Share

Bab 111

last update Last Updated: 2025-01-15 13:18:09

“Pemimpin, mereka semuanya mati, tidak satupun yang tersisa. Aku tadinya ingin meminta bantuan Tetua Renyi untuk membantu pasukan yang menyerang Sekte Awan Berkabut. Kekuatan Sekte Awan Berkabut jauh lebih kuat daripada yang diperkirakan. Aku yakin Tetua Renyi sudah meluluhlantakkan Sekte Pedang Tertinggi, bagaimanapun itu hanya Sekte kelas tiga. Namun, setiba aku di sana, aku melihat mayat yang ditumpuk dalam lubang setinggi gunung, dan semua mayat itu adalah anggota kita, bahkan Tetua Renyi ada diantara mereka.”

Baang—

Suara keras itu menggema di dalam Aula Utama organisasi Tengkorak ketika pemimpin mereka, seorang pria paruh baya dengan aura menakutkan, membanting meja di hadapannya. Meja tersebut seketika hancur menjadi abu, mencerminkan kemarahan yang membara di dalam dirinya.

“Sepertinya Sekte Pedang Tertinggi sudah tidak ingin berada lagi di muka bumi ini, makanya berani membantai anggota organisasi ku," ucapnya dengan nada dingin. “Aku ingin melihat seberapa jauh sekte kela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 112

    "Kau ini seperti baru mengenalnya. Sejak dulu, Tian selalu pandai menyembunyikan kultivasinya. Saat dia mengikuti kompetisi, tidak ada yang tahu pasti seberapa kuat dia. Tidak perlu lagi mempertanyakan ranahnya. Yang jelas, Tian sangatlah kuat. Bahkan, kabarnya dia bisa menghabisi seluruh pasukan Tengkorak sendirian. Meskipun aku tak tahu apakah itu benar atau hanya rumor untuk menaikkan namanya," sahut prajurit lainnya. Para prajurit Dinasti She terus berbicara tentang Xiao Tian. Namun, Tian tak memedulikan semua obrolan mereka, baik mereka percaya bahwa dialah yang membantai pasukan Tengkorak atau tidak. Bagi Tian, omongan itu tak lebih dari angin lalu. Fokusnya hanya satu: meningkatkan kekuatannya dan menjaga Sekte Pedang Tertinggi, rumah yang ia lindungi. Saat memasuki Aula Utama, percakapan antara Fa Wa dan tetua dari Kekaisaran She pun terhenti. Pandangan serius dari tetua itu segera beralih pada Xiao Tian. "Senior Fa Wa, kau benar-benar beruntung memiliki cucu sehebat dia. Ak

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 113

    Mendengar kata-kata Xiao Tian, Fa Wa menahan amarahnya, meski matanya tetap menatap tajam ke arah Yunrie. Pandangannya seolah-olah bisa menembus jiwa Yunrie. "Apakah yang kau katakan benar?" tanyanya dengan suara berat karena tegang. "Patriark, mana mungkin aku berani berbohong? Klan Lu ternyata adalah bagian dari Gagak Darah, yang merupakan cabang dari organisasi Tengkorak," ujar Yunrie dengan nada serius. Daniel, yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, mengerutkan kening. Ia mengenali Klan Lu, sebuah klan yang berada di bawah naungan Sekte Pedang Tertinggi. Putra patriark mereka, Lu Xuan, juga berlatih di sani. Lu Xuan adalah lawannya di final kompetisi mencari bakat tertinggi di Sekte pada masa lalu. "Pantas saja ketika kami dalam perjalanan menuju kekaisaran, waktu itu dihentikan oleh beberapa orang bertopeng dengan ukiran burung gagak merah. Ternyata itu ulah Klan Lu. Mereka ingin membunuhku karena aku mengalahkan Lu Xuan," gumam Daniel pelan, lebih kepada dirinya sendi

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 114

    Xiao Tian dan yang lainnya menghadang pasukan organisasi Tengkorak yang dipimpin oleh Giolin dan Ghuali. Mereka berdiri anggun di udara, menatap She Xongjan dengan tatapan tajam. Giolin tidak menghiraukan keberadaan Xiao Tian, Ziyan Rouxi, dan Daniel, menganggap mereka hanya sekumpulan bocah ingusan. "She Xongjan, Fa Wa," seru Giolin dengan nada merendahkan. "Apakah kalian tidak malu mengirim seorang anak kecil untuk menghadang kami di garis depan?" She Xongjan mendengus dingin, tidak terpengaruh oleh ejekan itu. "Awalnya, aku tidak percaya bahwa kamu yang memimpin pasukan ini. Namun, setelah melihatmu secara langsung, ternyata berita itu benar. Giolin, mengapa kamu keluar dari tempat persembunyianmu? Lebih baik kamu tetap bersembunyi dan berpura-pura mati daripada keluar dan menghadapi kematian yang sebenarnya." Giolin tertawa terbahak-bahak, seolah mendengar lelucon yang sangat lucu. "Hahahaha! She Xongjan, jika yang berbicara adalah Kaisar She, mungkin aku masih bisa memakluminy

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 115

    Fa Wa menatap seluruh Tetua Sekte Pedang Tertinggi dengan mata penuh semangat. “Ayo, kita tunjukkan kehebatan Sekte Pedang Tertinggi! Susun formasi pedang!” Mendengar perintah itu, para Tetua Sekte Pedang Tertinggi segera terbang, mengambil posisi masing-masing di langit. Mereka mengangkat pedang mereka tinggi-tinggi dan berseru dengan suara lantang, “Formasi pedang tingkat pertama, aktifkan!” Secepat kilat, sebuah pola formasi terbentuk di udara, memancarkan cahaya yang memukau. Dari pola itu, ribuan pedang berkilau muncul, siap menyerang dengan ketepatan yang mematikan. Namun, Fa Wa tidak terburu-buru untuk menyerang. Dia melanjutkan dengan mengaktifkan formasi tahap kedua, diikuti oleh formasi tahap ketiga, menciptakan kekuatan yang lebih besar. Sementara itu, She Xongjan, yang sedang terlibat pertarungan sengit melawan Tetua organisasi Tengkorak, terhenti sejenak. Dia menatap ke arah langit, di mana sebuah pedang raksasa berdiri tegak, dikelilingi ribuan pedang kecil yang berpu

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 116

    Mata Giolin dipenuhi kebencian, dia menghentikan tubuhnya yang terguling. Tekadnya kuat tak terbendung melintas di netranya. "Bocah, aku akan membuatmu merasakan rasa sakit ratusan kali lipat dari yang aku rasakan!" Boom— Tiba-tiba, aura yang sangat kuat meledak dari tubuh Giolin. Sebuah gas putih pucat mulai berkumpul di belakangnya, membentuk bayangan yang terlihat seperti seekor harimau buas yang mengaum seakan bangkit dari kedalaman kegelapan. Gas tersebut bergerak cepat, menyatu dalam tubuh Giolin, dan dalam sekejap, kekuatan melesat naik. Hummm— Aura Giolin menggelegar, meningkat dari peringkat delapan setengah kaisar beladiri menjadi peringkat sembilan. Tekanan yang ia pancarkan kini jauh lebih besar, membuat tanah di sekitarnya bergetar. Giolin berdiri dengan tubuhnya yang terpenuhi kekuatan, dia memandang Xiao Tian dengan tatapan penuh dendam. Merasakan peningkatan aura Giolin, bukan Xiao Tian yang terkejut, melainkan She Xongjan. “Ini tidak mungkin,” gumam She Xongjan d

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 117

    "Kau berani menyakiti kakakku? Kematianmu sudah tidak bisa dihindari!" Suara Xiao Tian terdengar dingin dan penuh kemarahan. Setelah berkata demikian, tubuhnya langsung menghilang dari pandangan, dan dalam sekejap ia telah berdiri di hadapan Ghuali. "Sangat cepat!" seru Ghuali, matanya terbelalak dalam kekagetan. Kecepatan Xiao Tian benar-benar di luar dugaan. Meski ketakutan menyelimuti dirinya, Ghuali tidak tinggal diam. Ia segera mengumpulkan keberaniannya, menekan rasa takut yang mengguncang jiwanya, lalu mengayunkan pedang ke arah Xiao Tian. Namun, sebelum pedang itu mencapai sasarannya, tangan Xiao Tian sudah menangkapnya dengan mudah. Buzz— Kraak— Dari telapak tangan Xiao Tian, semburan api yang panas menyala keluar, langsung melelehkan pedang Ghuali menjadi abu. Api itu tidak berhenti di situ, dalam sekejap, kobaran tersebut melahap tubuh Ghuali dengan ganas. Ghuali berusaha melarikan diri, namun jaraknya yang terlalu dekat dengan Xiao Tian hingga membuatnya tak berdaya

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 118

    Setiap kata yang keluar dari mulutnya, meskipun diucapkan pelan, tenang, tanpa ekspresi, namun itu mengandung kekuatan penindas yang sangat dahsyat. Xiao Tian bukan lagi pemuda biasa, dia telah menjadi penentu nasib Giolin. Xiao Tian mengangkat tangannya dengan tenang, membiarkan Giolin menyaksikan pemandangan yang benar-benar mengerikan. Dia tidak langsung membunuh Giolin, tetapi memberikan hukuman yang lebih menakutkan. Setiap anggota Organisasi Tengkorak yang tersisa terjerat oleh petir emas yang membelit tubuh mereka, membuat mereka terangkat perlahan ke udara. Ketika mereka sudah berada di ketinggian tertentu, Xiao Tian menggenggam tangannya dengan kekuatan penuh. Baang— Baang— Baang— Tubuh-tubuh anggota Organisasi Tengkorak meledak satu per satu, seperti petasan yang meledak di udara, berubah menjadi kabut darah yang berserakan di langit. Pemandangan mengerikan itu tidak hanya membuat Giolin ketakutan luar biasa, tetapi juga menimbulkan kengerian di hati semua yang menyaks

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 119

    “Heh,” Vianshi'er mendengus, jijik dengan nada suara She Xongjan. “Aku tak tahu konsekuensi apa yang bisa menimpaku, tapi aku tahu pasti apa yang akan terjadi pada Kekaisaranmu jika berani membuatku tidak senang.” Wajah Vianshi'er yang dingin memancarkan aura yang menekan, membuat suasana di sekitarnya terasa berat. Angin seolah berhenti berhembus, dan segenap pasukan Kekaisaran She merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Mata Vianshi'er penuh dengan kesombongan, dan setiap gerakannya seolah mengisyaratkan bahwa ia tidak mengangg siapa pun di tempat itu sebagai ancaman. Bagi Vianshi'er, Kekaisaran She hanyalah kekuatan kecil. Whoosh— Vianshi'er membalikkan tubuhnya dengan gerakan anggun, namun tatapannya tajam dan menusuk. Saat mata dinginnya menatap langsung ke arah She Xongjan, pria itu merasa seolah dirinya terjatuh ke dalam gletser es yang tak berujung. Udara di sekitarnya terasa begitu beku, membungkus tubuhnya dalam kedinginan yang mematikan. Seluruh tubuhnya kaku,

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-320

    Bumi Bergetar. Langit Bergetar. Mereka langsung membagi kelompok untuk menyerang.Xiao Tian dikelilingi oleh ratusan orang.Tebasan pedang, tusukan tombak, dan hantaman tinju berdatangan dari segala arah, namun setiap serangan yang mengarah kepadanya gagal mengenai tubuhnya.Gerakannya bagai hantu.Langkah kakinya begitu cepat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit disentuh.Sekali ia mengayunkan telapak tangannya, puluhan orang langsung terhempas seperti daun kering di tengah badai.Namun, bagaimanapun juga, jumlah mereka terlalu banyak.Bahkan dengan kekuatan luar biasa yang ia miliki, menghadapi ribuan orang bukanlah perkara mudah.Sementara itu, di sisi lain medan pertempuran, Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun tengah bertarung mati-matian.Tapi mereka mulai kelelahan walaupun pertarungan baru dimulai.Houdo mengayunkan palu besarnya, menghancurkan tubuh dua orang dalam sekali serangan. Napasnya memburu, keringat bercucuran di dahinya. Darah segar menetes dari lenganny

  • Kultivator Inti Semesta   CH-319

    Perjalanan menuju Danau Abadi yang awalnya damai tiba-tiba berubah mencekam.Udara mendadak terasa berat, tekanan luar biasa menyelimuti mereka.Xiao Tian berhenti melangkah. Begitu pula dengan Houdo, Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun. Tatapan mereka beralih ke sekeliling, melihat siluet manusia yang terus bermunculan dari segala arah.Di depan, di belakang, di kiri, di kanan, ribuan orang telah mengepung mereka.Dari pakaian dan lambang di dada mereka, jelas bahwa ini adalah kumpulan dari berbagai Sekte dan Klan terkemuka di Alam Zuwu.Xiao Tian tidak terkejut. Sebaliknya, ekspresinya tetap tenang, seolah-olah ribuan orang itu hanyalah sekumpulan semut yang menghalangi jalannya.Langkah kaki menggema. Dari kerumunan, seorang pria bertubuh tegap dengan mata penuh keangkuhan melangkah maju.“Tian, akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama mencarimu.”Suara berat itu milik Bo Fu dari Villa Senjata, sosok terkuat di antara ribuan orang yang berkumpul di sini. Dia adalah peringk

  • Kultivator Inti Semesta   CH-318

    Hutan terasa lebih teduh saat Xiao Tian dan Qiancheng berjalan kembali ke tempat kelompoknya berkumpul. Aroma dedaunan yang mengering bercampur dengan udara siang yang sejuk, sementara cahaya matahari yang menembus celah pepohonan menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di tanah.Qiancheng berjalan di belakang Xiao Tian dengan ekspresi datar, tetapi dalam hatinya ada pergolakan yang sulit ia jelaskan. Seumur hidupnya, ia tidak pernah berpikir akan mengalami hal seperti ini. Xiao Tian, pria yang baru saja ia benci dengan sepenuh hati, sekarang malah membuat hatinya terasa aneh.Namun, sebelum ia bisa memahami lebih jauh perasaan ini, suara langkah kaki yang ramai terdengar dari kejauhan."Tuan muda Tian!"Begitu mereka tiba di tempat istirahat kelompoknya, beberapa orang langsung menghampiri. Houdo, dengan tubuh kekarnya, berjalan paling depan, diikuti oleh Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, dan Jiangkun."Tuan muda Tian, ke mana saja?" tanya Wei Lan, ekspresinya terlihat khawatir sebelum

  • Kultivator Inti Semesta   CH-317

    Sisa pertarungan mereka masih terasa di udara. Debu-debu halus melayang setelah pertarungan panjang yang berakhir dengan satu pihak sepenuhnya dikalahkan. Qiancheng, menatap Xiao Tian dengan tatapan enggan menerima kekalahan.Namun, tidak peduli seberapa besar tekadnya, ia tidak bisa bergerak. Auranya tertekan oleh kekuatan Xiao Tian yang luar biasa, membuat tubuhnya seakan terkunci di tempat.Ia menggertakkan giginya. "Bajingan! Lepaskan aku sekarang juga!"Pemuda itu hanya meliriknya dengan tatapan santai sebelum berkata, “Sekarang, tunggu aku mandi dulu.”Qiancheng mengedipkan mata. Sesaat, ia tidak bisa memproses apa yang baru saja didengarnya."APA?!"Xiao Tian tidak menjawab lagi. Dengan langkah santai, ia berjalan meninggalkan Qiancheng menuju danau, membiarkan gadis itu berdiri dengan wajah merah padam antara amarah dan keterkejutan.Airnya danau begitu jernih walaupun sudah berkali-kali tercemarkan akibat pertarungan. hingga dasar yang dipenuhi bebatuan halus terlihat jelas.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-316

    Xiao Tian terkapar di tepi danau, tubuhnya setengah basah, wajahnya sedikit memar akibat hantaman terakhir Qiancheng. Wanita itu masih berdiri di hadapannya dengan tatapan seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya. Napasnya memburu, matanya menyala penuh amarah.“KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN HIDUP TENANG SETELAH INI!!” bentaknya.Xiao Tian buru-buru bangkit dan mengangkat kedua tangannya. “Hei, hei! Kita bisa bicara baik-baik! Aku benar-benar tidak sengaja melihatmu! Aku juga kena sial di sini, tahu?!”“DIAM!!”WHOOOSH!Qiancheng menyerang lagi. Tangannya menyapu ke arah Xiao Tian dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti kilat. Kali ini, Xiao Tian mulai kesal. Ia bisa menerima kesalahannya karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya, tapi kalau dihajar terus begini, ini sudah keterlaluan!Ketika pukulan Qiancheng hampir mengenai wajahnya, refleks Xiao Tian akhirnya muncul.BAGH!Dengan satu gerakan cepat, ia menangkis serangan itu! Qiancheng terkejut sesaat, tapi justru semakin

  • Kultivator Inti Semesta   CH-315

    Xiao Tian mendekati Jianzen, di sampingnya ada Houdo yang terus memperhatikannya dengan wajah khawatir.Saat Jianzen membuka matanya. Houdo langsung memberikan banyak pertanyaan. “Bagaimana keadaanmu? Apakah masih ada perasaan tidak nyaman? Apakah kamu baik-baik saja? Apakah lukamu sudah membaik?” Berbagai pertanyaan lain dia katakan dalam satu nafas.“Bodoh, berisik. Jika kamu terus bicara, lukaku bisa kembali memburuk!” ucap Jianzen dengan mata melotot.Tapi, walaupun dia bersikap seperti itu, ada kelembutan yang tersimpan dalam wajahnya untuk Houdo. Jianzen berdiri, dia membungkuk terhadap Xiao Tian. “Tuan muda Tian, terima kasih telah menyelamatkan ku. Jika tidak, mungkin nyawaku sudah menghilang, dan aku…” Jianzen tidak bisa membayangkan jika dirinya ternoda oleh para bajingan klan Huangfu.“Tidak perlu mengatakan itu. Lagipula aku memiliki masalah pribadi dengan klan Huangfu itu. Namun, seharusnya kamu tidak sendirian. Dimana wanita yang bersamamu waktu itu?” tanya Xiao Tian.

  • Kultivator Inti Semesta   CH-314

    Houdo masih berusaha melepaskan diri. “Diam… Tenangkan dirimu!”Xiao Tian menyalurkan energinya, menekan Houdo. Setelah dia sadar, dia merasakan rasa sakit yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Tapi, matanya terus tertuju ke depan, dia melihat wanita yang terbaring di tanah dengan pakaian kotor, darah menetes dari setiap bagian tubuhnya yang terluka.“Wei Lan, Lanfeng, kalian jaga Houdo.”“Baik tuan muda Tian…”Xiao Tian berjalan dengan santai menuju ketiga orang anggota klan Huangfu. Melihat Xiao Tian ingin menghadapi mereka, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.“Bocah rendahan. Aku tidak tahu kamu menggunakan mantra apa, hingga peringkat 12 seperti mereka mau mendengarkanmu, dan menjadikanmu ketua kelompok. Sepertinya makhluk alam rendah itu selalu membuat lelucon yang menggelikan!”WHOOSSHH!!!Namun, baru saja dia mengatakan itu, Xiao Tian sudah tiba di hadapannya, pukulannya terlalu cepat, itu berhasil memukul pipi lelaki Kuru.BAANG!!!Dia terlempar, darahnya muncrat, giginya be

  • Kultivator Inti Semesta   CH-313

    Angin gunung berembus sepoi-sepoi, membawa aroma segar dari rerumputan yang membentang luas di hadapan Xiao Tian, Houdo, dan yang lainnya. Setelah melewati pegunungan yang curam dan lembah-lembah berkabut, akhirnya mereka tiba di sebuah dataran hijau yang luas, tempat tanah seolah berdenyut dengan kehidupan. Burung-burung berkicau, bunga-bunga liar bermekaran, dan matahari bersinar lembut di langit biru. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sebentar.Tatkala mereka mendarat, pemandangan pertama yang menyambut mereka bukanlah keindahan alam, melainkan sebuah pemandangan keji yang membuat darah bergejolak.Di tengah padang rumput itu, seorang wanita muda dengan pakaian compang-camping terhuyung-huyung, napasnya tersengal-sengal. Xiao Tian, Houdo, mengenali wanita itu, dia adalah Jianzen, murid dari Rumah Suci Wewangian. Wajahnya yang biasanya bercahaya kini tampak pucat dan kotor, dengan luka-luka di tubuhnya yang berdarah. Pakaiannya yang awalnya putih bersih telah ternoda tanah dan d

  • Kultivator Inti Semesta   CH-312

    Xiao Tian terkejut, dia melupakan pedang karat misterius yang sangat berguna dalam keadaan seperti ini. Monster-monster seperti ini yang dianggap sangat menakutkan adalah makanan terbaik untuk pedang karat misterius.Senyum tipis terbentuk di wajahnya. Benar, dia terlalu terpaku pada kekuatan jiwanya sendiri hingga lupa bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih mengerikan.“Hahaha, roh tua, maaf aku melupakanmu. Namun, apakah kamu benar-benar bisa menghadapi mereka? Jumlahnya tidak sedikit, saat aku memindainya jumlahnya tidak kurang dari 2000, dan semuanya memiliki ranah alam Agung.”“Justru semakin kuat semakin bagus, itu akan lebih mempercepat pemulihan ku.”“Selesaikan dengan cepat, jangan buat aku menonton hal yang membosankan!” Tiba-tiba Leihuo Dashi yang meringkuk dalam dunia dantian Xiao Tian mendengus dingin terhadap roh pedang karat misterius.“Hehe, senior, tenang saja. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.”Obrolan Xiao Tian dan roh pedang karat misterius tidak bisa didengar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status