Share

Bab 103

last update Last Updated: 2025-01-15 10:40:36

Fa Wa menggeleng, menunjukkan kekhawatirannya. "Tian'er, aku tahu kamu sangat berbakat dan kuat. Namun, kamu baru berada di peringkat pertama. Meski kamu memiliki kekuatan menentang surga, menghadapi begitu banyak musuh sekaligus, terutama mereka yang bukan kultivator biasa, akan sangat sulit. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Yang kuminta hanya, lindungilah Rouxi. Formasi yang kamu maksud mungkin hanya akan menahan mereka sementara, tidak selamanya."

Xiao Tian tersenyum tipis, berusaha menenangkan sang Kakek. "Kakek, formasi ini berbeda dari yang pernah kuberikan padamu sebelumnya. Ini adalah formasi sesungguhnya, teknik formasi yang mungkin belum pernah kalian dengar. Selain itu, aku bukan lagi peringkat satu. Sekarang aku sudah menerobos ke peringkat empat. Jadi, tidak perlu khawatir."

“Apa?”

Para Tetua yang mendengar penjelasan Xiao Tian saling berpandangan, sementara Fa Wa terdiam, antara percaya dan ragu.

Ssssttttttttttt —

Seluruh ruangan terasa terhenti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 104

    "Tuan Muda Tian, aku juga akan ikut mencoba," ucap salah satu Tetua, diikuti oleh anggukan setuju dari yang lainnya. Tanpa ragu, mereka mulai menyalurkan energi spiritual ke dalam pedang-pedang mereka, mengisinya dengan kekuatan penuh. Dalam hitungan detik, mereka melemparkan pedang-pedang itu ke arah formasi pelindung yang melingkupi sekte. Buuzz— Buuzz— Suara ringan terdengar saat pedang-pedang itu menyentuh permukaan formasi. Namun, yang terjadi berikutnya benar-benar mengejutkan semua orang. Tidak ada ledakan, bahkan tidak ada riak yang terlihat di permukaan formasi. Hanya satu hal yang mereka saksikan—setiap pedang yang menyentuh formasi pelindung itu langsung meleleh, larut menjadi cairan, seakan tidak pernah ada wujud fisik sebelumnya. Semua yang menyaksikan tertegun. Ratusan pedang pusaka yang mereka kirimkan untuk menyerang formasi hancur dalam sekejap, tanpa perlawanan sedikit pun dari formasi itu. "Benar-benar luar biasa kuat," gumam salah satu Tetua, suaranya dipenuh

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 105

    Wajah Daniel sedikit memucat mendengar ancaman itu. "Aku mengerti. Aku tidak akan memberitahu siapapun." Vianshi'er hanya mengangguk, lalu mempercepat laju terbangnya, membawa mereka menuju Sekte Pedang Tertinggi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. *** Pasukan Organisasi Tengkorak sudah mendekat, hanya sekitar 500 mil lagi dari Sekte Pedang Tertinggi. Di barisan terdepan, Renyi, pemimpin mereka, tiba-tiba menghentikan langkah pasukannya. Di depan sana, berdiri seorang pemuda yang menghadang jalan mereka. “Siapa sangka aku akan langsung bertemu dengan murid terkuat Sekte Pedang Tertinggi yang begitu legendaris. Tian, akhirnya aku bisa melihatmu secara langsung. Kamu memang luar biasa seperti berita yang beredar. Di usia semuda ini, kamu sudah mencapai setengah Kaisar Bela Diri peringkat empat,” ucap Renyi dengan takjub, walaupun Xiao Tian adalah musuh, Renyi tidak pelit untuk memujinya. Namun, Xiao Tian tidak menanggapi pujian itu. Matanya tajam, penuh keyakinan, dan dia lang

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 106

    Namun, pemandangan mengerikan puluhan ribu mayat yang berserakan di medan pertempuran membuat hati mereka bergetar. Meskipun mereka berada di pihak Xiao Tian, para Tetua tak bisa menyembunyikan rasa ngeri yang melanda. “Tuan Muda Tian benar-benar telah membuktikan ucapannya,” gumam salah satu Tetua dengan suara bergetar. “Dengan kekuatannya yang luar biasa, dia mampu menaklukkan pasukan organisasi Tengkorak sendirian, seolah itu bukan hal yang sulit baginya.” *** Renyi terbatuk keras, semburan darah keluar dari mulutnya tanpa henti. Rasa sakit yang tajam menusuk tubuhnya, setiap tulang terasa retak akibat benturan dahsyat barusan. Tak menyangka bahwa hanya satu serangan dari Xiao Tian telah membuatnya begitu terluka, Renyi menyeka darah di wajahnya sambil menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. "Bocah, kalau kau ingin membunuhku, aku akan menyeretmu bersamaku ke neraka!" teriaknya dengan tekad yang membara. Tanpa ragu, Renyi mengeluarkan dua pil dari kantong penyimpanan—satu

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 107

    Setelah mengumpulkan mayat-mayat dari organisasi Tengkorak, Xiao Tian menghampiri Daniel. Tatapannya segera jatuh pada Vianshi'er, yang berdiri di samping Daniel. Sorot dingin di matanya mencerminkan ketidaksukaannya ketika seseorang berani mencoba mengamati tubuhnya secara sembunyi-sembunyi. "Daniel, siapa wanita ini?" tanya Xiao Tian tanpa basa-basi, nadanya tegas dan tak ramah. Daniel, yang merasa suasana menjadi tegang, segera menjawab dengan terburu-buru, "Tuan Muda Tian, ini temanku, Vianshi'er. Dia adalah dermawanku." Xiao Tian memperhatikan Daniel lebih seksama, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ekspresi terkejut muncul di wajahnya. "Ranahmu...?" Daniel yang dulunya memiliki kekuatan lebih rendah, kini berada di peringkat tiga setengah Kaisar Bela Diri. Hal ini benar-benar mengejutkan Xiao Tian, yang biasanya sangat sulit dibuat terkesima. “Tuan Muda, semua ini berkat bantuan Vianshi'er. Dia memberiku sumber daya yang sangat berharga, sehingga aku bisa menc

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 108

    Saat tanaman-tanaman itu mulai meleleh di dalam tungku, Xiao Tian tetap tenang, tangannya bergerak dengan kecepatan dan presisi yang tak tertandingi. Dia terus membentuk segel-segel tangan, mengarahkan kekuatan jiwanya yang kuat ke dalam tungku. Energi spiritual yang dia lepaskan meresap ke setiap bagian tanaman, memisahkan kotoran dari esensi murninya. Asap tipis mulai mengepul dari tungku, membawa serta aroma obat yang kuat dan menyegarkan. Aroma itu dengan cepat menyebar keluar dari kediaman Xiao Tian, memenuhi seluruh area sekitarnya. Para murid yang sedang berlatih di halaman Sekte tiba-tiba terhenti, terpesona oleh aroma yang mereka hirup. “Dari mana aroma obat ini berasal?” salah satu murid bertanya, matanya melebar penuh rasa takjub. "Tenaga dalamku tiba-tiba terasa meransang, seolah-olah siap untuk menerobos ke ranah berikutnya." Para murid lain yang berada di halaman juga merasakan hal yang sama. Mereka berdiri dalam keheningan, menyadari bahwa hanya dengan mencium aroma

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 109

    Ketika Xiao Tian tiba di kediaman Ziyan Rouxi, dia melihat Vianshi'er dan Daniel sudah menunggunya di halaman. "Kalian sudah di sini?" tanyanya dengan nada penasaran. "Tuan Muda, Vianshi mengatakan bahwa kau akan datang ke sini, jadi aku memutuskan untuk menunggumu," jawab Daniel ramah, sambil memberikan senyuman. Meskipun Xiao Tian tampak tenang, pikirannya masih dipenuhi rasa penasaran tentang identitas Vianshi'er. Hingga saat ini, dia belum bisa menebak ranah kekuatan wanita itu. "Kalian menungguku di sini, ada keperluan yang ingin dibicarakan?" Sebelum Daniel sempat menjawab, Vianshi'er angkat bicara lebih dulu. "Aku hanya ingin berjalan-jalan. Terus berada di dalam ruangan terlalu membosankan. Selain itu, aku penasaran dengan kakakmu, Ziyan Rouxi. Dia tidak pernah keluar dari kediamannya meski banyak kejadian besar terjadi di luar. Aku ingin tahu apa yang sedang dia kerjakan." Xiao Tian tersenyum tipis, namun ada sedikit ketegangan di balik tatapannya. Tanpa mengucapkan s

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 110

    “Kamu tidak perlu takut. Selama kamu tidak berulah, segel ini tidak akan aktif. Namun, jika kamu mengulangi kesalahanmu, tubuhmu akan hancur, dan kamu akan lenyap dari muka bumi untuk selamanya,” tegas Vianshi'er, suaranya memancarkan otoritas yang tak bisa ditentang. Roh artefak pedang mawar neraka terengah-engah, terperangkap dalam ketakutan. Ia tidak menyangka harus menghadapi situasi yang mengerikan seperti ini. Dalam hatinya, dia bergumam, “Dari mana monster kecil ini datang? Aku tidak menyangka Sekte Pedang Tertinggi akan kedatangan orang seperti dia. Benar-benar apes! Seandainya aku bisa memulihkan 50% kekuatanku, tak mungkin gadis ini bisa menyegel jiwaku dengan segel kehancuran.” “Nona, aku berjanji tidak akan mengulangi tindakan itu lagi,” katanya dengan nada penuh penyesalan, berusaha merayu untuk meyakinkan Vianshi'er. “Bagus,” jawab Vianshi'er sambil mengangguk puas, matanya masih menatap tajam pada pedang mawar neraka. “Jangan sia-siakan kesempatan ini. Aku memberi ta

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 111

    “Pemimpin, mereka semuanya mati, tidak satupun yang tersisa. Aku tadinya ingin meminta bantuan Tetua Renyi untuk membantu pasukan yang menyerang Sekte Awan Berkabut. Kekuatan Sekte Awan Berkabut jauh lebih kuat daripada yang diperkirakan. Aku yakin Tetua Renyi sudah meluluhlantakkan Sekte Pedang Tertinggi, bagaimanapun itu hanya Sekte kelas tiga. Namun, setiba aku di sana, aku melihat mayat yang ditumpuk dalam lubang setinggi gunung, dan semua mayat itu adalah anggota kita, bahkan Tetua Renyi ada diantara mereka.” Baang— Suara keras itu menggema di dalam Aula Utama organisasi Tengkorak ketika pemimpin mereka, seorang pria paruh baya dengan aura menakutkan, membanting meja di hadapannya. Meja tersebut seketika hancur menjadi abu, mencerminkan kemarahan yang membara di dalam dirinya. “Sepertinya Sekte Pedang Tertinggi sudah tidak ingin berada lagi di muka bumi ini, makanya berani membantai anggota organisasi ku," ucapnya dengan nada dingin. “Aku ingin melihat seberapa jauh sekte kela

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-422

    Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber

  • Kultivator Inti Semesta   CH-421

    Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-420

    Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m

  • Kultivator Inti Semesta   CH-419

    Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian

  • Kultivator Inti Semesta   CH-418

    Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-417

    Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-416

    Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-415

    Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c

  • Kultivator Inti Semesta   CH-414

    Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status