Share

Bab 95

last update Last Updated: 2025-01-14 14:14:29

“Beri sinyal untuk meminta bantuan. Bocah-bocah ini sangat berbahaya. Aku tidak menyangka ranah mereka sama dengan kita, tapi kekuatan mereka seolah menantang surga, melampaui dua tingkat lebih tinggi dari yang seharusnya!” ucapnya dengan cemas.

Rekan sesama Raja Beladiri peringkat lima, yang masih berusaha menstabilkan tubuhnya setelah ledakan energi tadi, mengangguk cepat. Tanpa ragu, ia menembakkan kembang api sinyal ke udara.

DUUUUAAAARRRR!

Langit segera memerah, sinyal yang biasa digunakan organisasi Tengkorak untuk meminta bala bantuan telah dikirim. Warna merah di angkasa itu menjadi pertanda akan datangnya pasukan tambahan yang segera menyerbu.

“Daniel, kita harus segera membunuh mereka sebelum bala bantuan tiba! Kalau mereka datang, kita bisa kewalahan!” teriak Ling Faizhe, penuh kewaspadaan.

“Tanpa kamu beritahu, aku sudah tahu itu,” jawab Daniel dengan dingin, bahkan sebelum Ling Faizhe menyelesaikan kata-katanya. Tubuhnya sudah bergerak, secepat angin.

Dalam sekejap,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 96

    Namun, apa yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa formasi pedang dahsyat yang baru saja mereka saksikan bukanlah teknik dari Sekte Pedang Tertinggi. Itu adalah keterampilan baru, yang diajarkan oleh Xiao Tian kepada Fa Wa untuk dilatih oleh semua anggota Sekte. Bahkan lebih mengejutkan lagi, teknik yang mereka gunakan barulah tingkat dasar—masih ada banyak teknik pedang yang jauh lebih kuat yang belum mereka keluarkan. Reputasi Sekte Pedang Tertinggi terus menggemuruh di medan pertempuran, tetapi hanya sedikit yang tahu bahwa kekuatan mereka masih tersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk muncul ke permukaan. "Sial, bagaimana mungkin aku bisa terdesak oleh Raja Beladiri belaka!" gumam pria itu dengan wajah penuh amarah, sambil dengan cepat membentuk segel tangan. "LUBANG TANPA BATAS!" teriaknya dengan suara menggelegar. Sekejap saja, sebuah kepala tengkorak raksasa, berukuran ratusan meter, muncul di udara. Kepala tengkorak itu membuka mulutnya dengan perlahan. Buuzz

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 97

    Melihat tubuh Tetua organisasi Tengkorak hancur berkeping-keping, Tetua Ouyang segera menangkupkan tangannya dengan hormat. “Tetua Bingqing, terima kasih atas bantuannya. Tanpa campur tangan Anda, kami tidak tahu nasib buruk apa yang mungkin menimpa kami,” ucapnya dengan penuh kerendahan hati dan kesopanan. Tetua Bingqing menanggapi dengan senyum tipis, senyuman yang begitu anggun dan menawan. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, kecantikan wajahnya masih sanggup menggugah hati siapa pun yang melihatnya. Bahkan aura yang dipancarkannya tampak seolah-olah mampu menghentikan waktu. "Tetua Ouyang terlalu merendah. Sekalipun aku tidak datang tepat waktu, aku yakin kalian masih bisa menghadapinya. Keterampilan pedang yang kalian tunjukkan tadi sangat mengesankan. Jika kalian sudah berada di ranah setengah kaisar beladiri, aku tidak ragu bahwa teknik itu akan jauh lebih dahsyat," kata Bingqing dengan nada memuji. Pujian tersebut mengejutkan banyak orang yang mengenal Tetua Bingqing se

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 98

    “Kalian kembali ke Istana. Bawa seluruh anjing pelacak dengan jumlah besar, cari jejak sekecil apapun yang ditinggalkan oleh si pembunuh!” Salah satu Tetua tertinggi memberikan perintah kepada para bawahannya. “Siap, Tetua!” jawab para prajurit serempak sebelum segera bergerak, meninggalkan lokasi dengan ketegangan yang semakin memuncak. *** Di Kota Naga Emas, peperangan telah berakhir dengan kemenangan yang gemilang. Harta leluhur Naga Emas, yang menjadi incaran para pendekar aliran hitam, berhasil diselamatkan berkat kerja keras banyak pihak. Meski begitu, salah satu tokoh penting yang turut berjasa dalam keberhasilan ini, Tetua Ouyang, memilih untuk tidak mengikuti kepala Rumah Suci dalam diskusi yang diadakan setelahnya. Meskipun kontribusinya sangat besar, Tetua Ouyang menyadari posisinya. Di hadapan para Tetua dari Sekte-sekte utama, dia merasa bahwa dirinya tidak memiliki tempat untuk berbicara. Kerendahan hatinya adalah cermin dari sikap seorang pendekar sejati, yang lebi

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 99

    Petualangan Daniel telah dimulai. Dunia di luar sana adalah medan ujian yang sesungguhnya, di mana dia akan dihadapkan pada lawan yang jauh lebih kuat, skema jahat yang lebih rumit, dan misteri yang belum terungkap. Sementara itu, Shouxue dan Yi Min yang berada di Istana Rumah Suci Naga Emas. Mereka sebenarnya ingin mengenal lebih dekat dengan Daniel dan Ling Faizhe. Namun, mereka tidak bisa bertindak seenaknya, peraturan Sekte utama berbeda dengan peraturan Sekte kelas tiga. Mereka benar-benar harus mematuhi peraturan, jika tidak, tidak peduli latar belakang apa yang mereka miliki, pihak Sekte akan mengeluarkannya. *** Daniel melangkah dengan mantap, menapaki jalur yang berliku di antara puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi. Udara pegunungan terasa sejuk, namun di balik kesejukan itu, ada tantangan yang menunggu di setiap langkah. Tujuannya jelas: Dinasti Wei. Meski Dinasti Ming dikenal sebagai yang terkuat, Daniel memiliki keyakinan bahwa Dinasti Wei menyimpan rahasia keku

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 100

    Daniel memegang sebuah pil di tangannya, tanpa menyadari bahwa benda itu jauh lebih berharga daripada yang ia kira. Bahkan jika ia menjelajahi seluruh benua, pil seperti ini takkan pernah ia temukan. Pil kelas enam sudah dianggap sangat langka, namun hanya Xiao Tian yang mampu menyulingnya. Tapi yang kini berada di tangan Daniel bukanlah pil biasa—ini adalah pil tingkat delapan, sesuatu yang takkan dapat dibeli meskipun seseorang memiliki kekayaan sebesar gunung emas. Daniel perlahan duduk bersila, merasakan kegelisahan mulai menjalari dirinya. Dengan hati-hati, ia menelan satu pil, dan tangannya tidak berhenti membuat segel. Begitu pil itu memasuki mulutnya, tubuhnya seketika terasa terbakar, seolah api yang dahsyat mengamuk di dalam dirinya. Energi yang terkandung dalam pil tersebut begitu kuat dan liar, jauh melampaui kemampuannya. “Sial… kenapa energi pil ini begitu besar?” gumamnya, napasnya terengah-engah. Daniel tahu ia tidak boleh panik. Dengan cepat, ia mengingat teknik kul

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 101

    Energi spiritual terus mengalir deras ke dalam tubuh Daniel. Setelah berhasil membuka 12 titik meridiannya, ia kini mampu menyerap energi alam dalam jumlah besar. Dalam tiga hari, Daniel mencapai terobosan yang luar biasa, naik ke peringkat tiga setengah Kaisar Bela Diri. Saat membuka matanya, Daniel merasa seolah-olah tengah berada dalam mimpi. Berkah ini benar-benar tak pernah ia duga. Bangkit berdiri, ia segera menangkupkan kedua tangannya ke arah Vianshi'er. "Vianshi'er, terima kasih banyak atas pil yang kau berikan. Kebaikan ini tak akan pernah kulupakan. Di masa depan, aku pasti akan membalasnya," ucap Daniel dengan penuh ketulusan. Vianshi'er menanggapi dengan nada kesal, "Kamu hanya perlu merebuskan tiga tanaman suciku. Itu sudah cukup. Sekarang cepat lakukan, lukaku semakin parah." Meskipun nada Vianshi'er tajam, Daniel tidak tersinggung. Tanpa membuang waktu, ia segera terbang untuk mengambil air, mengisi kuali hingga penuh. Namun, sesuatu membuatnya terkejut. Meski tel

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 102

    Vianshi'er mendengarkan setiap bisikan yang beredar di sekitarnya, lalu beralih menatap Daniel dengan senyum menggoda. “Jadi, namamu Daniel? Aku tak menyangka kau begitu terkenal. Tapi, menyedihkan rasanya jika seseorang sepertimu dianggap sebagai murid terkuat di Dinasti ini. Andai mereka tahu bahwa murid yang disebut paling berbakat tak mampu mengangkat sebuah kuali, aku penasaran bagaimana reaksi mereka.” Vianshi'er mengangkat dagunya sambil menyentuhnya dengan jari telunjuk, ekspresi menggoda itu membuatnya terlihat lebih memikat. “Vianshi, sudahlah, tak perlu terus menggodaku,” jawab Daniel canggung. “Sekarang, biar kubawa kau ke tempat di mana kau bisa menikmati hidangan paling lezat.” Daniel buru-buru mengajak Vianshi'er ke lantai paling atas. Setelah mereka duduk, pelayan segera datang dan menyerahkan kertas menu. Keringat dingin mulai mengalir di pelipis Daniel ketika Vianshi'er memesan banyak hidangan. Dengan cemas, dia memeriksa kantong penyimpanannya berkali-kali, mema

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 103

    Fa Wa menggeleng, menunjukkan kekhawatirannya. "Tian'er, aku tahu kamu sangat berbakat dan kuat. Namun, kamu baru berada di peringkat pertama. Meski kamu memiliki kekuatan menentang surga, menghadapi begitu banyak musuh sekaligus, terutama mereka yang bukan kultivator biasa, akan sangat sulit. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Yang kuminta hanya, lindungilah Rouxi. Formasi yang kamu maksud mungkin hanya akan menahan mereka sementara, tidak selamanya." Xiao Tian tersenyum tipis, berusaha menenangkan sang Kakek. "Kakek, formasi ini berbeda dari yang pernah kuberikan padamu sebelumnya. Ini adalah formasi sesungguhnya, teknik formasi yang mungkin belum pernah kalian dengar. Selain itu, aku bukan lagi peringkat satu. Sekarang aku sudah menerobos ke peringkat empat. Jadi, tidak perlu khawatir." “Apa?” Para Tetua yang mendengar penjelasan Xiao Tian saling berpandangan, sementara Fa Wa terdiam, antara percaya dan ragu. Ssssttttttttttt — Seluruh ruangan terasa terhenti

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-314

    Houdo masih berusaha melepaskan diri. “Diam… Tenangkan dirimu!”Xiao Tian menyalurkan energinya, menekan Houdo. Setelah dia sadar, dia merasakan rasa sakit yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Tapi, matanya terus tertuju ke depan, dia melihat wanita yang terbaring di tanah dengan pakaian kotor, darah menetes dari setiap bagian tubuhnya yang terluka.“Wei Lan, Lanfeng, kalian jaga Houdo.”“Baik tuan muda Tian…”Xiao Tian berjalan dengan santai menuju ketiga orang anggota klan Huangfu. Melihat Xiao Tian ingin menghadapi mereka, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.“Bocah rendahan. Aku tidak tahu kamu menggunakan mantra apa, hingga peringkat 12 seperti mereka mau mendengarkanmu, dan menjadikanmu ketua kelompok. Sepertinya makhluk alam rendah itu selalu membuat lelucon yang menggelikan!”WHOOSSHH!!!Namun, baru saja dia mengatakan itu, Xiao Tian sudah tiba di hadapannya, pukulannya terlalu cepat, itu berhasil memukul pipi lelaki Kuru.BAANG!!!Dia terlempar, darahnya muncrat, giginya be

  • Kultivator Inti Semesta   CH-313

    Angin gunung berembus sepoi-sepoi, membawa aroma segar dari rerumputan yang membentang luas di hadapan Xiao Tian, Houdo, dan yang lainnya. Setelah melewati pegunungan yang curam dan lembah-lembah berkabut, akhirnya mereka tiba di sebuah dataran hijau yang luas, tempat tanah seolah berdenyut dengan kehidupan. Burung-burung berkicau, bunga-bunga liar bermekaran, dan matahari bersinar lembut di langit biru. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sebentar.Tatkala mereka mendarat, pemandangan pertama yang menyambut mereka bukanlah keindahan alam, melainkan sebuah pemandangan keji yang membuat darah bergejolak.Di tengah padang rumput itu, seorang wanita muda dengan pakaian compang-camping terhuyung-huyung, napasnya tersengal-sengal. Xiao Tian, Houdo, mengenali wanita itu, dia adalah Jianzen, murid dari Rumah Suci Wewangian. Wajahnya yang biasanya bercahaya kini tampak pucat dan kotor, dengan luka-luka di tubuhnya yang berdarah. Pakaiannya yang awalnya putih bersih telah ternoda tanah dan d

  • Kultivator Inti Semesta   CH-312

    Xiao Tian terkejut, dia melupakan pedang karat misterius yang sangat berguna dalam keadaan seperti ini. Monster-monster seperti ini yang dianggap sangat menakutkan adalah makanan terbaik untuk pedang karat misterius.Senyum tipis terbentuk di wajahnya. Benar, dia terlalu terpaku pada kekuatan jiwanya sendiri hingga lupa bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih mengerikan.“Hahaha, roh tua, maaf aku melupakanmu. Namun, apakah kamu benar-benar bisa menghadapi mereka? Jumlahnya tidak sedikit, saat aku memindainya jumlahnya tidak kurang dari 2000, dan semuanya memiliki ranah alam Agung.”“Justru semakin kuat semakin bagus, itu akan lebih mempercepat pemulihan ku.”“Selesaikan dengan cepat, jangan buat aku menonton hal yang membosankan!” Tiba-tiba Leihuo Dashi yang meringkuk dalam dunia dantian Xiao Tian mendengus dingin terhadap roh pedang karat misterius.“Hehe, senior, tenang saja. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.”Obrolan Xiao Tian dan roh pedang karat misterius tidak bisa didengar

  • Kultivator Inti Semesta   CH-311

    Tian sudah terbang, tapi dia melihat Houdo, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun dan Wei Lan masih berdiri melamun."Jangan melamun," suara Tian tiba-tiba terdengar, memecah kebisuan. "Ayo kita bergegas, dan jangan pernah menjauh dariku."Houdo tersentak, napasnya masih berat. Keempat orang lainnya langsung tersadar, meskipun wajah mereka masih sedikit pucat. Mereka mengangguk tanpa berkata apa-apa, lalu mengikuti Tian.Tanpa membuang waktu, Tian melangkah ke udara dan mulai terbang.Namun, baru beberapa meter dari tanah, dia merasakan sesuatu menahannya."Gravitasi…" pikirnya dalam hati.Tempat ini memiliki kekuatan gravitasi yang mengerikan.Dia mencoba terbang lebih tinggi, namun tubuhnya terasa semakin berat. Batasnya hanya sepuluh meter."Kita hanya bisa terbang rendah di sini," katanya tanpa menoleh.Houdo dan yang lainnya juga merasakan hal yang sama. Mereka hanya bisa melayang di udara dengan jarak yang terbatas.Mereka terus bergerak maju, menerobos hutan kelam di area terlarang ini.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-310

    "Pfft… Hahaha! Apa kalian mendengarnya?! Dia bersikap seolah-olah tak terkalahkan!” Tawa Liukun meledak lebih keras dari sebelumnya, membuat yang lain ikut terbahak. Gelombang suara mereka bergema di udara, memantul di antara pepohonan kuno. Beberapa orang bahkan membungkuk sambil menepuk paha mereka, seolah mereka baru saja mendengar lelucon terbaik dalam hidup mereka. "Kau masih bersikap seperti itu, Tian?" Liukun melangkah lebih dekat, ekspresinya penuh ejekan. "Apa kau tidak sadar sedang dikepung oleh 400 orang? Atau mungkin kau masih berpikir bisa keluar hidup-hidup?" Seseorang dari Sekte Guntur Suci menyeringai. "Mungkin dia masih bermimpi. Dia pasti mengira ini adalah kisah kepahlawanan, di mana seorang jenius muda mengalahkan ratusan lawan dan menjadi legenda.” "Hahaha! Sayangnya, ini dunia nyata!" yang lain menyahut, nadanya mengejek. "Dan di dunia nyata, yang lemah akan mati! Tapi wajar jika dia berpikir seperti itu, bagaimanapun dia berasal dari alam bawah, udik seperti

  • Kultivator Inti Semesta   CH-309

    Generasi muda dan generasi tua memasuki pusaran yang sudah disediakan, pusaran itu adalah pintu ke tempat lain.Ketika mereka memasuki pusaran itu, dunia mereka saat ini benar-benar terpisah dari dunia luar.Banyak bangunan berwarna emas yang menjulang tinggi, memancarkan aura era kuno yang sangat pekat, hingga orang-orang sadar, bahwa klan Peri Kuno memang berasal dari era kuno.Generasi muda dikumpulkan dalam satu ruangan besar, begitupun dengan generasi tua. Mereka dipisahkan, klan Peri Kuno sengaja melakukan ini, agar generasi tua tidak bisa berdiskusi dengan generasi muda.Xiao Tian duduk satu meja bersama Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun dan Houdo. Di samping meja mereka, penuh dengan orang-orang lain. Namun, Xiao Tian tidak melihat generasi muda klan Cai, sepertinya mereka menyerah, mendengar peraturan boleh saling membunuh, mereka takut Xiao Tian akan membunuh mereka.**“Nona Xia Meimei, nona Qiancheng, nona Jianzen. Kalian memang secantik rumor yang beredar. Melihat kali

  • Kultivator Inti Semesta   CH-308

    Xiao Tian memasuki sebuah kedai kecil, dia lebih suka di tempat yang sepi.Namun, baru saja dia masuk, dia mendengar sebuah suara ledakkan yang sangat keras.Dia buru-buru keluar lagi dari kedai. Dia melihat orang-orang menjauh dari alun-alun, bahkan ketiga tetua dari klan Peri Kuno juga menjauh.“Fang Dai.”Xiao Tian melihat Fang Dai berdiri di udara, menatap salah satu kapal perang yang baru tiba. Yaitu, klan Yan.Tatapan Fang Dai begitu tajam, siapapun yang melihatnya, jiwa mereka langsung terkoyak, tatapannya mengandung kekuatan yang mengerikan.“Anak-anak kecil, kalian turun, aku tidak ingin melibatkan generasi muda seperti kalian. Tapi untuk para Tetua, kamu tetap tinggal, kamu harus membayar harga di masa lalu!”Para Tetua di kapal perang itu mengenali Fang Dai.“Fang Dai, aku tidak menyangka anjing yang melarikan diri di masa lalu, sekarang berani berteriak di hadapanku!”“Fang Dai, jangan kira karena ketidakhadiran Patriark, kami akan takut.”Dua Tetua langsung melayang kelua

  • Kultivator Inti Semesta   CH-307

    Tian menatap lautan manusia yang sudah tiba lebih dulu, ada juga yang baru tiba sama sepertinya.“Kalian tunggu di alun-alun, aku akan pergi menemui Tetua dari klan Peri Kuno,” ucap Hou Ju.“Aku akan ikut denganmu“ Fang Dai, Jiu Enlai mengikuti Hou Ju.Xiao Tian, Houdo dan yang lainnya turun dari kapal perang.Saat mereka turun, awalnya tidak terjadi apa-apa, tapi detik berikutnya, banyak yang memperhatikan Xiao Tian.“Bukankah itu pemuda yang bernama Tianlo?”“Benar, dari gambar yang beredar, itu sangat mirip dengannya. Terlebih lagi, dia tiba bersama kelompok villa Immortal.”“Oh, jadi itu pemuda yang membunuh Gongsun?” Seorang pemuda yang terlihat cukup menatap Xiao Tian dengan tatapan mengejek.Xiao Tian sedikit terkejut, dia belum lama ini tiba di di Alam Zuwu, siapa sangka namanya sudah dikenal banyak orang.“Houdo…” Xiao Tian menatap Houdo.“Tuan muda Tian, tidak heran namamu terkenal, tidak ada dinding yang kokoh, berita kamu mengalahkan Gongsun pasti sudah menyebar luas, apal

  • Kultivator Inti Semesta   CH-306

    Melihat Xiao Tian bisa mengalahkan 50 monster kelelawar tanpa kesulitan, Houdo dan yang lainnya bersyukur tidak menyinggung Xiao Tian sebelumnya.“Wei Lan, kamu beruntung tidak menjadikannya musuh, orang ini berbeda dengan yang generasi muda yang pernah kita lihat.”“Benar…”Wei Lan mengusap keringat dingin, dia hampir saja menjadikan Xiao Tian musuh di masa lalu.Xiao Tian menyipitkan matanya. Dia baru saja menurunkan pedangnya, napasnya tetap stabil, seolah lima puluh kelelawar raksasa tadi bukan apa-apa. Api di sayap kirinya perlahan mengecil, petir di sayap kanannya meredup. Namun, sebelum ketenangan itu sempat menguasai langit, suara raungan tajam memecah udara.GHOOOOAAARRR!!!Dari balik kabut gunung, sosok binatang raksasa bersayap muncul. Tubuhnya bersisik hitam legam, sayapnya selebar lima puluh meter, ekornya panjang dengan ujung penuh duri logam berkilat. Matanya merah seperti bara yang tertanam di tengkorak. Angin pegunungan seperti terisap masuk ke dalam mulutnya, menci

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status