Wang Zhen hanya bisa terdiam mendengar keteguhan hati keponakannya. Ia tahu, perjalanan ini bukan hanya soal balas dendam, melainkan perjalanan untuk mengembalikan kehormatan keluarga mereka. Namun, di balik keteguhan itu, tersirat bahaya besar yang mengintai. Wang Zhen sadar, Xiao Tian mungkin akan menghadapi musuh yang lebih besar dan kuat dari yang ia bayangkan. Wang Zhen menggelengkan kepalanya dengan berat hati. “Tuan Muda, bukan maksudku melarangmu membalaskan dendam orang tuamu. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Kekuatan Kerajaan Wang telah berubah drastis. Dulu, mencapai ranah Raja Bela Diri sudah dianggap luar biasa sulit, tapi sekarang, bahkan ranah setengah Kaisar Bela Diri seolah mudah ditembus. Mungkin ini alasan mengapa banyak bawahan setia ayahmu yang akhirnya berkhianat—kultivator mana yang tidak ingin menjadi lebih kuat?” Xiao Tian menyadari kebenaran kata-kata pamannya. Meski Kerajaan Wang pernah menjadi salah satu kekuatan utama di Dinasti Ming, dulunya h
Tanpa menunggu perintah lebih lanjut, beberapa penjaga meniup terompet besar. Suara terompet itu adalah tanda peringatan bagi seluruh kerajaan bahwa musuh telah menyerang. Kerajaan Wang kini dalam ancaman serius. Namun, sebelum bala bantuan atau para tetua kerajaan tiba, Xiao Tian sudah menerobos masuk ke dalam kota. Gerakannya begitu cepat dan tak terbaca, seperti bayangan gelap yang melayang tanpa suara. Setiap langkahnya membawa kematian. Tanpa sepatah kata pun, dia menghabisi para penjaga dengan dingin. Slash— Slash— Pedang karat misterius di tangan Xiao Tian berkilauan samar saat dia meretas tubuh-tubuh para penjaga menjadi beberapa bagian. Setiap tebasan yang dia lakukan begitu sempurna dan mematikan, tak ada yang bisa melawan. Darah berceceran di sepanjang jalannya. Setelah semua penjaga terbaring tak bernyawa, Xiao Tian mengarahkan pedangnya ke arah gerbang kota yang menjulang tinggi. Baang— Satu tebasan lagi, dan gerbang yang kokoh itu hancur berkeping-keping, terbuka l
Dengan gerakan yang mantap, Xiao Tian menarik pedang karat misterius dari sarungnya. Pedang itu berkilauan samar di bawah sinar matahari, mengeluarkan aura kebiruan yang berbaur dengan kabut hitam yang mengelilinginya. “Sekarang kau bisa memakan jiwa dan darah sepuasmu! Mari kita bekerjasama,” kata Xiao Tian, berbicara kepada roh artefak pedangnya dengan tenang. Suara roh artefak bergema di dalam pikiran Xiao Tian, “Tuan, kekuatanku terbatas ketika menghadapi kultivator nyata. Aku membutuhkan tubuh fisik untuk bisa menggunakan kekuatan sejatiku. Namun, tidak mungkin aku menggunakan tubuh Tuan sebagai wadah.” Xiao Tian tersenyum tipis. “Tak masalah. Mereka hanya raja bela diri dan setengah Kaisar Bela Diri peringkat dua dan tiga. Jumlah mereka tak penting. Di hadapan kultivator dengan ranah yang jauh lebih tinggi, mereka semua tak lebih dari semut. Sekarang saatnya aku menguji teknik pedang yang kulatih selama lima tahun!” Tubuh Xiao Tian mulai bergetar, mengisi udara di sekitarnya
Dengan sekejap, Xiao Tian menghentakkan kakinya dan melesat ke arah Jenderal Wang, kecepatan gerakannya begitu mematikan. Dia mengayunkan pedang karat misteriusnya dengan teknik Pedang Tanpa Bayangan yang mengerikan, membuatnya seolah-olah menghilang dari pandangan. Jenderal Wang, yang awalnya meremehkan kekuatan Xiao Tian, tiba-tiba merasakan rasa takut yang tak terduga. Mata Wang melebar saat aura pedang Xiao Tian mendekatinya, menyadari bahwa bocah yang ia anggap remeh itu ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia bayangkan. Klang— Klang— Klang— Pedang Jenderal Wang beradu dengan pedang Xiao Tian, menahan setiap tebasan dengan susah payah. Namun, seiring dengan benturan demi benturan yang terjadi, retakan mulai muncul di pedang Jenderal Wang, memperlihatkan kelemahan yang semakin membesar. Meski tampak seperti pertarungan seimbang, kenyataannya Xiao Tian sedang menyusun rencana lain. Xiao Tian sebenarnya bisa saja membunuh Jenderal Wang saat itu juga. Bukan karena ia ragu ata
“Hahaha! Sujudlah! Maka aku akan memberitahumu,” ejek pria berjubah hitam itu, tertawa terbahak-bahak seolah mempermainkan perasaan Xiao Tian. “Katakan!” Amarah Xiao Tian semakin meluap, tak dapat lagi ditahan. “Yo, yo, yo, aku takut!” balas orang itu dengan nada merendahkan. “Tenanglah, aku akan memberitahumu agar kamu tidak mati dengan rasa penasaran. Jasad ayahmu sudah habis dimakan oleh anjing pelacak. Wang Chong memberikan jasadnya kepada anjing-anjing kerajaan. Sementara itu, tubuh ibumu… oh, kami menjadikannya hadiah untuk dinikmati. Harus kukatakan, tubuh ibumu memang luar biasa, meskipun sudah mati. Begitu nikmat! Hahaha!” Pria itu sebenarnya berbohong, mengucapkan semua itu hanya untuk membangkitkan kemarahan Xiao Tian. Dia yakin bahwa dalam keadaan marah, Xiao Tian akan mudah dikalahkan. Namun, dia tidak menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal. Setiap kata yang diucapkannya membuat Xiao Tian terperangkap dalam amarah yang tak terbayangkan. “Aku akan membunu
Setelah kotak itu lenyap, tubuh Xiao Tian juga menghilang tanpa jejak, berteleportasi jutaan mil jauh dari kota Wuyu, meninggalkan keheningan dan kehancuran yang ditinggalkannya. Keberadaannya, seperti angin malam, tak terduga dan tak terlihat, namun dampaknya akan selamanya mengukir sejarah. Xiao Tian muncul di kedalaman hutan, dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan suara alam yang tenang. Ia melangkah menuju sebuah gua yang tersembunyi di antara semak-semak. “Setidaknya di tempat ini, tidak akan ada binatang yang akan memakan jasadnya,” gumamnya dengan nada tegas. Setelah ucapan itu meluncur dari bibirnya, aura api dan petir yang melingkupi tubuhnya perlahan menghilang. Kelelahan melanda, dan dalam sekejap, Xiao Tian tertidur lelap. Di kedalaman jiwanya, terletak sebuah tempat yang disebut dantian—ruang rahasia bagi mereka yang memiliki garis darah khusus. Di sana, tersembunyi seekor binatang raksasa yang dikelilingi oleh api dan petir, menatap Xiao Tian dengan sinar mata yang
Seorang lelaki tua di antara mereka berdiri dan mengamati Xiao Tian dengan penuh kecurigaan. “Anak muda, apakah kamu benar-benar tidak tahu? Berita tentang hilangnya kota Wuyu sedang menjadi perbincangan hangat di seluruh Dinasti Ming. Bukan hanya manusia, bahkan binatang buas pun mengetahuinya.” Suara orang tua itu tegas, tetapi di balik ketegasan itu, tersimpan rasa khawatir, seolah takut jika Xiao Tian adalah perampok yang menyasar kampung mereka. “Aku tidak tahu apa-apa. Aku baru keluar dari hutan setelah tersesat cukup lama, jadi aku ketinggalan berita,” jawab Xiao Tian dengan wajah polos, berusaha meyakinkan mereka. Melihat bahwa Xiao Tian tidak tampak sebagai ancaman, lelaki tua itu mengundangnya untuk duduk dan mulai menceritakan semuanya. Meskipun Xiao Tian telah mendengar kabar tentang keadaan kota Wuyu, ia masih belum mendapatkan gambaran jelas mengenai penyebab kehancurannya. Dalam benaknya, ia berpendapat bahwa mungkin itu adalah bencana alam yang tak terelakkan. Sete
Saat Daniel dan rombongannya bergerak cepat menuju Rumah Suci Naga Emas, mereka tak hanya berpapasan dengan pendekar aliran putih lainnya, tetapi juga bertemu dengan beberapa kenalan lama. Di antara kerumunan pendekar, pandangan Daniel tertuju pada dua sosok yang dikenalinya—Shouxue dan Yi Min. Tidak lama kemudian, rombongan dari Kerajaan Ling yang dipimpin oleh Jenderal Ling juga tiba, menambah kekuatan pasukan yang menuju tujuan yang sama. “Daniel, kita bertemu lagi!” teriak Ling Faizhe dengan suara lantang, menyapanya dengan penuh semangat. Pandangannya kemudian beralih ke dua wanita di sebelah Daniel. “Aku tak menyangka akan melihat Peri Shouxue dan Peri Yi Min di sini. Apakah Sekte utama juga mengirimkan bala bantuan untuk Rumah Suci Naga Emas?” tanyanya dengan nada ramah, meski pertanyaannya lebih bersifat basa-basi. Daniel hanya tersenyum tipis menanggapi sapaan Ling Faizhe, namun di sisi lain, baik Shouxue maupun Yi Min tetap terlihat dingin dan tak banyak bicara. Wajah mere
Houdo masih berusaha melepaskan diri. “Diam… Tenangkan dirimu!”Xiao Tian menyalurkan energinya, menekan Houdo. Setelah dia sadar, dia merasakan rasa sakit yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Tapi, matanya terus tertuju ke depan, dia melihat wanita yang terbaring di tanah dengan pakaian kotor, darah menetes dari setiap bagian tubuhnya yang terluka.“Wei Lan, Lanfeng, kalian jaga Houdo.”“Baik tuan muda Tian…”Xiao Tian berjalan dengan santai menuju ketiga orang anggota klan Huangfu. Melihat Xiao Tian ingin menghadapi mereka, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.“Bocah rendahan. Aku tidak tahu kamu menggunakan mantra apa, hingga peringkat 12 seperti mereka mau mendengarkanmu, dan menjadikanmu ketua kelompok. Sepertinya makhluk alam rendah itu selalu membuat lelucon yang menggelikan!”WHOOSSHH!!!Namun, baru saja dia mengatakan itu, Xiao Tian sudah tiba di hadapannya, pukulannya terlalu cepat, itu berhasil memukul pipi lelaki Kuru.BAANG!!!Dia terlempar, darahnya muncrat, giginya be
Angin gunung berembus sepoi-sepoi, membawa aroma segar dari rerumputan yang membentang luas di hadapan Xiao Tian, Houdo, dan yang lainnya. Setelah melewati pegunungan yang curam dan lembah-lembah berkabut, akhirnya mereka tiba di sebuah dataran hijau yang luas, tempat tanah seolah berdenyut dengan kehidupan. Burung-burung berkicau, bunga-bunga liar bermekaran, dan matahari bersinar lembut di langit biru. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sebentar.Tatkala mereka mendarat, pemandangan pertama yang menyambut mereka bukanlah keindahan alam, melainkan sebuah pemandangan keji yang membuat darah bergejolak.Di tengah padang rumput itu, seorang wanita muda dengan pakaian compang-camping terhuyung-huyung, napasnya tersengal-sengal. Xiao Tian, Houdo, mengenali wanita itu, dia adalah Jianzen, murid dari Rumah Suci Wewangian. Wajahnya yang biasanya bercahaya kini tampak pucat dan kotor, dengan luka-luka di tubuhnya yang berdarah. Pakaiannya yang awalnya putih bersih telah ternoda tanah dan d
Xiao Tian terkejut, dia melupakan pedang karat misterius yang sangat berguna dalam keadaan seperti ini. Monster-monster seperti ini yang dianggap sangat menakutkan adalah makanan terbaik untuk pedang karat misterius.Senyum tipis terbentuk di wajahnya. Benar, dia terlalu terpaku pada kekuatan jiwanya sendiri hingga lupa bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih mengerikan.“Hahaha, roh tua, maaf aku melupakanmu. Namun, apakah kamu benar-benar bisa menghadapi mereka? Jumlahnya tidak sedikit, saat aku memindainya jumlahnya tidak kurang dari 2000, dan semuanya memiliki ranah alam Agung.”“Justru semakin kuat semakin bagus, itu akan lebih mempercepat pemulihan ku.”“Selesaikan dengan cepat, jangan buat aku menonton hal yang membosankan!” Tiba-tiba Leihuo Dashi yang meringkuk dalam dunia dantian Xiao Tian mendengus dingin terhadap roh pedang karat misterius.“Hehe, senior, tenang saja. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.”Obrolan Xiao Tian dan roh pedang karat misterius tidak bisa didengar
Tian sudah terbang, tapi dia melihat Houdo, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun dan Wei Lan masih berdiri melamun."Jangan melamun," suara Tian tiba-tiba terdengar, memecah kebisuan. "Ayo kita bergegas, dan jangan pernah menjauh dariku."Houdo tersentak, napasnya masih berat. Keempat orang lainnya langsung tersadar, meskipun wajah mereka masih sedikit pucat. Mereka mengangguk tanpa berkata apa-apa, lalu mengikuti Tian.Tanpa membuang waktu, Tian melangkah ke udara dan mulai terbang.Namun, baru beberapa meter dari tanah, dia merasakan sesuatu menahannya."Gravitasi…" pikirnya dalam hati.Tempat ini memiliki kekuatan gravitasi yang mengerikan.Dia mencoba terbang lebih tinggi, namun tubuhnya terasa semakin berat. Batasnya hanya sepuluh meter."Kita hanya bisa terbang rendah di sini," katanya tanpa menoleh.Houdo dan yang lainnya juga merasakan hal yang sama. Mereka hanya bisa melayang di udara dengan jarak yang terbatas.Mereka terus bergerak maju, menerobos hutan kelam di area terlarang ini.
"Pfft… Hahaha! Apa kalian mendengarnya?! Dia bersikap seolah-olah tak terkalahkan!” Tawa Liukun meledak lebih keras dari sebelumnya, membuat yang lain ikut terbahak. Gelombang suara mereka bergema di udara, memantul di antara pepohonan kuno. Beberapa orang bahkan membungkuk sambil menepuk paha mereka, seolah mereka baru saja mendengar lelucon terbaik dalam hidup mereka. "Kau masih bersikap seperti itu, Tian?" Liukun melangkah lebih dekat, ekspresinya penuh ejekan. "Apa kau tidak sadar sedang dikepung oleh 400 orang? Atau mungkin kau masih berpikir bisa keluar hidup-hidup?" Seseorang dari Sekte Guntur Suci menyeringai. "Mungkin dia masih bermimpi. Dia pasti mengira ini adalah kisah kepahlawanan, di mana seorang jenius muda mengalahkan ratusan lawan dan menjadi legenda.” "Hahaha! Sayangnya, ini dunia nyata!" yang lain menyahut, nadanya mengejek. "Dan di dunia nyata, yang lemah akan mati! Tapi wajar jika dia berpikir seperti itu, bagaimanapun dia berasal dari alam bawah, udik seperti
Generasi muda dan generasi tua memasuki pusaran yang sudah disediakan, pusaran itu adalah pintu ke tempat lain.Ketika mereka memasuki pusaran itu, dunia mereka saat ini benar-benar terpisah dari dunia luar.Banyak bangunan berwarna emas yang menjulang tinggi, memancarkan aura era kuno yang sangat pekat, hingga orang-orang sadar, bahwa klan Peri Kuno memang berasal dari era kuno.Generasi muda dikumpulkan dalam satu ruangan besar, begitupun dengan generasi tua. Mereka dipisahkan, klan Peri Kuno sengaja melakukan ini, agar generasi tua tidak bisa berdiskusi dengan generasi muda.Xiao Tian duduk satu meja bersama Wei Lan, Lanfeng, Xingshan, Jiangkun dan Houdo. Di samping meja mereka, penuh dengan orang-orang lain. Namun, Xiao Tian tidak melihat generasi muda klan Cai, sepertinya mereka menyerah, mendengar peraturan boleh saling membunuh, mereka takut Xiao Tian akan membunuh mereka.**“Nona Xia Meimei, nona Qiancheng, nona Jianzen. Kalian memang secantik rumor yang beredar. Melihat kali
Xiao Tian memasuki sebuah kedai kecil, dia lebih suka di tempat yang sepi.Namun, baru saja dia masuk, dia mendengar sebuah suara ledakkan yang sangat keras.Dia buru-buru keluar lagi dari kedai. Dia melihat orang-orang menjauh dari alun-alun, bahkan ketiga tetua dari klan Peri Kuno juga menjauh.“Fang Dai.”Xiao Tian melihat Fang Dai berdiri di udara, menatap salah satu kapal perang yang baru tiba. Yaitu, klan Yan.Tatapan Fang Dai begitu tajam, siapapun yang melihatnya, jiwa mereka langsung terkoyak, tatapannya mengandung kekuatan yang mengerikan.“Anak-anak kecil, kalian turun, aku tidak ingin melibatkan generasi muda seperti kalian. Tapi untuk para Tetua, kamu tetap tinggal, kamu harus membayar harga di masa lalu!”Para Tetua di kapal perang itu mengenali Fang Dai.“Fang Dai, aku tidak menyangka anjing yang melarikan diri di masa lalu, sekarang berani berteriak di hadapanku!”“Fang Dai, jangan kira karena ketidakhadiran Patriark, kami akan takut.”Dua Tetua langsung melayang kelua
Tian menatap lautan manusia yang sudah tiba lebih dulu, ada juga yang baru tiba sama sepertinya.“Kalian tunggu di alun-alun, aku akan pergi menemui Tetua dari klan Peri Kuno,” ucap Hou Ju.“Aku akan ikut denganmu“ Fang Dai, Jiu Enlai mengikuti Hou Ju.Xiao Tian, Houdo dan yang lainnya turun dari kapal perang.Saat mereka turun, awalnya tidak terjadi apa-apa, tapi detik berikutnya, banyak yang memperhatikan Xiao Tian.“Bukankah itu pemuda yang bernama Tianlo?”“Benar, dari gambar yang beredar, itu sangat mirip dengannya. Terlebih lagi, dia tiba bersama kelompok villa Immortal.”“Oh, jadi itu pemuda yang membunuh Gongsun?” Seorang pemuda yang terlihat cukup menatap Xiao Tian dengan tatapan mengejek.Xiao Tian sedikit terkejut, dia belum lama ini tiba di di Alam Zuwu, siapa sangka namanya sudah dikenal banyak orang.“Houdo…” Xiao Tian menatap Houdo.“Tuan muda Tian, tidak heran namamu terkenal, tidak ada dinding yang kokoh, berita kamu mengalahkan Gongsun pasti sudah menyebar luas, apal
Melihat Xiao Tian bisa mengalahkan 50 monster kelelawar tanpa kesulitan, Houdo dan yang lainnya bersyukur tidak menyinggung Xiao Tian sebelumnya.“Wei Lan, kamu beruntung tidak menjadikannya musuh, orang ini berbeda dengan yang generasi muda yang pernah kita lihat.”“Benar…”Wei Lan mengusap keringat dingin, dia hampir saja menjadikan Xiao Tian musuh di masa lalu.Xiao Tian menyipitkan matanya. Dia baru saja menurunkan pedangnya, napasnya tetap stabil, seolah lima puluh kelelawar raksasa tadi bukan apa-apa. Api di sayap kirinya perlahan mengecil, petir di sayap kanannya meredup. Namun, sebelum ketenangan itu sempat menguasai langit, suara raungan tajam memecah udara.GHOOOOAAARRR!!!Dari balik kabut gunung, sosok binatang raksasa bersayap muncul. Tubuhnya bersisik hitam legam, sayapnya selebar lima puluh meter, ekornya panjang dengan ujung penuh duri logam berkilat. Matanya merah seperti bara yang tertanam di tengkorak. Angin pegunungan seperti terisap masuk ke dalam mulutnya, menci