Mendengar kata-kata Xiao Tian, Fa Wa menahan amarahnya, meski matanya tetap menatap tajam ke arah Yunrie. Pandangannya seolah-olah bisa menembus jiwa Yunrie. "Apakah yang kau katakan benar?" tanyanya dengan suara berat karena tegang. "Patriark, mana mungkin aku berani berbohong? Klan Lu ternyata adalah bagian dari Gagak Darah, yang merupakan cabang dari organisasi Tengkorak," ujar Yunrie dengan nada serius. Daniel, yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, mengerutkan kening. Ia mengenali Klan Lu, sebuah klan yang berada di bawah naungan Sekte Pedang Tertinggi. Putra patriark mereka, Lu Xuan, juga berlatih di sani. Lu Xuan adalah lawannya di final kompetisi mencari bakat tertinggi di Sekte pada masa lalu. "Pantas saja ketika kami dalam perjalanan menuju kekaisaran, waktu itu dihentikan oleh beberapa orang bertopeng dengan ukiran burung gagak merah. Ternyata itu ulah Klan Lu. Mereka ingin membunuhku karena aku mengalahkan Lu Xuan," gumam Daniel pelan, lebih kepada dirinya sendi
Xiao Tian dan yang lainnya menghadang pasukan organisasi Tengkorak yang dipimpin oleh Giolin dan Ghuali. Mereka berdiri anggun di udara, menatap She Xongjan dengan tatapan tajam. Giolin tidak menghiraukan keberadaan Xiao Tian, Ziyan Rouxi, dan Daniel, menganggap mereka hanya sekumpulan bocah ingusan. "She Xongjan, Fa Wa," seru Giolin dengan nada merendahkan. "Apakah kalian tidak malu mengirim seorang anak kecil untuk menghadang kami di garis depan?" She Xongjan mendengus dingin, tidak terpengaruh oleh ejekan itu. "Awalnya, aku tidak percaya bahwa kamu yang memimpin pasukan ini. Namun, setelah melihatmu secara langsung, ternyata berita itu benar. Giolin, mengapa kamu keluar dari tempat persembunyianmu? Lebih baik kamu tetap bersembunyi dan berpura-pura mati daripada keluar dan menghadapi kematian yang sebenarnya." Giolin tertawa terbahak-bahak, seolah mendengar lelucon yang sangat lucu. "Hahahaha! She Xongjan, jika yang berbicara adalah Kaisar She, mungkin aku masih bisa memakluminy
Fa Wa menatap seluruh Tetua Sekte Pedang Tertinggi dengan mata penuh semangat. “Ayo, kita tunjukkan kehebatan Sekte Pedang Tertinggi! Susun formasi pedang!” Mendengar perintah itu, para Tetua Sekte Pedang Tertinggi segera terbang, mengambil posisi masing-masing di langit. Mereka mengangkat pedang mereka tinggi-tinggi dan berseru dengan suara lantang, “Formasi pedang tingkat pertama, aktifkan!” Secepat kilat, sebuah pola formasi terbentuk di udara, memancarkan cahaya yang memukau. Dari pola itu, ribuan pedang berkilau muncul, siap menyerang dengan ketepatan yang mematikan. Namun, Fa Wa tidak terburu-buru untuk menyerang. Dia melanjutkan dengan mengaktifkan formasi tahap kedua, diikuti oleh formasi tahap ketiga, menciptakan kekuatan yang lebih besar. Sementara itu, She Xongjan, yang sedang terlibat pertarungan sengit melawan Tetua organisasi Tengkorak, terhenti sejenak. Dia menatap ke arah langit, di mana sebuah pedang raksasa berdiri tegak, dikelilingi ribuan pedang kecil yang berpu
Mata Giolin dipenuhi kebencian, dia menghentikan tubuhnya yang terguling. Tekadnya kuat tak terbendung melintas di netranya. "Bocah, aku akan membuatmu merasakan rasa sakit ratusan kali lipat dari yang aku rasakan!" Boom— Tiba-tiba, aura yang sangat kuat meledak dari tubuh Giolin. Sebuah gas putih pucat mulai berkumpul di belakangnya, membentuk bayangan yang terlihat seperti seekor harimau buas yang mengaum seakan bangkit dari kedalaman kegelapan. Gas tersebut bergerak cepat, menyatu dalam tubuh Giolin, dan dalam sekejap, kekuatan melesat naik. Hummm— Aura Giolin menggelegar, meningkat dari peringkat delapan setengah kaisar beladiri menjadi peringkat sembilan. Tekanan yang ia pancarkan kini jauh lebih besar, membuat tanah di sekitarnya bergetar. Giolin berdiri dengan tubuhnya yang terpenuhi kekuatan, dia memandang Xiao Tian dengan tatapan penuh dendam. Merasakan peningkatan aura Giolin, bukan Xiao Tian yang terkejut, melainkan She Xongjan. “Ini tidak mungkin,” gumam She Xongjan d
"Kau berani menyakiti kakakku? Kematianmu sudah tidak bisa dihindari!" Suara Xiao Tian terdengar dingin dan penuh kemarahan. Setelah berkata demikian, tubuhnya langsung menghilang dari pandangan, dan dalam sekejap ia telah berdiri di hadapan Ghuali. "Sangat cepat!" seru Ghuali, matanya terbelalak dalam kekagetan. Kecepatan Xiao Tian benar-benar di luar dugaan. Meski ketakutan menyelimuti dirinya, Ghuali tidak tinggal diam. Ia segera mengumpulkan keberaniannya, menekan rasa takut yang mengguncang jiwanya, lalu mengayunkan pedang ke arah Xiao Tian. Namun, sebelum pedang itu mencapai sasarannya, tangan Xiao Tian sudah menangkapnya dengan mudah. Buzz— Kraak— Dari telapak tangan Xiao Tian, semburan api yang panas menyala keluar, langsung melelehkan pedang Ghuali menjadi abu. Api itu tidak berhenti di situ, dalam sekejap, kobaran tersebut melahap tubuh Ghuali dengan ganas. Ghuali berusaha melarikan diri, namun jaraknya yang terlalu dekat dengan Xiao Tian hingga membuatnya tak berdaya
Setiap kata yang keluar dari mulutnya, meskipun diucapkan pelan, tenang, tanpa ekspresi, namun itu mengandung kekuatan penindas yang sangat dahsyat. Xiao Tian bukan lagi pemuda biasa, dia telah menjadi penentu nasib Giolin. Xiao Tian mengangkat tangannya dengan tenang, membiarkan Giolin menyaksikan pemandangan yang benar-benar mengerikan. Dia tidak langsung membunuh Giolin, tetapi memberikan hukuman yang lebih menakutkan. Setiap anggota Organisasi Tengkorak yang tersisa terjerat oleh petir emas yang membelit tubuh mereka, membuat mereka terangkat perlahan ke udara. Ketika mereka sudah berada di ketinggian tertentu, Xiao Tian menggenggam tangannya dengan kekuatan penuh. Baang— Baang— Baang— Tubuh-tubuh anggota Organisasi Tengkorak meledak satu per satu, seperti petasan yang meledak di udara, berubah menjadi kabut darah yang berserakan di langit. Pemandangan mengerikan itu tidak hanya membuat Giolin ketakutan luar biasa, tetapi juga menimbulkan kengerian di hati semua yang menyaks
“Heh,” Vianshi'er mendengus, jijik dengan nada suara She Xongjan. “Aku tak tahu konsekuensi apa yang bisa menimpaku, tapi aku tahu pasti apa yang akan terjadi pada Kekaisaranmu jika berani membuatku tidak senang.” Wajah Vianshi'er yang dingin memancarkan aura yang menekan, membuat suasana di sekitarnya terasa berat. Angin seolah berhenti berhembus, dan segenap pasukan Kekaisaran She merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Mata Vianshi'er penuh dengan kesombongan, dan setiap gerakannya seolah mengisyaratkan bahwa ia tidak mengangg siapa pun di tempat itu sebagai ancaman. Bagi Vianshi'er, Kekaisaran She hanyalah kekuatan kecil. Whoosh— Vianshi'er membalikkan tubuhnya dengan gerakan anggun, namun tatapannya tajam dan menusuk. Saat mata dinginnya menatap langsung ke arah She Xongjan, pria itu merasa seolah dirinya terjatuh ke dalam gletser es yang tak berujung. Udara di sekitarnya terasa begitu beku, membungkus tubuhnya dalam kedinginan yang mematikan. Seluruh tubuhnya kaku,
Ziyan Rouxi dengan cepat menopang tubuh Vianshi'er yang terus memuntahkan darah. "Kakak Vianshi, apakah kau baik-baik saja?" tanyanya dengan cemas. Vianshi'er mencoba tersenyum tipis, meski tubuhnya masih gemetar. "Tenang saja, aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil, tak perlu khawatir," jawabnya, menenangkan Rouxi. Namun, kenyataannya jauh berbeda. Luka yang ia derita bukanlah luka biasa. Kehancuran kesadaran ilahinya telah memberikan dampak yang serius pada tubuh aslinya. Namun, siapa sebenarnya Vianshi'er? Dia adalah gadis kecil yang penuh misteri, memiliki banyak harta yang sangat berharga. Tanpa menunda waktu, Vianshi'er mengeluarkan dua pil dari cincin dewanya dan menelannya dengan cepat. Dia tak ingin orang lain mengetahui jenis pil yang ia konsumsi. Pil-pil itu bukanlah pil kelas sembilan atau kelas enam yang biasa ditemukan, tetapi pil raja, sesuatu yang sangat langka, bahkan di alam atas. Pil semacam itu tak mudah diperoleh, bahkan oleh para penguasa. Efek pil raja itu
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua