mengenai penyebab kehancurannya. Dalam benaknya, ia berpendapat bahwa mungkin itu adalah bencana alam yang tak terelakkan. Sete
Saat Daniel dan rombongannya bergerak cepat menuju Rumah Suci Naga Emas, mereka tak hanya berpapasan dengan pendekar aliran putih lainnya, tetapi juga bertemu dengan beberapa kenalan lama. Di antara kerumunan pendekar, pandangan Daniel tertuju pada dua sosok yang dikenalinya—Shouxue dan Yi Min. Tidak lama kemudian, rombongan dari Kerajaan Ling yang dipimpin oleh Jenderal Ling juga tiba, menambah kekuatan pasukan yang menuju tujuan yang sama. “Daniel, kita bertemu lagi!” teriak Ling Faizhe dengan suara lantang, menyapanya dengan penuh semangat. Pandangannya kemudian beralih ke dua wanita di sebelah Daniel. “Aku tak menyangka akan melihat Peri Shouxue dan Peri Yi Min di sini. Apakah Sekte utama juga mengirimkan bala bantuan untuk Rumah Suci Naga Emas?” tanyanya dengan nada ramah, meski pertanyaannya lebih bersifat basa-basi. Daniel hanya tersenyum tipis menanggapi sapaan Ling Faizhe, namun di sisi lain, baik Shouxue maupun Yi Min tetap terlihat dingin dan tak banyak bicara. Wajah mere
Aliansi pendekar aliran putih dan netral bergabung dalam satu tujuan, menyingkirkan para pendekar aliran hitam yang menyerang dan membantai Kota Naga Emas. Shouxue, seorang kultivator yang dikenal luas, diberi kepercayaan untuk memimpin para generasi muda dalam aliansi tersebut. Meskipun Daniel memiliki kekuatan yang lebih besar, dia tidak mempermasalahkan hal itu. Baginya, jabatan ketua hanyalah gelar tanpa makna. Dalam dunia kultivasi, kekuatanlah yang menentukan segalanya, bukan status. Saat mereka menelusuri kota, pemandangan mengerikan terbentang di hadapan mereka—pendekar aliran hitam tengah membantai para penduduk tanpa belas kasihan. Darah mengalir di jalanan, dan jeritan korban yang tak berdosa memenuhi udara. Melihat kekejaman itu, naluri Daniel untuk bertindak segera muncul. Ia hendak maju untuk menghentikan pembantaian tersebut, namun langkahnya dihentikan oleh tangan Shouxue yang sigap. "Daniel, jangan gegabah!" ucap Shouxue dengan nada tegas. "Meskipun mereka hanya pe
Yi Min hanya mengangguk, setuju dengan pernyataan Shouxue. Dalam pikirannya, setelah mencapai ranah Raja Beladiri peringkat dua, ia merasa sudah cukup kuat untuk menandingi murid-murid dari Sekte lain, kecuali Tian. Namun kenyataannya, mereka masih kalah jauh, terutama jika dibandingkan dengan Daniel dan yang lainnya. Melihat betapa mudahnya Daniel membunuh Raja Beladiri peringkat empat, Ling Faizhe merasa tertantang. Tanpa berkata apa-apa, ia langsung terbang menuju langit, meninggalkan yang lain di belakang. Dari ketinggian, pandangannya menyapu seluruh medan pertempuran. "Hmph, akhirnya aku punya kesempatan untuk melampiaskan dendam masa lalu. Dulu, aku selalu tak berdaya di hadapan Tetua dari organisasi Tengkorak. Sekarang, saatnya aku membalas perlakuan mereka!" Mata Ling Faizhe menyipit ketika melihat banyak pendekar aliran hitam sedang bertempur melawan pasukan dari Rumah Suci Naga Emas. Ranah para pendekar aliran hitam itu beragam—dari Raja Langit hingga Raja Beladiri denga
“Beri sinyal untuk meminta bantuan. Bocah-bocah ini sangat berbahaya. Aku tidak menyangka ranah mereka sama dengan kita, tapi kekuatan mereka seolah menantang surga, melampaui dua tingkat lebih tinggi dari yang seharusnya!” ucapnya dengan cemas. Rekan sesama Raja Beladiri peringkat lima, yang masih berusaha menstabilkan tubuhnya setelah ledakan energi tadi, mengangguk cepat. Tanpa ragu, ia menembakkan kembang api sinyal ke udara. DUUUUAAAARRRR! Langit segera memerah, sinyal yang biasa digunakan organisasi Tengkorak untuk meminta bala bantuan telah dikirim. Warna merah di angkasa itu menjadi pertanda akan datangnya pasukan tambahan yang segera menyerbu. “Daniel, kita harus segera membunuh mereka sebelum bala bantuan tiba! Kalau mereka datang, kita bisa kewalahan!” teriak Ling Faizhe, penuh kewaspadaan. “Tanpa kamu beritahu, aku sudah tahu itu,” jawab Daniel dengan dingin, bahkan sebelum Ling Faizhe menyelesaikan kata-katanya. Tubuhnya sudah bergerak, secepat angin. Dalam sekejap,
Namun, apa yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa formasi pedang dahsyat yang baru saja mereka saksikan bukanlah teknik dari Sekte Pedang Tertinggi. Itu adalah keterampilan baru, yang diajarkan oleh Xiao Tian kepada Fa Wa untuk dilatih oleh semua anggota Sekte. Bahkan lebih mengejutkan lagi, teknik yang mereka gunakan barulah tingkat dasar—masih ada banyak teknik pedang yang jauh lebih kuat yang belum mereka keluarkan. Reputasi Sekte Pedang Tertinggi terus menggemuruh di medan pertempuran, tetapi hanya sedikit yang tahu bahwa kekuatan mereka masih tersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk muncul ke permukaan. "Sial, bagaimana mungkin aku bisa terdesak oleh Raja Beladiri belaka!" gumam pria itu dengan wajah penuh amarah, sambil dengan cepat membentuk segel tangan. "LUBANG TANPA BATAS!" teriaknya dengan suara menggelegar. Sekejap saja, sebuah kepala tengkorak raksasa, berukuran ratusan meter, muncul di udara. Kepala tengkorak itu membuka mulutnya dengan perlahan. Buuzz
Melihat tubuh Tetua organisasi Tengkorak hancur berkeping-keping, Tetua Ouyang segera menangkupkan tangannya dengan hormat. “Tetua Bingqing, terima kasih atas bantuannya. Tanpa campur tangan Anda, kami tidak tahu nasib buruk apa yang mungkin menimpa kami,” ucapnya dengan penuh kerendahan hati dan kesopanan. Tetua Bingqing menanggapi dengan senyum tipis, senyuman yang begitu anggun dan menawan. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, kecantikan wajahnya masih sanggup menggugah hati siapa pun yang melihatnya. Bahkan aura yang dipancarkannya tampak seolah-olah mampu menghentikan waktu. "Tetua Ouyang terlalu merendah. Sekalipun aku tidak datang tepat waktu, aku yakin kalian masih bisa menghadapinya. Keterampilan pedang yang kalian tunjukkan tadi sangat mengesankan. Jika kalian sudah berada di ranah setengah kaisar beladiri, aku tidak ragu bahwa teknik itu akan jauh lebih dahsyat," kata Bingqing dengan nada memuji. Pujian tersebut mengejutkan banyak orang yang mengenal Tetua Bingqing se
“Kalian kembali ke Istana. Bawa seluruh anjing pelacak dengan jumlah besar, cari jejak sekecil apapun yang ditinggalkan oleh si pembunuh!” Salah satu Tetua tertinggi memberikan perintah kepada para bawahannya. “Siap, Tetua!” jawab para prajurit serempak sebelum segera bergerak, meninggalkan lokasi dengan ketegangan yang semakin memuncak. *** Di Kota Naga Emas, peperangan telah berakhir dengan kemenangan yang gemilang. Harta leluhur Naga Emas, yang menjadi incaran para pendekar aliran hitam, berhasil diselamatkan berkat kerja keras banyak pihak. Meski begitu, salah satu tokoh penting yang turut berjasa dalam keberhasilan ini, Tetua Ouyang, memilih untuk tidak mengikuti kepala Rumah Suci dalam diskusi yang diadakan setelahnya. Meskipun kontribusinya sangat besar, Tetua Ouyang menyadari posisinya. Di hadapan para Tetua dari Sekte-sekte utama, dia merasa bahwa dirinya tidak memiliki tempat untuk berbicara. Kerendahan hatinya adalah cermin dari sikap seorang pendekar sejati, yang lebi
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua