“Kalian kembali ke Istana. Bawa seluruh anjing pelacak dengan jumlah besar, cari jejak sekecil apapun yang ditinggalkan oleh si pembunuh!” Salah satu Tetua tertinggi memberikan perintah kepada para bawahannya. “Siap, Tetua!” jawab para prajurit serempak sebelum segera bergerak, meninggalkan lokasi dengan ketegangan yang semakin memuncak. *** Di Kota Naga Emas, peperangan telah berakhir dengan kemenangan yang gemilang. Harta leluhur Naga Emas, yang menjadi incaran para pendekar aliran hitam, berhasil diselamatkan berkat kerja keras banyak pihak. Meski begitu, salah satu tokoh penting yang turut berjasa dalam keberhasilan ini, Tetua Ouyang, memilih untuk tidak mengikuti kepala Rumah Suci dalam diskusi yang diadakan setelahnya. Meskipun kontribusinya sangat besar, Tetua Ouyang menyadari posisinya. Di hadapan para Tetua dari Sekte-sekte utama, dia merasa bahwa dirinya tidak memiliki tempat untuk berbicara. Kerendahan hatinya adalah cermin dari sikap seorang pendekar sejati, yang lebi
Petualangan Daniel telah dimulai. Dunia di luar sana adalah medan ujian yang sesungguhnya, di mana dia akan dihadapkan pada lawan yang jauh lebih kuat, skema jahat yang lebih rumit, dan misteri yang belum terungkap. Sementara itu, Shouxue dan Yi Min yang berada di Istana Rumah Suci Naga Emas. Mereka sebenarnya ingin mengenal lebih dekat dengan Daniel dan Ling Faizhe. Namun, mereka tidak bisa bertindak seenaknya, peraturan Sekte utama berbeda dengan peraturan Sekte kelas tiga. Mereka benar-benar harus mematuhi peraturan, jika tidak, tidak peduli latar belakang apa yang mereka miliki, pihak Sekte akan mengeluarkannya. *** Daniel melangkah dengan mantap, menapaki jalur yang berliku di antara puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi. Udara pegunungan terasa sejuk, namun di balik kesejukan itu, ada tantangan yang menunggu di setiap langkah. Tujuannya jelas: Dinasti Wei. Meski Dinasti Ming dikenal sebagai yang terkuat, Daniel memiliki keyakinan bahwa Dinasti Wei menyimpan rahasia keku
Daniel memegang sebuah pil di tangannya, tanpa menyadari bahwa benda itu jauh lebih berharga daripada yang ia kira. Bahkan jika ia menjelajahi seluruh benua, pil seperti ini takkan pernah ia temukan. Pil kelas enam sudah dianggap sangat langka, namun hanya Xiao Tian yang mampu menyulingnya. Tapi yang kini berada di tangan Daniel bukanlah pil biasa—ini adalah pil tingkat delapan, sesuatu yang takkan dapat dibeli meskipun seseorang memiliki kekayaan sebesar gunung emas. Daniel perlahan duduk bersila, merasakan kegelisahan mulai menjalari dirinya. Dengan hati-hati, ia menelan satu pil, dan tangannya tidak berhenti membuat segel. Begitu pil itu memasuki mulutnya, tubuhnya seketika terasa terbakar, seolah api yang dahsyat mengamuk di dalam dirinya. Energi yang terkandung dalam pil tersebut begitu kuat dan liar, jauh melampaui kemampuannya. “Sial… kenapa energi pil ini begitu besar?” gumamnya, napasnya terengah-engah. Daniel tahu ia tidak boleh panik. Dengan cepat, ia mengingat teknik kul
Energi spiritual terus mengalir deras ke dalam tubuh Daniel. Setelah berhasil membuka 12 titik meridiannya, ia kini mampu menyerap energi alam dalam jumlah besar. Dalam tiga hari, Daniel mencapai terobosan yang luar biasa, naik ke peringkat tiga setengah Kaisar Bela Diri. Saat membuka matanya, Daniel merasa seolah-olah tengah berada dalam mimpi. Berkah ini benar-benar tak pernah ia duga. Bangkit berdiri, ia segera menangkupkan kedua tangannya ke arah Vianshi'er. "Vianshi'er, terima kasih banyak atas pil yang kau berikan. Kebaikan ini tak akan pernah kulupakan. Di masa depan, aku pasti akan membalasnya," ucap Daniel dengan penuh ketulusan. Vianshi'er menanggapi dengan nada kesal, "Kamu hanya perlu merebuskan tiga tanaman suciku. Itu sudah cukup. Sekarang cepat lakukan, lukaku semakin parah." Meskipun nada Vianshi'er tajam, Daniel tidak tersinggung. Tanpa membuang waktu, ia segera terbang untuk mengambil air, mengisi kuali hingga penuh. Namun, sesuatu membuatnya terkejut. Meski tel
Vianshi'er mendengarkan setiap bisikan yang beredar di sekitarnya, lalu beralih menatap Daniel dengan senyum menggoda. “Jadi, namamu Daniel? Aku tak menyangka kau begitu terkenal. Tapi, menyedihkan rasanya jika seseorang sepertimu dianggap sebagai murid terkuat di Dinasti ini. Andai mereka tahu bahwa murid yang disebut paling berbakat tak mampu mengangkat sebuah kuali, aku penasaran bagaimana reaksi mereka.” Vianshi'er mengangkat dagunya sambil menyentuhnya dengan jari telunjuk, ekspresi menggoda itu membuatnya terlihat lebih memikat. “Vianshi, sudahlah, tak perlu terus menggodaku,” jawab Daniel canggung. “Sekarang, biar kubawa kau ke tempat di mana kau bisa menikmati hidangan paling lezat.” Daniel buru-buru mengajak Vianshi'er ke lantai paling atas. Setelah mereka duduk, pelayan segera datang dan menyerahkan kertas menu. Keringat dingin mulai mengalir di pelipis Daniel ketika Vianshi'er memesan banyak hidangan. Dengan cemas, dia memeriksa kantong penyimpanannya berkali-kali, mema
Fa Wa menggeleng, menunjukkan kekhawatirannya. "Tian'er, aku tahu kamu sangat berbakat dan kuat. Namun, kamu baru berada di peringkat pertama. Meski kamu memiliki kekuatan menentang surga, menghadapi begitu banyak musuh sekaligus, terutama mereka yang bukan kultivator biasa, akan sangat sulit. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Yang kuminta hanya, lindungilah Rouxi. Formasi yang kamu maksud mungkin hanya akan menahan mereka sementara, tidak selamanya." Xiao Tian tersenyum tipis, berusaha menenangkan sang Kakek. "Kakek, formasi ini berbeda dari yang pernah kuberikan padamu sebelumnya. Ini adalah formasi sesungguhnya, teknik formasi yang mungkin belum pernah kalian dengar. Selain itu, aku bukan lagi peringkat satu. Sekarang aku sudah menerobos ke peringkat empat. Jadi, tidak perlu khawatir." “Apa?” Para Tetua yang mendengar penjelasan Xiao Tian saling berpandangan, sementara Fa Wa terdiam, antara percaya dan ragu. Ssssttttttttttt — Seluruh ruangan terasa terhenti
"Tuan Muda Tian, aku juga akan ikut mencoba," ucap salah satu Tetua, diikuti oleh anggukan setuju dari yang lainnya. Tanpa ragu, mereka mulai menyalurkan energi spiritual ke dalam pedang-pedang mereka, mengisinya dengan kekuatan penuh. Dalam hitungan detik, mereka melemparkan pedang-pedang itu ke arah formasi pelindung yang melingkupi sekte. Buuzz— Buuzz— Suara ringan terdengar saat pedang-pedang itu menyentuh permukaan formasi. Namun, yang terjadi berikutnya benar-benar mengejutkan semua orang. Tidak ada ledakan, bahkan tidak ada riak yang terlihat di permukaan formasi. Hanya satu hal yang mereka saksikan—setiap pedang yang menyentuh formasi pelindung itu langsung meleleh, larut menjadi cairan, seakan tidak pernah ada wujud fisik sebelumnya. Semua yang menyaksikan tertegun. Ratusan pedang pusaka yang mereka kirimkan untuk menyerang formasi hancur dalam sekejap, tanpa perlawanan sedikit pun dari formasi itu. "Benar-benar luar biasa kuat," gumam salah satu Tetua, suaranya dipenuh
Wajah Daniel sedikit memucat mendengar ancaman itu. "Aku mengerti. Aku tidak akan memberitahu siapapun." Vianshi'er hanya mengangguk, lalu mempercepat laju terbangnya, membawa mereka menuju Sekte Pedang Tertinggi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. *** Pasukan Organisasi Tengkorak sudah mendekat, hanya sekitar 500 mil lagi dari Sekte Pedang Tertinggi. Di barisan terdepan, Renyi, pemimpin mereka, tiba-tiba menghentikan langkah pasukannya. Di depan sana, berdiri seorang pemuda yang menghadang jalan mereka. “Siapa sangka aku akan langsung bertemu dengan murid terkuat Sekte Pedang Tertinggi yang begitu legendaris. Tian, akhirnya aku bisa melihatmu secara langsung. Kamu memang luar biasa seperti berita yang beredar. Di usia semuda ini, kamu sudah mencapai setengah Kaisar Bela Diri peringkat empat,” ucap Renyi dengan takjub, walaupun Xiao Tian adalah musuh, Renyi tidak pelit untuk memujinya. Namun, Xiao Tian tidak menanggapi pujian itu. Matanya tajam, penuh keyakinan, dan dia lang
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua