Home / Fantasi / Kultivator Inti Semesta / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kultivator Inti Semesta: Chapter 51 - Chapter 60

304 Chapters

Bab 51

Pangeran Kedelapan bangkit dengan wajah yang dipenuhi kegelisahan. Dengan segenap kekuatan, dia melancarkan serangan demi serangan ke arah pintu emas, berharap bisa menghancurkannya dan menyelamatkan Xiao Tian. Namun, pintu emas itu tetap kokoh, tidak bergeming sedikit pun, seakan tidak terpengaruh oleh serangan apa pun. Pangeran Kesembilan, She Zinshin, tidak tinggal diam. Dia segera membantu kakaknya, mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghancurkan pintu yang mengurung Xiao Tian. Namun, serangan mereka tak ada gunanya. Pintu emas itu terlalu kuat, seperti dinding yang tak bisa dirobohkan oleh kekuatan mereka. Buzz— Setelah rentetan serangan bertubi-tubi, pintu emas itu tidak terbuka, melainkan menghilang begitu saja dari pandangan mereka. Kini, gua itu kembali seperti semula, seolah-olah pintu tersebut tak pernah ada. Mereka berdua terpaku, kebingungan dan putus asa. “Kemana pintu itu menghilang?” tanya Pangeran Kedelapan dengan suara penuh kecemasan. Wajahnya memucat, diliput
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 52

“Akhirnya, setelah sekian lama, seseorang berhasil memasuki tempat peninggalanku. Kau cukup mengesankan, tidak gentar menghadapi ujianku,” suara itu berbicara dengan nada berat. “Namun, jika kau ingin mewarisi kekuatanku dan meninggalkan tempat ini, itu bukan hal yang mudah. Keberhasilanmu akan bergantung pada kemampuanmu sendiri.” Xiao Tian menoleh ke segala arah, namun tak ada satu pun wujud yang terlihat. Meskipun begitu, ia menangkupkan tangannya hormat ke arah sumber suara yang tak kasat mata. “Senior, apa yang harus junior lakukan agar dapat keluar dari tempat ini?” tanyanya dengan hormat. Suara agung itu kembali terdengar, menggema dengan penuh wibawa. “Untuk keluar dari tempat ini, kau harus memahami setiap teknik dan keterampilan yang tertulis di tiang-tiang dan langit-langit aula ini. Jika ada satu saja yang tak kau pahami, kau tak akan pernah bisa meninggalkan tempat ini.” Setelah berkata demikian, suara itu lenyap begitu saja, meninggalkan keheningan yang mendalam. Xiao
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 53

Daniel tetap pada pendiriannya. “Patriark, aku bisa mencapai ranah ini berkat teknik kultivasi yang diberikan Saudara Tian. Aku berhutang padanya. Jika dia memang dibunuh oleh pendekar aliran hitam, memasuki Kekaisaran tidak akan memberiku jawaban. Membasmi mereka adalah satu-satunya jalan untuk menemukan petunjuk yang sebenarnya.” Fa Wa melihat keteguhan hati Daniel dan tahu tidak ada yang bisa menghentikannya. “Baiklah, jika itu keputusanmu, aku tak bisa memaksamu. Namun, ingatlah, keselamatanmu adalah yang terpenting. Tidak ada yang lebih berharga dari nyawamu sendiri. Aku harap kamu menemukan kebenaran di balik kematian Tian’er.” Sebelum Daniel berbalik, Fa Wa menyerahkan sebuah kitab kepadanya. “Ambil ini. Ini adalah kitab teknik pedang yang ditulis dan disempurnakan oleh Tian’er sendiri. Mungkin ini bisa membantumu dalam perjalananmu.” Daniel menerima kitab itu dengan tangan gemetar, hatinya dipenuhi tekad. Dia bersumpah untuk menemukan siapa pun yang bertanggung jawab atas k
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 54

Ketiganya meninggalkan Sekte Pedang Tertinggi, menapaki perjalanan menuju dunia luar setelah sekian lama melakukan pelatihan tertutup. Daniel dan Ling Faizhe adalah nama yang sudah dikenal luas di Dinasti She tiga tahun lalu. Meski berasal dari wilayah yang berbeda, mereka kerap bekerja sama dalam misi-misi penting. Namun, di puncak ketenaran mereka, keduanya tiba-tiba menghilang, memutuskan untuk menjalani pelatihan tertutup. Kini, mereka kembali bersama, memenuhi janji yang mereka buat sebelum mengasingkan diri. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tiba di sebuah kota kecil bernama Kota Teipei. Kota ini dulunya adalah salah satu penghasil terbesar bagi Dinasti She, dikenal akan kemakmurannya. Namun, apa yang mereka temui saat ini sungguh mengejutkan. Kota yang dulu megah kini berubah menjadi kumuh dan kacau balau. Pendekar aliran hitam telah menguasai wilayah tersebut dan membawa kekacauan yang tak berkesudahan. “Ling Faizhe, apakah kamu yakin ini Kota Teipei?” tanya Danie
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 55

Huxin memimpin para tetua keluar dari kota dengan langkah tegas. Setibanya di luar, ia segera memberikan perintah kepada beberapa tetua untuk berjaga di gerbang kota, memastikan tidak ada musuh yang menyusup dan membantai warga Teipei yang tak berdaya. Di kejauhan, pasukan berkuda berhenti, tak jauh dari gerbang. Mereka memandang tajam ke arah para pendekar aliran putih, tatapan mereka dipenuhi kebencian dan haus darah. King Wujhi turun dari kudanya dengan anggun, berdiri di barisan paling depan. Dengan suara penuh kepongahan, ia berkata, "Huxin, kita bertemu lagi. Kini tanpa adanya Kaisar Bela Diri yang melindungi kota, kau dan pasukanmu tak akan bertahan lama!" Huxin hanya mendengus dingin, matanya menyipit, penuh tekad. "Apakah kau begitu yakin?" jawabnya dengan suara tajam, tak sedikit pun gentar. King Wujhi tidak membuang waktu. "Serang!" teriaknya, dan seketika pasukannya melesat maju, menyerbu para pendekar aliran putih dengan kebengisan yang tak tertahankan. Pertarungan m
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 56

Beberapa tetua, yang memiliki pengalaman bertarung selama puluhan tahun, segera bergerak. Mereka menyerbu Ziyan Rouxi yang masih melayang di udara, berharap bisa menghentikannya sebelum lebih banyak pasukan mereka menjadi korban. Namun, melihat kedatangan para tetua itu, Ziyan Rouxi tidak gentar sedikit pun. Dengan ketenangan yang mencekam, dia menukik tajam dari langit, pedangnya yang dihiasi ukiran mawar merah siap mengoyak lawan. Saat dia mengayunkan pedangnya, puluhan mawar merah muncul, berputar cepat seperti gasing dan meluncur ke arah para tetua yang menyerang. Klang! Klang! Klang! Suara benturan terdengar di udara saat senjata para tetua bertemu dengan mawar-mawar merah itu. Namun, apa pun senjata yang mereka gunakan, pedang, tombak, atau kapak, semuanya terpotong dengan mudah seperti daun yang tersayat pisau. Mereka tak punya kesempatan untuk bertahan. Slash! Slash! Slash! Mawar merah terus bergerak tanpa ampun. Setelah memotong senjata-senjata itu, mawar-mawar terse
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 57

"Nona Ziyan, jangan salah paham. Aku hanya ingin mengetahui informasi tentangnya, bukan berniat lain," jelas Huxin dengan gugup. Meskipun Huxin memiliki ranah yang lebih tinggi dari Ziyan Rouxi, dia menyadari bahwa jika Ziyan Rouxi berniat, dia bisa dengan mudah mengalahkannya. "Tidak masalah. Jika kalian menginginkannya, itu tergantung pada kualifikasi kalian untuk memilikinya. Ini memang pedang mawar neraka yang legendaris," kata Ziyan Rouxi tanpa menyangkal. Dia memiliki keyakinan mutlak pada pedangnya. Jika pedangnya menolak digunakan, bahkan setengah kaisar beladiri peringkat puncak pun tidak akan mampu mengangkatnya. Setelah percakapan singkat tersebut, Ziyan Rouxi diantar ke ruangannya untuk beristirahat. Begitu tiba di kamar dan memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya, dia mengunci pintu dengan hati-hati. Kini, di dalam kesunyian ruangan itu, Ziyan Rouxi bisa menenangkan pikirannya dan meresapi kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. Flop— Flop— Ziyan Rouxi duduk
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 58

Berbekal keterampilan observasi yang sangat tajam, Ziyan Rouxi dapat melihat dengan jelas meski keenam orang itu mencoba menyembunyikan identitas mereka. Jubah dan topeng yang mereka kenakan tak mampu menghalangi pandangannya. Ia segera mengenali mereka sebagai Tetua yang berjaga di pintu gerbang kota saat pertempuran terjadi. Keenam Tetua itu tak menyadari kehadiran Ziyan Rouxi. Dengan teknik penyembunyian diri yang telah ia kuasai, Ziyan Rouxi mampu menghilangkan jejak aura dan napasnya sepenuhnya. Tak ada tanda-tanda yang bocor, membuatnya seperti bayangan yang tak kasat mata. Ziyan Rouxi mengepalkan tangannya kuat-kuat, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Senior, bantu aku menyelesaikan mereka dengan cepat. Bagaimanapun, mereka adalah pendekar Raja Langit peringkat sembilan, dan jumlah mereka bukan hanya satu. Tanpa bantuanmu, mustahil bagiku untuk mengalahkan semuanya." Roh artefak pedang mawar neraka, yang bersemayam dalam pedangnya, merespon dengan nada penuh
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 59

Dengan tenang, dia memusatkan tenaga dalamnya ke tangan yang menggenggam pedang, lalu menebas dengan kekuatan penuh. Slash— “Tidak!” Teriakan penuh ketakutan terdengar dari pendekar yang melarikan diri. Namun, tak ada yang bisa dia lakukan. Energi pedang yang sangat kuat menghantam punggungnya. Baang— Tubuhnya terbelah menjadi dua, darah dan daging berceceran di udara malam. Teriakan terakhirnya menggema, mengganggu keheningan malam, cukup keras hingga terdengar ke dalam kamar-kamar orang lain di sekitar. Ziyan Rouxi sadar bahwa hal ini akan menarik perhatian, jadi tanpa menunggu lebih lama, dia segera pergi, menghilang dalam kegelapan. Namun, tubuhnya mulai merasakan dampak dari serangan balasan pedang mawar neraka. Luka-luka yang belum sepenuhnya sembuh kini semakin parah akibat penggunaan teknik tersebut. Tapi Ziyan Rouxi, meski tubuhnya memprotes, tetap melangkah mantap, menyembunyikan rasa sakit yang menggigit setiap sarafnya. --- Di tempat lain, seorang pria muda dengan t
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 60

“Oh, maaf. Aku lupa.” Xiao Tian segera menarik kembali aura penindas-nya, membuat para pengawal bisa bergerak bebas kembali. Keringat dingin mengalir di wajah para pengawal itu. Mereka masih tergetar oleh kekuatan luar biasa yang baru saja mereka rasakan. Tanpa banyak bicara lagi, Xiao Tian pergi sejenak ke tempat yang lebih terpencil untuk mengganti pakaiannya. Ketika dia kembali, seluruh rombongan masih terlihat tegang, namun mereka tahu bahwa pemuda ini bukanlah ancaman yang perlu mereka lawan. Setelah mengenakan pakaian hijau dengan motif naga di punggungnya, Xiao Tian tampil jauh lebih menawan. Sosoknya yang gagah dan anggun terpancar dengan jelas, menambah kesan misterius pada wajahnya yang dingin. Rambut hitamnya tergerai panjang, dan mata tajamnya memancarkan ketegasan, memperlihatkan wibawa seorang pria yang memiliki kekuatan besar. Pakaian itu tidak hanya membuatnya terlihat elegan, tetapi juga memperkuat auranya yang kuat, seolah-olah ia adalah seorang pangeran kekaisara
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
45678
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status